Jenis-jenis Metode Penjadwalan Tenaga Kerja

12 Metodologi yang dapat dilakukan untuk membandingkan dengan menetapkan suatu hipotesis awal dan kemudian melakukan pengujian statistik terhadap nilai rata-rata sistem riil dan hasil observasi model. 2. Validasi Kotak Putih Validasi kotak putih white box validation dilakukan dengan mengamati cara kerja interval model simulasi, misalnya input distribusi dan logika sistem, baik statis maupun dinamis. e. Mengevaluasi Hasil Simulasi untuk Pengambilan Keputusan Dengan memformulasikan dan menguji asumsi yang berbeda pada perilaku sistem maka kita dapat mengevaluasi kebijakan atau aturan keputusan tertentu sehingga manajemen dapat memilih satu keputusan terbaik untuk memenuhi tujuan organisasi. Model yang dibuat dapat berfungsi sebagai pembantu untuk berpikir, pembantu untuk berkomunikasi, alat dan latihan, alat prediksi, dan pembantu dalam percobaan. Beberapa kriteria model yang baik adalah mudah dimengerti pemakainya, harus mempunyai tujuan yang jelas, dinyatakan secara jelas dan lengkap, mudah dikontrol dan dimanipulasi pemakai, mengandung pemecahan masalah yang penting dan jelas, mudah diubah dan mempunyai prosedur modifikasi.

2.2.5. Jenis-jenis Metode Penjadwalan Tenaga Kerja

Ada berbagai macam metode yang digunakan untuk melakukan penjadwalan tenaga kerja, yaitu : a. Metode goal programming Metode goal programming digunakan untuk meminimalkan deviasi pada tujuan ganda atau jamak secara bersamaan. Contohnya adalah untuk meminimasi kebutuhan dan meminimasi pelanggaran peraturan pada penjadwalan room boy Eradipa et al,2014. b. Metode genetic algorithm Metode genetic algorithm digunakan untuk menyelesaikan masalah multikriteria dan multi-objektif, seperti masalah penyusunan jadwal pelajaran yang melibatkan aspek guru, mata pelajaran, jumlah ruangan, dan kapasitas ruangan. Metode GA mampu menyelesaikan masalah dengan waktu penyusunan jadwal yang cukup singkat. 13 c. Metode multi objective programming Metode multiobjective programming digunakan dalam pengambilan keputusan multi-kriteria, seperti untuk mencari hasil optimasi maksimasi pendapatan laba penjualan dan minimasi biaya produksi pada UKM jipang ketan Banjarnegara Mahendra, 2015. Metode ini juga digunakan untuk mencari hasil optimasi minimasi jumlah lembur dan maksimasi preferensi tenaga kerja di departemen IT Labidi et al, 2014. d. Metode integer linear programming Metode integer linear programming digunakan untuk masalah yang mengharuskan hasilnya dalam bentuk bilangan bulat, seperti masalah penjadwalan perawat pada rumah sakit berupa pengalokasian hari kerja dengan mempertimbangkan kebutuhan perawat, shift malam dan kebutuhan hari libur dari tiap-tiap perawat serta beberapa kendala teknis lain yang perlu diperhitungkan berdasarkan pada aturan dari pihak manajemen rumah sakit. Adapun metode ILP digunakan dalam penyusunan timetabling untuk angkutan umum dengan tujuan meminimumkan kepadatan penumpang dalam kendaraan umum Wiyanto, 2012. Metode integer programming sudah lama digunakan untuk meminimasi biaya dan maksimasi preferensi Bard Purnomo, 2005. Dari keempat macam metode penjadwalan tenaga kerja, penulis memilih menggunakan metode integer programming. Berikut adalah penjelasan mengenai metode integer linier programming. Program integer merupakan pengembangan dari program linear yang beberapa atau semua variabel keputusannya harus berupa integer. Adapun beberapa jenis ILP, yaitu : a. Jika hanya sebagian variabel keputusannya merupakan integer maka disebut program integer campuran mixed integer progamming . b. Jika semua variabel keputusannya bernilai integer disebut program integer murni pure integer progamming . c. Jika semua variabel keputusannya harus bernilai integer 0 atau 1 disebut program integer 0-1 binary. Ada dua tipe masalah yaitu masalah minimasi dan maksimasi. Beberapa metode solusi yang dapat digunakan, yaitu :

a. Metode Trial and Error

Dokumen yang terkait

Kesempatan kerja, migrasi dan transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta

0 3 182

Kesempatan kerja, migrasi dan transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta

0 11 192

PENJADWALAN TENAGA KERJA SECURITY BERBASISBEBAN KERJA PADA HOTEL NON BINTANG DI DAERAH PENJADWALAN TENAGA KERJA SECURITY BERBASIS BEBAN KERJA PADA HOTEL NON BINTANG DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 4 11

BAB 1PENDAHULUAN PENJADWALAN TENAGA KERJA SECURITY BERBASIS BEBAN KERJA PADA HOTEL NON BINTANG DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 3 5

BAB 3METODOLOGI PENJADWALAN TENAGA KERJA SECURITY BERBASIS BEBAN KERJA PADA HOTEL NON BINTANG DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 2 4

BAB 8KESIMPULAN DAN SARAN PENJADWALAN TENAGA KERJA SECURITY BERBASIS BEBAN KERJA PADA HOTEL NON BINTANG DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 3 7

PENGUJIAN SIGNIFIKANSI PERBEDAAN BEBAN KERJA PEKERJA SHIFT HOTEL BINTANG DAN NON BINTANG DI PENGUJIAN SIGNIFIKANSI PERBEDAAN BEBAN KERJA PEKERJA SHIFT HOTEL BINTANG DAN NON BINTANG DI YOGYAKARTA.

1 4 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI PENGUJIAN SIGNIFIKANSI PERBEDAAN BEBAN KERJA PEKERJA SHIFT HOTEL BINTANG DAN NON BINTANG DI YOGYAKARTA.

0 4 9

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN PENGUJIAN SIGNIFIKANSI PERBEDAAN BEBAN KERJA PEKERJA SHIFT HOTEL BINTANG DAN NON BINTANG DI YOGYAKARTA.

0 3 5

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN PENGUJIAN SIGNIFIKANSI PERBEDAAN BEBAN KERJA PEKERJA SHIFT HOTEL BINTANG DAN NON BINTANG DI YOGYAKARTA.

0 7 9