BAGAIMANA CARA BERTANAM HIDROPONIK

BAGAIMANA CARA BERTANAM HIDROPONIK?
Hidroponik adalah cara bertanam menggunakan air. Namun
bukan sembarang air yang digunakan. Air tersebut telah
dicampur dengan nutrisi atau pupuk hidroponik. Pupuk hidroponik
terdiri-dari unsur makro dan unsur mikro yang dibutuhkan oleh
tanaman. Unsur makro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak, sedangkan unsur mikro adalah unsur-unsur
yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
Berikut adalah beberapa system hidroponik:
1.

Sistem sumbu (Wicks system)

Hidroponik sistem sumbu/wicks

Wick system merupakan system yang sangat baik bagi pemula,
karena sangat mudah dalam mengaplikasikannya. Nutrisi
mengalir
ke
akar
tanaman

dengan
bantuan
sumbu
melalui gayakapiler.
Sistem
ini
dapat
juga
menggunakan air pump untuk menciptakan gelembung udara
dalam bak. Namun tanpa air pump juga tidak masalah. Karena
system ini adalah system pasif (air tidak mengalir), hal yang perlu
diperhatikan adalah jentik nyamuk yang sering bersarang di
dalam bak. Untuk mengatasi hal ini cek air nutrisi dalam bak
setiap satu minggu sekali, dan buang jentik nyamuk. Stadium
jentik nyamuk kurang lebih 1 minggu dan stadium pupa sekitar
12 hari. Pupa adalah stadium terakhir nyamuk dalam air. Cara lain
untuk mengatasi jentik adalah dengan memelihara ikan cupang di
dalam bak.

Hidroponik sistem wicks


2.

Sistem rakit apung ( The Raft System)

Tanaman diapungkan ke dalam nutrisi menggunakan Styrofoam.
Hidroponik ini sangat mudah diterapkan. Untuk skala bisnis
biasanya system ini dilengkapi dengan air pump untuk membantu
suplai oksigen. Namun untuk skala hobi tanpa air pump pun
masih bisa diterapkan.

Hidroponik Rakit apung tanpa pompa

3.
Sistem NFT (The Nutrient Film Technique)
Sistem NFT banyak diadopsi oleh perkebunan hidroponik skala
bisnis. Air nutrisi yang mengalir mengenai perakaran tanaman
setipis film. Dalam system ini dibutuhkan pompa untuk sirkulasi
air nutrisi. Tanaman diletakan kedalam talang atau pipa pvc,
kemudian dilirkan nutrisi. Nutrisi akan mengalir dari satu unjung

talang ke ujung talang lainnya dan ditampung, dari penampungan
nutrisi dialirkan kembali ke talang secara terus menerus.

NFT di pameran KOI Jakarta

4.
Metode Dutch Bucket
Metode ini banyak digunakan untuk menanam tomat. Pot-pot diisi
dengan media tanam perlite, zeolit atau hidroton. Nutrisi dialirkan
melalui pipa dan selang kecil menggunakan pompa. Air nutrisi
mengalir dari permukaan pot menuju bawah pot mengenai
perakaran tanaman. Pot bagian bawah tidak berlubang. Pot
dilubangi dibagian samping dan dipasangi pipa untuk
mengalirkan sisa nutrisi menunju penampungan. Nutris dalam
penampungan ini akan dipompakan kembali ke dalam pot-pot
secara terus menerus.
5.

Metode Drip Irrigation


Metode ini menggunakan prinsip nutrisi diteteskan kepada media
tanam. Pot-pot diisi dengan media tanam seperti: cocopeat,
sekam bakar atau campuran keduanya. Nutrisi diangkat
menggunakan pompa yang dialirkan melalui selang kecil yang
dipasangi dripper. Lama tetesan dapat disetting menggunakan
timer, misalnya lama tetesan 15 menit dan tiga kali sehari.
Untuk skala hobby kita dapat memanfaatkan botol bekas dengan
plant water spikes atau botol bekas, selang kecil dan bubble set.

Tomat drip irrigation di Pawaka valley

6.
Aeroponik (Aerophonics)
Sistem ini menngunakan system pengkabutan nutrisi pada bagian
perakaaran tanaman. Perakaran tanaman ditempatkan
mengantung, dan dibagian bawah dibuat semburan nutrisi tipistipis menggunakan pompa.
7.
Vertical Gardening
Sistem ini memanfaatkan pipa pvc, dimana tanaman ditempatkan
pada sisi-sisi pipa yang diposisikan berdiri (menggantung).

Kemudian nutrisi dialirkan melalui pipa dan selang kecil dari atas
pipa sehingga nutrisi mengalir karena gaya gravitasi kebawah
menuju penampungan, yang kemudian dipompa kembali ke
bagian atas pipa.
Untuk skala hoby dapat digunakan pipa PVC yang diberi lubang
pada sisi-sisnya dan diberi dudukan pada bagian bawah

menggunakan semen. Aliran nutrisi dapat digunakan botol bekas
yang dipasangi water plant stake yang ditancapkan pada
permukaan atas PVC. Media tanam yang digunakan dapat dipilih
cocopeat atau sekam bakar atau campuran keduanya.