BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vagina

15

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Vagina
Vagina adalah organ yang berbentuk tubulus, 10 sentimeter, terdiri dari kanal
fibromuskular panjang yang dilapisi oleh membran mukus yang bermula dari
bagian eksterior tubuh hingga ke serviks uterus. Ia merupakan tempat keluarnya
aliran darah menstruasi, jalan untuk melahirkan anak, dan juga penerima penis
sewaktu hubungan seksual. Terletak di antara kantung kemih dan rektum, vagina
bersambung dengan uterus dari arah superior dan posterior. (Tortora, 2009)
2.1.1. Vagina Bagian Luar

Gambar 2.1: Vagina Bagian Luar
Sumber: McKinley, M. dan O‟Loughlin, V.D., 2008, 853.

16

Secara garis besar, organ reproduksi wanita dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu bagian luar (genitalia eksterna) dan bagian dalam (genitalia interna).

Jalan masuk vagina disebut introitus, merupakan bagian dari vulva atau bagian
luar alat kelamin. Bagian luar dari sistem reproduksi wanita meliputi:
Labia mayora (bibir luar kemaluan). Bagian samping kanan atau kiri dari
mons veneris disebut labia majora yang secara harfiah artinya bibir besar. Bagian
ini merupakan lipatan kulit luar vagina yang berambut. Bagian ini berfungsi untuk
menutupi organ-organ genitalia di dalamnya dan menjaga kelembapan vagina
bagian luar. Bagian ini akan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima
rangsangan seksual.
Labia minora (bibir dalam kemaluan). Di antara lipatan labia majora terdapat
labia minora atau bibir kecil. Labia minora akan menebal karena terisi darah
selama terjadi senggama. Bagian ini merupakan lipatan kulit vagina yang terletak
di bagian dalam vagina dan tidak berambut. Fungsinya adalah untuk menutupi
organ-organ di dalamnya. Bagian ini merupakan bagian erotic yang terdiri atas
berbagai saraf sensorik dan sangat peka.
Clitoris. Bagian ini terletak di tengah labia minora, dan berupa lipatan kulit.
Bagian ini sangat peka karena memiliki banyak serabut saraf. Inilah bagian yang
paling sensitif dalam menerima rangsangan seksual. Klitoris dibungkus oleh
sebuah lipatan kulit yang disebut preputium.
Lubang vagina. Bagian ini berupa rongga yang menghubungkan antara rahim dan
dunia luar. Bagian ini terletak di antara lubang saluran kencing dan anus (dubur).

Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di
belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di
samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar
Bartolin.
Hymen (selaput dara). Bagian ini merupakan jaringan tipis berbentuk cincin yang
terletak pada „mulut‟ lubang vagina. Bagian ini dapat sobek saat seorang wanita
melakukan hubungan seks pertama kali. Karena itulah, banyak orang mengaitkan

17

selaput dara dengan virginitas seorang wanita. Yang perlu diketahui adalah selaput
dara ini tidak hanya dapat robek akibat hubungan seks saja, tetapi juga dapat
disebabkan oleh hal-hal yang lain, misalnya terjatuh, melakukan olahraga yang
rumit, seperti senam lantai, berkuda, dan lain-lain. Saat selaput dara robek,
biasanya terjadi sedikit pendarahan, tetapi ada juga yang tidak. Kondisi tersebut
berhubungan dengan tingkat kekenyalan otot selaput dara. Selaput dara ini
sebenarnya tidaklah tertutup sama sekali, sehingga masih memungkinkan sebuah
jari atau tampon dimasukkan tanpa merobeknya. Pada beberapa wanita, selaput
dara ini bahkan sangat elastis sehingga masih tetap utuh meskipun telah beberapa
kali melakukan senggama. Bahkan setelah selaput dara robek terkadang masih ada

lapisan tipis yang tersisa di sekeliling lubang vagina. Di belakang selaput dara ini
terletak bagian dalam dari vagina. Pada seorang wanita dewasa panjangnya
mencapai 10,0-12,5 cm. pada seorang gadis yang belum melewati masa pubertas,
panjangnya hanya 2,5-5,0 cm yakni ketika produksi hormon estrogen dimulai dan
ukuran panjang vagina bertambah. Pubic hair (rambut kemaluan). Bagian yang
paling menonjol dari vulva disebut mons veneris atau bagian kelamin yang
berambut. Bagian ini berupa rambut yang tumbuh pada kulit yang menyelimuti
tulang pubik (tulang kemaluan). Rambut ini mulai tumbuh saat seorang
perempuan memasuki masa pubertas. Fungsinya adalah untuk menjaga
kelembapan di sekitar vagina. Selain itu, rambut tersebut juga berfungsi untuk
menjaga kesehatan alat kelamin, yaitu untuk merangsang pertumbuhan bakteri
baik. Bakteri tersebut dapat melawan bakteri jahat. Rambut-rambut tersebut juga
bermanfaat menghalangi masuknya benda-benda asing kecil yang mungkin masuk
ke dalam vagina dan dapat menjaga alat kelamin agar tetap hangat. Rambut
tersebut juga merupakan bantalan saat berhubungan seksual, juga melindungi alat
kelamin dari gesekan. Di sisi lain, rambut kelamin tersebut dapat menjadi sarang
kuman dan jamur. Oleh karena itu, dibutuhkan perawatan yang benar pada rambut
tersebut. (Pribakti B, 2010)

18


2.1.2. Vagina Bagian Dalam
Organ bagian dalam dari sistem reproduksi wanita pertama sekali meliputi;
vagina. Bagian ini berbentuk silinder dengan diameter dinding depan kurang lebih
6,5 cm dan dinding belakang sekitar 9 cm, dan sangat elastis. Organ ini berfungsi
sebagai saluran menstruasi dan jalan lahir bayi. Dalam kondisi normal, dinding
vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan. Dengan demikian, tidak
ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka.
Serviks (leher rahim). Bagian ini terletak di puncak vagina. Serviks biasanya
merupakan penghalang masuknya bakteri kecuali selama masa menstruasi dan
selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks sangat sempit
sehingga selama masa kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Akan tetapi,
saluran ini dapat meregang pada saat persalinan, yang memungkinkan janin dapat
melewati saluran tersebut. Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir.
Lendir ini tebal dan tidak ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya
ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa
menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Pada saat ovulasi, kelenjar
penghasil lendir tersebut juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3
hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke
tuba fallopi untuk membuahi sel telur. Oleh kerana itu, hubungan seksual yang

dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi dapat menyebabkan kehamilan.
Vagina berakhir pada serviks yakni leher rahim. Dinding vagina terdiri dari otototot yang halus dan jaringanjaringan ikat yang warnanya merah muda: dilapisi
oleh lendir tebal yang dinamakan epithelium. Biasanya, dinding-dinding ini saling
bersentuhan.
Uterus (rahim). Bagian ini merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan
janin. Bentuknya seperti buah alpokat, agak gepeng. Bagian ini memiliki berat
normal 30-50 gram. Rahim bersifat elastis. Rahim akan membesar pada saat
seorang wanita mengalami kehamilan dan akan kembali mengecil setelah bayi
lahir. Rahim diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi menjadi dua bagian, yaitu
serviks dan korpus (badan rahim). Selama masa reproduksi, panjang korpus

19

adalah dua kali panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa
melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya akan
mengerut. Dengan demikian, bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.
Pada bagian dalam dari korpus terdapat lapisan yang disebut endometrium. Setiap
bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal. Endometrium
tersebut akan dilepaskan sehingga terjadi pendarahan yang biasa disebut
menstruasi, jika tidak terjadi kehamilan.

Ovarium (indung telur). Bagian ini berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum).
Letak ovarium tidak menempel pada tuba fallopi, tetapi menggantung dengan
bantuan sebuah ligamen. Sebulan sekali, indung telur kiri dan kanan secara
bergiliran melepaskan sel telur. Sel telur yang dikeluarkan adalah sel telur yang
telah matang dan siap untuk dibuahi sperma, sel telur tersebut akan dikeluarkan
bersama menstruasi. Saat seorang anak perempuan lahir, ovariumnya mengandung
sekitar setengah juta ova (cikal bakal telur). Setiap ova mempunyai kemungkinan
berkembang menjadi sel telur matang. Namun, hanya sekitar 400 ova saja yang
berhasil menjadi sel telur matang selama wanita menjalani usia produktif.
Fimbria (disebut juga umbai-umbai). Bentuknya yang mirip dengan jari tangan
berfungsi untuk menangkap telur (ovum) yang dikeluarkan indung telur. Tuba
Fallopi (saluran telur). Organ ini merupakan saluran yang terletak di sebelah
kanan dan kiri rahim. Organ ini berfungsi sebagai saluran sel telur matang yang
dilepaskan oleh indung telur. Tuba fallopi membentang sepanjang 5,0-7,6 cm dari
tepi atas rahim ke arah ovarium. Pada ujung-ujungnya membentuk corong
sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnya ketika
dilepaskan dari ovarium. Corong tersebut dinamakan fimbria.
Ligamentum. Organ ini berfungsi untuk mengikat atau menahan organorgan
reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak, dan
berhubungan dengan organ sekitarnya. (Pribakti B, 2010)

Vagina bukanlah suatu saluran seperti pipa sebagaimana sering dikira orang,
tetapi suatu organ yang hanya dapat membuka kalau ada suatu yang masuk ke
dalamnya. Ia mempunyai kelenturan yang luar biasa; Pada waktu melahirkan anak
ia dapat melebar hingga 12,5 cm. Dan lipat-lipatan yang terdapat dalam dinding

20

vagina memungkinkannya menyesuaikan diri dengan apa pun yang ada di
dalamnya, apakah itu tampon, penis, ataupun seorang bayi yang cukup besar.
Pada dinding vagina terdapat sejumlah jaringan urat darah halus yang disebut
pembuluh darah rambut. Suatu cairan yang berasal dari plasma darah secara
teratur melewati dinding pembuluh darah rambut ini dan kemudian menyerap
melalui dinding-dinding vagina. Proses „berkeringat‟ ini menjaga vagina agar
tetap bersih.
Hormon estrogen, yang paling banyak terdapat pada hari-hari sebelum seorang
wanita mengalami ovulasi membuat dinding vagina menjadi tebal dan
memperbanyak lendir pada leher rahim. Inilah sebabnya mengapa seorang wanita
paling banyak mengeluarkan lendir vagina pada pertengahan siklusnya. Ketika
cairan lendir ini mengalir melalui vagina, beberapa jenis bakteri yang hidup di situ
membuatnya


menjadi

asam.

Lingkungan

yang

asam

ini

membantu

mempertahankan beberapa jenis bakteri vagina yang biasanya disebut flora dalam
keadaan seimbang yang sehat. Jika sesuatu mengganggu keseimbangan ini
misalnya saja beberapa jenis bakteri berkembang biak dan lebih kuat maka akan
terjadilah infeksi. (Ernawati, 2005).