Pengembangan Rehabilitasi Lahan yang Diperlukan

251 keseharian masyarakat dalam wujud Omanggu paturu, pingi lata luri . Masya- rakat sudah lebih maju, tidak sekedar me- nanam tetapi sudah mengarah pada pe- ngembangan hutan keluarga. Hutan ke- luarga dipandang sebagai fondasi kehi- dupan, sehingga mendorong masyarakat mengintegrasikan pengembangan hutan keluarga pada setiap aktivitas pertanian lahan kering dengan kisaran luas antara 0,5 ha sampai 2 ha.

3. Pengelolaan Terpadu

Pengelolaan terpadu merupakan salah satu alternatif pendekatan untuk meng- hindari ketimpangan program dalam pe- manfaatan sumberdaya DAS. Upaya membangun sinergitas pengelolaan mem- butuhkan berbagai proses penyadaran kepada para pihak melalui berbagai advo- kasi, seminar, lokakarya, dan diskusi yang dilakukan dengan melibatkan para pihak meliputi LSM, eksekutif, legislatif, masyarakat, perguruan tinggi, dan indus- tri. Guna mendukung pengelolaan terpa- du, maka prioritas awal adalah penyu- sunan database DAS Kambaniru. Salah satu kelemahan dalam pengelolaan DAS selama ini adalah belum tersedianya data dan informasi mengenai sumberdaya DAS secara menyeluruh termasuk nilai ekologi dan jasa lingkungan yang dihasil- kan. Keterbatasan tersebut akan berimpli- kasi terhadap menurunnya dukungan le- gitimasi hukum dalam menegakkan atur- an mengenai pengelolaan ekosistem DAS Kambaniru secara berkelanjutan serta be- lum tersedianya landasan data ilmiah yang dapat dimanfaatkan sebagai referen- si dalam kampanye pelestariannya. Da- lam hal ini, perlu revitalisasi konsep da- lam pemanfaatan ekosistem DAS Kamba- niru dengan menempatkan kelestarian ekosistem sebagai prioritas utama untuk mendukung manfaat jasa lingkungan yang dihasilkan yang dapat menghidupi berbagai sektor pembangunan. Proses pembangunan ekonomi pada wilayah DAS Kambaniru dapat dilakukan secara berkelanjutan bila komponen ekosis- temnya terjaga dan berfungsi secara ber- kelanjutan. Dukungan riset diperlukan untuk me- lakukan kuantifikasi nilai ekonomi ling- kungan pada ekosistem DAS. Pemaham- an secara menyeluruh menyangkut po- tensi ekonomi sumberdaya lahan dan sumberdaya alam sangat diperlukan un- tuk memberikan dukungan rasional dalam upaya kampanye pelestarian dan peman- faatannya termasuk dalam merancang pendekatan pengelolaannya. Kuantifikasi yang sudah dilakukan masih bersifat parsial terutama hanya pada dampak ke- rusakan ekosistem DAS terhadap tingkat kejadian banjir, sedimentasi, dan penu- runan debit air. Kuantifikasi secara me- nyeluruh terhadap seluruh komponen dan potensi nilai ekonomi ekosistem DAS Kambaniru, baik yang langsung maupun tidak langsung belum dilakukan. Bila da- ta kuantifikasi nilai ekonomi DAS Kam- baniru sudah tersedia, akan sangat mem- bantu dalam merancang perencanaan pe- ngelolaan serta dukungan legitimasi hu- kum tentang nilai penting konservasi dan rehabilitasi di masa mendatang, termasuk membangun kolaborasi pengelolaan.

4. Rehabilitasi Lahan yang Diperlukan

Dalam rangka rehabilitasi lahan kritis pada DAS Kambaniru, beberapa prioritas pengembangan yang diperlukan, meliputi :

a. Pengembangan

Agrosylvopasture Pengembangan agrosylvopasture me- rupakan salah satu alternatif yang me- mungkinkan dengan pertimbangan kom- pleksitas persoalan yang terjadi dalam wilayah DAS Kambaniru. Model sylvo- pasture yang dikembangkan dapat meng- akomodir kepentingan para pihak, se- hingga ego sektoral yang selama ini men- jadi kendala dapat terjembatani. Dalam koridor agrosylvopasture , pengembangan berbagai jenis tanaman seperti tanaman kehutanan, jenis tanaman serbaguna, pa- kan ternak, dan tanaman pertanian harus dilakukan secara terpadu, sehingga dapat berperan lebih efektif dalam meningkat- kan nilai manfaat, baik aspek ekonomi 252 maupun lingkungan. Berdasarkan hasil pengamatan pada beberapa lokasi peka- rangan dan pertanian lahan kering cam- puran pada DAS Kambaniru, beberapa jenis tanaman yang sudah beradaptasi dan berpotensi dikembangkan, meliputi ta- naman mahoni Swietenia macrophylla , jati Tectona grandis , gmelina Gmelina arborea , nangka Artocarpus integra , asam Tamarindus indica , kesambi Schleichera oleosa , turi Sesbania gran- diflora , lamtoro Leucaena leucocepha- la , akasia Acacia villosa , pulai Alsto- nia scholaris , mangga Mangifera indi- ca , nitas Sterculia foetida , jambu hu- tan Eugenia spp., singkong Manihot utilisima , jagung Zea mays , dan ber- bagai potensi jenis unggulan lokal yang memungkinkan. Pengembangan agrosylvopasture ha- rus dilakukan secara seimbang dengan mengakomodir keragaman jenis tanaman yang dapat memberikan manfaat secara ekonomi maupun ekologi. Jenis tanaman penghasil hasil hutan bukan kayu dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan rehabilitasi, karena pada daerah DAS Kambaniru sangat memungkinkan pe- ngembangan jenis tanaman sebagai inang kutu lak dan madu. Keterpaduan pengem- bangan jenis tanaman tersebut dalam mo- del agrosylvopasture diharapkan dapat mendukung manfaat ekonomi, pencegah- an erosi, dan pemulihan ekosistem DAS Kambaniru.

b. Konservasi Tanah dan Air