Pedoman Observasi Pengembangan Instrumen Penelitian

35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB Yapenas Yogyakarta. SLB Yapenas memiliki dua unit sekolah. Unit pertama terletak di Jl. Sepak bola, Nglaren, Condong Catur, Depok, Sleman, sedangkan unit kedua terletak di Jl. Panuluh, Pringwulung, Sleman. Penelitian ini dilakukan di unit ke dua sekolah tersebut. Alasan memilih tempat penelitian dikarenakan terdapat anak autis yang belajar bersama dengan anak hiperaktif dan tunadaksa. SLB Yapenas merupakan sebuah yayasan yang mulai berdiri pada tahun 1983 di bawah naungan Yayasan Yapenas dan berada di bawah pengawasan Dinas Pendidikan Provinsi DIY. Awal berdirinya, sekolah ini tidak terlepas dari suka duka mengalami berkali-kali perpindahan hingga sekarang bertempat di Jl Sepak Bola, Nglaren, Condongcatur, Depok, Sleman Yogyakarta dan di Jl. Panuluh, Pringwulung, Sleman. SLB Yapenas memiliki visi yaitu terwujudnya anak berkebutuhan khusus yang terampil dan mandiri berdasarkan iman dan taqwa. Sedangkan visi dari SLB Yapenas yakni menyelenggarakan pendidikan TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB dan kelas keterampilan secara berkesinambungan. Menyelenggarakan pembelajaran dengan menerapkan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah, meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada semua warga sekolah, pengadaan sarana 36 prasarana sekolah yang memenuhi standar minimal, menyelenggarakan bengkel kerjaunit usaha produktif dan tempat kerja terlindung, dan menjalin hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan industri. SLB Yapenas memberikan layanan pendidikan dari jenjang dasar sampai menengah dengan pemberian berbagai layanan keterampilan bagi anak tunarungu, anak tunagrahita, anak tunadaksa dan autis. Kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi dua tempat yakni unit pertama untuk kelas lanjutan dan menengah sedangkan unit kedua untuk kelas dasar, namun pernah juga bercampur. Kondisi bangunan sekolah terletak di gang suatu perkampungan. Situasi lingkungan sekolah sangat aman karena cukup jauh dari jalan raya dan keramaian kota sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung cukup baik. Masing-masing bangunan sekolah memiliki dua tingkat yang tidak terlalu luas. Unit pertama kondisi bangunan tidak memiliki halaman sekolah, kondisi sekolah langsung berupa bangunan sekolah yang telah dipagari tanpa memiliki halaman. Unit kedua kondisi bangunan memiliki halaman sekolah yang cukup luas. Halaman tersebut biasanya digunakan untuk kegiatan upacara, kegiatan belajar diluar sekolah, berkebun serta tempat bermain siswa. Bangunan unit pertama memiliki kondisi ruang kelas untuk proses KBM yang tidak terlalu banyak. Satu ruang kelas biasanya ditempati dua sampai tiga kelas. Jumlah siswa masing-masing kelas beragam. Penempatan atau pembagian kelas bagi siswa sekolah tersebut menggunakan sistem