Struktur Geologi Ubahan Geologi Daerah Penyelidikan 1. Geomorfologi
terbreksikan atau terbentuk rekahan-rekahan atau “fracture”, terubah kuat, terkaolinkan dengan
rekahan-rekahan diisi oleh retas diorit, andesit basal, serta urat kuarsa yang membawa
mineralisasi, berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal. Rab Sukamto, Sam Supriatna, 1982,
memasukan satuan ini ke dalam bahan Gunungapi Baturappe – Cindako.
- Satuan Batuan Terobosan
Satuan batuan terobosan yang dijumpai di daerah uji petik mempunyai susunan bersifat basa
sampai asam, seperti basal-andesit, diorit- piroksen, diorit porfir dan sienit. Umumnya
batuan telah mengalami ubahan dengan intensitas lemah sampai sedang.
- Batuan BasalAndesit
Batuan basal andesit berwarna abu-abu kehitaman dan kehijauan, tekstur holokristalin
porfiritik dengan hormblende berukuran kasar sebagai fenokris. Batuan basal andesit ini di
daerah uji petik menorobos batuan tufa halus Batuan Gunungapi Formasi Camba. Batuan
Gunungapi Baturappe yang berlangsung pada kala Miosen Akhir sampai Pliosen Akhir Rab
Sukamto, Sam Supriatna, 1982, umumnya ditemukan berupa retas-retas dengan lebar mulai
dari 10 cm sampai lebih dari 25 meter mengisi struktur rekahan regangan yang membentuk pola
menjari radier memusat keMalonro – Baturappe dan beberapa intrusi andesit berupa stok. Dari
pengamatan sayatan tipis conto GW0216R, batuan menunjukan tekstur porfiritik berbutir
halus sampai 1,5 mm, disusun oleh fenokris plagioklas dan biotit, terutama dalam massa dasar
mikrokristalin plagioklas, mafik dan opak. Batuan telah mengalami ubahan sedang dan terdapat
pengisian kuarsa.
- Batuan Diorit Piroksen
Batuan diorit berwarna abu-abu tua, bertekstur holokristalin phaneritik, berukuran
butir menengah sampai halus, pada beberapa tempat terdapat piroksen dominan sebagai
asesoris, sementara pada tempat lain horn blende dan biotit dengan mineral utama plagio klas baik
sebagai massa dasar maupun fenokris. Sebagian mineral plagioklas terubah men jadi epidot, klorit,
mengandung mineral mefik dan bersifat magnet sedang sampai kuat. Batuan ini mengintrusi
batuan Formasi Camba dan batuan volkanik Baturappe – Cindako di komplek Moncong
Bantolowe, pada beberapa tempat batuan diorit piroksen ini diintrusi juga oleh retas-retas andesit
basal, berumur akhir Miosen Akhir sampai Pliosen GW0210R.
- Diorit Porfir.
Dari pengamatan
megaskopis berwarna abu-abu kehijauan terang, tekstur porfiritik
dengan ukuran butir halus sampai kasar, sedikit ortoklasfeldspar, kuarsa dengan fenokris piroksen
dan sedikit biotit,
umumnya batuan ini terubah dengan intensitas bervariasi dari lemah sampai
sedang, dari kloritisasi, epidot, serisit, dan lempung kaolinisasi terutama disekitar kontak
dengan batuan Gunungapi Baturappe – Cindako dan disekitar intrusi urat kuarsa seperti yang
diketemukan disekitar S. Belang Makorret. Intrusi diorit porfir berlang sung pada kala Miosen Awal
sampai Pliosen. Rab Sukamto, Sam Supriatna, 1982.
Dari pengamatan petrografis conto TR0202R menunjukan tekstur holo kristalin,
porfiritik, berbutir halus sampai 2mm, disusun oleh fenokris plagioklas piroksen,mineral opak ter
tanam dalam massa dasar kristalin plagioklas piroksen. Batuan telah mengalami ubahan le mah
sampai sedang ditandai dengan hadirnya klorit, lempung kaolin, karbonat, mineral opak serta
pengisian ronggaretakan oleh zeolit dan kuarsa.
- Batuan Sienit
Batuan sienit berwarna abu-abu terang, berbutir sedang - kasar dengan tekstur phaneritik.
Dari pengamatan megaskopik terlihat orthoklas K-feldspar dominan, sedikit plagioklas dan biotit,
batuan mempunyai sifat ke magnitan lemah sampai sedang. Dari peng amatan sayatan tipis no
conto GW0219F menunjukan tekstur holokristalin, hipidiomorfik, berbutir halus
sampai 1 mm, bentuk sub hedral–anhedral, disusun oleh mineral orthoklas K.Felsdpar,
plagioklas, biotit, epidot kalsedon, sfene dan mineral opak, lempung, masih terlihat relieks
kembar poliomtetik. Batuan sienit terdapat sebagai blok-blok insitu di lereng Moncong
Talalo di sekitar Kocara, intrusi ini diduga berlangsung pada kala Miosen Awal.