mineral berat sebanyak 25 conto Seluruh conto- conto tersebut sebanyak 6 contoh, analisis
mineragrafi 7 conto, hasilnya diolah serta dipadukan dengan hasil pengamatan lapangan
menghasilkan gambaran daerah uji petik yang terdiri dari bentang alam, susunan batuan, struktur,
zona ubahan, zona mineralisasi, jenis serta kandungan mineral-mineral logam, pola sebaran
mineral dan perkiraan model type endapan.
Sedangkan hasil pengumpulan data sekunder yang diperoleh dapat disarikan sebagai
berikut :
3.1. Komoditi Bahan Galian di Kab. Gowa dan Kab. Takalar
Di Kab.Gowa,titik lokasi 32 lokasi, komoditi logam; timbal, tembaga, seng. Komoditi
non logam; belerang, batuapung, bentonit, lempung, tras, oker, zeolit, batubara.Komoditi
bahan bangunan; andesit, basal, diorit, pasir sungai, batu sungai.
Di Kab. Takalar; titik lokasi 27 lokasi; komoditi logam; pasir besi. Komoditi non logam;
lempung, oker, bentonit, besi oolit, batu gam- ping, batu setengah mulia, mineral halit garam
dapur. Komoditi bahan galian; basal, pasir sungai, batupasir, tufa, breksi, batu sungai.
3.2. Geologi Daerah Penyelidikan 3.2.1. Geomorfologi
Morfologi daerah-daerah uji petik di Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar keadaan
bentang alamnya dapat dibagi atas 4 satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfologi
Perbukitan; Satuan Geomorfologi Bergelombang; Satuan Geomorfologi Pedataran, dan Satuan
Geomorfologi Pantai Pasang surut.
- Satuan Geomorfologi Perbukitan
Satuan geomorfologi perbukitan ditandai dengan kenampakan tekstur kasar dan relief
topografi tinggi, bentuk bukit dan lem bah berlereng terjal, perbedaan relief topografi antara
100 sampai 1000 meter lebih di atas muka laut. Pola aliran sungai berbentuk radier dan denritik
berarus deras, litologinya disusun oleh batuan breksi, lava, tufa, intrusi diorit porfiri, diorit
piroksen dan retas andesit basal.
- Satuan Geomorfologi Bergelombang
Satuan geomorfologi ini ditandai oleh kenampakan tekstur dan relief topo- grafi sedang,
bentuk bukit dan lembah berle reng landai, perbedaan relief topografi antara 25 sampai 100
meter di atas permukaan laut. Aliran sungainya berbentuk meandering, disusun oleh batuan
batupasir tufaan, napal, breksi, lava, gamping, dan alluvial.
- Satuan Geomorfologi Pedataran Rendah
Satuan geomorfologi ini ditandai oleh kenampakan tekstur topografi 5 sampai 25m
diatas permukaan laut, daerah datar sampai sangat landai, aliran sungai umum nya berbentuk
“meandering”. Litologinya disusun oleh tufa, gamping terumbu dan alluvial.
- Satuan Geomorfologi PantaiPasangSurut
Satuan geomorfologi ini ditandai oleh kenampakan daerah rawa-rawa dan genangan air
yang dipengaruhi oleh pasang surut laut, perbedaan relief topografi antara 0 sampai 5 meter
diatas muka laut, litologinya disusun oleh endapan rawa pantai dan alluvium.
3.2.2. Stratigrafi - Satuan Batugamping Pasiran Berselingan
Napal
Satuan ini ditemukan di daerah Laikang dan Cikoang, Kabupaten Takalar umumnya lapuk
berwarna putih abu-abu kotor sampai kuning muda, tidak kompak dan mudah hancur,
berselingan batu gamping pasiran, berlapis, ketebalan 15 – 30 cm , dengan arah jurus U 220
– U 225 T dan kemiringan antara 5
- 15 ,
berwarna abu-abu terang sampai putih kekuningan, banyak mengandung fosil, berumur
Eosen – Miosen Tengah. Rab Sukamto, Sam Supriatna 1982, satuan ini ke dalam Formasi
Tonasa
- Satuan Tufa Halus
Satuan ini terdapat di sebelah timur Moncong Bontolowe, Kabupaten Gowa
tersingkap setebal ± 300 m dari dasar sungai
sampai ke puncak bukit. Batuan umumnya berwarna abu-abu putih kekuningan, berbutir
halus dan agak lunak. Batuan yang disekitar intrusi mengalami ubahan sangat kuat dan
tersilisifikasi, yang tersingkap dekat puncak sisi timur Moncong Bantolowe, sedangkan di sisi
utara Moncong pada Sungai Dampang Kurau terdapat senolitnya di dalam batuan diorit,
berumur Miosen Tengah sampai Pliosen, satuan ini masuk ke dalam Formasi Camba. Rab
Sukamto, Sam Supriatna, 1982.
- Satuan Lava Breksi Andesitik Basal
Satuan ini umumnya tersebar luas di daerah uji petik Desa Batumalonro dan Desa Komara,
Kabupaten Takalar. Berwarna abu-abu tua sampai kehitaman, bertekstur porfiritik dengan fenokris
piroksen. Pada beberapa tempat berselingan dengan breksi, dengan komponen bersusun
andesitik basal dengan semen tufa kasar sampai lapili. Umumnya batuan lava dan breksi telah
mengalami ubahan terkloritkan, epidot, dan terpropilitkan, pada tempat-tempat tertentu
dimana pensesaran intensif, satuan ini
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, DIM TA. 2002 16 - 3
terbreksikan atau terbentuk rekahan-rekahan atau “fracture”, terubah kuat, terkaolinkan dengan
rekahan-rekahan diisi oleh retas diorit, andesit basal, serta urat kuarsa yang membawa
mineralisasi, berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal. Rab Sukamto, Sam Supriatna, 1982,
memasukan satuan ini ke dalam bahan Gunungapi Baturappe – Cindako.
- Satuan Batuan Terobosan
Satuan batuan terobosan yang dijumpai di daerah uji petik mempunyai susunan bersifat basa
sampai asam, seperti basal-andesit, diorit- piroksen, diorit porfir dan sienit. Umumnya
batuan telah mengalami ubahan dengan intensitas lemah sampai sedang.
- Batuan BasalAndesit
Batuan basal andesit berwarna abu-abu kehitaman dan kehijauan, tekstur holokristalin
porfiritik dengan hormblende berukuran kasar sebagai fenokris. Batuan basal andesit ini di
daerah uji petik menorobos batuan tufa halus Batuan Gunungapi Formasi Camba. Batuan
Gunungapi Baturappe yang berlangsung pada kala Miosen Akhir sampai Pliosen Akhir Rab
Sukamto, Sam Supriatna, 1982, umumnya ditemukan berupa retas-retas dengan lebar mulai
dari 10 cm sampai lebih dari 25 meter mengisi struktur rekahan regangan yang membentuk pola
menjari radier memusat keMalonro – Baturappe dan beberapa intrusi andesit berupa stok. Dari
pengamatan sayatan tipis conto GW0216R, batuan menunjukan tekstur porfiritik berbutir
halus sampai 1,5 mm, disusun oleh fenokris plagioklas dan biotit, terutama dalam massa dasar
mikrokristalin plagioklas, mafik dan opak. Batuan telah mengalami ubahan sedang dan terdapat
pengisian kuarsa.
- Batuan Diorit Piroksen
Batuan diorit berwarna abu-abu tua, bertekstur holokristalin phaneritik, berukuran
butir menengah sampai halus, pada beberapa tempat terdapat piroksen dominan sebagai
asesoris, sementara pada tempat lain horn blende dan biotit dengan mineral utama plagio klas baik
sebagai massa dasar maupun fenokris. Sebagian mineral plagioklas terubah men jadi epidot, klorit,
mengandung mineral mefik dan bersifat magnet sedang sampai kuat. Batuan ini mengintrusi
batuan Formasi Camba dan batuan volkanik Baturappe – Cindako di komplek Moncong
Bantolowe, pada beberapa tempat batuan diorit piroksen ini diintrusi juga oleh retas-retas andesit
basal, berumur akhir Miosen Akhir sampai Pliosen GW0210R.
- Diorit Porfir.
Dari pengamatan
megaskopis berwarna abu-abu kehijauan terang, tekstur porfiritik
dengan ukuran butir halus sampai kasar, sedikit ortoklasfeldspar, kuarsa dengan fenokris piroksen
dan sedikit biotit,
umumnya batuan ini terubah dengan intensitas bervariasi dari lemah sampai
sedang, dari kloritisasi, epidot, serisit, dan lempung kaolinisasi terutama disekitar kontak
dengan batuan Gunungapi Baturappe – Cindako dan disekitar intrusi urat kuarsa seperti yang
diketemukan disekitar S. Belang Makorret. Intrusi diorit porfir berlang sung pada kala Miosen Awal
sampai Pliosen. Rab Sukamto, Sam Supriatna, 1982.
Dari pengamatan petrografis conto TR0202R menunjukan tekstur holo kristalin,
porfiritik, berbutir halus sampai 2mm, disusun oleh fenokris plagioklas piroksen,mineral opak ter
tanam dalam massa dasar kristalin plagioklas piroksen. Batuan telah mengalami ubahan le mah
sampai sedang ditandai dengan hadirnya klorit, lempung kaolin, karbonat, mineral opak serta
pengisian ronggaretakan oleh zeolit dan kuarsa.
- Batuan Sienit
Batuan sienit berwarna abu-abu terang, berbutir sedang - kasar dengan tekstur phaneritik.
Dari pengamatan megaskopik terlihat orthoklas K-feldspar dominan, sedikit plagioklas dan biotit,
batuan mempunyai sifat ke magnitan lemah sampai sedang. Dari peng amatan sayatan tipis no
conto GW0219F menunjukan tekstur holokristalin, hipidiomorfik, berbutir halus
sampai 1 mm, bentuk sub hedral–anhedral, disusun oleh mineral orthoklas K.Felsdpar,
plagioklas, biotit, epidot kalsedon, sfene dan mineral opak, lempung, masih terlihat relieks
kembar poliomtetik. Batuan sienit terdapat sebagai blok-blok insitu di lereng Moncong
Talalo di sekitar Kocara, intrusi ini diduga berlangsung pada kala Miosen Awal.
3.2.3. Struktur Geologi