Pengujian Performansi Pompa Pemadam Kebakaran Yang Digunakan Di Terminal Senipah Total E&P Indonesie Kalimantan Timur Berdasarkan Standard Nfpa-20

PENGUJIAN PERFORMANSI POMPA PEMADAM KEBAKARAN YANG DIGUNAKAN DI TERMINAL SENIPAH TOTAL E&P INDONESIE KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN STANDARD NFPA-20 SKRIPSI
Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh : HERDIN JONATHAN SIBARANI
(100401083)
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

ABSTRAK
Pompa adalah mesin fluida yang banyak digunakan untuk mengalirkan fluida incompressible dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tekanan yang rendah ketekanan yang lebih tinggi. Bila ditinjau dari tekanan yang menimbulkan energi fluida maka pompa dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis yaitu Pompa Tekanan Statis dan Pompa Tekanan Dinamis.
Pompa sentrifugal termasuk kedalam jenis pompa tekanan dinamis,dimana pompa jenis ini memiliki impeller yang berfungsi untuk mengangkat fluida dari tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tekanan yang lebih rendah ke tekanan yang lebih tinggi. Dalam industri pengolahan hidrokarbon, kebakaran sangat rawan terjadi. Peran dan fungsi dari satuan pemadam kebakaran sangat diperlukan, terutama pompa utama yang berfungsi mengalirkan air. Terdapat tiga unit pompa sentrifugal yang stasioner yang disiagakan di terminal pengolahan hidrokarbon, di Senipah. Pompa-pompa inilah yang akan menjadi pilar utama didalam mendistribusikan air dari tangki penyimpanan air ke seluruh daerah terminal, manakala terjadi kebakaran. Oleh karena fungsinya yang sangat vital, maka performansi pompa ini harus diuji secara berkala dan akan dibandingkan dengan standard NFPA-20. Standard NFPA-20 sendiri adalah suatu standard dari asosiasi pemadam kebakaran di Amerika Serikat yang mengatur tentang standard dan instalasi untuk pompa pemadam kebakaran yang stasioner. Oleh karena itu, apabila ada pompa yang performansi nya tidak memenuhi standard, maka pompa tersebut akan langsung diganti.
Kata Kunci : pompa, performansi, standard NFPA-20

ABSTRACT
Pump is a fluid mechanic that is widely used for flow incompressible fluid from a lower place to the higher place, or lower pressure to the higher one. Viewed from the pressure that raises the energy of the fluid, pump can be classified into two types Static Pressure Pump and Dynamic Pressure Pump.
Centrifugal pumps belong to the dynamic pressure pump, which this type of pump has an impeller which serves to raise fluid from the lower place to place higher place or from the lower pressure to the higher pressure. Hydrocarbon processing industry is very prone to fire. The role and function of fire fighting unit is indispensable, especially the main pump that serves the water. There are three stationary centrifugal pump units that are alerted in the hydrocarbon processing terminal, in Senipah. Theses pumps will be the main pillar in the distribution of water from the water storage tank to the entire area of the terminal, when there is a fire. Because of the vital function, then the performance of these pumps should be tested periodically and must be compared with the NFPA-20 standard. NFPA-20 standard is a standard of association of firefighters in the United States that manage the standards and installation of a stationary fire fighting pumps. Therefore, if there is a pump that its performance does not meet the standards, then the pump will be immediately replaced.
Keywords : pump, performance, NFPA-20 standard

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas segala kasih karunia dan berkat-Nya serta penyertaan-Nya, yang senantiasa memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Adapun judul skripsi ini adalah “PENGUJIAN PERFORMANSI POMPA PEMADAM KEBAKARAN YANG DIGUNAKAN DI TERMINAL SENIPAH TOTAL E&P INDONESIE KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN STANDARD NFPA-20 ” yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Fakultas Teknik, Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Kedua orang tua Ayahanda MH Sibarani dan Ibunda GM Siregar, yang telah banyak memberikan materi dan moril serta dukungan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.

2. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri sebagai ketua Departemen Teknik Mesin FT-USU. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Teknik Mesin USU.
3. Bapak Ir. M. Syahril Gultom, MT selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian tugas sarjana ini.
4. Bapak Ir. Abdul Halim Nasution, M.Sc dan Bapak Dr.Eng Himsar Ambarita,ST, MT selaku dosen pembanding dan penguji yang telah memberi masukkan demi penyempurnaan skripsi ini.
5. Teman satu team penelitian (Raymond Sipayung) yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas sarjana ini.
6. Teman-teman seperjuangan Teknik mesin yang banyak memberikan motivasi terkhusus teman-teman angkatan 2010.
7. Adik-adik Teknik Mesin USU angkatan 2011 dan 2012 yang banyak memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan kuliah dan hingga tugas sarjana ini selesai.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat digunakan sebagai pengemban ilmu yang didapat selama dibangku kuliah. Apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan serta bahasa yang tidak tepat dalam skripsi ini sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan yang membacanya.
Medan, Maret 2015 Penulis,
HERDIN JONATHAN SIBARANI NIM : 100401083

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ i KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vi DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix DAFTAR NOTASI ................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1.2 Tujuan Penelitaan ..................................................................................... 1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................... 1.4 Batasan Masalah ...................................................................................... 1.5 Metodologi Penelitian .............................................................................. 1.6 Sistematika Penelitian ..............................................................................

1 2 2 3 3 3


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Pompa .................................................................................... 5

2.2 Pompa Sentrifugal..................................................................................... 11

2.2.1 Terciptanya Gaya Sentrifugal ..................................................... 2.2.2 Kerja Pompa Sentrifugal ............................................................. 2.2.3 Kecepatan Spesifik dan Kecepatan Spesifik Suction Pompa....... 2.2.4 Klasifikasi Pompa Sentrifugal ..................................................... 2.2.5 Penyekat / Seal Pada Pompa Sentrifugal ..................................... 2.3 Performansi Pompa ................................................................................... 2.3.1 Hukum Kesebangunan (Afinity Law)........................................... 2.3.2 Efisiensi Pompa............................................................................ 2.3.3 Menghitung Head Kerugian (hL) .................................................

11 12 14 15 19 26 26 27 28

2.3.4 Kavitasi ........................................................................................ 2.3.5 Net Positive Suction Head (NPSH) ............................................. 2.3.6 Perubahan Kurva Performansi ..................................................... 2.4 Standard NFPA-20 dan GS EP SAF-321 ................................................. 2.4.1 Standar NFPA-20 ........................................................................ 2.4.2 General Specification SAF-321 ................................................... 2.5 Analisis Ketidakpastian Pengukuran ........................................................

32 38 39 41 42 44 44

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................... 50

3.2 Peralatan yang Digunakan .......................................................................... 51


3.3 Spesifikasi Objek Penelitian ....................................................................... 51

3.4 Proses Penelitian.......................................................................................... 54

BAB IV HASIL DAN ANALISA

4.1 Test Performansi Pompa.............................................................................. 57

4.2 Analisa Hasil Uji Performansi .................................................................... 62

4.2.1 Hasil Perhitungan Kerugian Head Pada Sisi Discharge .................. 62

4.2.2 Hasil Analisa Performansi Test Berdasarkan Standard NFPA 20 ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN .......................................................................................... 5.2 SARAN .......................................................................................................

72 72

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Klasifikasi Pompa .................................................................................. 5 Gambar 2.2 Pompa Reciprocating.............................................................................. 6 Gambar 2.3 Prinsip Gear Pump ................................................................................. 7 Gambar Prinsip Screw Pumps ............................................................................. 7 Gambar 2.5 Prinsip Rotary Vane Pump ..................................................................... 8 Gambar Pompa Sentrifugal .................................................................................. 8 Gambar 2.7 Pompa Aksial ......................................................................................... 9 Gambar 2.8 Pompa Injektor ....................................................................................... 9 Gambar Pompa Hydraulic Ram ........................................................................... 10 Gambar Prinsip Pompa Elektromagnetik ........................................................... 11 Gambar Lintasan Cairan di Dalam Pompa Sentrifugal ..................................... 12 Gambar Segitiga Kecepatan Pada Sisi Masuk dan Sisi Keluar Pompa ............. 13 Gambar Hubungan Antara Harga ns dengan bentuk impeller ............................ 15 Gambar Pompa Sentrifugal Aliran Radial ......................................................... 15 Gambar Pompa Sentrifugal Aliran Campur ...................................................... 16 Gambar Pompa Aliran Aksial ........................................................................... 16 Gambar Jenis Impeller Tertutup dan Impeller Terbuka .................................... 17 Gambar Pompa Volut ......................................................................................... 17 Gambar Pompa Diffuser..................................................................................... 17 Gambar Pompa Bertingkat Banyak ................................................................... 18 Gambar Posisi Poros Pompa .............................................................................. 18 Gambar Daerah yang Perlu di Sekat Agar Pompa Terlindungi dari Kebocoran 19

Gambar Fluida Masuk ke Pompa Melalui Pusat (eye) Impeller yang Berputar. 20 Gambar Stuffing Box Packing ........................................................................... 21 Gambar Kebocoran yang di Jaga Untuk Melumasi dan Mendinginkan Poros .. 21 Gambar Pelumas Diinjeksikan ke Dalam Stuffing Box Jika Tekanannya Turun 22 Gambar Pelumas Diinjeksikan dari Luar Melalui Latern Ring.......................... 22 Gambar Mechanical Seal.................................................................................... 23 Gambar Bagian-Bagian dari Mechanical Seal ................................................... 25 Gambar Ilustrasi Cara Kerja Mechanical Seal .................................................. 26 Gambar Turunnya Tekanan Mengakibatkan Penguapan Zat Cair ..................... 33 Gambar 2.32 Perubahan Performansi Oleh Perbedaan Viskositas Cairan ................. 39 Gambar 2.33 Viskositas Maksimum yang Diijinkan pada Pompa Sentrifugal .......... 40 Gambar 2.34 Geometri Sederhana Meter Ultrasonik ................................................. 45 Gambar 3.1 Area Offshore di Selat makasar ............................................................. 50 Gambar 3.2 Diagram Sederhana System Pemadam Kebakaran di Senipah ............... 52 Gambar 3.3 Overview Area Proses Senipah ............................................................... 52 Gambar 3.4 Ilustrasi Pompa P98300C........................................................................ 53 Gambar 3.5 Pompa P8300C........................................................................................ 54 Gambar Diagram Alir Uji Performansi Pompa .................................................... 56 Gambar Grafik Hasil Uji Performansi ................................................................. 59 Gambar Grafik Hasil Uji Performansi pada Bulan April 2014 ............................ 61 Gambar Perbandingan Ke Tiga Kurva Performansi Pompa ................................ 61 Gambar 4.4 Aliran Fluida pada Saat di Lakukan Uji Performansi ............................. 62

Gambar

Grafik Performansi Pompa P8300C yang Memenuhi (Mengiris) Ke Tiga Persyaratan NFPA-20 ............................................................. 71

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Koefisien Kerugian Belokan Pipa............................................................... 31

Tabel 2.2 Koefisien Kerugian Pada Katup ................................................................. 32

Tabel 4.1 Data Sheet Pompa P8300C ........................................................................ 57

Tabel 4.2 Hasil Performansi Test................................................................................ 58

Tabel 4.3 Hasil Performansi Test yang Terakhir Dilakukan ...................................... 59


Tabel 4.4 Nilai Kecepatan Rata-Rata Aliran Fluida di Dalam Pipa Untuk Setiap Nilai Kapasitas Pada Titik 4 ......................................................................

63

Tabel 4.5 Nilai Kecepatan Rata-Rata Aliran Fluida di Dalam Pipa Untuk Setiap Nilai Kapasitas Pada Titik 5 ......................................................................

63

Tabel 4.6 Nilai Re pada Titik 4 dan 5......................................................................... 64

Tabel 4.7 Head Kerugian Gesek di Dalam Pipa 4 ...................................................... 65

Tabel 4.8 Head Kerugian Gesek di Dalam Pipa 5 ...................................................... 65

Tabel 4.9 Besar Nilai Kerugian Head Pada Belokan di Pipa 4 (hf2)........................... 66

Tabel 4.10 Besar Nilai Kerugian Head Pada Belokan di Pipa 5 (hf2)......................... 66 Tabel 4.11 Kerugian Head Pada Katup C ................................................................... 67

Tabel 4.12 Kerugian Head Pada Katup D................................................................... 68


Tabel 4.13 Total Kerugian Head dan Head Total Pompa Setelah Dikurangi Head Loses...............................................................................................

68

DAFTAR NOTASI

SIMBOL ns n Q H D P
ρ g p1 p2 sgf hsv hsvn

KETERANGAN Kecepatan spesifik Kecepatan putaran pompa Kapasitas aliran Total Head Diameter impeller Daya poros pompa Efisiensi pompa Massa jenis Gaya gravitasi Tekanan pada sisi masuk Tekanan pada sisi keluar Spesifik gravity NPSH yang tersedia NPSH yang diperlukan

SATUAN
rpm gpm atau m3/s feet atau m m kW
kg/m3 m/s2 bar bar
m m

ABSTRAK
Pompa adalah mesin fluida yang banyak digunakan untuk mengalirkan fluida incompressible dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tekanan yang rendah ketekanan yang lebih tinggi. Bila ditinjau dari tekanan yang menimbulkan energi fluida maka pompa dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis yaitu Pompa Tekanan Statis dan Pompa Tekanan Dinamis.
Pompa sentrifugal termasuk kedalam jenis pompa tekanan dinamis,dimana pompa jenis ini memiliki impeller yang berfungsi untuk mengangkat fluida dari tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tekanan yang lebih rendah ke tekanan yang lebih tinggi. Dalam industri pengolahan hidrokarbon, kebakaran sangat rawan terjadi. Peran dan fungsi dari satuan pemadam kebakaran sangat diperlukan, terutama pompa utama yang berfungsi mengalirkan air. Terdapat tiga unit pompa sentrifugal yang stasioner yang disiagakan di terminal pengolahan hidrokarbon, di Senipah. Pompa-pompa inilah yang akan menjadi pilar utama didalam mendistribusikan air dari tangki penyimpanan air ke seluruh daerah terminal, manakala terjadi kebakaran. Oleh karena fungsinya yang sangat vital, maka performansi pompa ini harus diuji secara berkala dan akan dibandingkan dengan standard NFPA-20. Standard NFPA-20 sendiri adalah suatu standard dari asosiasi pemadam kebakaran di Amerika Serikat yang mengatur tentang standard dan instalasi untuk pompa pemadam kebakaran yang stasioner. Oleh karena itu, apabila ada pompa yang performansi nya tidak memenuhi standard, maka pompa tersebut akan langsung diganti.

Kata Kunci : pompa, performansi, standard NFPA-20

ABSTRACT
Pump is a fluid mechanic that is widely used for flow incompressible fluid from a lower place to the higher place, or lower pressure to the higher one. Viewed from the pressure that raises the energy of the fluid, pump can be classified into two types Static Pressure Pump and Dynamic Pressure Pump.
Centrifugal pumps belong to the dynamic pressure pump, which this type of pump has an impeller which serves to raise fluid from the lower place to place higher place or from the lower pressure to the higher pressure. Hydrocarbon processing industry is very prone to fire. The role and function of fire fighting unit is indispensable, especially the main pump that serves the water. There are three stationary centrifugal pump units that are alerted in the hydrocarbon processing terminal, in Senipah. Theses pumps will be the main pillar in the distribution of water from the water storage tank to the entire area of the terminal, when there is a fire. Because of the vital function, then the performance of these pumps should be tested periodically and must be compared with the NFPA-20 standard. NFPA-20 standard is a standard of association of firefighters in the United States that manage the standards and installation of a stationary fire fighting pumps. Therefore, if there is a pump that its performance does not meet the standards, then the pump will be immediately replaced.
Keywords : pump, performance, NFPA-20 standard

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Di dalam dunia industri, pompa memegang peranan yang sangat penting, dimana
pompa digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat lainnya.Penggunaan dan pemilihan jenis pompa disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Didalam industri pengolahan minyak dan gas terdapat banyak sekali jenis pompa yang digunakan. Berbagai jenis pompa digunakan untuk berbagai macam keperluan sesuai dengan fungsinya, salah satunya adalah pompa yang digunakan dalam system pemadam kebakaran (fire protection).
TOTAL E&P INDONESIE adalah salah satu perusahaan multinasional asal Perancis yang beroperasi di Indonesia dan bergerak di bidang produksi minyak dan gas. Total mempunyai banyak sumur-sumur gas di Indonesia. Kawasan yang paling terkenal adalah di daerah Kalimantan Timur, yang mana biasa disebut dengan Mahakam Field. Sumur-sumur gas milik Total tersebar di Kalimantan Timur sampai ke Selat Makasar. Gas dan minyak yang diperoleh dari sumur-sumur tersebut seterusnya di pindahkan ke terminal pemrosesan untuk seterusnya diolah disana. Salah satu terminal pemrosesan gas dan minyak yang dimiliki Total terletak di kawasan Senipah, sehingga terminal pemrosesan tersebut bernama Senipah Terminal.
Terminal pemrosesan Senipah berada di kelurahan Senipah, kecamatan Samboja, kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Karena aktivitasnya yang berhubungan langsung dengan hidrokarbon, maka tentunya akan sangat rawan terhadap kebakaran. Oleh sebab itu, dibutuhkan lah suatu system proteksi dini terhadap kebakaran di terminal pemrosesan tersebut. System pemadam kebakaran tersebut harus lah benar-benar terjaga dan terpelihara agar siap digunakan kapan saja.
Di dalam system pemadam kebakaran itu sendiri masih terdapat banyak jenis pompa yang digunakan. Seperti pompa pengisi (filling pump), yang bertugas memompakan air dari danau buatan ke tangki penyimpanan. Ada juga pompa jockey (jockey pump) yang bertugas menjaga tekanan air di dalam pipa agar stabil seperti yang diharapkan. Dan ada juga pompa utama (main pump), yaitu pompa yang bertugas memompakan air dari tangki penyimpanan ke seluruh lapangan, yang tentunya telah dihubungkan oleh pipa-pipa. Ketika kebakaran terjadi di suatu area, maka pompa utama inilah yang menjadi pilar utama system, dimana

main pump ini akan memompakan air dari tangki penyimpanan ke tempat terjadinya kebakaran yang jaraknya tidak dekat tentunya.
Karena keadaan nya yang vital dan menyangkut tingkat keselamatan asset dan pekerja tentunya, maka system pemadam kebakaran harus rutin di periksa agar selalu siap untuk digunakan kapan saja. Pompa utama adalah salah satu peralatan yang harus rutin diperiksa, di test, dan diperbaiki bila terjadi kerusakan. Karena keberadaan nya sebagai unit yang vital, maka semua system pemadam kebakaran di Total menggunakan standard Internasional NFPA-20. Standard ini lah yang menjadi acuan perencanaan system pemadam kebakaran, dan pemeliharaan nya.
Demikian juga dengan pompa utama pemadam kebakaran tidak luput dari standard NFPA-20. Oleh sebab itu, proses pemeliharaan (maintenance) juga harus bersandar pada standard tersebut. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, maka secara rutin harus diadakan test performansi terhadap pompa-pompa yang beroperasi untuk system pemadam kebakaran. Dari hasil test tersebut lah, teknisi dapat menentukan apakah pompa tersebut masih layak untuk beroperasi, atau sudah seharusnya diganti dengan yang baru.
1.2 Tujuan Penelitian 1. Menguji performa pompa P8300C dengan syarat NFPA-20, dan melihat kurva performansinya. 2. Menganalisa penurunan kurva performansinya berdasarkan teori yang ada.
1.3 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian skripsi ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan tentang penerapan standard keselamatan Internasional dalam suatu perusahaan minyak dan gas.

2. Untuk memastikan bahwa pompa yang digunakan masih sesuai dengan standard keselamatan yang ada, walaupun usia pompa sudah tidak baru lagi.
3. Untuk memastikan bahwa unit pompa pemadam kebakaran dalam keadaan siap siaga untuk digunakan kapan pun.

1.4 Batasan Masalah Penulis membatasi masalah hanya pada satu unit pompa sentrifugal yang dioperasikan
oleh Total E&P Indonesie, yang difungsikan sebagai unit pemadam kebakaran.Hasil analisa performansi pompa hanya akan dibandingkan dengan standard keselamatan NFPA-20, dan standard GS EP SAF-321 yang dianut oleh TOTAL.
1.5 Metodologi Penulisan Metodologi penulisan yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut : a. Studi literatur, berupa studi kepustakaan, kajian dari buku-buku dan tulisan-tulisan yang terkait, baik itu dalam bentuk buku atau e-book. b. Browsing internet, berupa studi artikel-artikel, gambar-gambar dan data-data lain yang berhubungan. c. Metode studi lapangan, yaitu dengan mengambil data dari hasil pengujian yang dilakukan di lapangan. d. Diskusi, berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara.
1.6 Sistematika Penulisan Laporan tugas skripsi ini disusun atas lima bab, berikut akan dijelaskan:
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta metode pengumpulan data.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan hal-hal yang berhubungan dengan dasar teori analisis pompa sentrifugal beserta standard-standard yang belaku.
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan kondisi hasil dari riset dan metodologi penelitian.

BAB IV HASIL DAN ANALISA Bab ini berisikan hasil performansi test, analisa hasil performansi test, dan perbandingan spesifikasi pompa dengan standard NFPA-20.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan juga berisi saran yang berguna untuk perkembangan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka berisikan literatur yang digunakan untuk menyusun laporan.
LAMPIRAN Pada lampiran dapat dilihat beberapa literatur yang berhubungan dengan pengujian performansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Pompa Pompa adalah suatu mesin / alat yang digunakan untuk menaikkan cairan dari
permukaan yang rendah ke permukaan yang lebih tinggi atau memindahkan cairan dari tempat yang bertekanan yang rendah ke tempat yang bertekanan lebih tinggi. Pompa di dalam kerjanya akan mentransfer energi mekanis dari suatu sumber energi luar ke cairan yang mengalir melaluinya. Jadi, pompa menaikkan energi cairan yang melaluinya. Sehingga cairan tersebut dapat mengalir dari permukaan rendah ke permukaan yang lebih tinggi, maupun dari tempat bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan lebih tinggi dan bersamaan dengan itu bisa juga mengatasi tahanan hidrolis sepanjang pipa yang dipakai. [12]

Secara umum pompa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Gambar 2.1. Klasifikasi Pompa

1. Pompa perpindahan positif (positive displacement pump) Pompa Positive Displacement bekerja dengan cara memberikan gaya tertentu pada
volume fluida tetap dari sisi inlet menuju sisi outlet pompa. Kelebihan dari penggunaan pompa jenis ini adalah dapat menghasilkan power density (gaya per satuan berat) yang lebih berat. Dan juga memberikan perpindahan fluida yang tetap atau stabil di setiap putarannya. Macam-macam pompa Positive Displacement yaitu :
a. Pompa Reciprocating Pada pompa jenis ini, sejumlah volume fluida masuk kedalam silinder melalui valve inlet pada saat langkah masuk dan selanjutnya dipompa keluar dibawah tekanan positif melalui valve outlet pada langkah maju.
Gambar 2.2. Pompa Reciprocating
b. Pompa Rotary Pompa rotary adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan menggunakan prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa dan selanjutnya menghisap fluida masuk. Pompa rotary dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa tipe, yaitu :
- Gear Pumps Sebuah pompa rotary yang simpel dimana fluida ditekan dengan menggunakan dua roda gigi. Prinsip kerjanya saat antar roda gigi bertemu terjadi penghisapan fluida kemudian berputar dan diakhiri saat roda gigi akan pisah sehingga fluida terlempar keluar.

Gambar 2.3. Prinsip Gear Pump - Screw Pumps Pompa ini menggunakan dua ulir yang bertemu dan berputar untuk menghasilkan aliran fluida sesuai dengan yang diinginkan. Pompa screw ini digunakan untuk menangani cairan yang mempunyai viskositas tinggi, heterogen, sensitif terhadap geseran dan cairan yang mudah berbusa. Cara kerja screw pumps adalah zat cair masuk pada lubang isap, kemudian akan ditekan di ulir yang mempunyai bentuk khusus. Dengan bentuk ulir tersebut, zat cair akan masuk ke ruang antara ulir-ulir, ketika ulir berputar, zat cair terdorong ke arah lubang pengeluaran.
Gambar 2.4. Prinsip Screw Pumps

- Rotary Vane Pumps Memiliki prinsip yang sama dengan kompresor scroll, yang menggunakan rotor silindrik yang berputar secar harmonis menghasilkan tekanan fluida tertentu. Prinsip kerjanya balingbaling menekan lubang rumah pompa oleh gaya sentrifugal bila motor diputar. Fluida yang terjebak diantara dua bolang-baling dibawa berputar dan dipaksa keluar dari sisi buang pompa.
Gambar 2.5. Prinsip rotary vane pump 2. Dynamic Pump
a. Pompa Sentrifugal (pompa rotor-dinamik) Pompa sentrifugal merupakan peralatan dengan komponen yang paling sederhana pada pembangkit. Tujuannya adalah mengubah energi penggerak utama (motor listrik atau turbin) menjadi kecepatan atau energi kinetik dan kemudian enegi tekan pada fluida yang sedang dipompakan. Perubahan energi terjadi karena dua bagian utama pompa, impeller dan volute atau difuser. Impeller adalah bagian berputar yang mengubah energi dari penggerak menjadi energi kinetik. Volute atau difuser adalah bagian tak bergerak yang mengubah energi kinetik menjadi energi tekan.
Gambar 2.6. Pompa Sentrifugal

b. Pompa Aksial Pompa aksial adalah salah satu pompa yang berfungsi untuk mengalirkan fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi dengan menggunakan gerak putaran dari blades dan mempunyai arah aliran yang sejajar dengan sumbu porosnya. Prinsip kerja pompa aksial adalah energimekanik yang dihasilkan oleh sumber penggerak ditansmisikan melalui poros impeller untuk menggerakkan impeller pompa. Putaran impeller memberikan gaya aksial yang mendorong fluida sehingga menghasilkan energi kinetik pada fluida kerja tersebut.


c. Special-Effect Pump

Gambar 2.7. Pompa Aksial

- Pompa Jet-Eductor (injector) Pompa Jet-Eductor (injector) adalah sebuah pompa yang menggunakan efek venturi dan nozzle konvergen-divergen untuk mengkonversi energi tekanan dari fluida bergerak menjadi energi gerak sehingga menciptakan area bertekanan rendah, dan dapat menghisap fluida di sisi suction. Prinsip kerja pompa Jet-Eductor menggunakan nozzel yang bekerja sesuai efek venturi sehingga mengkonversi energi tekan pada fluida menjadi energi gerak dan sisi suction (hisap) bertekanan rendah dan sehingga fluida dapat mengalir.

Gambar 2.8. Pompa Injektor

- Gas Lift Pump Gas Lift Pump adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan yang lazim digunakan untuk mengangkut fluida dari sumur-sumur minyak bumi. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan tinggi kedalam anulus (ruang antara tubing dan casing), dan kemudian kedalam tubing produksi sehingga terjadi proses aerasi (aeration) yang mengakibatkan berkurangnya berat kolom fluida dan tubing. Sehingga tekanan recervoir mampu mengalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi dipermukaan. - Pompa Hydraulic Ram Pompa Hydraulic Ram adalah pompa air siklik dengan menggunakan tenaga hidro (hydropower). Prinsip kerja dari Hydraulic Ram adalah dengan menggunakan energi kinetik dari cairan dan energi tersebut diubah menjadi energi tekan dengan memberikan tekanan dengan tiba-tiba.
Gambar 2.9. Pompa Hydraulic Ram - Pompa Elektromagnetik Pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik. Prinsip kerja nya menggerakan fluida dengan gaya elektromagnetik yang disebabkan medan magnetik yang dialirkan. [4]

Gambar 2.10. Prinsip Pompa Elektromagnetik
2.2 Pompa Sentrifugal Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeller dan saluran inlet ditengah-
tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat impeller berputar, fluida mengalir menuju casing disekitar impeller sebagai akibat dari gaya sentrifugal. Casing ini berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran fluida sementara kecepatan putar impeller tetap tinggi. Kecepatan fluida dikonversikan menjadi tekanan oleh casing sehingga fluida dapat menuju titik outlet nya. Prinsip kerja pompa sentrifugal ada sebagai berikut, pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler akan ikut berputar karena dorongan sudu‐sudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran yang penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeler, ruang diantara sudu‐sudu menjadi vakum sehingga zat cair akan terisap masuk.
2.2.1 Terciptanya Gaya Sentrifugal Cairan proses memasuki nosel sisi masuk menuju titik tengah impeller yang berputar.
Ketika berputar, impeller akan memutar cairan yang ada dan mendorongnya keluar antara dua siripnya, serta menciptakan percepatan sentrifugal. Ketika cairan meninggalkan titik tengah impeller, menciptakan daerah bertekanan rendah sehingga cairan dibelakangnya

mengalir ke arah sisi masuk. Karena sirip impeller berbentuk kurva, cairan akan terdorong ke arah tangensial dan radial oleh gaya sentrifugal. Gaya ini terjadi di dalam pompa seperti halnya yang dialami air dalam ember yang diputar diujung seutas tali.
Energi yang diciptakan oleh gaya sentrifugal adalah energi kinetik. Jumlah energi yang diberikan ke cairan sebanding dengan kecepatan pada piringan luar impeller. Semakin cepat impeller berputar atau semakin besar energi diberikan kepada cairan. Energi kinetik cairan yang keluar dari impeller tertahan dengan penciptaan terhadap aliran. Tahanan pertama diciptakan oleh rumah pompa (volute) yang menangkap cairan dan memperlambatnya. Pada nosel keluar, cairan makin diperlambat dan kecepatannya diubah menjadi tekanan sesuai dengan prinsip bernoulli. [4]
Gambar 2.11. Lintasan cairan di dalam pompa sentrifugal

2.2.2 Kerja Pompa Sentrifugal Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk
memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang ada dalam impeller akan ikut berputar karena dorongan sudu‐sudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan meninggalkan impeller dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran yang penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeler, ruang diantara sudu‐sudu menjadi vakum sehingga zat cair akan terisap masuk. Selisih energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar (tekan) dan flens masuk (isap) disebut head total pompa. [11]

Kerja yang dilakukan atau daya yang diperlukan oleh pompa, dapat diketahui dengan cara menggambar segitiga kecepatan pada sisi masuk dan pada sisi keluar sudu pompa. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

v1 Vw1

β V1

ψ Vf1 Vr1

R1=

Vr θ V=Vf v

R=

O Gambar 2.12. Segitiga kecepatan pada sisi masuk dan sisi keluar pompa [4]
Keterangan : V = Kecepatan absolut/mutlak air masuk sudu D = Diameter sudu pada sisi masuk v = Kecepatan tangensial sudu pada sisi masuk Vr = Kecepatan relatif air terhadap roda sudu pada sisi masuk Vf = Kecepatan aliran pada sisi masuk V1, D1, v1, Vr1, Vf1 = Besaran yang berlaku pada sisi keluar N = Kecepatan sudu dalam rpm

θ = Sudut sudu pada sisi masuk = Sudut pada saat air meninggalkan sudu
Ø = sudut sudu pada sisi keluar
2.2.3. Kecepatan Spesifik dan Kecepatan Spesifik Suction Pompa Kecepatan spesifik dinyatakan dalam persamaan:

Ns = n

……………………………………… (2.1)

n = kecepatan putaran pompa (rpm) Q = Kapasitas aliran pada saat BEP (gpm atau m3/s) H = Total head pada saat BEP (feet atau m)
Kecepatan spesifik dapat dihitung untuk nilai Q dan H pada saat titik efisiensi terbaik (BEP) dengan diameter impeller maksimum dan hanya untuk pompa satu langkah (single stage).
Kecepatan spesifik suction (suction specific speed, Nss) dapat dicari dengan menggunakan rumus yang sama dengan kecepatan spesifik pompa, tetapi memakai nilai NPSHR sebagai pengganti nilai Head pompa. Untuk menghitung kecepatan spesifik pompa (Ns), gunakan nilai kapasitas penuh baik untuk pompa isapan tunggal maupun pompa isapan ganda. Namun, untuk mencari nilai kecepatan spesifik suction (Nss), gunakan setengah dari nilai kapasitas untuk pompa isapan ganda (doublé suction pump).

Nss = n

............................................................. (2.2)

Kecepatan spesifik adalah referensi bilangan yang akan menunjukkan jenis impeller pompa, apakah menggunakan model radial, semi-axial (tipe francis), atau model balingbaling (propeller). [15]

Gambar 2.13 .Hubungan antara harga ns dengan bentuk impeller [8]
2.2.4. Klasifikasi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara yaitu : A. Menurut jenis aliran dalam impeler 1. Pompa aliran radial
Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian sehingga aliran zat cair yang keluar dari impeler akan tegak lurus poros pompa (arah radial).
Gambar 2.14. Pompa sentrifugal aliran radial 2. Pompa aliran campur
Aliran zat cair didalam pompa waktu meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan kerucut (miring) sehingga komponen kecepatannya berarah radial dan aksial.

Gambar 2.15. Pompa sentrifugal aliran campur
3. Pompa aliran aksial Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan
silinder (arah aksial).
Gambar 2.16. Pompa aliran aksial
B. Menurut jenis impeler 1. Impeler tertutup
Sudu‐sudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu kesatuan , digunakan untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit mengandung kotoran. 2. Impeler setengah terbuka
Impeler jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di sebelah belakangnya. Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit mengandung kotoran misalnya : air yang mengandung pasir, zat cair yang mengauskan, slurry, dll 3. Impeler terbuka
Impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di belakang. Bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk pemompaan zat cair yang banyak mengandung kotoran.

Gambar 2.17. Jenis impeller tertutup dan impeller terbuka C. Menurut bentuk rumah 1. Pompa volut
Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput (volute), sehingga kecepatan aliran keluar bisa dikurangi dan dihasilkan kenaikan tekanan.
Gambar 2.18. Pompa volut 2. Pompa diffuser
Pada keliling luar impeler dipasang sudu diffuser sebagai pengganti rumah keong.
Gambar 2.19. Pompa diffuser 3. Pompa aliran campur jenis volut
Pompa ini mempunyai impeler jenis aliran campur dan sebuah rumah volut.

D. Menurut jumlah tingkat 1. Pompa satu tingkat
Pompa ini hanya mempunyai satu impeler. Head total yang ditimbulkan hanya berasal dari satu impeler, jadi relatif rendah. 2. Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan beberapa impeler yang dipasang secara berderet (seri) pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler pertama dimasukkan ke impeler berikutnya dan seterusnya hingga impeler terakhir. Head total pompa ini merupakan jumlahan dari head yang ditimbulkan oleh masing‐masing impeler sehingga relatif tinggi.
Gambar 2.20. Pompa bertingkat banyak [14] E. Menurut letak poros
Menurut letak porosnya, pompa dapat dibedakan menjadi poros horisontal dan poros vertikal seperti pada gambar berikut ini. [11]
Gambar 2.21. Posisi poros pompa

2.2.5. Penyekat / Seal Pada Pompa Sentrifugal Pemilihan yang tepat pada sebuah seal sangat penting bagi keberhasilan pemakaian
pompa. Untuk mendapatkan kehandalan pompa yang terbaik, pilihan penyekat harus tepat antara jenis seal dan lingkungan yang dipakai. Ada dua jenis seal, yaitu statis dan dinamis.
Seal statis dipakai di mana tidak ada gerakan yang terjadi pertemuan antara kedua permukaan yang akan disekat. Gasket dan O-ring merupakan contoh yang umum dari seal statis, sedangkan seal dinamis digunakan di mana ada permukaan yang bergerak relatif terhadap satu sama lain. Seal dinamis misalnya digunakan pada poros yang berputar dan menghantarkan power melalui dinding sebuah tangki, melalui casing dari pompa, atau melalui rumah peralatan berputar lainnya seperti filter atau layar.
Gambar 2.22 Daerah yang perlu di sekat agar pompa terlindungi dari kebocoran
Contoh umum dari pemakaian alat-alat penyekat adalah penyekat untuk poros yang berputar pada pompa. Untuk mengetahui lebih banyak tentang fungsi dari penyekat ini, kita harus tahu terlebih dahulu dasar-dasar pengetahuan pompa. Pada pompa sentrifugal, cairan masuk ke pompa melalui bagian suction pada pusat (eye) impeller yang berputar.

Gambar 2.23 Fluida masuk ke pompa melaui pusat (eye) impeller yang berputar.
Pada saat kipas impeller berputar, mereka menghantarkan gerakan untuk memasukan produk, yang kemudian meninggalkan impeller, dikumpulkan di dalam rumah pompa (casing) dan meninggalkan pompa melalui tekanan pada sisi keluar (discharge) pompa. Tekanan discharge akan menekan beberapa produk ke bawah di belakang impeller menuju poros, di mana ia akan mencoba keluar sepanjang poros yang berputar. Pabrik pembuat pompa menggunakan berbagai macam teknik untuk mengurangi adanya tekanan produk yang mencoba keluar. Beberapa cara yang umum dilakukan adalah:
1. Penambahan lobang penyeimbang (balance hole) melalui impeller untuk memberikan jalan bagi tekanan yang akan keluar melalui sisi isap impeller.
2. Penambahan kipas pada sisi belakang impeller (back pump-out vanes).
Bagaimanapun juga, sepanjang tidak ada jalan untuk mengurangi adanya tekanan ini seluruhnya, maka peralatan penyekat mutlak diperlukan untuk membatasi keluarnya produk. Seperti penyekat kompresi (packing )atau penyekat mekanis (mechanical seals).
- Stuffing Box Packing Pengaturan penggunaaan „stuffing box‟ ditunjukan pada gambar di bawah, komponennya terdiri dari:
1. Lima ring packing. 2. Sebuah lantern ring yang digunakan untuk menginjeksi pelumas dan atau untuk
membuang cairan 3. Sebuah penekan (gland) untuk menahan packing dan menjaga kebutuhan tekanan
yang disesuaikan dengan kondisi pengencangan packing.

Gambar 2.24 Stuffing Box Packing Fungsi dari packing adalah untuk mengontrol kebocoran, bukan untuk mencegah seluruh kebocoran. Karena packing harus selalu terlumasi dan kebocoran yang dianjurkan untuk menjaga adanya pelumasan adalah sekitar 40 sampai 60 tetes per menit. Metode pelumasan pada packing tergantung pada kondisi cairan yang dipompa dan juga tekanan pada stuffing box. Ketika tekanan stuffing box di atas tekanan atmosfir dan cairan yang ditekan bersih dan tidak korosif, maka cairan pada pompa itulah yang berfungsi sebagai pelumas paking.
Gambar 2.25 Kebocoran yang di jaga untuk melumasi dan mendinginkan poros. Tatkala tekanan pada stuffing box di bawah tekanan atmosfir, sebuah lantern ring di pasang dan pelumas di injeksikan ke dalam stuffing box. Sebuah pipa bypass dari sisi tekan pompa ke penghubung lantern ring umumnya dipakai untuk menyediakan aliran cairan jika cairannya bersih.

Gambar 2.26 Pelumas diinjeksikan ke dalam stuffing box jika tekanannya turun. Manakala cairan yang dipompakan kotor atau berpartikel, perlu diinjeksikan cairan pelumas yang bersih dari luar melalui lantern ring. Aliran sebanyak 0.2 sampai 0.5 gpm diperlukan dan sebuah keran pengatur serta flowmeter perlu dipasang untuk mendapatkan aliran yang akurat. Lantern ring biasanya dipasang pada tengah stuffing box, tetapi untuk cairan yang sangat kental seperti bahan baku kertas disarankan dipasang di leher stuffing box untuk menghindari tersumbatnya lantern ring.
Gambar 2.27 Pelumas diinjeksikan dari luar melalui latern ring. Rumah packing (gland) merupakan tipe „quench gland‟. Air, minyak atau cairan lainnya dapat diinjeksi ke dalam gland untuk mengurangi panas poros, ia dapat memperkecil perpindahan panas dari poros ke rumah bearing. Alasan inilah yang memperbolehkan temperatur kerja dari pompa lebih tinggi dari tempertur desain bearing dan pelumas. Tipe „quench gland‟ yang sama dapat digunakan untuk mencegah keluarnya racun atau cairan berbahaya keluar ke udara luar di sekitar pompa. Ini dinamakan „smothering gland‟, dengan

mengalirkan cairan dari luar dan membawa kebocoran yang tidak diinginkan ke parit atau tangki pengumpul cairan bekas.
- Mechanical Seal Mechanical Seal, apabila diterjemahkan secara bebas, adalah alat pengeblok mekanis.
Namun penerjemahan tersebut menjadi lebih susah dimengerti dan dibayangkan bila dibandingkan pengertian teknisnya dikarenakan pengertian seal mekanis mengandung arti begitu luas. O-ring merupakan seal mekanikal, demikian juga Labyrinth Seal, namun keduanya jelas bukan Mechanical Seal.
Gambar 2.28 Mechanical Seal Mechanical seal banyak dipakai pada pompa-pompa kelas industri, agitator, mixer, chiller dan semua rotating equipment (mesin-mesin yang berputar). Berikut adalah beberapa bagian dari mechanical seal yang perlu untuk di pahami. a.Shaft Shaft adalah as/bagian poros sebuah alat dan merupakan bagian utama dari mesinmesin yang berputar. Banyak buku yang lebih sering menggunakan kata shaft dibandingkan as.
b. Shaft Sleeve Shaft Sleeve adalah sebuah bushing/adapter yang berbentuk selongsong yang
terpasang pada shaft dengan tujuan melindungi shaft akibat pengencangan baut/screw Mechanical Seal.

c. Seal Seal adalah suatu part/bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin yang berfungsi
untuk sebagai penghalang/pengeblok keluar/masuknya cairan, baik itu fluida proses maupun pelumas. Pada sepeda motor atau mobil sering disebut dengan karet sil, sil-as kruk, oil-seal. Analogi lainnya adalah lem kaca pada aquarium yang akan mengeras. Bisa disepakati bahwa seal lebih merujuk pada pengertian suatu fungsi. Apapun bentuk dan materialnya, apabila berfungsi untuk mencegah kebocoran, maka dia disebut sebagai seal.
d. O-Ring O-Ring awalnya adalah merujuk pada karet berbentuk bundar yang berfungsi sebagai
Seal. Perkembangan teknologi o-ring sebagai alat pengeblok cairan sekunder (secondary sealing device) menghasilkan berbagai tipe o-ring berdasarkan materialnya. Material o-ring, ada dari karet alam, EPDM, Buna, Neoprene, Viton, Chemraz, Kalrez, Isolast hingga tipe Encapsulated O-Ring, dimana o-ring dibalut dengan PTFE. Ada pula yang murni dibuat dari PTFE dan disebut dengan Wedge.
e. Sealface Sealface adalah bagian paling penting, paling utama dan paling kritis dari sebuah
Mechanical Seal dan merupakan titik pengeblok cairan utama (primary sealing device). Terbuat dari bahan Carbon atau Silicone Carbide atau Tungsten Carbide atau keramik atau Ni-resist, dengan serangkaian teknik pencampuran. Permukaan material yang saling bertemu (contact) dibuat sedemikian halusnya hingga tingkat kehalusan / kerataan permukaan mencapai 1 - 2 lightband.
Seringkali Sealface disebut juga dengan contact face. Seal faces berarti ada 2 sealface. Yang satu diam dan melekat pada dinding pompa, dan yang lainnya berputar, melekat pada shaft. Yang berputar biasanya terbuat dari bahan yang lebih lunak/soft. Kombinasinya bisa berupa carbon vs silicone carbide, carbon vs ceramic, carbon vs tungten carbide, silicone carbide vs silicone carbide, silicone carbide vs tungsten carbide.
Setelah memahami bagian-bagian yang menyusun Mechanical Seal, maka dapatlah dipahami bahwa Mechanical Seal adalah suatu sealing device yang merupakan kombinasi menyatu antara sealface yang melekat pada shaft yang berputar dan sealface yang diam dan melekat pada dinding statis casing/housing pompa/tangki/vessel/kipas.

Sealface yang ada pada shaft yang berputar seringkali disebut sebagai Rotary Face/Primary Ring. Sedangkan Sealface yang diam atau dalam kondisi stasioner sering disebut sebagai StationaryFace / Mating Ring / Seat.
Gambar 2.29 Bagian-bagian dari mechanical seal
Dengan demikian bisa diambil simpulan definisi Mechanical Seal adalah Sebuah alat pengeblok cairan/gas pada suatu rotating equipment, yang terdiri atas:
1. Dua buah sealface yang bisa aus, dimana salah satu diam dan satunya lagi berputar, membentuk titik pengeblokan primer (primary sealing).
2. Satu atau sekelompok o-ring/bellows/PTFE wedge yang merupakan titik pengeblokan sekunder (secondary sealing).
3. Alat pembeban mekanis untuk membuat sealface saling menekan. 4. Asesoris metal yang diperlukan untuk melengkapi rangkaian Mechanical Seal. Cara Kerja Mechanical Seal
Titik utama pengeblokan dilakukan oleh dua sealfaces yang permukaannya sangat halus dan rata. Gesekan gerak berputar antara keduanya meminimalkan terjadinya kebocoran. Satu sealface berputar mengikuti putaran shaft, satu lagi diam menancap pada suatu dinding yang disebut dengan Glandplate.
Material kedua sealfaces itu biasanya berbeda. Yang satu biasanya bersifat lunak, biasanya carbon-graphite, yang lainnya terbuat dari material yang lebih keras seperti silicone-carbide. Perbedaan antara material yang digunakan pada