PRARANCANGAN PABRIK 2-FURALDEHYDE DARI BAGAS TEBU MENGGUNAKAN KATALIS ASAM ASETAT KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN (Perancangan Distillation Column 301 (DC-301))

ABSTRAK

PRARANCANGAN PABRIK 2-FURALDEHYDE DARI BAGAS TEBU
MENGGUNAKAN KATALIS ASAM ASETAT
KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN
(Perancangan Distillation Column 301 (DC-301))

Oleh
SILVIA FEBRIANI

Pabrik 2-furaldehyde berbahan baku bagas tebu menggunakan katalis
asam asetat akan didirikan di Terusan Nunyai, Lampung Tengah - Lampung.
Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, sarana
transportasi yang memadai, tenaga kerja yang mudah didapatkan dan kondisi
lingkungan.
Pabrik direncanakan memproduksi 2-furaldehyde sebanyak 35.000
ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang
digunakan adalah bagas tebu sebanyak 36.543,77 kg/jam.
Penyediaan kebutuhan utilitas pabrik 2-furaldehyde berupa : pengadaan
air, pengadaan steam, pengadaan listrik, dan kebutuhan bahan bakar.
Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur

organisasi line dan staff dengan jumlah karyawan sebanyak 170 orang.
Dari analisis ekonomi diperoleh:
Fixed Capital Investment
(FCI)
= Rp 307.765.950.357
Working Capital Investment
(WCI)
= Rp 54.311.638.298
Total Capital Investment
(TCI)
= Rp 362.077.588.655
Break Even Point
(BEP)
= 40,575 %
Shut Down Point
(SDP)
= 24,614%
Pay Out Time before taxes
(POT)b
= 4,256 tahun

Pay Out Time after taxes
(POT)a
= 4,827 tahun
Return on Investment before taxes
(ROI)b
= 55,408%
Return on Investment after taxes
(ROI)a
= 44,326%
Discounted cash flow
(DCF)
= 52,434 %
Mempertimbangkan paparan di atas, sudah selayaknya pendirian pabrik 2furaldehyde ini dikaji lebih lanjut, karena merupakan pabrik yang menguntungkan
dan mempunyai masa depan yang baik.

ABSTRACT

MANUFACTURE OF 2-FURALDEHYDE FROM BAGASSE
USING ACETIC ACID AS CATALYST
CAPACITY 35.000 TONS/YEAR

(Design Distillation Column 301 (DC-301))

By
SILVIA FEBRIANI

2-furaldehyde plant produced by bagasse and acetic acid catalyst is
planned to be in industrial factory in the region of Terusan Nunyai, Lampung
Tengah - Lampung. Plant will be established by considering the availability of
raw materials, transportation facilities, readily available labor and environmental
conditions.
Production capacity is planned 40,000 tons/year, with operating time of 24
hours/day and 330 working days in a year. The raw materials used are much
bagasse 36.543,77 kg/hr.
Provision of utility plant needs a treatment system and water supply, steam
supply systems, instrument air supply systems, and power generation systems.
Labor needed as many as 170 people with a business entity form Limited
Liability Company (PT) which is headed by a Director who is assisted by the
Director of Production and Director of Finance with line and staff organizational
structure.
From the economic analysis is obtained:

Fixed Capital Investment
(FCI)
= Rp 307.765.950.357
Working Capital Investment
(WCI)
= Rp 54.311.638.298
Total Capital Investment
(TCI)
= Rp 362.077.588.655
Break Even Point
(BEP)
= 40,575 %
Shut Down Point
(SDP)
= 24,614%
Pay Out Time before taxes
(POT)b
= 4,256 years
Pay Out Time after taxes
(POT)a

= 4,827 years
Return on Investment before taxes
(ROI)b
= 55,408%
Return on Investment after taxes
(ROI)a
= 44,326%
Discounted cash flow
(DCF)
= 52,434 %
Consider the summary above, it is proper establishment of benzyl chloride
plant to studied further, because the plant is profitable and has good prospects.

PRARANCANGAN PABRIK 2-FURALDEHYDE
DARI BAGAS TEBU
MENGGUNAKAN KATALIS ASAM ASETAT
KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN
(Skripsi)

Oleh


SILVIA FEBRIANI

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016

ABSTRAK

PRARANCANGAN PABRIK 2-FURALDEHYDE DARI BAGAS TEBU
MENGGUNAKAN KATALIS ASAM ASETAT
KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN
(Perancangan Distillation Column 301 (DC-301))

Oleh
SILVIA FEBRIANI

Pabrik 2-furaldehyde berbahan baku bagas tebu menggunakan katalis
asam asetat akan didirikan di Terusan Nunyai, Lampung Tengah - Lampung.

Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, sarana
transportasi yang memadai, tenaga kerja yang mudah didapatkan dan kondisi
lingkungan.
Pabrik direncanakan memproduksi 2-furaldehyde sebanyak 35.000
ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang
digunakan adalah bagas tebu sebanyak 36.543,77 kg/jam.
Penyediaan kebutuhan utilitas pabrik 2-furaldehyde berupa : pengadaan
air, pengadaan steam, pengadaan listrik, dan kebutuhan bahan bakar.
Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur
organisasi line dan staff dengan jumlah karyawan sebanyak 170 orang.
Dari analisis ekonomi diperoleh:
Fixed Capital Investment
(FCI)
= Rp 307.765.950.357
Working Capital Investment
(WCI)
= Rp 54.311.638.298
Total Capital Investment
(TCI)
= Rp 362.077.588.655

Break Even Point
(BEP)
= 40,575 %
Shut Down Point
(SDP)
= 24,614%
Pay Out Time before taxes
(POT)b
= 4,256 tahun
Pay Out Time after taxes
(POT)a
= 4,827 tahun
Return on Investment before taxes
(ROI)b
= 55,408%
Return on Investment after taxes
(ROI)a
= 44,326%
Discounted cash flow
(DCF)

= 52,434 %
Mempertimbangkan paparan di atas, sudah selayaknya pendirian pabrik 2furaldehyde ini dikaji lebih lanjut, karena merupakan pabrik yang menguntungkan
dan mempunyai masa depan yang baik.

ABSTRACT

MANUFACTURE OF 2-FURALDEHYDE FROM BAGASSE
USING ACETIC ACID AS CATALYST
CAPACITY 35.000 TONS/YEAR
(Design Distillation Column 301 (DC-301))

By
SILVIA FEBRIANI

2-furaldehyde plant produced by bagasse and acetic acid catalyst is
planned to be in industrial factory in the region of Terusan Nunyai, Lampung
Tengah - Lampung. Plant will be established by considering the availability of
raw materials, transportation facilities, readily available labor and environmental
conditions.
Production capacity is planned 40,000 tons/year, with operating time of 24

hours/day and 330 working days in a year. The raw materials used are much
bagasse 36.543,77 kg/hr.
Provision of utility plant needs a treatment system and water supply, steam
supply systems, instrument air supply systems, and power generation systems.
Labor needed as many as 170 people with a business entity form Limited
Liability Company (PT) which is headed by a Director who is assisted by the
Director of Production and Director of Finance with line and staff organizational
structure.
From the economic analysis is obtained:
Fixed Capital Investment
(FCI)
= Rp 307.765.950.357
Working Capital Investment
(WCI)
= Rp 54.311.638.298
Total Capital Investment
(TCI)
= Rp 362.077.588.655
Break Even Point
(BEP)

= 40,575 %
Shut Down Point
(SDP)
= 24,614%
Pay Out Time before taxes
(POT)b
= 4,256 years
Pay Out Time after taxes
(POT)a
= 4,827 years
Return on Investment before taxes
(ROI)b
= 55,408%
Return on Investment after taxes
(ROI)a
= 44,326%
Discounted cash flow
(DCF)
= 52,434 %
Consider the summary above, it is proper establishment of benzyl chloride
plant to studied further, because the plant is profitable and has good prospects.

PRARANCANGAN PABRIK 2-FURALDEHYDE
DARI BAGAS TEBU
MENGGUNAKAN KATALIS ASAM ASETAT
KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN
(Tugas Khusus Distillation Column 301 (DC-301))

Oleh
SILVIA FEBRIANI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lampung

JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonosari pada tanggal 26 Februari
1992, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan
Bapak Suwondo dan Ibu Sriyatun.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan sebelumnya di TK Aisyah pada tahun
1998, Sekolah Dasar (SD) di SD N 2 Wonosari pada tahun 2004, Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di SMP N 1 Kotagajah pada tahun 2007 dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMA N 2 Yogyakarta pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif
dalam organisasi kemahasiswaan yaitu, Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia
(Himatemia) FT Unila sebagai Staff Departemen Kaderisasi Periode 2011-2012,
Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatemia) FT Unila
Periode 2012-2013.

Pada tahun 2014, penulis melakukan Kerja Praktek di PT. Pertamina RU VI,
Balongan, Jawa Barat di Unit Atmospheric Residue Hydrodemetallization (AHU)
dengan Tugas Khusus Evaluasi Kinerja Stabilizer Feed/Bottom Exchanger 12-E-

518. Pada tahun 2014-2015 melakukan penelitian dengan judul “Hidrolisis
Pentosan dari Bagas Tebu menjadi Furfural dengan Katalis Asam Asetat Glasial”.

Sebuah Karya kecilku....
Dengan segenap hati kupersembahkan tugas akhir ini kepada:
Allah SWT,
Atas kehendak-Nya semua ini ada
Atas rahmat-Nya semua ini aku dapatkan
Atas kekuatan dari-Nya aku bisa bertahan.
Orang tuaku sebagai tanda baktiku, terima kasih atas segalanya,
doa, kasih sayang, pengorbanan, dan keikhlasannya.
Ini hanyalah setitik balasan yang tidak bisa dibandingkan dengan berjuta-juta
pengorbanan dan kasih sayang
yang tidak pernah berakhir.
Sahabat- sahabat ku atas segalanya, dukungan dan doa.
Guru-guruku sebagai tanda hormatku,
terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
Kepada Almamaterku tercinta,
semoga kelak berguna dikemudian hari.

MOTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhmya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Al-insyirah :5-6)

Langkah pertama adalah meminta. Berilah tugas kepada Semesta.
Biarkan Semesta mengetahui apa yang Anda inginkan. Semesta selalu
merespons pikiran-pikiran Anda.
Langkah kedua adalah percaya. Percaya bahwa apa yang Anda minta
sudah menjadi milik Anda. Miliki apa yang saya sebut sebagai iman
yang teguh. Percaya pada apa yang tidak kasatmata.
Langkah ketiga, langkah terakhir dalam proses, adalah menerima.
Mulailah merasa senang tentangnya. Rasakan seperti apa yang akan
Anda rasakan ketika keinginan itu tiba. Rasakan sekarang juga.
(Lisa Nicholas)

Cara mudah menghadapi hidup adalah dengan selalu berfikir positif
tentang segala sesuatu yang kita hadapi, karena yakinlah pemikiran
yang positif akan membawa kita pada hal-hal yang positif pula.
(Silvia Febriani)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas karunia dan
rahmatNya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Tugas akhir dengan judul
“Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis
Asam Asetat dengan Kapasitas 35.000 Ton/Tahun” dapat diselesaikan dengan
baik. Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh derajat kesarjanaan (S-1) di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Lampung.

Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, B.Sc., M.S., M.Sc. Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Lampung.
2. Bapak Ir. Azhar, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas
Lampung
3. Ibu Dr. Eng. Dewi Agustina I, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing I, yang
telah memberikan pengarahan, masukan, bimbingan, kritik dan saran selama
penyelesaian tugas akhir.
4. Bapak Heri Rustamaji, S.T., M.Eng., selaku Dosen Pembimbing II, atas ilmu,
saran, masukan dan pengertiannya dalam penyelesaian tugas akhir. Semoga
ilmu bermanfaat yang diberikan dapat berguna dikemudian hari.

5. Bapak Ir. Azhar, M.T., selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran
dan kritik, atas semua ilmu yang telah penulis dapatkan.
6. Ibu Dr. Lilis Hermida, S.T., M.Sc., selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan saran dan kritik, juga selaku dosen atas semua ilmu yang telah
penulis dapatkan.
7. Seluruh Dosen Teknik Kimia Universitas Lampung, atas semua ilmu dan
bekal masa depan yang akan selalu bermanfaat.
8. Keluargaku tercinta, Bapak dan Ibu, atas pengorbanan, doa, cinta dan kasih
sayang yang selalu mengiringi disetiap langkahku.
9. Nine Tria Rossa, selaku rekan seperjuangan dalam suka dan duka yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir.
10. Sahabat terbaik Nina Febriantina, Febrina Yohana Dewi, Vastina B. Khairat,
Octe Via Devi, Lorentius Agung S.W., Abdul Aziz Ahmad, Nico I. Ginting,
atas motivasi, doa, dukungan dan segala semangatnya yang telah mengiringi
perjalanan kuliah penulis dalam suka dan duka.
11. Teman-teman angktan 2010 di Teknik Kimia. Terima kasih atas bantuan
semangatnya

selama

penulis

menyelesaikan

tugas

akhir

ini

dan

persaudaraannya dari awal kuliah sampai saat ini. Sukses untuk kita semua.
12. Kakak tingkat yang telah membantu penulis meyelesaikan tugas akhir ini.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, 15 April 2016
Penulis,

Silvia Febriani

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .....................................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................

iii

SANWACANA ..............................................................................................

xi

DAFTAR ISI ..................................................................................................

xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
I.

II.

xxi

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................

1

1.2. Kegunaan Produk ...........................................................................

2

1.3. Ketersediaan Bahan Baku ...............................................................

3

1.4. Analisa Pasar ..................................................................................

4

1.5. Kapasitas Rancangan ......................................................................

5

1.6. Lokasi Pabrik ..................................................................................

11

PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES
2.1. Jenis-jenis Proses Pembuatan 2-Furaldehyde .................................

15

2.2. Pemilihan Proses ............................................................................

19

2.3. Uraian Proses ..................................................................................

33

III. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK
3.1. Bahan Baku Utama .........................................................................

37

3.2. Bahan Baku Penunjang ...................................................................

39

3.3. Produk .............................................................................................

40

3.4. Chemical Properties ........................................................................

41

xiv

IV. NERACA MASSA DAN PANAS

V.

4.1. Neraca Massa ..................................................................................

47

4.2. Neraca Panas ...................................................................................

55

SPESIFIKASI ALAT
5.1. Alat Proses ......................................................................................

63

5.2. Alat Utilitas ....................................................................................

82

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
6.1. Unit Pendukung Proses ...................................................................

134

6.2. Unit Pengolahan Limbah ................................................................

152

6.3. Laboratorium ..................................................................................

153

6.4. Instrumentasi dan Pengendalian Proses ..........................................

157

VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
7.1. Lokasi Pabrik ..................................................................................

160

7.2. Tata Letak Pabrik ............................................................................

162

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN
8.1. Bentuk Perusahaan .........................................................................

166

8.2. Struktur Organisasi Perusahaan ......................................................

169

8.3. Tugas dan Wewenang .....................................................................

171

8.4. Status Karyawan dan Sistem Penggajian ........................................

174

8.5. Pembagian Jam Kerja Karyawan ....................................................

176

8.6. Penggolongan Jabatan dan Jumlah Karyawan ................................

178

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

X.

9.1. Investasi ..........................................................................................

193

9.2. Evaluasi Ekonomi ...........................................................................

197

SIMPULAN DAN SARAN
10.1. Simpulan .........................................................................................

202

10.2. Saran ...............................................................................................

202

xv

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E
LAMPIRAN F

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel

halaman

Tabel 1.1. Perusahaan Penyedia Bagas Tebu ................................................... 3
Tabel 1.2. Data Impor 2-furaldehyde di Indonesia .......................................... 5
Tabel 1.3. Data Konsumsi 2-furaldehyde di Indonesia .................................... 5
Tabel 1.4. Pabrik Lubrikasi Pelumas Pengguna 2-furaldehyde ....................... 7
Tabel 1.5. Pabrik Ban dan Karet Pengguna 2-furaldehyde ............................. 8
Tabel 1.6. Pabrik Cat, Tinta, dan Resin Pengguna 2-furaldehyde ................... 8
Tabel 1.7. Pabrik Tekstil, Logam, dan Pertanian Pengguna 2-furaldehyde ..... 9
Tabel 2.1. Nilai ∆Hof Masing-Masing Komponen ........................................... 20
Tabel 2.2. Konstanta A, B, C, dan D Komponen untuk Kapasitas Panas ........ 20
Tabel 2.3.Konstanta ∆A, ∆B, ∆C, dan ∆D Komponen untuk Kapasitas Panas 21
Tabel 2.4. Nilai ∆Gof Masing-Masing Komponen ........................................... 24
Tabel 2.5. Harga Bahan Baku, Katalis, dan Produk......................................... 27
Tabel 2.6. Berat Molekul Masing-Masing Komponen .................................... 28
Tabel 2.7. Perbandingan Beberapa Proses Pembuatan 2-furaldehyde ............. 32
Tabel 3.1. Spesifikasi Bahan Baku Air ............................................................ 37
Tabel 3.2. Spesifikasi Bahan Baku Bagas Tebu .............................................. 38
Tabel 3.3. Spesifikasi Bahan Baku Penunjang Asam Asetat ........................... 39

Tabel 3.4. Spesifikasi Produk 2-furaldehyde ................................................... 40
Tabel 3.5. Data Komponen .............................................................................. 41
Tabel 3.6. Data Komponen .............................................................................. 41
Tabel 3.7. Konstanta Kapasitas Panas Gas ...................................................... 42
Tabel 3.8. Konstanta Kapasitas Panas Cairan .................................................. 42
Tabel 3.9. Konstanta Tekanan Uap .................................................................. 43
Tabel 3.10. Konstanta Panas Penguapan.......................................................... 43
Tabel 3.11. Konstanta Viskositas Gas.............................................................. 44
Tabel 3.12. Konstanta Viskositas Cairan ......................................................... 44
Tabel 3.13. Konstanta Konduktivitas Termal Gas ........................................... 45
Tabel 3.14. Konstanta Konduktivitas Termal Cairan....................................... 45
Tabel 3.15. Konstanta Densitas Cairan ............................................................ 45
Tabel 4.1. Neraca Massa Sistem Batch pada Bagasse Storage (BS-101) ....... 48
Tabel 4.2. Neraca Massa Sistem Batch pada Rotary Washer (RW-101) ........ 48
Tabel 4.3. Neraca Massa Sistem Batch pada Cutting Machine (CM-101) ..... 49
Tabel 4.4. Neraca Massa Sistem Batch pada Mix Point (MP-101)................ 49
Tabel 4.5. Neraca Massa Sistem Batch pada Mix Point (MP-201)................ 50
Tabel 4.6. Neraca Massa Sistem Continue pada Screw Conveyor (SC-201) .. 50
Tabel 4.7. Neraca Massa Sistem Batch pada Reactor (RE-201).................... 51
Tabel 4.8. Neraca Massa Sistem Batch pada Mix Point (MP-301)................ 51
Tabel 4.9. Neraca Massa Sistem Batch pada Mix Point (MP-302)................ 52
Tabel 4.10. Neraca Massa Rangkaian Distilasi I ............................................. 52
Tabel 4.11. Neraca Massa Rangkaian Distilasi II ............................................ 53
Tabel 4.12. Neraca Massa Total Pressure Swing Distillation ......................... 53

Tabel 4.13. Neraca Massa Keseluruhan ........................................................... 54
Tabel 4.14. Data Konstanta A, B, C, D untuk Cp Cair .................................... 57
Tabel 4.15. Data Konstanta A, B, C, D untuk Cp Gas ..................................... 58
Tabel 4.16. Neraca Panas pada Mix Point (MP-101) ....................................... 58
Tabel 4.17. Neraca Panas pada Screw Conveyor (SC-201) ............................. 59
Tabel 4.18. Neraca Panas Total Reactor (RE-201) .......................................... 59
Tabel 4.19. Neraca Panas pada Mix Point (MP-302) ....................................... 60
Tabel 4.20. Neraca Panas Total Rangkain Distilasi I....................................... 60
Tabel 4.21. Neraca Panas Total Rangkain Distilasi II ..................................... 61
Tabel 4.22. Neraca Panas Total Pressure Swing Distillation .......................... 61
Tabel 4.23. Neraca Panas pada Cooler (CO-301) ............................................ 62
Tabel 5.1. Spesifikasi Acetic Acid Storage Tank (ST-301).............................. 63
Tabel 5.2. Spesifikasi Bagase Storage (BS-101) ............................................. 65
Tabel 5.3. Spesifikasi Hopper (HP-101) ......................................................... 66
Tabel 5.4. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-101) ............................................ 66
Tabel 5.5. Spesifikasi Rotary Washer (RW-101) ............................................ 67
Tabel 5.6. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-102) ............................................ 67
Tabel 5.7. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-101) ............................................ 68
Tabel 5.8. Spesifikasi Cutting Machine (CM-101) .......................................... 69
Tabel 5.9. Spesifikasi Hopper (HP-102) .......................................................... 70
Tabel 5.10. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-102) .......................................... 71
Tabel 5.11. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-103) ......................................... 72
Tabel 5.12. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-201) .......................................... 73
Tabel 5.13. Spesifikasi Reactor (RE-201) ....................................................... 74

Tabel 5.14. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-204) .......................................... 75
Tabel 5.15. Spesifikasi Distillation Column (DC-301).................................... 76
Tabel 5.16. Spesifikasi Condenser (CD-301) ................................................. 77
Tabel 5.17. Spesifikasi Reboiler (RE-301) ..................................................... 78
Tabel 5.34. Spesifikasi Pompa Proses (PP-401) .............................................. 79
Tabel 5.35. Spesifikasi Pompa Proses (PP-402) .............................................. 80
Tabel 5.36. Spesifikasi Product Storage (PS-401) ......................................... 81
Tabel 5.37. Spesifikasi Screen (SC-501) ......................................................... 82
Tabel 5.38. Spesifikasi Tangki Alum (ST-501) ............................................... 82
Tabel 5.39. Spesifikasi Tangki Kaporit (ST-502) ............................................ 83
Tabel 5.40. Spesifikasi Tangki Soda Kaustik (ST-503)................................... 84
Tabel 5.41. Spesifikasi Clarifier (CL-501) ...................................................... 85
Tabel 5.42. Spesifikasi Tangki Air Keluaran Clarifier (ST-504) .................... 86
Tabel 5.43. Spesifikasi Sand Filter (SF-501) .................................................. 87
Tabel 5.44. Spesifikasi Tangki Air Filter (ST-505) ......................................... 88
Tabel 5.45. Spesifikasi Tangki H2SO4 (ST-506) ............................................. 89
Tabel 5.46. Spesifikasi Tangki Dispersant (ST-507) ....................................... 90
Tabel 5.47. Spesifikasi Tangki Inhibitor (ST-508) .......................................... 91
Tabel 5.48. Spesifikasi Cooling Tower (CT-501) ............................................ 92
Tabel 5.49. Spesifikasi Cation Exchanger (CE-501) ....................................... 93
Tabel 5.50. Spesifikasi Anion Exchanger (AE-501) ........................................ 94
Tabel 5.51. Spesifikasi Tangki Penyimpanan Air Proses (ST-509) ................ 95
Tabel 5.52. Spesifikasi Tangki Penyimpanan Air kondensat (ST–510) .......... 96
Tabel 5.53. Spesifikasi Tangki Hidrazin (ST–611) ......................................... 97

Tabel 5.54. Spesifikasi Deaerator (DA-501)................................................... 98
Tabel 5.55. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-501) ............................................ 99
Tabel 5.56. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-502) ............................................ 100
Tabel 5.57. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-503) ............................................ 101
Tabel 5.58. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-504) ............................................ 102
Tabel 5.59. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-505) ............................................ 103
Tabel 5.60. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-506) ............................................ 104
Tabel 5.61. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-507) ............................................ 105
Tabel 5.62. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-508) ............................................ 106
Tabel 5.63. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-509) ............................................ 107
Tabel 5.64. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-510)) ........................................... 108
Tabel 5.65. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-511) ............................................ 109
Tabel 5.66. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-512) ............................................ 110
Tabel 5.67. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-513) ............................................ 111
Tabel 5.68. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-514) ............................................ 112
Tabel 5.69. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-515) ............................................ 113
Tabel 5.70. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-516) ............................................ 114
Tabel 5.71. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-517) ............................................ 115
Tabel 5.72. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-518) ............................................ 116
Tabel 5.73. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-519) ............................................ 117
Tabel 5.74. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-520) ............................................ 118
Tabel 5.75. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-521) ............................................ 119
Tabel 5.76. Spesifikasi Bagasse Boiler (BO-601) ........................................... 120
Tabel 5.77. Spesifikasi Steam Blower (BL-601) .............................................. 120

Tabel 5.78. Spesifikasi Air Compressor (AC-701) .......................................... 121
Tabel 5.79. Spesifikasi Air Cyclone (CY-701) ................................................ 122
Tabel 5.80. Spesifikasi Air Dryer (AD – 701) ................................................ 123
Tabel 5.81. Spesifikasi Air Blower (AB-701) .................................................. 123
Tabel 5.82. Spesifikasi Air Blower (AB-702) .................................................. 124
Tabel 5.83. Spesifikasi Air Blower (AB-703) .................................................. 124
Tabel 5.84. Spesifikasi Air Blower (AB-704) .................................................. 125
Tabel 5.85. Spesifikasi Tangki BBM (ST-801) ............................................... 126
Tabel 5.86. Spesifikasi Purging Storage Tank (ST-901) ................................. 127
Tabel 5.87. Spesifikasi NaOH Storage Tank (ST-902).................................... 128
Tabel 5.88. Spesifikasi Netralizer (NE-901) .................................................... 129
Tabel 5.89. Spesifikasi Pompa Limbah (PL-901) ............................................ 131
Tabel 5.90. Spesifikasi Pompa Limbah (PL-902) ............................................ 132
Tabel 5.91. Spesifikasi Pompa Limbah (PL-903) ............................................ 133
Tabel 6.1. Kebutuhan Air Umum ..................................................................... 135
Tabel 6.2. Kebutuhan Air untuk Pembangkit Steam ........................................ 136
Tabel 6.3. Kebutuhan Air Pendingin................................................................ 140
Tabel 6.4. Kebutuhan Air Proses ..................................................................... 143
Tabel 6.5. Kebutuhan Air Total ....................................................................... 143
Tabel 6.6. Tingkatan Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian ............ 159
Tabel 7.1. Distribusi Penggunaan Lahan Industri ............................................ 161
Tabel 8.1. Hari dan Jam Kerja Karyawan Reguler .......................................... 176
Tabel 8.2. Jam Kerja Karywan Produksi, Teknik, dan Keamanan .................. 177
Tabel 8.3. Jadwal Kerja Masing-masing Regu.................................................. 178

Tabel 8.4. Prasyarat Tingkat Pendidikan Terhadap Jabatan ............................ 179
Tabel 8.5. Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat ........................................ 180
Tabel 9.1. Fixed Capital Investment ................................................................ 194
Tabel 9.2. Manufacturing Cost ........................................................................ 196
Tabel 9.3. General Expenses ............................................................................ 197
Tabel 9.4. Hasil Analisa Kelayakan Ekonomi ................................................. 201

DAFTAR GAMBAR

Gambar

halaman

Gambar 1.1. Grafik Impor 2-furaldehyde di Indonesia.................................... 6
Gambar 2.1. Diagam Blok Proses Pembuatan 2-furaldehyde Dunlop dengan
Spesific Gravity Solvent < 1 ............................................................................. 16
Gambar 2.2. Diagam Blok Proses Pembuatan 2-furaldehyde Dunlop dengan
Spesific Gravity Solvent >1 .............................................................................. 17
Gambar 2.3. Diagam Blok Proses Pembuatan 2-furaldehyde Natta ............... 17
Gambar 2.4. Flowsheet Sisterm Produksi 2-furaldehyde Menggunakan
Nitrogen Stripping ........................................................................................... 19
Gambar 7.1. Pra rencana Lokasi Pabrik 2-furaldehyde .................................. 162
Gambar 7.2. Tata Letak Pabrik 2-furaldehyde dari Bagas Tebu ..................... 165
Gambar 8.1. Struktur Organisasi Perusahaan 2-furaldehyde ........................... 170
Gambar 9.1. Kurva Break Even Point dan Shut Down Point........................... 199
Gambar 9.2. Kurva Cummulative Cash Flow metode DCF ............................ 200

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi memaksa manusia untuk selalu
melakukan inovasi-inovasi dan berkreasi dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Pola ini diterapkan dalam dunia perindustrian khususnya
industri kimia. Industri kimia sangat diperlukan karena hampir setiap kebutuhan
primer maupun sekunder dari manusia dihasilkan dari proses sektor ini.

Agroindustri di Indonesia merupakan sektor yang memiliki peran yang sangat
penting dalam perindustrian nasional. Namun kegiatan pasca panen dan
pengolahan hasil pertanian, termasuk pemanfaatan produk samping dan sisa
pengolahannya masih kurang. Produk pertanian Indonesia umumnya hanya
dipasarkan dalam bentuk primer, sehingga bernilai rendah dan rentan terhadap
fluktuasi harga, sebab harga komoditas primer umumnya cenderung menurun,
sedangkan harga produk olahan cenderung meningkat.

Menurut Mui (1996) dihasilkan bagas tebu sebanyak 30% dari tebu yang telah
diproses. Selama ini, pemanfaatan bagas tebu sebagai bahan baku particle board,
pulp, bahan bakar, pupuk, dan pakan ternak bersifat terbatas dan bernilai ekonomi
rendah. Dari jumlah tersebut lebih kurang dua pertiganya digunakan sebagai

Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis Asam Asetat
Kapasitas 35.000 Ton/tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung © 2016
Silvia Febriani (1015041065)

2

bahan bakar boiler dan bahan bakar pembangkit tenaga listrik di dalam kawasan
pabrik pengolahan gula tersebut.

Dibutuhkan teknologi baru untuk meningkatkan pemanfaatan bagas tebu tersebut
menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, salah satu alternatifnya adalah diolah
menjadi 2-furaldehyde. Bagas tebu dapat diolah menjadi furfural karena memiliki
kandungan pentosan yang merupakan komponen utama dalam proses sintesis 2furaldehyde. 2-furaldehyde memiliki aplikasi cukup luas dalam beberapa industri
dan dapat disintesis menjadi turunannya seperti furfuril alkohol, furan, dan lainlain. Kebutuhan 2-furaldehyde dan turunannya di dalam negeri terus meningkat.
Hingga saat ini seluruh kebutuhan 2-furaldehyde untuk dalam negeri diperoleh
melalui impor, dimana untuk Asia Tenggara dikuasai oleh Thailand dan untuk
Asia dikuasai oleh Cina. Karena alasan-alasan tersebut, maka perlu dilakukan
pengkajian kelayakan teknis/ekonomis mengenai pendirian pabrik yang akan
memproduksi 2-furaldehyde dengan bahan baku berupa bagas tebu. Dengan
demikian dapat diketahui peluang pembangunan pabrik 2-furaldehyde di
Indonesia.

1.2. Kegunaan Produk
Kegunaan 2-furaldehyde antara lain adalah :
1. Sebagai selective solvent, pada industri pemurnian butadiene, industri
pengolahan minyak bumi seperti pemurnian untuk minyak pelumas.
2. Sebagai extractive distillation, untuk memproduksi karet sintesis.

Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis Asam Asetat
Kapasitas 35.000 Ton/tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung © 2016
Silvia Febriani (1015041065)

3

3. Sebagai reactive solvent, untuk resin pada industri yang memproduksi bahanbahan plastik yang tahan api maupun korosi, untuk nitroselulosa, selulosa
asetat, dan bahan kimia lainnya.
4. Sebagai bahan baku senyawa derivate seperti furfural alcohol, furoic acid,
tetrahidrofuran, resin furan, furfural merkaptan, dan lain-lain.

1.3. Ketersediaan Bahan Baku
Persediaan bahan baku utama pembuatan 2-furaldehyde yaitu pentosan dari bagas
tebu diperoleh dari pabrik–pabrik gula yang menyediakan bagas tebu di Provinsi
Lampung, seperti pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Perusahaan Penyedia Bagas Tebu

No.

Nama Perusahaan

Alamat Perusahaan

Bahan Baku
(Ton/Tahun)

1.

PTPN VII Bunga Mayang

Kabupaten Lampung Utara

2.669.975

2.

PT. Gunung Madu Plantation

Kabupaten Lampung Tengah

5.548.000

3.

Sugar Group Companies

11.096.000

a. PT. Gula Putih Mataram Kabupaten Lampung Tengah
(GPM)
b. PT. Sweet Indo Lampung Kabupaten Lampung Tengah
(SIL)
c. PT.

Indo

Lampung Kabupaten Tulang Bawang

Perkasa (ILP)
Jumlah Bahan Baku (Ton Tebu / Tahun)
Jumlah Bagas Tebu = 30% Jumlah Bahan Baku
(Ton Bagas Tebu / Tahun)

Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis Asam Asetat
Kapasitas 35.000 Ton/tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung © 2016
Silvia Febriani (1015041065)

19.313.975
5.794.192,5

4

PTPN VII Bunga Mayang, Kabupaten Lampung Utara dengan bahan baku
2.669.975 ton tebu/tahun; PT. Gunung Madu Plantation, Kabupaten Lampung
Tengah dengan bahan baku 5.548.000 ton tebu/tahun; dan Sugar Group
Companies yang memiliki 3 anak perusahaan penghasil gula dengan bahan baku
total 11.096.000 ton tebu/tahun, yaitu PT. Gula Putih Mataram (GPM), Kabupaten
Lampung Tengah; PT. Sweet Indolampung (SIL), Kabupaten Lampung Tengah;
dan PT. Indo Lampung Perkasa (ILP), Kabupaten Tulang Bawang. Bagas tebu
yang tersedia dari total proses pengolahan gula adalah sebesar 5.794.192,5
ton/tahun, dimana dua pertiganya dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler dan
bahan bakar pembangkit listrik untuk pemenuhan kebutuhan listrik perusahaan,
sedangkan sisanya sekitar 1.931.397,5 ton/tahun masih belum dimanfaatkan.
Sehingga dengan kapasitas rancangan 35.000 ton/tahun diperkirakan bahan baku
masih dapat terpenuhi karena ketersediaannya masih melimpah. Kapasitas sebesar
ini ditetapkan dengan harapan :
1. Dapat memenuhi kebutuhan 2-furaldehyde dalam negeri.
2. Dapat membuka kesempatan berdirinya pabrik-pabrik lain yang menggunakan
2-furaldehyde sebagai bahan bakunya.
3. 2-furaldehyde dapat menjadi komoditas ekspor bagi Indonesia, terutama di
kawasan Asian Tenggara.

1.4. Analisa Pasar
Kebutuhan 2-furaldehyde di Indonesia terus meningkat seiring dengan laju
pembangunan di berbagai industri yang semakin pesat. Hingga saat ini seluruh
kebutuhan 2-furaldehyde untuk dalam negeri diperoleh melalui impor, dimana

Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis Asam Asetat
Kapasitas 35.000 Ton/tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung © 2016
Silvia Febriani (1015041065)

5

untuk Asia Tenggara dikuasai oleh Thailand dan untuk Asia dikuasai oleh Cina.
Karena alasan-alasan tersebut, maka perlu dilakukan pengkajian kelayakan
teknis/ekonomis mengenai pendirian pabrik yang akan memproduksi 2furaldehyde dengan bahan baku pentosan dari bagas tebu. Dengan demikian dapat
diketahui peluang pembangunan pabrik 2-furaldehyde di Indonesia.

1.5. Kapasitas Rancangan
Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang dapat
diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Pabrik akan berusaha untuk mendapatkan
kapasitas produksi optimum, kapasitas produksi yang direncanakan sebesar
35.000 ton/tahun dengan beberapa pertimbangan antara lain :

1. Impor 2-Furaldehyde di Indonesia
Impor 2-furaldehyde di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. Tabel 1.2
menunjukkan data impor 2-furaldehyde beberapa tahun terakhir.

Tabel 1.2. Data Impor 2-Furaldehyde di Indonesia

Tahun

Kapasitas (Ton)

2009

208.349

2010

348.263

2011

441.692

2012

489.044

2013

650.427

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009-2013

Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis Asam Asetat
Kapasitas 35.000 Ton/tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung © 2016
Silvia Febriani (1015041065)

6

Dari Tabel 1.2. akan diperoleh grafik sebagai berikut :

Impor 2-Furaldehyde di Indonesia
700
y = 102.49x - 205687
R² = 0.9728

Kapasitas (Ton)

600
500
400
300
200
100
0
2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Tahun

Gambar 1.1. Grafik Impor 2-Furaldehyde di Indonesia

Bila dilakukan pendekatan dengan menggunakan persamaan regresi linier yang
memiliki nilai R tinggi pada Gambar 1.1., maka diperkirakan impor 2furaldehyde di Indonesia pada tahun 2020 adalah sebesar:
Impor di Indonesia (y)

= 102,49x – 205.687
= 102,49 (2020) – 205.687
= 1.342,8 ton/tahun

Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis Asam Asetat
Kapasitas 35.000 Ton/tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung © 2016
Silvia Febriani (1015041065)

7

2. Konsumsi 2-Furaldehyde di Indonesia
Tabel berikut ini melampirkan persentase aplikasi 2-furaldehyde di Indonesia :

Tabel 1.3. Konsumsi 2-furaldehyde di Indonesia

No.

Persentase (%)

Aplikasi Penggunaan

1.

13

Lubrikasi pelumas

2.

64

Tekstil, Logam, Pertanian

3.

16

Ban dan Karet

4.

7

Cat, Tinta, Plastik, Resin

Sumber : Setiaji, 2009.

Berikut daftar perusahaan dan pabrik di Indonesia yang menggunakan 2furaldehyde :

Tabel 1.4. Pabrik Lubrikasi Pelumas Pengguna 2-furaldehyde

Kebutuhan
Nama Perusahaan

Jenis

Lokasi
(ton/tahun)

PT. ALP Petro Industry*

Pelumas

Pasuruan

Shell**

Pelumas

Bekasi

PT.Pertamina***

Pelumas

Indonesia

40.000
120.000
95.350

Total

255.350,0

Kebutuhan

33.195,5

Sumber : *www.agipoil.co.id; **www.shell.co.id; ***www.beritasatu.com

Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis Asam Asetat
Kapasitas 35.000 Ton/tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung © 2016
Silvia Febriani (1015041065)

8

Tabel 1.5. Pabrik Ban dan Karet Pengguna 2-furaldehyde

Kebutuhan
Nama Perusahaan

Jenis

Lokasi
(ton/tahun)

PT.Karet Deli*

Ban

Medan

300

Tan Sing Seung*

Karet gelang

Surabaya

40

PT.Gajah tunggal**

Ban

Tangerang

80.000

Total

80.340,0

Kebutuhan

12.854,4

Sumber : *www.kemenperin.go.id;
*www.alamatkantorindonesia.com;
**www.alamatperusahaanindonesia.com

Tabel 1.6. Perusahaan Cat, Tinta, dan Resin Pengguna 2-furaldehyde

Kebutuhan
Nama Perusahaan

Jenis

Lokasi
(ton/tahun)

PT Paint Manufacturer Pacific*

Cat dan Tinta

Jakarta

1.000

PT Nipsea Paint and Chemical*

Cat

Jakarta

1.000

PT Avian Paint*

Cat

Surabaya

PVC Resin

Gresik

PT Maspion**
Total

Kebutuhan
Sumber : *Putri dan Prayogo, 2014;
**www.alamatkantorindonesia.com;

Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis Asam Asetat
Kapasitas 35.000 Ton/tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung © 2016
Silvia Febriani (1015041065)

800
100.000
101.800
7.126

9

Tabel 1.7. Perusahaan Tekstil, Logam, dan Pertanian Pengguna 2-furaldehyde

Kebutuhan
Nama Perusahaan

Jenis

Lokasi
(ton/tahun)

PT Pollyfin Canggih*

Tekstil

Bandung

1.000

Delta Merlin Sandang Tekstil*

Tekstil

Surakarta

800

PT Sri Rejeki Isman (Sritex)*

Tekstil

Solo

1.000

PT Bandung Syntetic Mills*

Tekstil

Bandung

1.000

PT Eratex Djaja*

Tekstil

Surabaya

800

Jakarta

500

Logam

Tegal

600

PT FKA Global*

Logam

Surabaya

500

CV Surya Putra Industri*

Logam

Surabaya

600

CV Harmony Technic*

Logam

Surabaya

600

PT Ajitex*

Tekstil

Surabaya

800

PT Harmoni Global Textile*

Tekstil

Surabaya

1.000

PT SegorocEcomulyo Textile*

Tekstil

Surabaya

700

PT Pully Sarana Pratama*

Logam

Jakarta

600

Harta Tjipta Mandiri*

Logam

Jakarta

500

PT INDAGRO INC.**

Herbisida

Bogor

8.400

Zat
PT Kitachem Ekasedjati*
Perekat
PT Mesin dan Pengecoran
Logam*

Total

19.400

Kebutuhan

12.416

Sumber : *Putri dan Prayogo, 2014;
**www.daftarperusahaanindonesia.com

Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis Asam Asetat
Kapasitas 35.000 Ton/tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung © 2016
Silvia Febriani (1015041065)

10

Dari tabel di atas diperoleh total kebutuhan 2-furaldehyde sebesar :
Kebutuhan

= (33.195,5 + 12.854,4 + 7.126 + 12.416) ton/tahun
= 65.591,90 ton/tahun

3. Kapasitas Produksi Pabrik
Kapasitas produksi suatu pabrik ditentukan berdasarkan data impor produk di
Indonesia, data konsumsi produk di Indonesia, serta data produksi yang telah
ada, sebagaimana dapat dilihat dari berbagai sumber dan data-data yang telah
disebutkan sebelumnya. Berdasarkan data-data tersebut, kemudian dapat
ditentukan besarnya kapasitas produksi. Adapun persamaan kapasitas produksi
adalah sebagai berikut:
KP = DK – DI – DP

....(1.1)

KP = Kapasitas Produksi pada Tahun 2020
DK = Data Konsumsi Produk di Indonesia
DI = Data Impor di Indonesia pada Tahun 2020
DP = Data Produksi yang Telah Ada di Indonesia

KP = DK – DI – DP
KP = 65.591,90 ton/tahun – 1.342,8 ton/tahun – 0 ton/tahun
KP = 64.249,10 ton/tahun

Berdasarkan pertimbangan di atas dan berbagai persaingan yang akan tumbuh
pada tahun 2020 maka diambil kapasitas pabrik 2-furaldehyde yang

Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis Asam Asetat
Kapasitas 35.000 Ton/tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung © 2016
Silvia Febriani (1015041065)

11

direncanakan, yakni 50% dari kapasitas produksi tahun 2020 yakni 32.124,55
ton/tahun ≈ 35.000 ton/tahun.

1.6. Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik merupakan hal yang penting dalam menunjang keberhasilan suatu
industri. Kesalahan pemilihan lokasi pabrik dapat menyebabkan biaya produksi
menjadi mahal sehingga tidak ekonomis. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan
dengan cermat agar didapat keuntungan yang maksimal bagi perusahaan. Secara
geografis penentuan letak lokasi suatu pabrik sangat menentukan kemajuan pabrik
tersebut saat produksi maupun di masa yang akan datang. Sehingga pemilihan
lokasi yang tepat dari pabrik akan menghasilkan biaya produksi dan distribusi
yang seminimal mungkin. Penentuan lokasi pabrik yang tepat dapat menekan
biaya produksi dan dapat memberikan keuntungan-keuntungan lain. Pabrik 2furaldehyde ini direncanakan akan dibangun dekat dengan lokasi sumber bahan
baku di daerah Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
Peta daerah Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung
ditunjukkan pada Gambar 1.4.

Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis Asam Asetat
Kapasitas 35.000 Ton/tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung © 2016
Silvia Febriani (1015041065)

12

Gambar 1.4. Lokasi Pabrik

Sumber: Google Maps, 2016

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan lokasi pabrik
yang dirancang agar secara teknis dan ekonomis menguntungkan. Adapun faktorfaktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik, antara lain :
1. Penyediaan Bahan Baku
Kriteria penilaian dititikberatkan pada kemudahan memperoleh bahan baku.
Dalam hal ini, bahan baku utama berupa pentosan dari bagas tebu yang
diperoleh dari PTPN VII Bunga Mayang, Kabupaten Lampung Utara; PT.
Gunung Madu Plantation, Kabupaten Lampung Tengah; dan Sugar Group
Companies yang memiliki 3 anak perusahaan penghasil gula, yaitu PT. Gula
Putih Mataram (GPM), Kabupaten Lampung Tengah; PT. Sweet Indolampung
(SIL), Kabupaten Lampung Tengah; dan PT. Indolampung Perkasa (ILP),
Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis Asam Asetat
Kapasitas 35.000 Ton/tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung © 2016
Silvia Febriani (1015041065)

13

Kabupaten Tulang Bawang. Keberlangsungan ketersediaan bahan baku ini
dapat dilakukan dengan melakukan kontrak kerjasama antar kedua belah pihak.
2. Tenaga Kerja
Tersedianya tenaga kerja yang terampil mutlak diperlukan untuk menjalankan
mesin-mesin produksi. Sumber tenaga yang dibutuhkan baik tenaga
berpendidikan tinggi, menengah maupun kerja terampil serta tenaga engineer.
Dan tenaga kerja tersebut dapat direkrut dari daerah Lampung, Jawa Barat, dan
sekitarnya. Penerimaan tenaga kerja untuk pabrik 2-furaldehyde ini dapat
mengurangi jumlah pengangguran di daerah tersebut.
3. Penyediaan Utilitas
Perlu diperhatikan sarana-sarana pendukung seperti tersedianya air, listrik, dan
sarana lainnya sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik. Air
merupakan kebutuhan yang dibutuhkan dalam jumlah banyak. Apabila
ketersediaan air tidak mencukupi, maka keberlangsungan proses akan
terganggu. Penyediaan air disuplai dari air sungai yang terlebih dahulu diproses
di unit pengolahan air agar layak pakai. Air sungai tersebut digunakan sebagai
air proses, air pendingin, dan air sanitasi. Penentuan lokasi pabrik di Terusan
Nunyai, Lampung Tengah berdekatan dengan beberapa sumber air. Sumber air
yang dapat digunakan untuk keperluan air pabrik diantaranya, Sungai Way
Seputih dan Way Sekampung. Sungai Way Seputih memiliki debit 9,4 m 3/s
dan sungai Way Sekampung 24,6 m3/s (www.academia.edu.2015). Sedangkan
kebutuhan bahan bakar dapat diperoleh dari PT Pertamina Refinery Unit III
Plaju, Palembang. Penyediaan kebutuhan listrik direncanakan akan disuplai

Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Bagas Tebu Menggunakan Katalis Asam Asetat
Kapasitas 35.000 Ton/tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung © 2016
Silvia Febriani (1015041065)

14

secara internal menggunakan pembangkit listrik dengan bahan bakar bagas
tebu, dan juga secara eksternal dari PLN Lampung.
4. Pemasaran Produk
Faktor yang perlu diperhatikan adalah letak wilayah pabrik yang membutuhkan
2-furaldehyde dan jumlah kebutuhannya. Daerah Lampung merupakan daerah
yang strategis untuk pendirian suatu pabrik karena dekat dengan Jakarta
sebagai pusat perdagangan Indonesia.
5. Sarana dan Prasarana Transportasi
Sarana dan prasarana transportasi sangat diperlukan untuk proses penyediaan
bahan baku dan pemasaran produk. Lampung merupakan wilayah yang
strategis karena terletak di Pulau Sumatera bagian paling selatan. Sehingga
berdekatan dengan kawasan industri Jabodetabek, yang merupakan pusat
pengembangan industri nasional. Hal ini merupakan peluang yang menjanjikan
bagi Provinsi Lampung untuk memperluas jaringan pemasaran dan
perdagangan antar-pulau/kota. Lokasi pabrik direncanakan pula dekat dengan
jalan raya. Hal ini memudahkan dalam proses distribusi bahan baku maupun
produk. Dengan adanya sarana dan prasarana transportasi yang memadai, maka
pemilihan lokasi di Kabupaten Lampung Tengah sangat tepat.
6. Karakteristik Lokasi
Karakteristik lokasi ini menyangkut iklim di daerah tersebut, kemungkinan
terjadinya banjir, serta kondisi sosial masyarakatnya. Dalam hal ini, Kabupaten
Lampung Tengah sangat berpotensi menjadi daerah industri karena memiliki
lahan yang masih luas untuk didirikan suatu pabrik di daerah tersebut.

Prarancangan Pabrik 2-Furaldehyde dari Ba

Dokumen yang terkait

PRARANCANGAN PABRIK ETHYLENE GLYCOL DARI ETHYLENE OXIDE DAN AIR KAPASITAS 90.000 TON/TAHUN (Perancangan Distillation Column (DC-301))

7 40 52

PRARANCANGAN PABRIK TRIMETHYLETHYLENE DENGAN PROSES ISOMERISASI METHYLBUTENE MENGGUNAKAN KATALIS H2SO4 KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN

18 73 182

PRARANCANGAN PABRIK FURFURIL ALKOHOL DARI FURFURAL DAN HIDROGEN KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN (Perancangan Menara Distilasi-301 (DC-301))

37 107 144

PRARANCANGAN PABRIK TRIMETHYLETHYLENE DENGAN PROSES ISOMERISASI METHYLBUTENE MENGGUNAKAN KATALIS H2SO4 KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN (Perancangan Reactor(RE-201))

14 82 56

PRA RANCANGAN PABRIK BENZIL ALKOHOL DARI BENZIL KLORIDA, NATRIUM KARBONAT DAN AIR KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN (Tugas Khusus Distillation Column 301 (DC-301))

28 80 61

PRARANCANGAN PABRIK TRIMETHYLETHYLENE DENGAN PROSES ISOMERISASI METHYLBUTENE MENGGUNAKAN KATALIS H2SO4 KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN

4 17 22

PRARANCANGAN PABRIK TRIMETHYLETHYLENE DENGAN PROSES ISOMERISASI METHYLBUTENE MENGGUNAKAN KATALIS H2SO4 KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN

5 33 54

PRARANCANGAN PABRIK EPICHLOROHYDRIN DARI DICHLOROHYDRIN DAN SODIUM HIDROKSIDA KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN (Perancangan Menara Distilasi (DC-301))

31 120 40

PRARANCANGAN PABRIK ISOPROPANOLAMIN DARI PROPILEN OKSIDA DAN AMONIAK KAPASITAS 15.000 TON/TAHUN (Perancangan Menara Distilasi (DC-301))

15 54 64

PRARANCANGAN PABRIK MAGNESIUM KLORIDA DARI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ASAM KLORIDA KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN (Perancangan Evaporator (EV-301&EV-302))

57 173 49