Statistik BPDAS Barito 2008

(1)

BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS), yang mempunyai tugas melaksanakan pembangunan Kehutanan di bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) baik didalam maupun diluar kawasan hutan. Untuk pelaksanaan tugas dimaksud, maka ketersediaan data dan informasi kegiatan pembangunan bidang RLPS yang akurat, tepat waktu, relevan, konsisten dan lengkap sangat diperlukan oleh manajemen di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, mulai dari proses perencanaan / perumusan kebijakan, monitoring dan evaluasi kebijakan.

Untuk dapat menghasilkan data dan informasi yang berkualitas, maka seluruh tahapan mulai dari pengumpulan data, pengolahan dan penyajian harus memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, sebab mutu data dan informasi sangat dipengaruhi oleh prosedur/ tatacara pengumpulan data, kelen gkapan dokumen, konsistensi dalam formulir dan antar formulir serta jadwal pelaporan yang tepat.

Selain itu mengingat kegiatan pembangunan bidang RLPS dilakukan setiap tahun yang pada umumnya terdiri dari kegiatan yang ber sifat “incremental (data dapat dijadikan time series) dan kegiatan insedentil (berupa data parsial) maka agar dapat di dokumentasikan secara tertib dan informatif perlu dibuat ke dalam Buku Statistik. Oleh karena itu agar Buku Statistik dan data serta informasi yang diinginkan tersebut diatas dapat dicapai, maka data dari semua kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan maupun sebagian di propinsi Kalimantan Tengah (4 Kabupaten di Barito Hulu) mutlak diperlukan sebagai dasar penyusunan Buku Statistik ini.


(2)

1. Maksud

Penyusunan Buku Statistik Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito dimaksudkan untuk memberikan atau menyajikan data dan informasi pembanguanan bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial yang dilaksanakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito maupun oleh Dinas Kehutanan/ Dinas yang mengurusi kehutanan di daerah, yang dibuat dalam setiap tahun.

2. Tujuan

Sedangkan tujuannya adalah supaya hasil pembangunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di wilayah kerja Balai Pengelolaan daerah Aliran Sungai Barito, dapat terdokumentasikan dengan baik dalam bentuk Buku Statistik.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Penyusunan Buku Statistik ini adalah semua kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) baik didalam kawasan hutan maupun diluar kawasan hutan yang berupa reboisasi hutan lindung, reboisasi hutan produksi, hutan rakyat, pembangunan sipil teknis, rehabilitasi hutan pantai/ mangrove, pengkayaan hutan rakyat dan lain-lain yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan atau dinas yang menangani kehutanan di kabupaten atau kota di Propinsi Kalimantan selatan dan 4 (empat) Kabupaten di Propinsi Kalimantan tengah yang merupakan wilayah Daerah Aliran Sungai Barito Bagian Hulu, dengan berbagai sumber dana (APBD, APBN, Gerhan dll).


(3)

BAB I I . ORGANI SASI A. Visi dan Misi

1. V i s i

Visi yang diemban Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito yaitu terwujudnya Balai Pengelolaan DAS Barito sebagai pusat pelayanan dan informasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang handal dalam mendukung pengelolaan DAS yang optimal bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Propinsi Kalimantan Selatan dan sebagian Propinsi Kalimantan Tengah yang berada di wilayah Daerah Aliran Sungai Barito Bagian Hulu.

2. M i s i

Untuk mewujudkan visi tersebut maka dilaksanakan misi :

a. Memantapkan I nformasi Pengelolaan DAS melalui penyusunan rencana, pengembangan model, pemantauan dan evaluasi. b. Mengembangkan kelembagaan dan kemitraan pengelolaan DAS bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat

B. Tugas Pokok dan fungsi

1. Tugas Pokok

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan penyusunan perencanaan, pengembangan kelembagaan dan evaluasi pengelolaan daerah aliran sungai.


(4)

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito mempunyai fungsi : a. Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS

b. Penyusunan dan Penyajian informasi DAS c. Pengembangan Model Pengelolaan DAS

d. Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Pengelolaan DAS e. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan DAS

f. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga DAS.

C. Struktur Organisasi

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Barito merupakan suatu organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jend eral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) di daerah. Untuk menjalankan dan melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito memiliki Struktur Organisasi sebagai berikut :


(5)

5 BAGAN STRUKTUR ORGANI SASI BALAI PENGELOLAAN DAS BARI TO

Kepala Seksi

Kelembagaan DAS

Kepala Seksi

Evaluasi DAS

Kepala Sub Bagian

Tata Usaha

Kepala Seksi

Program DAS

Kepala Balai

Kelompok

Jabatan

Fungsional


(6)

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi Balai Pengelolaan daerah Aliran Sungai (BPDAS) Barito. Hingga akhir Desember 2007 Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito didukung oleh personalia/ pegawai sejumlah 67 orang yang terdiri dari berbagai tingkat pendidikan maupun golongan kepangkatan. Personil sebanyak 67 orang tersebut bertugas sesuai dengan bidangnya masing-masing pada Seksi Program, Seksi Kelembagaan, Seksi Evaluasi dan Sub Bagian Tata Usaha. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito dipimpin oleh seorang Kepala balai yang berpindidikan S-2 dan dibantu oleh 3 orang kepala seksi dan 1 orang kepala sub bagian tata usaha dengan tingkat pendidikan rata-rata S-1 kecuali kepala seksi kelembagaan yang sudah berpendidikan Sarjana S-2 Kehutanan.

Kepala Seksi Program didukung staf sebanyak 10 personil dengan komposisi pendidikan Sarjana S-1 Kehutanan sebanyak 4 orang staf, Sarjana S-1 Pertanian sebanyak 3 orang staf dan SLTA sebanyak 3 orang staf. Kepala Seksi Kelembagaan didukung staf sebanyak 12 personil dengan tingkat pendidikan Sarjana S-1 Kehutanan sebanyak 4 personil, Sarjana S-1 Peternakan sebanyak 1 personil, Sarjana S-1 Sosial sebanyak 1 personil yang merupakan petugas Pengendali Ekosistim Hutan (PEH), Sarjana S-1 Adminstrasi Publik sebanyak 1 personil, Sarjana Muda Kehutanan sebanyak 1 Personil dan untuk SLTA sebanyak 2 person il. Kepala Seksi Evaluasi didukung oleh 17 orang staf dengan tingkat pendidikan Sarjana S-1 Kehutanan sebanyak 2 personil, Sarjana S-1 Pertanian sebanyak 1 personil, Sarjana S-1 Geografi sebanyak 1 personil dan tingkat SLTA sebanyak 13 personil. Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berpendidikan Sarjana S-1 Hukum, dibantu oleh 15 personil dengan tingkat pendidikan Sarjana S-1 Ekonomi sebanyak 1 personil dan tingkat SLTA sebanyak 14 personil.


(7)

7 E. Penjelasan- Penjelasan

1. Statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis serta sebagai sistim yang mengatur keterkaitan antar unsurnya.

2. Statistik Kehutanan adalah data dan informasi kehutanan yang disajikan secara tahunan dan atau berkala ( time series ).

3. Data adalah bahan keterangan tentang kejadian-kejadian nyata atau fakta-fakta baik berupa angka-angka, teks, dokumen, bagan, suara yang mewakili deskripsi verbal atau kode tertentu.

4. I nformasi adalah data yang sudah diolah sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan.

5. Sistem Statistik Kehutanan adalah suatu tatanan yang terdiri atas unsur-unsur yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas dalam penyelenggaraan statistik kehutanan.

6. Survei adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan sampel untuk memperkirakan karakteristik suatu populasi pada tempat dan saat tertentu.

7. Kompilasi data kehutanan adalah cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data kehutanan yang didasarkan pada catatan yang ada pada instansi pemerintah dan atau masyarakat yang berkaitan dengan kehutanan.

8. Penyusun statistik kehutanan adalah instansi pemerintah baik pusat maupun daerah serta BUMN yang menangani urusan kehutanan. 9. Unit-unit wilayah tertentu adalah wilayah pengelolaan DAS dan atau Kesatuan pengelolaan Hutan.


(8)

A. Letak dan Luas Wilayah

1. Propinsi Kalimantan Selatan

Propinsi Kalimantan Selatan yang meliputi wilayah seluas 3.753.052,04 Ha secara geografis terletak pada posisi antara 114º 19’ 13” BB dan 116º 39’ 28” BT serta pada posisi 1º 21’ 49” LU dan 4º 10’ 14” LS, secara administrasi pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan terdiri dari 2 Kota dan 11 Kabupaten, dengan batas-batas wilayah : - Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur

- Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar - Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa

- Sebelah Barat Berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Tengah

Luas Propinsi Kalimantan Selatan Per-wilayah Kabupaten/ Kota dan persentase dari luas keseluruhan adalah sebagai berikut : Kabupaten Tabalong luas 359.995 Ha atau 9,59 % , Hulu Sungai Utara luas 84.334,04 Ha atau 2,25 % , Balangan seluas 192.766,10 atau 5,14 % , Hulu Sungai Tengah luas 147.200 Ha atau 3,92 % , Hulu Sungai Selatan luas 180.494 Ha atau 4,81 % , Tapin luas 217.495 Ha atau 5,80 % , Banjar luas 467.268 % atau 12,45 % , Banjarbaru luas 36.712 Ha atau 0,98 % , Barito Kuala luas 237.622 Ha atau 6,33 % , Tanah Laut luas 372.930 Ha atau 9,94 % , Tanah Bumbu luas 502 .274 Ha atau 13,38 % , Kotabaru luas 946.694,90 Ha atau 25,22 % dan Banj armasin luas 7.267 Ha atau 0,19 % .

2. Propinsi Kalimantan Tengah 1. Kabupaten Barito Timur

Secara geografis Kabupaten Barito Timur terletak pada 1 39” – 2 20 ” Lintang Utara dan 114 53” – 115 25” Bujur Timur. Berdasarkan administrasi pemerintahan Kabupaten Barito Timur terletak di Propinsi Kalimantan Tengah dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kebupaten Barito Selatan


(9)

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kebupaten Tabalong - Sebelah Barat berbatasan dengan Kebupaten Barito Utara

Luas wilayah Kabupaten Barito Timur seluas 383.400 ha yang terdiri dari 6 Kecamatan..

2. Kabupaten Barito Selatan

Secara geografis Kabupaten Barito Selatan terletak pada 120” – 2 35 ” Lintang Selatan dan 114 – 115 Bujur Timur. Berdasarkan administrasi pemerintahan Kabupaten Barito Selatan di Propinsi Kalimant an Tengah dengan batas sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kebupaten Barito Utara

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kebupaten Amuntai - Sebelah Timur berbatasan dengan Kebupaten Barito Timur - Sebelah Barat berbatasan dengan Palangka Raya

Luas` wilayah Kabupaten Barito Selatan seluas 883.000 ha dan terdiri dari 6 Kecamatan.

3. Kabupaten Barito Utara.

Secara geografis Kabupaten Barito Utara terletak pada 11320” – 115 55 ” Bujur Timur, 0 – 49” Lintang utara, dan 1 - 27” Lintan Selatan. Berdasarkan administrasi pemerintahan Kabupaten Barito Utara terlet ak di Propinsi Kalimantan Tengah dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Murung Raya - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan - Sebelah Timur berbatasan dengan Prop. Kalimantan Timur - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas


(10)

4. Kabupaten Murung Raya.

Secara geografis Kabupaten Murung Raya terletak pada 114 00” – 115 00” Bujur Timur, 0 00” - 1 00” Lintan Selatan. Berdasarkan administrasi pemerintahan Kabupaten Murung Raya terletak di Propinsi Kalimantan Tengah dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur dan Propinsi Kalimantan Barat - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kebupaten Barito Utara

- Sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas dan Propinsi Kalimantan Barat. Luas wilayah Kabupaten Murung Raya seluas 2.370.000 ha yang terdiri dari 5 Kecamatan.

B. Penggunaan dan Penutupan Lahan

Penggunaan lahan adalah pemanfaatan lahan dan pengelolaan termasuk di dalamnya pola kemampuan penggunaan lahan. Jenis Penggun aan lahan yang diinterpretasikan melalui interpretasi Citra Satelit tahun rekaman 2000 dan hasil survey/ pengamatan dan risalah lapangan (field -check) dan hasil analisis digitasi GI S tahun 2005, didapatkan data penggunaan lahan yang meliputi hutan, pemukiman/ kampung, dan perladangan/ tegalan dan pertanian lahan kering lainnya.

1. Propinsi Kalimantan Selatan

Luas penggunaan dan penutupan lahan berdasarkan hasil analisis digitasi GI S tahun 2005 dan analisis citra satelit tahun 2000, didapat data sebagai berikut : Hutan seluas 1.651.771,91 Ha atau 44,01 % , Perkebunan seluas 342.072,52 Ha atau 9,11 % , Kebun Campuran seluas 150.411,86 Ha atau 4,01 % , Sawah seluas 458.017,89 Ha atau 12,20 % , Alang alang seluas 580.732,57 Ha atau 15,47 % , Rumput seluas 48.279,04 Ha atau 1,29 % , Semak Belukar seluas 101.569,97 Ha atau 2,71 % , Danau/ Rawa seluas 47.115,27 Ha atau 1,26 % , Tegalan seluas 23.319,67 Ha atau 0,62 % , Hutan Rawa seluas 259.991,5 0 Ha atau 6,93 % , Hutan Bakau seluas 68.326,58 Ha atau 1,82 % , Hutan Galam seluas 21.443,25 Ha atau 0,57 % .


(11)

2. Propinsi Kalimantan Tengah

Luas penggunanan dan penutupan lahan di Propinsi Kalimantan Tengah, khususnya yang termasuk wilayah tugas Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito Bagian Hulu adalah sebagai berikut :

a. Kabupaten Barito Timur

Penggunaan lahan di Kabupaten Barito Timur terdiri dari barbagai tipe penutupan lahan diantaranya hutan belantara seluas 146 .765 ha, rawa-rawa seluas 122.001 ha, sungai, danau, dan genangan air seluas 10.467 ha, dan sisanya pertanahan lainnya seluas 104.168 ha.

b. Kabupaten Barito Selatan

Penggunaan lahan di Kabupaten Barito Selatan terdiri dari barbagai tipe penutupan lahan diantaranya Perkampungan seluas 4.128 ha, Sawah seluas 3.614 ha, Ladang/ tegalanh seluas 1.839 ha, Perkebunan seluas 72.875 ha, Kebun campuran seluas 3.625 ha, Semak ilalang seluas 18.825 ha, Hutan belukar seluas 204.269 ha, Hutan seluas 306.474 ha, dan Danau/ sungai seluas 18.450 Ha.

c. Kabupaten Barito Utara

Penggunaan lahan di Kabupaten Barito Utara terdiri dari Hutan produksi seluas 423.375 ha, Perkebunan karet seluas 163.336 ha, Cagar alam seluas 6.000 ha, Kawasan pengembangan produksi seluas 82.487 ha, Hutan produksi terbatas seluas 212.625 ha, dan kawasan pemu kiman dan lainnya seluas 66.693 ha. Luas lahan di Kabupaten Barito Utara pada umumnya lahan kering dan berupa hutan, yang sangat luas adalah hutan produksi yang mencapai 51 % . Masih banyak lahan kering yang tidak digarap hingga menjadi lahan yang tidak produktif.


(12)

Penggunaan lahan di Kabupaten Murung Raya pada umumnya terdiri dari hutan. Luas penggunaan lahan di Kabupaten Barito Utara adalah sebagai berkut Hutan lindung seluas 4.335,32 Km² , Cagar Alam seluas 1.697,63 Km² , Hutan produksi terbatas seluas 12.557,46 Km² , Hutan produksi 2.654,55 Km² , Kawasan Pengembangan Produksi seluas 2.033,96 Km² , Kawasan Pemukiman dan penggunaan lainnya seluas 221,08 Km² .

C. Kekritisan Lahan/ DAS

Berdasarkan hasil review data spasial lahan kritis Propinsi Kalimantan Selatan dan hasil review data spasial lahan kritis Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito Bagian Hulu Tahun 2007, didapat data lahan sangat kritis dan kritis baik didalam kawasan hutan maupun diluar kawasan hutan dengan adalah sebagai berikut : Kota Banjarbaru lahan kritis diluar kawasan hutan seluas 7.522 Ha, Kabupat en Banjar dalam kawasan hutan luas lahan sangat kritis 12.795,30 Ha, kritis seluas 87.100 Ha. Diluar kawasan hutan sangat kritis 11.349,40 Ha dan kritis seluas 9.803,30 Ha. Kabupaten Tanah Laut lahan kritis dalam kawasan hutan seluas 22.544 Ha dan diluar kawasan hutan seluas 26.804 Ha. Kabupaten Tanah Bumbu lahan kritis dalam kawasan hutan seluas 49.900,90 Ha dan diluar kawasan hutan seluas 616,30 Ha. Kabupaten Kotabaru lahan kritis dalam kawasan hutan seluas 77.429,20 Ha sedangkan diluar kawasan hutan seluas 22.914,20 Ha. Kabupaten Barito Kuala luas lahan kritis dalam kawasan hutan 8.853 Ha sedangkan diluar kawasan hutan seluas 17.344,80 Ha. Kab upaten Tapin lahan sangat kritis dalam kawasan hutan seluas 854,70 Ha dan kritis seluas 9.172 Ha, sedangkan diluar kawasan hutan sangat kritis seluas 4.070,10 Ha dan kritis seluas 50.962,70 Ha. Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) luas lahan sangat kritis dalam kawasan hutan 20.885,10 Ha dan kritis seluas 8.781,80 Ha, diluar kawasan hutan luas lahan sangat kritis 6.150,20 Ha dan kritis seluas 10.821 Ha. Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) luas lahan kritis dalam kawasan hutan 9.461 Ha sedangkan diluar kawasan hutan seluas 4.283,70 Ha. Kabupaten Balangan lahan kritis dalam kawasan hutan seluas 33.641,50 Ha dan diluar kawasan hutan seluas 2.573,10 Ha. Kabupaten Tabalong luas lahan kritis dalam kawasan hutan 25.526,89 Ha sedangkan diluar kawasan hutan seluas 18.1 17,11 Ha. Kabupaten Barito Selatan luas lahan sangat kritis dalam kawasan hutan 910,70 Ha dan kritis seluas 97.509,90 Ha, sedangkan diluar k awasan hutan sangat kritis seluas 92,50 Ha dan kritis seluas 16.303,50 Ha. Kabupaten Barito Timur luas lahan dalam kawasan hutan denga kriteria sangat kritis seluas 523,80 Ha dan kriteria kritis 36.557,10 Ha. Sedangkan luas lahan kritis diluar kawasan hutan seluas 1.478,10 Ha. Kabupaten Baarito Utara lahan sangat kriti s dalam kawasan hutan seluas 1.282,70 Ha dan lahan kritis seluas 86.871,10 Ha, diluar kawasan hutan lahan sangat kritis seluas 1.268,80 Ha dan lahan kritis seluas 11.401,40 Ha.


(13)

Kabupaten Murung Raya luas lahan dengan kriteria sangat kritis dalam kawasan hutan seluas

16.040,70 Ha dan kriteria kritis seluas 38.419,10 Ha. Diluar kawasan hutan dengan kriteria sangat kritis seluas 1.402,30 Ha dan dengan kriteria kritis seluas 6.683,80 Ha. Untuk lebih jelasnya tingkat kekritisan lahan di wilayah kerja Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Barito, dapat dilihat pada tabel 1.2 buku statistik tahun 2008 ini.


(14)

I . Tahun 2004

1. Proram Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL/ Gerhan) Tahun 2004 mendapat alokasi dana sebesar Rp.26.533.586.250,-dengan jenis kegiatannya adalah Sekretariat, Penyiapan Rencana Gerhan, Pengadaan Bibit untuk Penanaman Gerhan 2004, Pengadaan Bibit untuk Pemeliharaan Tahun I (2003), Pengembangan Kelembagaan dan Pengawasan dan Pengendalian. dari rencana Proyek sebesar Rp.26.533.586.250,- telah terealisasi sebesar Rp.21.303.279.380,- atau 80,29 % , dengan penyelesaian fisik 100 % .

2. Program Pengembangan Pengelolaan Hutan Lestari

a. Kegiatan Proyek Pengembangan Hutan kemasyarakat dan Hutan Rakyat Kalimantan Selatan Tahun 2004 mendapat alokasi dana sebesar Rp.1.499.585.000,- dengan jenis kegiatan yaitu Administrasi Proyek, Penyusunan Rencana Teknis, Penanaman/ Pemeliharaan Tanaman, Pengadaan Alat Pengolahan Data, Pengembangan Usaha Ekonomi dan Pemantauan dan Evaluasi. Dari rencana Proyek sebesar Rp.1.499.585.000,- telah terealisasi sebesar Rp.1.498.215.760,- atau 99,91 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 100 % .

b. Kegiatan Pembinaan dan Peningkatan Usaha Pencegahan dan Pemulihan Kerusakan Hutan, Tanah dan Air, mendapat alokasi Sumber Dana Reboisasi tahun 2004 sebesar Rp.2.457.953.000,- dengan jenis kegiatan yaitu Sekretariat, Penyiapan Rencana Pengelolaan DAS dan RHL, Pengembangan Kelembagaan, Pengembangan Sarana Prasarana dan Koordinasi, Pembinaan dan Monev RHL. Dari rencana dana sebesar Rp.2.457.953.000,- telah terealisasi sebesar Rp.2.193.685.800,- atau 89,25 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 90,53 % .

3. Program Perencanaan dan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito Riam Kanan

Untuk tahun Dinas 2004 kegiatan Proyek Perencanaan dan Evaluasi BPDAS Barito Riam Kanan mendapat alokasi dana sebesar Rp.824.825.000, -dengan jenis kegiatan adalah Penyusunan Rencana Teknis, Pengadaan Alat Pengolah Data dan Pemantauan dan Evaluasi. Dari rencan a Proyek sebesar Rp.824.825.000,- telah terealisasi sebesar Rp.801.232.350,- atau 97,14 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 97,48 % .


(15)

4. Program Pengembangan Kelembagaan Kehutanan

a. Proyek Rehabilitasi Hutan/ Reboisasi (Kerjasama JI FPRO Centre, Seiko Epson dan Ditjen RLPS Dephut) Tahun 2004 mendapat alokasi sebesar Rp.322.356.350,- dengan jenis kegiatannya yaitu Penyusunan Rancangan Partisipasi Pembangunan Hutan Kemasyarakat, Pengadaan Bibit, Persiapan Lahan dan Penanaman, Pemeliharaan Tanaman, Pembuatan Sarana Prasarana, Penyuluhan Bimbingan

Teknis, Pendampingan, Koordinasi/ Konsultasi serta Monev. Dari rencana Proyek sebesar Rp.322.356.350, - telah terealisasi sebesar Rp.322.294.750,- atau 99,98 % , dengan penyelesaian fisiknya 99,98 % .

b. Pembangunan Model Rotan I TTO PD.108/ 01 Rev. 3 (1)

Kegiatan Pembangunan Model Rotan dengan Sumber Dana Bantuan I TTO mendapat alokasi dana sebesar Rp.204.885.000, - dengan jenis kegiatan yaitu Penyusunan Rancangan Teknis, Penyediaan dan Pengadaan Bibit Rotan, Pembuatan Gubuk Kerja, Pembuatan Papan Nama Proyek, Pengadaan Peralatan Kerja, Pengadaan Ajir Tanaman dan Penanaman Bibit Rotan. Dari rencana Proyek sebesar Rp.204.885.0 00,-telah terealisasi sebesar Rp.184.509.260,- atau 90 % .

I I . Tahun 2005

1. Program Pengembangan Kelembagaan

a.` Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Daerah Aliran Sungai Barito tahun Anggaran 2005 mendapat alokasi sebesar Rp.17.500.000, -dengan jenis kegiatan yaitu Liputan TVRI kegiatan RLKT, Siaran Radio daerah dan Liputan Media Cetak Daerah. Dari dana Proyek sebesar Rp.17.500.000,- telah terealisasi sebesar Rp.11.000.000,- atau 62,86 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 62,86 % .

2. Program Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Kegiatan Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Barito Tahun Anggaran 2005 mendapat alokasi dana sebesar Rp.1.661.058.000,- dengan jenis kegiatan yaitu Monev. Tata Air, Monev. Penggunaan Lahan pada Catchment Area SPAS, Monev. Sosial Ekonomi Masyarakat, Monev. Plot Erosi Areal DAS Mikro, Pembuatan Tanaman Unggulan Lokal Areal DAS Mikro, Pelatihan Teknis dan Magerial bagi Kelompok Tani peserta DAS Mikro, Pengembangan Model Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung (JI FPRO), Sosial/ Pra Kondisi kegiatan RHL, Penyusunan RTT-RLKT Tahun 2006,


(16)

Dari rencana Proyek sebesar Rp.1.661.058.000,- telah terealisasi sebesar Rp.1.625.953.560,- atau 97,86 % 3. Rehabilitasi Lahan Kritis

Kegiatan Rehabilitasi Lahan Kritis tahun 2005 mendapat alokasi 231.670.000, - dengan jenis kegiatan yaitu Pemeliharaan Pengembangan Areal Model Hutan Rakyat Terpadu dan Monitoring Hutan Rakyat Terpadu. Dari dana Proyek sebesar Rp.231.670.000, - telah terealisasi sebesar Rp.227.850.000,- atau 98,35 % .

4. Rehabilitasi Kawasan Hutan

Kegiatan Rehabilitasi Hutan Tahun 2005 mendapat alokasi sebesar Rp.33.640.000,- dengan jenis kegiatan yaitu I dentifikasi Lokasi Sosial Forestry dalam rangka Penetapan Areal Kerja Sosial Forestry (AKSF) dan Bimbingan Teknis kegiatan Model DAS Mikro dan Sosial Forestry. Dari dana Proyek sebesar Rp.33.640.000,- telah terealisasi sebesar Rp.28.820.000,- atau 85.67 % .

5. Reboisasi/ Rehabilitasi Hutan Lindung

Kegiatan Pemeliharaan Rehabilitasi Hutan/ Reboisasi (Kerjasama JI FPRO, Seiko Epson dan Ditjen RLPS Dephut) mendapat alokasi dana sebesar Rp.261.706.775,- telah terealisasi sebesar Rp.261.646.775 atau 99,98 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 99,98 % .

6. Penyediaan Bahan Baku Rotan

Kegiatan Pembangunan Model Rotan Bantuan I TTO PD. 108/ 01 Rev. 3 (1) mendapat alokasi sebesar Rp.103.005.000,- dengan jenis kegiatan berupa kegiatan Pemeliharaan dan Pembuatan Model Rotan. Dari dana Proyek sebesar Rp.103.005.000,- telah terealisasi sebesar Rp.103.005.000,- atau 100 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 100 % .

I V. Tahun 2006

1. Program Penyusunan Rencana dan Evaluasi Pengelolaan DAS

a. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Tata Air mendapat alokasi dana sebesar Rp.120.836.000, - telah terealisasi sebesar Rp.104.156.000,- atau 86,20 % dengan penyelesian fisik sebesar 86,20 % .


(17)

b. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah

(RLKT) mendapat alokasi dana sebesar Rp.84.180.000,- telah terealisasi sebesar Rp.81.460.000,- atau 96,77 % , dengan penyelesaian fifik sebesar 96,77 % .

c. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Plot Erosi mendapat alokasi dana sebesar Rp. 28.540.000,- telah terealisasi sebesar Rp.25.120.000,- atau 88,01 % , dengan realisasi fisik sebesar 88,01 % .

d. Kegiatan Monitoring Daerah Banjir mendapat alokasi dana sebesar Rp.45.900.000,- telah terealisasi sebesar Rp.39.840.000,- atau 86,20 % , dengan realisasi fisik sebesar 86,20 % .

e. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Hutan Rakyat Terpadu mendapat alokasi dana sebesar Rp.40.600.000, - telah terealisasi sebesar Rp.28.700.000,- atau 70,69 % , dengan realisasi fisik 70,69 % .

f. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Hutan Lindung (JI FPRO) mendapat alokasi dana sebesar Rp.24.040.000, - telah terealisasi sebesar Rp.16.900.000,- atau 79,30 % , dengan realisasi fisik sebesar 79,30 % .

g. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Areal Bekas Tambang mendapat alokasi dana sebesar Rp.57.080.000,- telah terealisasi sebesar Rp.52.020.000,- atau 91,14 % , dengan realisasi fisik sebesar Rp.91,14 % .

h. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Daerah Rawa mendapat alokasi dana sebesar Rp.116.200.000, - telah terealisasi sebesar Rp.110.860.000,-atau 95,41 % , dengan penyelesaian fifik sebesar 95,41 % .

i. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Tanaman Rotan Bantuan I TTO mendapat alokasi dana sebesar Rp.42.800.000, - telah terealisasi sebesar Rp.38.075.000,- atau 88,96 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 88,96 % .

j. Kegiatan Penyusunan Data Dasar RTL-RLKT Sub-Sub DAS Riam Kanan, Sub DAS Martapura DAS Barito mendapat alokasi dana sebesar Rp.209.187.000,- telah terealisasi sebesar Rp.186.296.600,- atau 89,06 % , dengan penyelesaian fifik sebesar 89,06 % .

k. Penyusunan Data Karakteristik DAS Kintap, Satui dan Kusan mendapat alokasi dana sebesar Rp.288.957.000, - telah terealisasi sebesar Rp.270.982.560,- atau 93,78 % , dengan realisas fisik sebesar 93,78 % .


(18)

2. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/ Teknis/ Program

Kegiatan Penyusunan Rancangan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Bawah Tegakan (Wanatani/ Wanafarma) di Areal MDM mendapat alokasi dana sebesar Rp.25.301.000,- telah terealisasi sebesar Rp.16.287.100,- atau 64,37 % , dan penyelesaian fisik sebesar 64,37 % .

3. Program Penyuluhan dan Penyebarluasan I nformasi

a. Kegiatan Pembangunan Sistem Spasial dan WEB RHL wilayah BPDAS Barito mendapat alokasi dana sebesar Rp.182.250.000, - telah terealisasi sebesar Rp.180.484.000,- atau 99,03 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 99,03 % .

b. Kegiatan Liputan BPDAS Barito Oleh TV Daerah mendapat alokasi dana sebesar Rp.27.000.000, - telah terealisasi sebesar Rp.17.700.000,- atau 65,57 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 65,57 % .

4. Program Pengembangan Kelembagaan

Kegiatan I nventarisasi dan I dentifikasi Kelembagaan Kelompok Tani, Temu Usaha dan Sosialisasi Kegiatan RHL mendapat alokasi d ana sebesar Rp.110.480.000,- telah terealisasi sebesar Rp.50.040.000,- atau 45,30 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 45,30 % .

5. Program Penyelenggaraan Daerah Aliran Sungai

a. Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Unggulan Lokal Areal Model DAS Mikro Tahun I mendapat alokasi dana sebesar Rp.158.500.000, - telah terealisasi sebesar Rp.145.750.000,- atau 91,95 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 91,95 % .

b. Kegiatan Pembuatan tanaman Pemanfaatan Bawah Tegakan (Wanafarma/ Wanatani) mendapat alokasi dana sebesar Rp.120.005.000, - telah terealisasi sebesar Rp.110.900.000,- atau 92,41 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 92,41 % .

6. Program Penyelenggaraan Rehabilitasi Lahan Kritis

a. Kegiatan Pemantapan Rencana Teknik Tahunan RHL Tahun 2007 mendapat alokasi dana sebesar Rp.190.890.000, - telah terealisasi sebesar Rp.148.599.000,- atau 77,84 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 77,84 % .

b. Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Tahun I Hutan Lindung (JI FPRO) mendapat alokasi dana sebesar Rp.176.205.000, - telah terealisasi sebesar Rp.159.010.000,- atau 90,24 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 90,24 % .


(19)

c. Kegiatan Pemeliharaan Areal Model Hutan Rakyat Terpadu Tahun I I mendapat

alokasi dana sebesar Rp.124.400.000,- telah terealisasi sebesar Rp.91.575.000,- atau 73,61 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 73,61 % . 7. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Kegiatan Penyelenggaraan Forum Koordinasi Pengelolaan DAS dan RHL mendapat alokasi dana sebesar Rp.41.680.000, - telah terealisasi sebesar Rp.30.560.000,- atau 73,32 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 73,32 % .

8. Program Pengembangan Hutan Kemasyarakatan

a. Kegiatan I nventarisasi dan I dentifikasi Lokasi Social Forestry mendapat alokasi dana sebesar Rp.37.729.000, - telah terealisasi sebesar Rp.32.281.100,- atau 85,56 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 85,56 % .

b. Kegiatan I nventarisasi dan I dentifikasi Tanaman Buah dan Getah mendapat alokasi dana sebesar Rp.74.071.000, - telah terealisasi sebesar Rp.57.685.400,- atau 77,88 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 77,88 % .

9. Program Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Usaha Perhutanan Sosial

a. Kegiatan I dentifikasi Penyebaran Potensi Hutan Rakyat pada 10 (sepuluh) Kabupaten mendapat alokasi dana sebesar Rp.125.200.00 0,- telah terealisasi sebesar Rp.75.983.400,- atau 60,69 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 60,69 % .

b. Kegiatan I nventarisasi dan I dentifikasi Potensi Kayu Manis pada 2 (dua) Kabupaten mendapat alokasi dana sebesar Rp.36.750.000 ,- telah terealisasi sebesar Rp.32.319.000,- atau 87,94 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 87,94 % .

c. Kegiatan I dentifikasi Penyebaran Potensi Bambu pada 5 (lima) Kabupaten mendapat alokasi dana sebesar Rp.82.900.000, - telah terealisasi sebesar Rp.70.060.000,- atau 84,52, dengan penyelesaian fisik sebesar 84,52 % .

d. Kegiatan I dentifikasi Penyebaran Potensi Rotan pada 4 (empat) Kabupaten Daerah Hulu Barito mendapat alokasi dana sebesar Rp.118.580.000,- telah terealisasi sebesar Rp.97.617.400,- atau 82,32 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 82,32 % .

10. Pengembangan Usaha Hasil Hutan Non Kayu

a. Kegiatan Pengembangan Budidaya Lebeh Madu mendapat alokasi dana sebesar Rp.244.770.000,- telah terealisasi sebesar Rp.238.740.000,-atau 97,53, dengan penyelesaian fisik sebesar 97,53 % .


(20)

V. TAHUN 2007

1. PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

a. Liputan TVRI Daerah.

Liputan TVRI daerah mendapat alokasi dana sebesar Rp.88.850.000,- dengan sasaran kegiatan adalah liputan kegiatan RHL/ RLKT untuk 10 paket (10 Kabupaten). Sampai dengan akhir Desember 2007, kegiatan liputan TVRI Daerah baru dilaksanakan sebanyak 2 paket saja, yaitu kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tapin dengan penyerapan dana sebesar

Rp.5.800.000,-b. Pemeliharaan Tahun I I Tanaman Unggulan Lokal Areal Model DAS Mikro.

Pada tahun 2007 pelaksanaan Model DAS Mikro (MDM) dengan jenis kegiatannya adalah pemeliharaan tahun I I selu as 100 Ha, Pembuatan tanaman pemanfaatan lahan bawah tegakan seluas 50 Ha dan pengembangan budidaya lebah madu sebanyak 100 setup, telah selesai 100 % dengan peserta sebanyak 100 orang yang terbagi 2 (dua) Kelompok Tani Desa Lumpangi Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dengan adanya kegiatan MDM ini banyak menghasilkan hal-hal yang positif, diantaranya adalah meningkatnya pendapatan masyarakat.

c. Pelatihan Petugas Lapangan Gerhan (PLG).

Pelatihan Petugas Lapangan Gerhan tahun 2007 telah dilaksanakan di Wisma Yulia Martapura Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan selama 4 hari, setara dengan 32 Jam Pelajaran @ 45 menit. Pelatihan ini diikuti oleh Petugas Lapangan Gerhan yang telah dinyatakan lulus tes oleh Departemen Kehutanan sebanyak 54 orang. Kabupaten yang mengikut -sertakan petugas Lapangan Gerhan


(21)

yaitu dari Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai

Tengah, Barito Timur dan Kabupaten Kotabaru. Pengajar/ instruktur pelatihan ini dari Balai Pengelolaan DAS Barito, Dinas Kehutanan Propinsi, Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar, BP2HTI BT Banjarbaru serta Universitas Lambung mangkurat. Dengan selesainya pelatihan ini di harapkan bahwa peserta dapat meningkatkan kemampuan dalam penyuluhan dan pendampingan kegiat an serta memper-ketat pengawasan dan pengendalian yang diharapkan dapat menjamin terlaksananya kegiatan Gerhan sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

d. Pengembangan Model Budidaya Gaharu

Kegiatan Pengembangan Model Budidaya Gaharu selesai dilaksanakan seluas 100 Ha dan lokasi Model DAS Mikro (MDM) desa Lumpangi Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegiatan ini terdiri dari Pengadaan Herbisida, Pengadaan Hand Sprayer, Peng adaan pupuk, pengadaan bibit Gaharu, penyemprotan, pendangiran, penyulaman dan pemupukan. Dengan selesainya kegiatan Pengembangan Model Budidaya Gaharu ini diharapkan tingkat keberhasilan tanaman akan meningkat sesuai dengan yang diharapkan dan tingkat pendapatan anggota kelompok tani semakin meningkat. Oleh karena pelaksanaan kegiatan dimulai pada pertengahan tahun, maka upah mandor hanya terserap 50 % dan pengadaan bibit hanya mencapai 63 % karena pengadaan bibit mengikuti standar harga dari Departemen Kehutanan. e. Pembuatan Hutan Rakyat Pola Kemitraan

Pembuatan Hutan Rakyat Pola Kemitraan dilaksanakan di Desa Ranggang, Kecamatan Takisung kabupaten Tanah laut seluas 100 Ha. Jumlah peserta 100 orang yang telah membentuk kelompok tani Sido Maju. Kegiatan ini memanfaatkan lahan milik peserta yan g dibuktikan dengan


(22)

surat kepemilikan tanah berupa Segel dan jenis tanaman yang dikembangkan

adalah tanaman Mahoni dan Karet. Hasil yang diharapkan nantinya adalah meningkatnya pendapatan petani peserta hutan rakyat secara mandiri dan berkesinambungan.

f. Pemeliharaan Pemanfaatan Bawah Tegakan (Wanafarma/ Wanatani)

Kegiatan pemeliharaan Tanaman Pemanfaatan Bawah Tegakan (Wanafarma/ Wanatani) dilaksanakan di areal Model DAS Mikro Desa Lumpangi Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai selatan. Kegiatan Wanatani seluas 25 Ha dengan jenis tanaman yang dikembangkan adalah Padi dan kacang tanah. Sedangkan kegiatan Wanafarma seluas 25 Ha jenis tanamannya Kencur dan Jahe.

g. Pembinaan Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan/ Sos-For

Kelompok Tani merupakan penentu keberhasilan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh BP DAS Barito, dan juga sebagai bukti partisipasi/ mitra utama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan kelestarian hutan. Kegiatan ini b ertujuan untuk memperkuat kelembagaan kelompok tani Hutan Kemasyarakatan/ Sosial Forestry dalam melaksanakan kegiatan yang

telah dilaksanakan, sehingga program/ rencana berikutnya dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas kegiatan secara kontinyu sehingga mencapai keberhasilan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

h. Pemeliharaan Budidaya Lebah Madu

Pemeliharaan budidaya lebah madu tetap perlu dilakukan karena merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya dengan tujuan unt uk lebih meningkatkan keberhasilan dalam pelaksanaan budidaya lebah madu, sehingga hasilnya benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat yang


(23)

akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan pemeliharaan

budidaya lebah madu untuk tahun 2007 ini dilaksanakan di 2 (dua) lokasi kegiatan yaitu di w ilayah Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar dan Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Masing-masing lokasi telah dikembangankan lebah madu jenis lokal atau Apis cerena sebanyak 100 Stup/ klon.

i. Kerja Sama Kemitraan dengan LSM/ LNP.

Kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/ Lembaga Non Pemerintah (LNP) mutlak diperlukan untuk mengurangai atau mencegah terjadinya kebocoran anggaran dan meningkatkan pengawasan pelaksanaan kegiatan fisik dilapangan. Balai Pengelolaan DAS Barito telah bekerja sama dengan Lembaga Non Pemerintah (LNP) Rindang Banua Kalimantan Selatan, dimana kerjasama ini menghasilkan suatu kesepakatan bersama yang saling mengisi dan mengoreksi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai

Pengelolaan DAS Barito. Kegiatan ini tidak bisa diselesaikan suluruhnya akibat adanya kebijakan Departemen Kehutanan Cq. Biro Perencanaan dan Keuangan tersebut dan hanya bisa diselesaikan sekitar 30 % saja.

j Lokakarya Pembentukan Forum DAS

Pengelolaan sumberdaya dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) harus dapat dirumuskan secara holistik yaitu memandang masalah secara utuh, terpadu dan memecahkannya secara multi disiplin, lintas sektoral, lintas daerah sesuai konsepi Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai kesatuan ekosistim. Untuk itu dirasa perlu untuk adanya bentuk kelembagaan pengelolaan dan pengkajian sebagai wadah koordinasi, komunikasi dan konsultasi para pihak yang terlibat (stakeholder) dalam suatu DAS. Salah satu alternatif wadah tersebut adalah Forum DAS dimana anggotanya terdiri dari perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Pembentukan


(24)

Forum DAS Barito sudah dilaksanakan di Hotel Banjarmasin I nternasional (HBI )

selama 1 (satu) hari, pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2007. Peserta sebanyak 140 orang yang terdiri dari unsur pemerintah yang terkait dengan bidang kehutanan, unsur Swasta dari bidang kehutanan, perkebunan, pertambangan, penangkar bibit/ benih, koperasi dan lain-lain, serta dari unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM/ Lembaga Non Pemerintah (LNP) bidang kehutanan/ Lingkungan Hidup ditambah dengan kelompok tani dan pemuka masyarakat.

i. Lokakarya Pengembangan Hutan Rawa

Kalimantan Tengah yang merupakan wilayah kerja DAS Barito bagian hulu yang melaksanakan kegiatan Aksi Penanaman Serentak I ndonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon serta Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon. Kegiatan aksi ini diikuti oleh semua

komponen di daerah Lokakarya pengembangan hutan rawa perlu dilaksanakan karena hutan rawa merupakan salah satu tipe hutan yang memiliki ciri khas yang unik dimana merupakan salah satu ekosistim yang spesifik dan rapuh. Kondisi hutan rawa di Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah telah mengalami penurunan dalam hal kwalitas yang disebabkan oleh kegiatan manusia karena banyak dari hutan rawa ini telah dibuka untuk pertanian maupun tambak. Lokakarya ini dilaksanakan dilaksanakan di Hotel Banjarmasin I nter nasional (HBI ) selama 1 (satu) hari, pada hari Rabu tanggal 31 Oktober 2007, dan diikuti oleh 70 (tuj uh puluh) orang yang terdiri dari dinas yang menangani kehutanan di daerah, Dinas Kehutanan Propinsi, Dinas Perkebunan, BAPPEDA Propinsi dan Kabupaten, universitas Lambun g Mangkurat, Lembaga swadaya Masyarakat (LSM)/ lembaga Non Pemerintah (LNP), dan lain-lain.


(25)

j. Bimbingan Teknis Aksi Penanaman Serentak I ndonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon serta Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon.

Bimbingan Teknis Aksi Penanaman Serentak I ndonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon serta Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon dilaksanakan pada awal Bulan Nopember 2007 yang meliputi 11 Kabupaten dan 2 Kota di Propinsi Kalimantan Selatan dan 4 Kabupat en di Propinsi, diantaranya dari Pejabat daerah, TNI , POLRI , Pelajar, Pramuka dan Masyarakat.

2. PROGRAM PENGAWASAN DAN PENGENDALI AN

a. Monitoring dan Evaluasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dilaksanakan untuk mengetahui realisasi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan/ Dinas Kehutanan dan Perkebunan/ Dinas yang menangani kehutanan di kabupaten/ kota, dimana pelaksanaannya apakah sudah sesuai dengan standar teknis atau belum, dengan cara menghimpun dan mengolah data tentang kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), lokasi, luas maupun jenis tanaman serta kondisi tanaman pada saat pelaksanaan monitoring. Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) 2007 sudah dilaksanakan 100 % dengan sasaran adalah satuan wilayah pengelolaan daerah aliran sungai (SWP-DAS) di wilayah kerja Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito di 4 (empat) kabupaten yaitu Kabupaten Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, dan Murung Raya.


(26)

b. Monitoring dan Evaluasi Tata Air

Monitoring dan evaluasi tata air merupakan kegiatan yang penting bagi perencanaan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) karena dengan adanya kegiatan ini dapat diketahui keadaan tata air pada wilayah DAS/ Sub DAS maupun Sub-Sub DAS yang meliputi kuantitas dan kualitas kandungan sedimentasi serta kontinuitas air dari DAS/ Sub DAS/ Sub-Sub DAS yang bersangkutan, untuk menetapkan kondisi tata air yang selanjutnya sebagai bahan masukan guna peningkatan dan penyempurnaan program pengelolaan DAS lebih lanjut. Pada tahun 2007 in i sasaran diarahkan ke wilayah Catchment Area yang sudah terpasang peralatan Pengamat Arus Sungai (SPAS) dan peralatan Pengamat Curah Hujan (ombro meter). Kegiatan monitoring dan evaluasi tata air ini sudah dilaksanakan dengan hasil yang didapat berupa kondisi tata air pada wilayah Catchment Area Sungai Besar, Catchment Area Sungai Riaman, Catchment Area Sungai Ahan dan Catchment Area Sungai Hauran, yang sudah terpasang peralatan Pengamat Arus Sungai (SPAS) maupun Pengamat Curah Hujan.

c. Monitoring dan Evaluasi Plot Erosi.

Kegiatan monitoring dan evaluasi plot erosi dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat erosi dan sedimentasi yang terjadi di wilayah SWP DAS/ Sub DAS. Kegiatan ini diarahkan ke areal Sub DAS yang sudah terpasang peralatan Automatic Water Level Recorder (AWLR) dan sudah dilaksanakan 100 % . Hasil yang didapat adalah data tingkat erosi dan sedimentasi pada wilayah DAS Mikro di Desa Lu mpangi, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

d. Monitoring dan Evaluasi Tanaman Unggulan Lokal areal MDM.

Kegiatan monitoring dan evaluasi tanaman unggulan lokal areal MDM sudah dilaksanakan di Kecamatan Lumpangi Kabupaten Hulu Sun gai Selatan seluas 50 Ha. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemajuan kegiatan tanaman unggulan lokal areal MDM.


(27)

Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah yang akurat tentang luas, lokasi, jenis

tanaman, kondisi tanaman dan Prosentase tumbuh serta hambatan/ permasalahan yang dihadapi mulai dari pembuatan sampai pemeliharaannya dan cara pemecahan mengatasi hambatan/ permasalahan.

e. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pertambangan

Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan pertambangan sudah dilaksanakan di 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong. Kegiatan Pertambangan sangat perlu dipantau secara terus menerus untuk mengetahui tingkat laju pertambahan areal bekas tambang pada setiap tahunnya. Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah data tentang luas areal bekas tambang, surat ijin p enambangan, luas areal penambangan, luas areal yang sudah ditambang dan luas areal yang sudah direklamasi.

f. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Terpadu.

Kegiatan monitoring dan evaluasi pengelolaan DAS terpadu di wilayah tugas Balai Pengelolaan DAS Barito baru dilaksanakan tahu n 2007 ini. Kegiatan ini diusahakan dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui dan memantau perkembangan pengelolaan DAS terpadu sebagai dasar penanganan atau penyusunan rancangan kegiatan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Kegiatan ini dilaksanakan di dua Sub DAS, yaitu Sub DAS Amandit dan Sub DAS Batang Alai di kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Hasil yang didapat adalah data yang akurat tentang Tipe penutupan lahan, Kegiatan RLKT, di kedua kabupaten tersebut.


(28)

g. Monitoring Daerah Banjir.

Kegiatan monitoring daerah banjir di wilayah tugas Balai Pengelolaan DAS Barito sudah dilaksanakan sejak tahun 2006. Kegiatan ini diusahakan dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui dan memantau perkembangan daerah banjir sebagai dasar penanganan atau penyusunan rancangan kegiatan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Monitoring daerah banjir pada tahun 2008 dilaksanakan di delapan kabupaten, yaitu Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Kuala, Banjar, Tabalong, Barito Utara dan Kabupaten Mur ung Raya. Hasil yang didapat adalah data tentang kejadian banjir, penyebab banjir, luas derah banjir, kerugian yang dialami masyarakat akibat banjir dan kerusakan lokasi kegiatan RHL/ RLKT akibat banjir.

3. PROGRAM PERENCANAAN

a. Penyusunan Rancangan Pemeliharaan Tanaman Hutan Lindung (JI FPRO) 100 Ha

Dalam Daftar I sian Penggunaan Anggaran (DI PA) tahun 2008 terdapat kegiatan Pemeliharaan Tanaman Hutan Lindung (JI FPRO) seluas 100 Ha, berlokasi di sekitar areal Rehabilitasi/ Reboisasi Hutan Lindung kerjasama Seiko Epson, Jifpro dan Ditjend RLPS desa Bentok darat, Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut. Kegiatan ini sudah dilaksanakan 89,47 % secara fisik, dan untuk penyerapan anggaran sebesar 83,91 % . Hal ini terjadi karena ada 2 (dua) komponen kegiatan fisik yang tidak bisa dilaksanakan yaitu kegiatan pengangkutan bibit, penanaman dan penyulaman serta pendangiran dan pemupukan.


(29)

b. Pemantapan Rencana RTT RHL tahun 2008

Kegiatan Pemantapan Rencana Tehnik Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTT-RHL) tahun 2008 sudah selesai dilaksnakan. RTT-RHL tahun 2008 ini merupakan penjabaran/ tindak lanjut dari Rencana Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) 5 tahun. Dalam penyusunan Rencana Tehnik Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTT-RHL) ini menggunakan beberapa informasi utama, antara lain : Peta Thematik, Peta Rencana tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah/ RTRWP Kabupaten, usulan Rencana Tehnik Tahunan dari Dinas yang mengurusi Kehutanan Kabupaten/ Kota, serta cheking lapangan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar identifikasi lapangan dan analisis GI S. Kegiatan ini menghasilkan data dan informasi dalam mendukung upaya percepatan Gerakan Nasional dan mengurangi degradasi hutan dan lahan, khususnya di satuan Wilayah Pengelolaan DAS Barito dan sekitarnya. Namun kegiatan ini baru mencapai 15,99 % saja, karena hanya penyusunan rencana keja dan upah pembahasan naskah dan pengadaan barang operasional saja yang bisa diselesaikan.

c. Review/ Penyempurnaan RHL 5 Tahun Wil Kerja BPDAS Barito (Kalsel-Teng)

Review/ Penyempurnaan RHL 5 Tahun wilayah kerja Balai Pengelolaan DAS Barito perlu dilakukan, karena situasi dan kondisi yang menyangkut beberapa komponen pekerjaan sudah tidak sesuai lagi apabila dibandingkan dengan 2 atau 3 tahun yang lalu. Hal ini terjadi karena adanya perubahan secara global mengenai situasi sosial politik yang terjadi. Kegiatan ini juga tidak bisa diselesaikan karena hampir 85 % kegiatannya adalah perjalanan dinas koordinasi pembaruan data (updating data RHL) ke kabupaten/ kota.


(30)

d. Penyusunan Urutan DAS Prioritas Wilayah Kerja BP DAS Barito.

Penyusunan Urutan DAS Prioritas perlu dilaksanakan untuk mengetahui situasi dan kondisi Daerah Aliran Sungai yang ada di wilayah kerja Balai Pengelolaan DAS Barit o, sehingga kondisi DAS dapat termonitor setiap tahunnya sebagai dasar pengambilan keputusan/ kebijakan dalam penangganannya pada tahun berikutnya. Namun karena adanya kebijakan dari Depatemen, realisasi hanya sampai pada penyusunan rencana kerja saja atau hanya 0,53 % saja karena sebagian besar anggaran tersedia untuk perjalanan dinas pengumpulan data di lapangan.

e. Penyusunan Data Karakteristik DAS Batulicin dan Cantung

Kegiatan penyusunan data karakteristik DAS Batulicin dan Cantung juga hanya bisa diselesaikan sebesar 40,5 % . Komponen pekerjaan yang bisa di selesaikan adalah penyusunan rencana kerja, upah analisa data, pengadaan alat tulis, bahan peta, pengadaan peta dasar dan peta citra landsat, pembahasan naskah dan lain-lain. Kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan adalah perjalanan dinas koordinasi, konsultasi, pengumpulan data biofisik dan sosial ekonomi dan cheking lapangan.

f. Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu

Penyusunan rencana pengelolaan DAS terpadu sebenarnya sangat perlu dilaksanakan karena pengelolaan DAS terpadu merupakan patokan dalam penyusunan kegiatan dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) dalam suatu wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS). Nam un pada tahun 2007 ini hanya dapat dilaksanakan sebesar 0,04 % saja karena alasan yang sama.


(31)

g. I dentifikasi Daerah Rawan Bencana alam

I dentifikasi daerah rawan bencana alam juga hanya dapat diselesaikan sebesar 0,6 % saja dengan jenis kegiatan penyusunan rencana kerja. Dari anggaran yang tersedia, sekitar 78,88 % adalah perjalanan dinas konsultasi, pengumpulan data potensi bencana dan cheking lapangan. h. Penyusunan Rancangan Model Rehabilitasi Rawa

Penyusunan rancangan model model hutan rawa sudah selesai dilaksanakan 100 % . Rancangan model hutan rawa menyangkut rancangan pembuatan hutan rawa seluas 25 Ha, jenis tanaman, jarak tanam, dan pembuatan pondok kerja. Penyusunan rancangan ini sebagai p atokan bagi pelaksana pembuatan model hutan rawa.

i. Penyusunan Rancangan Teknis Hutan Rakyat Pola Kemitraan

Penyusunan rancangan teknis hutan rakyat pola kemitraan juga sudah selesai dan pelaksanaan pekerjaan seluas 100 Ha juga sudah terealisasi. Penyusunan rancangan ini sebagai patokan bagi pelaksana pembuatan hutan rakyat pola kemitraan, agar dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan tidak mengalami kesulitan atau hambatan yang berarti.

j. Penyusunan Rancangan Model Budidaya Gaharu 100 Ha

Penyusunan model budidaya gaharu sudah selesai dilaksanakan dan pelaksanaan pekerjaan juga sudah terealisasi. Penyusunan rancangan ini sebagai patokan bagi pelaksana pembuatan model budidaya gaharu, agar dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan tidak mengalami kesulitan atau hambatan yang berarti.


(32)

Untuk pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya lebah madu pada 12 kabupaten hingga akhir tahun dapat terealisasi sebesar 1 00 % fisik dan anggaran sebesar 91,80 % . Tidak tercapainya anggaran 100 % karena ada beberapa komponen yang tidak bisa mengh abiskan anggaran yang tersedia, karena menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

VI . TAHUN 2008

1. PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

a. Sosialisasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pengelolaan DAS dan RHL.

Dalam rangka mensosialisasikan kegiatan Pengelolaan DAS dan RHL yang dilaksanakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito Tahun Anggaran 2008 salah satunya dengan cara liputan TVRI daerah yang berupa Talk Show yang disiarkan secara langsung oleh TVRI Daerah Kalimantan Selatan, dengan nara sumber adalah Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Selatan, Kepala Balai Pengelolaan DAS Barito dan dari Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat.

b. Pembekalan Petugas Lapangan Gerhan (PLG).

Pembekalan Petugas Lapangan Gerhan tahun 2008 telah dilaksanakan di Wisma Yulia Martapura Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan selama 4 hari, setara dengan 32 Jam Pelajaran @ 45 menit. Pelatihan ini diikuti oleh Petugas Lapangan Gerhan yang telah ditetapkan sebagai PLG di Kabupaten sebanyak 51 orang. Nara Sumber / instruktur pembekalan ini dari Balai Pengelolaan DAS Barito, Dinas Kehutanan Propinsi, Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar, BP2HTI BT Banjarbaru serta Universitas Lambung mangkurat. Dengan selesainya pembekalan ini diharapkan bahwa peserta dapat meningkatkan kemampuan dalam penyuluhan dan pendampingan kegiatan serta memperketat pengawasan


(33)

dan pengendalian yang diharapkan dapat menjamin terlaksananya kegiatan

Gerhan sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Dari jumlah Petugas Lapangan Gerhan (PLG) sebanya 54 orang, sebanyak 3 (tiga) orang telah mengundurkan diri dengan alasan sudah diterima sebagai CPNS di berbagai instansi pemerin tahan baik pusat maupun daerah.

c. Pemeliharaan Tahun I Model Budidaya Gaharu

Kegiatan Pengembangan Model Budidaya Gaharu selesai dilaksanakan seluas 100 Ha dan lokasi Model DAS Mikro (MDM) desa Lumpangi Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegiatan ini terdiri dari Pengadaan Herbisida, Pengadaan Hand Sprayer, Pengadaan pupuk, pengadaan bibit Gaharu, penyemprotan, pendangiran, penyulaman dan pemupukan. Dengan selesainya kegiatan Pemeliharaan Tahun I Model Budidaya Gaharu ini diharapkan tingkat keberhasilan tanaman akan meningkat sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya kegiatan Pembinaan Kelompok Tani, Bimbingan Teknik Budidaya gaharu dan Teknik Penyuntikan Gaharu, diharapkan tingkat pendapat an anggota kelompok tani semakin meningkat.

d. Pemeliharaan Tahun I Hutan Rakyat Pola Kemitraan

Pemeliharaan Hutan Rakyat Pola Kemitraan dilaksanakan di Desa Ranggang, Kecamatan Takisung kabupaten Tanah laut seluas 100 Ha. Jumlah peserta 100 orang yang telah membentuk Kelompok Tani Sido Maju. Kegiatan ini memanfaatkan lahan milik masyarakat/ peser ta yang dibuktikan dengan surat kepemilikan tanah berupa Segel dan jenis tanaman yang dikembangkan adalah tanaman Mahoni dan Karet dengan jarak tanam 5 X 5. Hasil yang diharapkan nantinya adalah meningkatnya pendapatan petani peserta hutan rakyat kemitraan secara mandiri dan berkesinambungan karena sudah ada perusahaan yang siap menerima hasil panen.


(34)

e. I ntensifikasi Pemanfaatan Ruang Bawah Tegakan Mahoni.

I ntensifikasi Pemanfaatan Ruang Bawah Tegakan Mahoni dilaksanakan di Desa Bentok darat, Kec. Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut seluas 50 Ha dengan jenis tanaman Meranti seluas 15 Ha dan Karet seluas 35 Ha. Kegiatan ini memanfaatkan ruang bawah tegakan Mahoni di lokasi Rehabilitasi Hutan Lindung Kerjasama antara Seiko Epson, Jifpro dan Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPT) Departemen Kahutanan.

f. Pembinaan (Penguatan) Kelembagaan Kelompok Tani MDM

Bimbingan Teknis dan Manajerial bagi kelompok tani sangat penting, karena kelompok tani merupakan penentu keberhasilan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh BP DAS Barito, dan juga sebagai bukti partisipasi/ mitra utama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan kelestarian hutan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkuat kelembagaan kelompok tani, khusu snya Kelompok Tani Hutan Model DAS Mikro (MDM) dalam melaksanakan kegiatan yang telah dilaksanakan, sehingga program/ rencana berik utnya dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas kegiatan secara kontinyu sehingga mencapai keberhasilan yang lebih baik.

g. Pengembangan Budidaya Lebah Madu

Pengembangan budidaya lebah madu tetap perlu dilakukan karena merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya dengan tujuan unt uk lebih meningkatkan keberhasilan dalam pelaksanaan budidaya lebah madu, sehingga hasilnya benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat yang


(35)

akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembuatan budidaya

lebah madu untuk tahun 2008 ini dilaksanakan di Desa Alimukim, Kecamatan Pengaron Kabupaten dan dikembangankan lebah madu jen is lokal atau Apis cerena sebanyak 100 Stup/ klon.

h. Fasilitasi Forum Pengelolaan DAS dan RHL

Pengelolaan sumberdaya dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) harus dapat dirumuskan secara holistik yaitu memandang masalah secara utuh, terpadu dan memecahkannya secara multi disiplin, lintas sektoral, lintas daerah sesuai konsepi Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai kesatuan ekosistim. Untuk itu dirasa perlu untuk adanya bentuk kelembagaan pengelolaan dan pengkajian sebagai wadah koordinasi, komunikasi dan konsultasi para pihak yang terlibat (stakeholder) dalam suatu DAS. Salah satu alternatif wadah tersebut adalah Forum DAS dimana anggotanya terdiri dari perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Pembentukan Forum DAS Barito sudah dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2007 dan pada tahun 2008 ini telah mengadakan rapat/ pertemuan sebanyak 2 (dua) kali, dan menghasilkan beberapa rumusan, antara lain :

i. Pemeliharaan Hutan Lindung (JI FPRO)

Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Hutan Lindung (JI FPRO) seluas 100 Ha, berlokasi di sekitar areal Rehabilitasi/ Reboisasi Hutan Lindung kerjasama Seiko Epson, Jifpro dan Ditjend RLPS desa Bentok darat, Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut. Penyulaman dilaksanakan pada tanaman yang kurang sehat atau mati dengan jenis tanaman Mahoni, Petai dan Karet. Komposisi jenis tanaman adalah 70 % tanaman jenis Mahoni dan 30 % tanaman jenis Karet dan Petai.


(36)

j. Penanaman Serentak I ndonesia / Penghijauan Lingkunan.

Dalam rangka mendukung peringakatan 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kehutanan di Daer ah juga melaksanakan Penanaman serentak/ Penghijauan Lingkungan di seluruh Kabupaten / Kota. Kegiatan di Propinsi Kalimantan Selatan ini di pusatkan di Kabupaten Tapin dan diikuti oleh Kabupaten/ Kota lainnya. Untuk mendukung kegiatan ini Balai Pengelolaan Daerah Al iran Sungai Barito kegiatannya adalah pengadaan bibit sebanyak 250.000 batang dan dilaksanakan pada awal Bulan Nopember 2008 yang meliputi 11 Kabupaten dan 2 Kota di Propinsi Kalimantan Selatan dan 4 Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah yang merupakan wilayah kerj a DAS Barito Bagian Hulu yang melaksanakan kegiatan Aksi Penanaman Serentak I ndonesia. Kegiatan aksi ini diikuti oleh semua komponen di daerah, diantaranya dari Pejabat daerah, TNI , POLRI , Pelajar, Pramuka dan Masyarakat dan seluruhnya sudah menyelasaikan penan aman. k. Pemeliharaan Tanaman Model Sistim Silvikultur I ntensif.

Kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/ Lembaga Non Pemerintah (LNP) mutlak diperlukan untuk mengurangai atau mencegah terjadinya kebocoran anggaran dan meningkatkan pengawasan pelaksanaan kegiatan fisik dilapangan. Pada Tahun 2007 Bal ai Pengelolaan DAS Barito telah bekerja sama dengan Lembaga Non Pemerintah (LNP) Rindang Banua Kalimantan Selatan untuk melaksanakan kegiatan pembuatan tanaman model sistim silvikultur intensif di Kecamatan Cempaka seluas 50 Ha. Kegiatan pada tahun 2008 ini adalah pemeliharaan tahun I dengan jenis tanaman Mahoni sebanyak 12.000 dan Trembesi sebanyak 5.000 batang.

l. Pembuatan Tanaman Model Silvikultur I ntensif.

Disamping kegiatan pemeliharaan tanaman model sistim silvikultur intensif di Kecamatan Cempaka seluas 50 Ha, pada tahun 2008 Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito juga terdapat kegiatan pembuatan tanaman model silvikultur intensif seluas 25 Ha yang


(37)

berlokasi di Desa Mandiangin Timur, Kecamatan Karang I ntan Kabupaten Banjar.

Sampai dengan bulan Desember 2008 kegiatan tersebut sudah selesai dilaksanakan dengan jenis tanaman Mahoni, Kuku, Acasia casicarpa, Tembesi, Nangka, Cempedak, Sukun dan Rambutan. Jumlah masing-masing jenis tersebut adalah Mahoni 10.000 batang, Kuku 2000 batang, Acasia crasicarpa 2000 batang, Tembesi 4500 batang, Nangka 250 batang, Cempedak 250 batang, Sukun 250 batang dan Rambutan 250 batang.

n. Pengembangan Kegiatan Gerakan Penanaman Swadaya.

Kegiatan Gerakan Penanaman Swadaya telah dikembangan diberbagai Sekolah, Perguruan Tinggi, Pondok Pesantren dan Kelembagaan Masyarakat lainnya di seluruh wilayah kerja Balai Pengelolaan DAS Barito yang meliputi 15 Kabupaten dan 2 Kota di Propinsi Ka limantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

2. PROGRAM PENGAWASAN DAN PENGENDALI AN

a. Monitoring dan Evaluasi Tata Air

Monitoring dan evaluasi tata air merupakan kegiatan yang penting bagi perencanaan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) karena dengan adanya kegiatan ini dapat diketahui keadaan tata air pada wilayah DAS/ Sub DAS maupun Sub-Sub DAS yang meliputi kuantitas dan kualitas kandungan sedimentasi serta kontinuitas air dari DAS/ Sub DAS/ Sub-Sub DAS yang bersangkutan, untuk menetapkan kondisi tata air yang selanjutnya sebagai bahan masukan guna peningkatan dan penyempurnaan program pengelolaan DAS lebih lanjut. Pada tahun 2008 ini sasaran


(38)

diarahkan ke wilayah Catchment Area yang sudah terpasang peralatan Pengamat Arus

Sungai (SPAS) dan peralatan Pengamat Curah Hujan (ombro meter). Kegiatan monitoring dan evaluasi tata air ini sudah dilaksanakan dengan hasil yang didapat berupa kondisi tata air pada wilayah Catchment Area Sungai Besar, Catchment Area Sungai Riaman, Catchment Area Sungai Ahan dan Catchment Area Sungai Hauran, yang sudah terpasang peralatan Pengamat Arus Sungai (SPAS) maupun Pengamat Curah Hujan.

b. Monitoring dan Evaluasi Plot Erosi.

Kegiatan monitoring dan evaluasi plot erosi dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat erosi dan sedimentasi yang terjadi di wilayah SWP DAS/ Sub DAS. Kegiatan ini diarahkan ke areal Sub DAS yang sudah terpasang peralatan Automatic Water Level Recorder (AWLR) dan sudah dilaksanakan 100 % . Hasil yang didapat adalah data tingkat erosi dan sedimentasi pada wilayah DAS Mikro di Desa Lu mpangi, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

c. Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Tahun I Hutan Rakyat Kemitraan.

Kegiatan monitoring dan evaluasi Pemeliharaan Tahun I Hutan Rakyat Kemitraan sudah dilaksanakan di Desa Ranggang, Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut seluas 100 Ha. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemajuan kegiatan pemeliharaan tahun I I hutan rakyat kemitraan. Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah data yang akurat tentang luas, lokasi, jen is tanaman, kondisi tanaman dan Prosentase tumbuh setelah dilaksanakannya kegiatan pemeliharaan. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Tanaman dilaksanakan seb esar 10 % dari luas yang ada dengan sistim plot sampling dan penentuan sampling plot dengan cara acak sebanyak 1 (satu) sampling plot setiap Ha. Dari 100 plot sampling tersebut didapat prosentase tumbuh sebesar 76,10 % . Jenis tanamannya adalah jenis Mahoni dan Karet. Komposi si tanaman adalah 60 % tanaman jenis Mahoni dan 40 % tanaman jenis Karet.


(39)

e. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pertambangan

Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan pertambangan sudah dilaksanakan di 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Tanah Laut yaitu PT . Jorong Barutama Greston dan PT. Arutmin I ndonesia Tambang asam-Asam dan Kabupaten Tanah Bumbu yaitu PT. Arutmin I ndonesia Tambang Batu Licin dan PT. Borneo I ndobara Tambang Satui/ Sekapuk. Kegiatan Pertambangan sangat perlu dipantau secara terus menerus untuk mengetahui tingkat laju pertambahan areal bekas tambang pada setiap tahunnya. Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah data tentang luas areal bekas tambang, surat ijin penambangan, luas areal penambangan, luas areal yang sudah ditambang dan luas areal yang sudah direklamasi, data banjir serta sosial masyarakat.

Kegiatan Reklamasi belum dilaksanakan oleh PT. Arutmin I ndonesia Tambang Asam -Asam dan PT. Borneo I ndobara Tambang Satui/ Sekapuk dengan alasan baru sekitar 3 (tiga) tahun melaksanakan kegiatan pertambangan, sehingga belum ada areal bekas tambang. Sedangk an PT. Arutmin I ndonesi Tambang Batu Licin dengan surat ijin pinjam pakai kawasan hutan nomor S.302/ Menhut -I I / 2008 areal dalam kawasan hutan seluas 3.216,11 Ha, yang sudah ditambang seluas 637,51 Ha dan yang sudah di reklamasi sampai tahun 2008 seluas 105,98 Ha, d engan jenis tanaman lokal yaitu Mahoni, Sungkai dan Kapuk serta jenis tanaman eksotik yaitu Acasia, Sengon dan Trembesi. Untuk PT. Jorong Barutama Greston Tambang Jorong areal tambang dari luasan 2.000 Ha yang berada dalam kawasan hutan seluas 1.992,04 Ha dengan ijin pijam pakai kawasan hutan nomor 192/ Menhutbun-VI I / 1999 dan yang sudah di reklamasi seluas 489,24 Ha dengan jenis tanaman yaitu Galam, Cemara Laut, Eucaliptus dan Sengon Buto yang ditanam dengan jarak tanam 4 X 4 m.


(40)

f. Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Budidaya Gaharu.

Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Model Budidaya Gaharu selesai dilaksanakan seluas 100 Ha di lokasi Model DAS Mikro (MDM) desa Lumpangi Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegiatan ini terdiri dari Pengadaan Herbisida, Pengadaan Hand Sprayer, Pengadaan pupuk, pengadaan bibit Gaharu, penyemprotan, pendangiran, penyulaman dan pemupukan. Dengan selesainya kegiatan Pemeliharaan Tahun I Model Budidaya Gaharu ini diharapkan tingkat keberhasilan tanaman akan meningkat sesuai dengan yang diharapkan. g. Monitoring Daerah Banjir.

Kegiatan monitoring daerah banjir di wilayah tugas Balai Pengelolaan DAS Barito sudah dilaksanakan sejak tahun 2006. Kegiatan ini diusahakan dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui dan memantau perkembangan daerah banjir sebagai dasar penanganan atau penyusunan rancangan kegiatan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Monitoring Daerah Banjir pada tahun 2008 dilaksanakan di sebelas kabupaten, yaitu Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Kuala, Banjar, Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Barito Utara, Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur. Hasil yang didapat adalah data tentang kejadian banjir, peny ebab banjir, luas derah banjir, kerugian yang dialami masyarakat akibat banjir dan kerusakan lokasi kegiatan RHL/ RLKT akibat banjir.

h. Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Tanaman Jifpro.

Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Tanaman Jifpro tahun 2008 seluas 100 Ha, berlokasi di sekitar areal Rehabilitasi/ Reboisasi Hutan Lindung kerjasama Seiko Epson, Jifpro dan Ditjend RLPS desa Bentok darat, Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Tanaman dilaksanakan sebesar 10 % dari luas yang ada dengan sistim plot sampli ng dan penentuan sampling plot dengan cara acak sebanyak 1 (satu) sampling plot setiap Ha. Dari 100 plot sampling tersebut didapat prosen tase tumbuh sebesar 85 % .


(41)

3. PROGRAM PERENCANAAN

a. Fasilitasi Penyusunan Rencana RTT RHL tahun 2009

Kegiatan Pemantapan Rencana Tehnik Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTT-RHL) tahun 2009 sudah selesai dilaksnakan. RTT-RHL tahun 2009 ini merupakan penjabaran/ tindak lanjut dari Rencana Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) 5 tahun. Dalam penyusunan Rencana Tehnik Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTT-RHL) ini menggunakan beberapa informasi utama, antara lain : Peta Thematik, Peta Rencana tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah/ RTRWP Kabupaten, usulan Rencana T ehnik Tahunan dari Dinas yang mengurusi Kehutanan Kabupaten/ Kota, serta cheking lapangan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar identifik asi lapangan dan analisis GI S.

b. Koordinasi Perencanaan Teknis RHL Daerah

Koordinasi perencanaan teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di wilayah kerja Balai Pengelolaan DAS Barito pada tahun 2008 ini perlu dilakukan demi keberhasilan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dimaksud. Koordinasi ini merupakan bentuk kerjasama dengan instansi terkait baik pusat maupun daerah dalam rangka mengupayakan keberhasilan rehabilitasi hutan dan lahan sekaligus mengurangi lahan kritis yang setiap tahun makin bertambah.


(42)

e. Penyusunan Data Karakteristik DAS Sampanahan, Manunggal dan Cengal.

Kegiatan penyusunan data karakteristik DAS Sampanahan, Manunggal dan Cengal sudah diselesaikan sebesar 100 % . Komponen pekerjaan yang bisa di selesaikan adalah penyusunan rencana kerja, upah analisa data, pengadaan alat tulis, bahan peta, pengadaan peta dasar dan peta citra landsat, pembahasan naskah dan lain-lain.

c. Penyusunan Renja KL dan RKA-KL

Penyusunan Renja KL dan RKA-KL perlu dilaksanakan karena pengelolaan Renja KL dan RKA-KL merupakan patokan dalam penyusunan kegiatan dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) dalam suatu wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS).

d. I nventarisasi dan I dentifikasi Tanaman Pasak Bumi

I nventarisasi dan I dentifikasi Tanaman Pasak Bumi dilaksanakan di 8 (delapan) Kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Kabupaten tersebut adalah : Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tabalong, Tanah Bumbu, Kotabaru, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara dan Muraung Raya. Kegiatan ini untuk menjamin pasokan bahan baku obat -obatan herbal/ alami.

e. Penyusunan Rancangan Pembuatan Hutan Rakyat Kemitraan.

Penyusunan rancangan pembuatan hutan rakyat Kemitraan sudah selesai dilaksanakan 100 % . Rancangan pembuatan hutan rakyat Kemitraan menyangkut rancangan pembuatan pembuatan hutan rakyat Kemitraan seluas 100 Ha, jenis tanaman, jarak tanam, dan pembuatan pondok kerja. Penyusunan rancangan ini sebagai patokan bagi pelaksana di lapangan.


(43)

f. Orientasi Calon Lokasi Kegiatan Pengembangan Hutan Rakyat Kemitraan.

Orientasi calon lokasi kegiatan pengembangan hutan rakyat Kemitraan sudah selesai yang berlokasi di Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut, yang bekerja sama dengan PT. Hutan Rindang Banua (HRD). Mayoritas calon lokasi kegiatan pengembangan hutan rakyat Kemitraan ini berada di wilayah kerja PT. Hutan Rindang Banua dan mendapat dukungan yang positif baik dari perusahaan tersebut maupun dari masyarakat. Orientasi calon lokasi kegiatan pengembangan hutan rakyat Kemitraan ini sebagai patokan bagi pelaksana pembuatan hutan rakyat pola kemitraan, agar dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan tidak mengalami kesulitan atau hambatan yang berarti.

g. Penyusunan Rancangan Model Budidaya Lebah Madu.

Penyusunan model budidaya lebah madu sudah selesai dilaksanakan dan pelaksanaan pekerjaan juga sudah terealisasi. Penyusunan rancangan ini sebagai patokan bagi pelaksana pembuatan model budidaya lebah madu sebanyak 100 stup/ koloni, agar dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan tidak bisa berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.

j. Penyusunan Rancangan I ntensifikasi Pemanfaatan Ruang Bawah Tegakan.

Penyusunan rancangan intensifikasi pemanfaatan ruang bawah tegakan Mahoni seluas 50 Ha telah selesai disusun. Lokasi berada di Desa Bentok darat, Kec. Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut, dengan jenis tanaman Meranti seluas 15 Ha dan Karet seluas 35 Ha. Kegiatan ini memanfaatkan ruang bawah tegakan Mahoni di lokasi Rehabilitasi Hutan Lindung Kerjasama antara Seiko Epson, Jifpro dan Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPT) Departemen Kahutanan.

k. Penyusunan Rancangan Pembuatan Model Tanaman Silvikultur I ntensif.

Penyusunan rancangan pembuatan tanaman model silvikultur intensif seluas 25 Ha yang berlokasi di Desa Mandiangin Timur, Kecamat an Karang I ntan Kabupaten Banjar, sudah selesai disusun. Penyusunan rancangan ini meliputi kegiatan pengukuran dan pemetaan, sistim penanaman, jarak tanam, jenis tanaman dan jumlah tanaman serta kegiatan pemeliharaan pada tahun berjalan. Rancangan kegiatan ini disusun sebag ai dasar atau patokan petugas pelaksana di lapangan agar hasil kegiatan tersebut dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.


(44)

Propinsi DAS

No Kalimantan Selatan Barito Sangat Kritis Agak Kritis Potensial Tidak Kritis Jumlah Sangat Kritis Agak Kritis Potensial Tidak Kritis Jumlah

Kabupaten/Kota SUB DAS Kritis Kritis Kritis Kritis

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Banjarmasin Barito Hilir 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5798.31 1468.69 7267.00 7267.00

2 Banjarbaru Martapura 0.00 0.00 0.00 447.50 0.00 447.50 0.00 7522.00 11792.40 14037.60 2912.43 36264.43 36711.93

3 Banjar Martapura 12795.30 87103.90 110300.80 26528.40 889.20 27417.60 11349.40 9803.30 55426.90 82496.90 70573.70 229650.20 257067.80 4 Tanah Laut Tabunio 0.00 22644.00 61343.60 23099.80 10806.30 33906.10 0.00 26604.60 90054.40 100633.20 37743.90 255036.10 288942.20 5 Tanah Bumbu K u s a n 0.00 49900.90 210376.20 9857.80 27217.30 37075.10 0.00 616.30 172051.10 24270.80 7983.40 204921.60 241996.70 6 Kotabaru Sampanahan 0.00 77429.20 241026.20 122282.50 84304.30 206586.80 0.00 22914.20 185902.00 186984.90 25851.40 421652.50 628239.30 7 Barito Kuala Barito Hilir 0.00 8853.40 0.00 6347.50 9214.20 15561.70 0.00 17344.60 5844.29 67077.40 122940.50 213206.79 228768.49

8 T a p i n Amandit 854.70 9172.00 5299.30 1497.40 93.34 1590.74 4070.10 50962.70 78241.80 64674.40 2682.90 200631.90 202222.64

9 Hulu Sungai Selatan Amandit 20685.10 6781.80 2098.00 1559.70 316.54 1876.24 6150.20 10821.00 63288.80 14858.60 53934.00 149052.60 150928.84 10 Hulu Sungai Tengah Batang Alai 0.00 9461.00 2888.52 8071.80 27719.30 35791.10 0.00 4283.70 33251.40 21083.70 40440.40 99059.20 134850.30

11 Hulu Sungai Utara Nagara 0.00 0.00 8995.23 0.00 9222.40 9222.40 0.00 0.00 5508.50 11999.30 48708.50 66216.30 75438.70

12 Balangan Balangan 0.00 33641.50 15316.00 45881.00 0.00 45881.00 0.00 2573.10 46090.00 41105.20 8158.76 97927.06 143808.06

13 Tabalong Tabalong 0.00 25526.89 75287.20 134444.47 1.26 134445.73 0.00 16117.11 59829.49 36384.31 12404.56 124735.47 259181.20

14 Barito Selatan Barito Hulu 910.70 97509.90 18391.10 234512.20 1847.00 236359.20 92.50 16303.50 291133.30 1969.30 9233.10 318639.20 554998.40 15 Barito Timur Barito Hulu 523.80 36557.10 16377.00 23002.70 24.00 23026.70 0.00 1478.10 44520.70 98874.50 25.30 144898.60 167925.30 16 Barito Utara Barito Hulu 1282.70 66671.10 117602.20 458351.70 3314.20 461665.90 1268.60 11401.40 66393.80 223769.50 36438.50 338003.20 799669.10 17 Murung Raya Barito Hulu 16040.70 38419.10 669244.20 1140857.50 170886.60 1311744.10 1402.30 6683.80 98849.80 79907.50 35765.00 221206.10 1532950.20

Jumlah 53093.00 569671.79 1554545.55 2236741.97 345855.94 2582597.91 24333.10 205429.41 792951.88 661703.71 370731.52 1973576.42 2344307.94

Sumber Data : - Hasil review data spasial lahan keirtis prop. Kalsel tahun 2003

- Hasil review data spasial lahan kritis DAS Barito Bagian Hulu tahun 2007

Dalam Kawasan Hutan Luar Kawasan Hutan Total


(45)

Propinsi

No Kalsel dan Teng DAS Luas DAS Luas DAS Luas DAS Luas

Kabupaten/Kota Barito Tabunio/Maluka Asam-asam

---SUB DAS (Ha) SUB DAS (Ha) SUB DAS (Ha) SUB DAS (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Hulu Sunagai Utara Nagara 1,003,597.24 - - -

-2 Hulu Sungai Selatan Martapura 301,389.38 - - -

-3 Hulu Sungai Tenga - - -

-4 Balangan - - -

-5 Tanah Laut - - Tungkaran 21,418.05 - - -

-- - Tabunio Hulu 41,223.82 - - -

-- - - - Asam-asam 37,174.46 -

-- - - - Besar - -

-- - - - Inayah 16,313.00 -

-6 Kotabaru - - - - DAS P.Laut 208,352.59 -

-- - - - DAS Cantung 340,043.34 -

-- - - - DAS Sampa- 175,090.77 -

-- - - - nahan - -

-- - - - DAS Manunggul 51,189.89 -

-- - - - DAS Cengal 132,574.43 -

-- - - - DAS P Sebuku 21,523.12 -

-7 Tanah Bumbu - - - - DAS Satui Ds 178,838.37 -

-- - - - DAS Kusan Ds 195,749.13 -

-- - - - DAS Batulicin 151,774.58 -

-Jumlah 1,304,986.62 62,641.87 1,508,623.68

Tabel I.3. Penetapan DAS Prioritas di Wilayah Kerja BPDAS Barito

I II

Prioritas

III Berdasarkan SK Menhutbun No: 284/Kpts-II Tahun 1999

Tidak Prioritas


(1)

6000

8000

10000

12000

H

a

Rencana dan Realisasi Areal Model Pengelolaan Hutan Rakyat Lima

Tahun Terakhir

Rencana

0

2000

4000

6000

2004

2005

2006

2007

2008

H

a

Tahun


(2)

Propinsi

No Kalsel & Teng Sumber Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri

Kabupaten/Kota Dana

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Banjarmasin APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Banjarbaru APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Banjar APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Barito Kuala APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Tanah Laut APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Tanah Bumbu APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Kotabaru APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 T a p i n APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Hulu Sungai Selatan APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Hulu Sungai Tengah APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Hulu Sungai Utara APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Balangan APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 Tabalong APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 Barito Timur APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 Barito Selatan APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Barito Utara APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 Murung Raya APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Tabel 6.2. Pengembangan/Pembangunan Hutan Rakyat / Agroforestry

Di Wilayah Kerja BP DAS Barito Setiap Tahun Selama Lima Tahun Terakhir Tahun

Jumlah


(3)

Propinsi

No Kalsel & Teng Sumber Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri

Kabupaten/Kota Dana

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Banjarmasin APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Banjarbaru APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Banjar APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Barito Kuala APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Tanah Laut APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Tanah Bumbu APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Kotabaru APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 T a p i n APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Hulu Sungai Selatan APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Hulu Sungai Tengah APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Hulu Sungai Utara APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Balangan APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 Tabalong APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 Barito Timur APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 Barito Selatan APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Barito Utara APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 Murung Raya APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Tabel 6.3. Pembangunan Persemaian Untuk Areal Dampak

Di Wilayah Kerja BP DAS Barito Setiap Tahun Selama Lima Tahun Terakhir Tahun

Jumlah

2004 2005 2006 2007 2008


(4)

Propinsi

No Kalsel & Teng Sumber Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri

Kabupaten/Kota Dana

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Banjarmasin APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Banjarbaru APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Banjar APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Barito Kuala APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Tanah Laut APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Tanah Bumbu APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Kotabaru APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 T a p i n APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Hulu Sungai Selatan APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Hulu Sungai Tengah APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Hulu Sungai Utara APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Balangan APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 Tabalong APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 Barito Timur APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 Barito Selatan APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Barito Utara APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 Murung Raya APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Tabel 6.4. Pelatihan Petani/Lembaga Swadaya Masyarakat Dalam Rangka Pengelolaan Hutan Rakyat Di Wilayah Kerja BP DAS Barito Setiap Tahun Selama Lima Tahun Terakhir

Tahun

Jumlah


(5)

Propinsi

No Kalsel & Teng Sumber Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri

Kabupaten/Kota Dana

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Banjarmasin APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Banjarbaru APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 3 3 3 3 6 6

3 Banjar APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 4 4 4 4 8 8

4 Barito Kuala APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 10 10 10 10 20 20

5 Tanah Laut APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 6 6 6 6 12 12

6 Tanah Bumbu APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 2 2 1 1 3 3

7 Kotabaru APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 4 4 4 4 8 8

8 T a p i n APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 4 4

9 Hulu Sungai Selatan APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 4 4

10 Hulu Sungai Tengah APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 2

11 Hulu Sungai Utara APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 2

12 Balangan APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 4 4 3 3 7 7

13 Tabalong APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 3 3 3 3 6 6

14 Barito Timur APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 4 4

15 Barito Selatan APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 4 4 4 4 8 8

16 Barito Utara APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 3 3 3 3 6 6

17 Murung Raya APBD/Gerhan 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 4 4

Jumlah 0 0 0 0 0 0 53 53 51 51 104 104

Tabel 6.5. Pelatihan/Pembekalan Teknis dan Adminstrasi Petugas Lapangan Gerhan (PLG) Di Wilayah Kerja BP DAS Barito Setiap Tahun Selama Lima Tahun Terakhir

Tahun

Jumlah

2004 2005 2006 2007 2008


(6)

Propinsi Jenis

No Kalsel-Teng Sumber Areal Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Kabupaten/Kota Dana Model

(Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Banjarmasin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Banjarbaru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Banjar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Barito Kuala 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Tanah Laut 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Tanah Bumbu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Kotabaru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 T a p i n N i h i l N i h i l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Hulu Sungai Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Hulu Sungai Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Hulu Sungai Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Balangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 Tabalong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 Barito Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 Barito Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Barito Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 Murung Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah

Tabel 8.2. Rencana dan Realisasi Pembuatan Areal Model Hutan Mangrove Di Wilayah Kerja BP DAS Barito

Tahun

2008

2007 Jumlah

Setiap Tahun Selama Lima Tahun Terakhir

2006 2005