Beban Kerja Metode Branch and Bound

16 suatu sub masalah dengan batas atas terbaik dipilih untuk dicabangkan. Contoh pemecahan masalah dengan metode Branch and bound ditunjukkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Contoh Pemecahan Masalah dengan Metode Branch and Bound Sumber : Pane, 2012

2.2.6. Beban Kerja

Beban kerja adalah kemampuan tubuh tenaga kerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis tenaga kerja yang menerima beban kerja tersebut Manuaba, 2000. Dalam sebuah organisasi perlu penataan beban kerja untuk setiap pegawai yang menjadi tanggung jawab pelaksana tugas pejabat yang ada di dalamnya, sehingga dengan adanya pemerataan beban kerja pegawai dapat meningkatkan kinerja pegawai yang dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Beban kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Menurut Manuaba 2000, faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain : a. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh tenaga kerja, seperti: i. Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan tugas-tugas 17 yang bersifat psikologis, seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan, dan tanggung jawab pekerjaan. ii. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift kerja, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang. iii. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis. b. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi faktor somatis jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi kesehatan dan faktor psikis motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan. Beban kerja yang akan dibahas pada penelitian ini adalah beban kerja fisik dan psikososial. i. Beban Kerja Fisik Beban kerja fisik yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang tenaga kerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode yaitu secara objektif penelitian secara langsung dan metode tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur oksigen yang dikeluarkan energy expenditure melalui asupan energi selama bekerja. Semakin berat kerja semakin banyak energi yang dikeluarkan. Salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi energi, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. Nurmianto 2003 mengemukakan bahwa denyut jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme yang baik, kecuali dalam keadaan emosi. Pada penelitian ini, beban fisik diukur berdasar nilai denyut jantung yang dikonversi menjadi nilai RPE Rating of Perceived Exertion. Rating of Perceived Exertion adalah cara untuk mengukur tingkat intensitas aktivitas fisik. Hal ini didasarkan pada sensasi fisik pengalaman orang selama aktivitas fisik, termasuk peningkatan denyut jantung, peningkatan respirasi atau tingkat pernapasan, peningkatan dalam berkeringat, dan kelelahan otot. Meskipun ini adalah ukuran subjektif, RPE dapat memberikan perkiraan yang cukup baik dari denyut jantung yang sebenarnya selama aktivitas fisik Borg, 1998 . 18 Skala Borg dengan skala 6-20 mengikuti denyut jantung orang dewasa yang sehat dengan mengalikan 10. Pengukuran denyut jantung berkisar antara 60 hingga 200 denyut per menit. Interpretasi masing-masing ranking ditunjukkan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Interpretasi Skala RPE Rating Interpretation of Rating 6 No exertion et all 7 8 Extremely light 9 Very light 10 11 Light 12 13 Somewhat hard 14 15 Hard 16 17 Very hard 18 19 Extremely hard 20 Maximal exertion Sumber : Bridger, 2003 ii. Beban Kerja Psikososial Aspek psikososial harus diperhatikan dalam lingkungan kerja karena menyangkut kesejahteraan tenaga kerja dan tingkat konsentrasi tenaga kerja sehingga membahayakan keselamatan dalam bekerja Caplan, 1984. Johansson Rubenowitz 1994 menjelaskan faktor-faktor psikososial dalam lingkungan kerja yang memiliki pengaruh dalam kinerja sebagai berikut : 1. Pengaruh dan kontrol pekerjaan Dalam hal ini ada beberapa hal yang bisa dilihat antara lain seperti pengaruh tingkatan kerja, pengaruh metode kerja, pengaruh aIokasi kerja dan kontrol teknis serta pengaruh peraturan kerja 2. Rangsang dari kerja itu sendiri Hal-hal yang diperhatikan adalah apakah pekerjaan tersebut menarik dan menstimulasi individu untuk bekerja atau tidak, apakah pekerjaan tersebut bervariasi dan terbagi-bagi atau tidak, kesempatan untuk 19 mempergunakan bakat dan keterampilan, dan perasaan keseluruhan tentang pekerjaan yang dilakukan 3. Hubungan dengan rekan kerja Hal-hal yang diperhatikan antara lain adalah hubungan dan kontak dengan rekan kerja, pembicaraan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dengan rekan kerja, perluasan pengalaman dalam suasana kerja yang menyenangkan, dan diskusi tentang masalah yang berkaitan dengan pekerjaan. 4. Beban kerja secara psikologis Beberapa hal yang dipertimbangkan adalah stres kerja, beban kerja, perasaan lelah dan kejenuhan sehabis bekerja yang meningkat, ada atau tidaknya kemungkinan untuk relaksasi dan beristirahat saat bekerja dan beban mental yang ditimbulkan oleh pekerjaan itu sendiri.

2.2.7. LINGO

Dokumen yang terkait

Kesempatan kerja, migrasi dan transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta

0 3 182

Kesempatan kerja, migrasi dan transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta

0 11 192

PENJADWALAN TENAGA KERJA SECURITY BERBASISBEBAN KERJA PADA HOTEL NON BINTANG DI DAERAH PENJADWALAN TENAGA KERJA SECURITY BERBASIS BEBAN KERJA PADA HOTEL NON BINTANG DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 4 11

BAB 1PENDAHULUAN PENJADWALAN TENAGA KERJA SECURITY BERBASIS BEBAN KERJA PADA HOTEL NON BINTANG DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 3 5

BAB 3METODOLOGI PENJADWALAN TENAGA KERJA SECURITY BERBASIS BEBAN KERJA PADA HOTEL NON BINTANG DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 2 4

BAB 8KESIMPULAN DAN SARAN PENJADWALAN TENAGA KERJA SECURITY BERBASIS BEBAN KERJA PADA HOTEL NON BINTANG DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 3 7

PENGUJIAN SIGNIFIKANSI PERBEDAAN BEBAN KERJA PEKERJA SHIFT HOTEL BINTANG DAN NON BINTANG DI PENGUJIAN SIGNIFIKANSI PERBEDAAN BEBAN KERJA PEKERJA SHIFT HOTEL BINTANG DAN NON BINTANG DI YOGYAKARTA.

1 4 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI PENGUJIAN SIGNIFIKANSI PERBEDAAN BEBAN KERJA PEKERJA SHIFT HOTEL BINTANG DAN NON BINTANG DI YOGYAKARTA.

0 4 9

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN PENGUJIAN SIGNIFIKANSI PERBEDAAN BEBAN KERJA PEKERJA SHIFT HOTEL BINTANG DAN NON BINTANG DI YOGYAKARTA.

0 3 5

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN PENGUJIAN SIGNIFIKANSI PERBEDAAN BEBAN KERJA PEKERJA SHIFT HOTEL BINTANG DAN NON BINTANG DI YOGYAKARTA.

0 7 9