PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN Kekritisan Lahan DAS

V. TAHUN 2007

1. PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

a. Liputan TVRI Daerah. Liputan TVRI daerah mendapat alokasi dana sebesar Rp.88.850.000,- dengan sasaran kegiatan adalah liputan kegiatan RHL RLKT untuk 10 paket 10 Kabupaten. Sampai dengan akhir Desember 2007, kegiatan liputan TVRI Daerah baru dilaksanakan sebanyak 2 paket saja, yaitu kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tapin dengan penyerapan dana sebesar Rp.5.800.000,- b. Pemeliharaan Tahun I I Tanaman Unggulan Lokal Areal Model DAS Mikro. Pada tahun 2007 pelaksanaan Model DAS Mikro MDM dengan jenis kegiatannya adalah pemeliharaan tahun I I selu as 100 Ha, Pembuatan tanaman pemanfaatan lahan bawah tegakan seluas 50 Ha dan pengembangan budidaya lebah madu sebanyak 100 setup, telah selesai 100 dengan peserta sebanyak 100 orang yang terbagi 2 dua Kelompok Tani Desa Lumpangi Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dengan adanya kegiatan MDM ini banyak menghasilkan hal-hal yang positif, diantaranya adalah meningkatnya pendapatan masyarakat. c. Pelatihan Petugas Lapangan Gerhan PLG. Pelatihan Petugas Lapangan Gerhan tahun 2007 telah dilaksanakan di Wisma Yulia Martapura Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan selama 4 hari, setara dengan 32 Jam Pelajaran 45 menit. Pelatihan ini diikuti oleh Petugas Lapangan Gerhan yang telah dinyatakan lulus tes oleh Departemen Kehutanan sebanyak 54 orang. Kabupaten yang mengikut -sertakan petugas Lapangan Gerhan yaitu dari Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Barito Timur dan Kabupaten Kotabaru. Pengajar instruktur pelatihan ini dari Balai Pengelolaan DAS Barito, Dinas Kehutanan Propinsi, Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar, BP2HTI BT Banjarbaru serta Universitas Lambung mangkurat. Dengan selesainya pelatihan ini di harapkan bahwa peserta dapat meningkatkan kemampuan dalam penyuluhan dan pendampingan kegiat an serta memper-ketat pengawasan dan pengendalian yang diharapkan dapat menjamin terlaksananya kegiatan Gerhan sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. d. Pengembangan Model Budidaya Gaharu Kegiatan Pengembangan Model Budidaya Gaharu selesai dilaksanakan seluas 100 Ha dan lokasi Model DAS Mikro MDM desa Lumpangi Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegiatan ini terdiri dari Pengadaan Herbisida, Pengadaan Hand Sprayer, Peng adaan pupuk, pengadaan bibit Gaharu, penyemprotan, pendangiran, penyulaman dan pemupukan. Dengan selesainya kegiatan Pengembangan Model Budidaya Gaharu ini diharapkan tingkat keberhasilan tanaman akan meningkat sesuai dengan yang diharapkan dan tingkat pendapatan anggota kelompok tani semakin meningkat. Oleh karena pelaksanaan kegiatan dimulai pada pertengahan tahun, maka upah mandor hanya terserap 50 dan pengadaan bibit hanya mencapai 63 karena pengadaan bibit mengikuti standar harga dari Departemen Kehutanan. e. Pembuatan Hutan Rakyat Pola Kemitraan Pembuatan Hutan Rakyat Pola Kemitraan dilaksanakan di Desa Ranggang, Kecamatan Takisung kabupaten Tanah laut seluas 100 Ha. Jumlah peserta 100 orang yang telah membentuk kelompok tani Sido Maju. Kegiatan ini memanfaatkan lahan milik peserta yan g dibuktikan dengan surat kepemilikan tanah berupa Segel dan jenis tanaman yang dikembangkan adalah tanaman Mahoni dan Karet. Hasil yang diharapkan nantinya adalah meningkatnya pendapatan petani peserta hutan rakyat secara mandiri dan berkesinambungan. f. Pemeliharaan Pemanfaatan Bawah Tegakan Wanafarma Wanatani Kegiatan pemeliharaan Tanaman Pemanfaatan Bawah Tegakan Wanafarma Wanatani dilaksanakan di areal Model DAS Mikro Desa Lumpangi Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai selatan. Kegiatan Wanatani seluas 25 Ha dengan jenis tanaman yang dikembangkan adalah Padi dan kacang tanah. Sedangkan kegiatan Wanafarma seluas 25 Ha jenis tanamannya Kencur dan Jahe. g. Pembinaan Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan Sos-For Kelompok Tani merupakan penentu keberhasilan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh BP DAS Barito, dan juga sebagai bukti partisipasi mitra utama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan kelestarian hutan. Kegiatan ini b ertujuan untuk memperkuat kelembagaan kelompok tani Hutan Kemasyarakatan Sosial Forestry dalam melaksanakan kegiatan yang telah dilaksanakan, sehingga program rencana berikutnya dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas kegiatan secara kontinyu sehingga mencapai keberhasilan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. h. Pemeliharaan Budidaya Lebah Madu Pemeliharaan budidaya lebah madu tetap perlu dilakukan karena merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya dengan tujuan unt uk lebih meningkatkan keberhasilan dalam pelaksanaan budidaya lebah madu, sehingga hasilnya benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan pemeliharaan budidaya lebah madu untuk tahun 2007 ini dilaksanakan di 2 dua lokasi kegiatan yaitu di w ilayah Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar dan Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Masing-masing lokasi telah dikembangankan lebah madu jenis lokal atau Apis cerena sebanyak 100 Stup klon. i. Kerja Sama Kemitraan dengan LSM LNP. Kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Lembaga Non Pemerintah LNP mutlak diperlukan untuk mengurangai atau mencegah terjadinya kebocoran anggaran dan meningkatkan pengawasan pelaksanaan kegiatan fisik dilapangan. Balai Pengelolaan DAS Barito telah bekerja sama dengan Lembaga Non Pemerintah LNP Rindang Banua Kalimantan Selatan, dimana kerjasama ini menghasilkan suatu kesepakatan bersama yang saling mengisi dan mengoreksi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Pengelolaan DAS Barito. Kegiatan ini tidak bisa diselesaikan suluruhnya akibat adanya kebijakan Departemen Kehutanan Cq. Biro Perencanaan dan Keuangan tersebut dan hanya bisa diselesaikan sekitar 30 saja. j Lokakarya Pembentukan Forum DAS Pengelolaan sumberdaya dalam suatu Daerah Aliran Sungai DAS harus dapat dirumuskan secara holistik yaitu memandang masalah secara utuh, terpadu dan memecahkannya secara multi disiplin, lintas sektoral, lintas daerah sesuai konsepi Daerah Aliran Sungai DAS sebagai kesatuan ekosistim. Untuk itu dirasa perlu untuk adanya bentuk kelembagaan pengelolaan dan pengkajian sebagai wadah koordinasi, komunikasi dan konsultasi para pihak yang terlibat stakeholder dalam suatu DAS. Salah satu alternatif wadah tersebut adalah Forum DAS dimana anggotanya terdiri dari perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai DAS. Pembentukan Forum DAS Barito sudah dilaksanakan di Hotel Banjarmasin I nternasional HBI selama 1 satu hari, pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2007. Peserta sebanyak 140 orang yang terdiri dari unsur pemerintah yang terkait dengan bidang kehutanan, unsur Swasta dari bidang kehutanan, perkebunan, pertambangan, penangkar bibit benih, koperasi dan lain-lain, serta dari unsur Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Lembaga Non Pemerintah LNP bidang kehutanan Lingkungan Hidup ditambah dengan kelompok tani dan pemuka masyarakat. i. Lokakarya Pengembangan Hutan Rawa Kalimantan Tengah yang merupakan wilayah kerja DAS Barito bagian hulu yang melaksanakan kegiatan Aksi Penanaman Serentak I ndonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon serta Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon. Kegiatan aksi ini diikuti oleh semua komponen di daerah Lokakarya pengembangan hutan rawa perlu dilaksanakan karena hutan rawa merupakan salah satu tipe hutan yang memiliki ciri khas yang unik dimana merupakan salah satu ekosistim yang spesifik dan rapuh. Kondisi hutan rawa di Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah telah mengalami penurunan dalam hal kwalitas yang disebabkan oleh kegiatan manusia karena banyak dari hutan rawa ini telah dibuka untuk pertanian maupun tambak. Lokakarya ini dilaksanakan dilaksanakan di Hotel Banjarmasin I nter nasional HBI selama 1 satu hari, pada hari Rabu tanggal 31 Oktober 2007, dan diikuti oleh 70 tuj uh puluh orang yang terdiri dari dinas yang menangani kehutanan di daerah, Dinas Kehutanan Propinsi, Dinas Perkebunan, BAPPEDA Propinsi dan Kabupaten, universitas Lambun g Mangkurat, Lembaga swadaya Masyarakat LSM lembaga Non Pemerintah LNP, dan lain-lain. j. Bimbingan Teknis Aksi Penanaman Serentak I ndonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon serta Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon. Bimbingan Teknis Aksi Penanaman Serentak I ndonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon serta Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon dilaksanakan pada awal Bulan Nopember 2007 yang meliputi 11 Kabupaten dan 2 Kota di Propinsi Kalimantan Selatan dan 4 Kabupat en di Propinsi, diantaranya dari Pejabat daerah, TNI , POLRI , Pelajar, Pramuka dan Masyarakat. 2 . PROGRAM PENGAWASAN DAN PENGENDALI AN a. Monitoring dan Evaluasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL dilaksanakan untuk mengetahui realisasi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dinas yang menangani kehutanan di kabupaten kota, dimana pelaksanaannya apakah sudah sesuai dengan standar teknis atau belum, dengan cara menghimpun dan mengolah data tentang kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL, lokasi, luas maupun jenis tanaman serta kondisi tanaman pada saat pelaksanaan monitoring. Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL 2007 sudah dilaksanakan 100 dengan sasaran adalah satuan wilayah pengelolaan daerah aliran sungai SWP-DAS di wilayah kerja Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito di 4 empat kabupaten yaitu Kabupaten Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, dan Murung Raya. b. Monitoring dan Evaluasi Tata Air Monitoring dan evaluasi tata air merupakan kegiatan yang penting bagi perencanaan pengelolaan Daerah Aliran Sungai DAS karena dengan adanya kegiatan ini dapat diketahui keadaan tata air pada wilayah DAS Sub DAS maupun Sub-Sub DAS yang meliputi kuantitas dan kualitas kandungan sedimentasi serta kontinuitas air dari DAS Sub DAS Sub-Sub DAS yang bersangkutan, untuk menetapkan kondisi tata air yang selanjutnya sebagai bahan masukan guna peningkatan dan penyempurnaan program pengelolaan DAS lebih lanjut. Pada tahun 2007 in i sasaran diarahkan ke wilayah Catchment Area yang sudah terpasang peralatan Pengamat Arus Sungai SPAS dan peralatan Pengamat Curah Hujan ombro meter. Kegiatan monitoring dan evaluasi tata air ini sudah dilaksanakan dengan hasil yang didapat berupa kondisi tata air pada wilayah Catchment Area Sungai Besar, Catchment Area Sungai Riaman, Catchment Area Sungai Ahan dan Catchment Area Sungai Hauran, yang sudah terpasang peralatan Pengamat Arus Sungai SPAS maupun Pengamat Curah Hujan. c. Monitoring dan Evaluasi Plot Erosi. Kegiatan monitoring dan evaluasi plot erosi dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat erosi dan sedimentasi yang terjadi di wilayah SWP DAS Sub DAS. Kegiatan ini diarahkan ke areal Sub DAS yang sudah terpasang peralatan Automatic Water Level Recorder AWLR dan sudah dilaksanakan 100 . Hasil yang didapat adalah data tingkat erosi dan sedimentasi pada wilayah DAS Mikro di Desa Lu mpangi, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. d. Monitoring dan Evaluasi Tanaman Unggulan Lokal areal MDM. Kegiatan monitoring dan evaluasi tanaman unggulan lokal areal MDM sudah dilaksanakan di Kecamatan Lumpangi Kabupaten Hulu Sun gai Selatan seluas 50 Ha. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemajuan kegiatan tanaman unggulan lokal areal MDM. Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah yang akurat tentang luas, lokasi, jenis tanaman, kondisi tanaman dan Prosentase tumbuh serta hambatan permasalahan yang dihadapi mulai dari pembuatan sampai pemeliharaannya dan cara pemecahan mengatasi hambatan permasalahan. e. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pertambangan Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan pertambangan sudah dilaksanakan di 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong. Kegiatan Pertambangan sangat perlu dipantau secara terus menerus untuk mengetahui tingkat laju pertambahan areal bekas tambang pada setiap tahunnya. Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah data tentang luas areal bekas tambang, surat ijin p enambangan, luas areal penambangan, luas areal yang sudah ditambang dan luas areal yang sudah direklamasi. f. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Terpadu. Kegiatan monitoring dan evaluasi pengelolaan DAS terpadu di wilayah tugas Balai Pengelolaan DAS Barito baru dilaksanakan tahu n 2007 ini. Kegiatan ini diusahakan dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui dan memantau perkembangan pengelolaan DAS terpadu sebagai dasar penanganan atau penyusunan rancangan kegiatan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Kegiatan ini dilaksanakan di dua Sub DAS, yaitu Sub DAS Amandit dan Sub DAS Batang Alai di kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Hasil yang didapat adalah data yang akurat tentang Tipe penutupan lahan, Kegiatan RLKT, di kedua kabupaten tersebut. g. Monitoring Daerah Banjir. Kegiatan monitoring daerah banjir di wilayah tugas Balai Pengelolaan DAS Barito sudah dilaksanakan sejak tahun 2006. Kegiatan ini diusahakan dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui dan memantau perkembangan daerah banjir sebagai dasar penanganan atau penyusunan rancangan kegiatan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Monitoring daerah banjir pada tahun 2008 dilaksanakan di delapan kabupaten, yaitu Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Kuala, Banjar, Tabalong, Barito Utara dan Kabupaten Mur ung Raya. Hasil yang didapat adalah data tentang kejadian banjir, penyebab banjir, luas derah banjir, kerugian yang dialami masyarakat akibat banjir dan kerusakan lokasi kegiatan RHL RLKT akibat banjir.

3. PROGRAM PERENCANAAN