Studi Konsumsi, Tabungan dan Inventasi Pada Rumahtangga Petani Perkebunan Kopi Rakyat (Studi Kasus Pada UPP-PK I, Kabupaten Malang)

STUD1 KONSUMSI, TABUNGAN DAN I
STASI PABA
RWIAI-liTANGGAPETANI PERKEBUNAN KOPI RAKUAT
(Studi Kasus Pada UPP-PK I, Kabupaten Malang)

OLEH :
BUDHU SETIAWAN
A 23.0657

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FNULTAS PERTANIAN
INSTITUT PEWANIAN BOGOR
1994

B U D H Y S E T I A W . Studi Konsumsi, Tabungan dan Investasi pada

Rumahtangga Petani Perkebunan Kopi Rakyat.
Unit

Studi Kasus Pada


Pengembangan Proyek-Proyek Perkebunan Kopi Rakyat

(UPP-PK) Kecamatan Dampit, Kabupaten

Malang (Dibawah

bim-

bingan SJAFBI MANGKUPRAWDRA dan RINA OKTAVIANI)
Sistim pembangunan

perkebunan rakyat dengan pola

UPP

merupakan salah satu strategi pembangunan perkebunan yang
menekankan pada usaha alih teknologi dan pola pengembangan
lahan.

Diharapkan dengan adanya pola alih teknologi dan po-


la pengembangan lahan dapat meningkatkan pendapatan petani.
selanjutnya peningkatan pendapatan ini diharapkan dapat merangsang petani untuk melakukan kegiatan reinvestasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat keragaan pola alokasi pengeluaran dan melihat pengaruh luas lahan dan peningkatan teknologi serta faktor-faktor internal
rumahtangga terhadap pola alokasi pengeluaran rumahtangga.
Metode penelitian yang digunakan dengan metode survai
dan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara.

Analisa

data yang dipergunakan adalah analisa data secara deskriptif
(meliputi : tingkat Pengeluaran, Tingkat Partisipasi dan
Tingkat Persentase Pengeluaran) serta analisa secara statistik (meliputi : Regresi, Uji T dan Pendugaan fungsi multinomial logit).
Berdasarkan analisa deskriptif dapat dilihat bahwa umumnya rumahtangga petani kopi lebih banyak mengalokasikan

pendapatannya pada pengeluaran konsumsi, Setelah itu pendapatannya dialokasikan pada kegiatan investasi dan tabungan.
Pada umumnya kelompok yang berpendapatan lebih besar
mempunyai pola konsumsi yang lebih mengarah kepada pengeluaran barang-barang yang bersifat sekunder (kelompok luas lahan
> 0.5 Ha dan kelompok petani anggota UPP) .


Pada konsumsi

makanan pengeluaran sekunder ditunjukkan oleh pengeluaran
pada jenis makanan protein hewani, sedangkan pada konsumsi
non makanan pengeluaran keperluan sekunder ditunjukkan oleh
pengeluaran bagi barang-barang elektronik, perhiasan dan
rekreasi.
Pengeluaran investasi pada kelompok-kelompok yang berpendapatan tinggi (seperti kelompok luas lahan > 0.5 Ha dan
kelompok petani anggota UPP) menunjukkan jumlah total investasi per Ha yang lebih besar pula.

Selain itu, pola alokasi

pengeluaran investasi cenderung lebih mengarah kepada peningkatan penggunaan input-input moderen seperti pupuk, insektisida dan alat-alat pertanian.
Analisa deskriptif pengeluaran tabungan menunjukkan
bahwa pembentukan tabungan riil akan meningkat dengan meningkatnya pendapatan rumahtangga, kecuali pada kelompok keanggotaan UPP dimana kelompok non anggota UPP yang berpendapatan relatif lebih kecil dibandingkan kelompok peserta UPP
mempunyai pembentukan tabungan riil ynag lebih besar.

Hal

itu disebabkan oleh faktor selera rumahtangga dalam memilih

jenis investasi.

Analisa pengaruh pola luas lahan dan pola alih teknolog i menunjukkan bahwa peningkatan luas lahan dan peningkatan
teknologi usahatani berpengaruh terhadap pola alokasi pengeluaran rumahtangga.

Secara umum pengaruh positif pola luas

lahan dan pola alih teknologi akan meningkatkan kemampuan
rumahtangga untuk melakukan reinvestasi.
Analisa penqaruh internal rumahtangga dengan menggunakan model multinomial logit menunjukkan hasil yang memuaskan
pada kelompok keanggotaan UPP dan kelompok luas lahan >
Ha (nyata pada taraf uji
kelompok luas lahan <
nyata pada taraf uji

90

0.5

50


persen).

0.5

Sedangkan analisa pada

Ha menunjukkan hasil yang tidak

persen.

Hal itu menunjukkan bahwa

pola alokasi pengeluaran pada kelompok luas lahan <

0.5

Ha

lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain dibandingkan oleh pengaruh faktor-faktor yang dianalisa.

Hasil analisa dengan model multinomial logit menunjukkan pengaruh faktor-faktor internal rumahtangga yang bersifat positif terhadap peningkatan peluang menabung dan berinvestasi adalah faktor umur, tingkat pendidikan dan pendapatan usahatani kopi (peningkatan umur, tingkat pendidikan dan
pendapatan usahatani kopi).
Sedangkan faktor jumlah tanggungan keluarga berpengaruh
negatif terhadap peluang menabung serta peluang berinvestasi
dan berpengaruh positif terhadap peluang berkonsumsi, artinya peningkatan jumlah tanggungan keluarga akan meningkatkan
peluang rumahtangga dalam berkonsumsi dan sebaliknya menurunkan peluang rumahtangga dalam berinvestasi dan menabung.

STUD1 KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI PADA
RURIAEITANGGA PETANI PERKEBUNAN ICOPI RAICYKr
(Studi kasus pada UPP-PK I, Kabupaten Malang)

Oleh :
Budliy Setinrvall
A 23.0657

SKRIPSI
Sebagai Syarat Kelulusail Uilt~rkMcinpcrolei~Gclar
SAIlJANA I'ERTANIAN

Pada

Fakultas I'ertanian, Illstitut I'erta~liaii Bogor

J~rr-usarlIlr~iu-ilrnuSosial Ekonorlli Pe~-t;c~~ia~t
Fakult:is I'c~l:ini;~r~
Institut I'crtanii~n Bogor

1994

STUD1 KONSUMSI, TABUNGAN DAN I
STASI PABA
RWIAI-liTANGGAPETANI PERKEBUNAN KOPI RAKUAT
(Studi Kasus Pada UPP-PK I, Kabupaten Malang)

OLEH :
BUDHU SETIAWAN
A 23.0657

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FNULTAS PERTANIAN
INSTITUT PEWANIAN BOGOR

1994

B U D H Y S E T I A W . Studi Konsumsi, Tabungan dan Investasi pada

Rumahtangga Petani Perkebunan Kopi Rakyat.
Unit

Studi Kasus Pada

Pengembangan Proyek-Proyek Perkebunan Kopi Rakyat

(UPP-PK) Kecamatan Dampit, Kabupaten

Malang (Dibawah

bim-

bingan SJAFBI MANGKUPRAWDRA dan RINA OKTAVIANI)
Sistim pembangunan


perkebunan rakyat dengan pola

UPP

merupakan salah satu strategi pembangunan perkebunan yang
menekankan pada usaha alih teknologi dan pola pengembangan
lahan.

Diharapkan dengan adanya pola alih teknologi dan po-

la pengembangan lahan dapat meningkatkan pendapatan petani.
selanjutnya peningkatan pendapatan ini diharapkan dapat merangsang petani untuk melakukan kegiatan reinvestasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat keragaan pola alokasi pengeluaran dan melihat pengaruh luas lahan dan peningkatan teknologi serta faktor-faktor internal
rumahtangga terhadap pola alokasi pengeluaran rumahtangga.
Metode penelitian yang digunakan dengan metode survai
dan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara.

Analisa

data yang dipergunakan adalah analisa data secara deskriptif

(meliputi : tingkat Pengeluaran, Tingkat Partisipasi dan
Tingkat Persentase Pengeluaran) serta analisa secara statistik (meliputi : Regresi, Uji T dan Pendugaan fungsi multinomial logit).
Berdasarkan analisa deskriptif dapat dilihat bahwa umumnya rumahtangga petani kopi lebih banyak mengalokasikan

pendapatannya pada pengeluaran konsumsi, Setelah itu pendapatannya dialokasikan pada kegiatan investasi dan tabungan.
Pada umumnya kelompok yang berpendapatan lebih besar
mempunyai pola konsumsi yang lebih mengarah kepada pengeluaran barang-barang yang bersifat sekunder (kelompok luas lahan
> 0.5 Ha dan kelompok petani anggota UPP) .

Pada konsumsi

makanan pengeluaran sekunder ditunjukkan oleh pengeluaran
pada jenis makanan protein hewani, sedangkan pada konsumsi
non makanan pengeluaran keperluan sekunder ditunjukkan oleh
pengeluaran bagi barang-barang elektronik, perhiasan dan
rekreasi.
Pengeluaran investasi pada kelompok-kelompok yang berpendapatan tinggi (seperti kelompok luas lahan > 0.5 Ha dan
kelompok petani anggota UPP) menunjukkan jumlah total investasi per Ha yang lebih besar pula.

Selain itu, pola alokasi


pengeluaran investasi cenderung lebih mengarah kepada peningkatan penggunaan input-input moderen seperti pupuk, insektisida dan alat-alat pertanian.
Analisa deskriptif pengeluaran tabungan menunjukkan
bahwa pembentukan tabungan riil akan meningkat dengan meningkatnya pendapatan rumahtangga, kecuali pada kelompok keanggotaan UPP dimana kelompok non anggota UPP yang berpendapatan relatif lebih kecil dibandingkan kelompok peserta UPP
mempunyai pembentukan tabungan riil ynag lebih besar.

Hal

itu disebabkan oleh faktor selera rumahtangga dalam memilih
jenis investasi.

Analisa pengaruh pola luas lahan dan pola alih teknolog i menunjukkan bahwa peningkatan luas lahan dan peningkatan
teknologi usahatani berpengaruh terhadap pola alokasi pengeluaran rumahtangga.

Secara umum pengaruh positif pola luas

lahan dan pola alih teknologi akan meningkatkan kemampuan
rumahtangga untuk melakukan reinvestasi.
Analisa penqaruh internal rumahtangga dengan menggunakan model multinomial logit menunjukkan hasil yang memuaskan
pada kelompok keanggotaan UPP dan kelompok luas lahan >
Ha (nyata pada taraf uji
kelompok luas lahan <
nyata pada taraf uji

90

0.5

50

persen).

0.5

Sedangkan analisa pada

Ha menunjukkan hasil yang tidak

persen.

Hal itu menunjukkan bahwa

pola alokasi pengeluaran pada kelompok luas lahan <

0.5

Ha

lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain dibandingkan oleh pengaruh faktor-faktor yang dianalisa.
Hasil analisa dengan model multinomial logit menunjukkan pengaruh faktor-faktor internal rumahtangga yang bersifat positif terhadap peningkatan peluang menabung dan berinvestasi adalah faktor umur, tingkat pendidikan dan pendapatan usahatani kopi (peningkatan umur, tingkat pendidikan dan
pendapatan usahatani kopi).
Sedangkan faktor jumlah tanggungan keluarga berpengaruh
negatif terhadap peluang menabung serta peluang berinvestasi
dan berpengaruh positif terhadap peluang berkonsumsi, artinya peningkatan jumlah tanggungan keluarga akan meningkatkan
peluang rumahtangga dalam berkonsumsi dan sebaliknya menurunkan peluang rumahtangga dalam berinvestasi dan menabung.

STUD1 KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI PADA
RURIAEITANGGA PETANI PERKEBUNAN ICOPI RAICYKr
(Studi kasus pada UPP-PK I, Kabupaten Malang)

Oleh :
Budliy Setinrvall
A 23.0657

SKRIPSI
Sebagai Syarat Kelulusail Uilt~rkMcinpcrolei~Gclar
SAIlJANA I'ERTANIAN

Pada
Fakultas I'ertanian, Illstitut I'erta~liaii Bogor

J~rr-usarlIlr~iu-ilrnuSosial Ekonorlli Pe~-t;c~~ia~t
Fakult:is I'c~l:ini;~r~
Institut I'crtanii~n Bogor

1994

Dokumen yang terkait

Masalah Dan Prospek Pengolahan Kopi (Studi Kasus : Desa Siharjulu dan Desa Lumban Barat Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 31 95

Efisiensi biaya produksi pemasaran pada berbagai status petani kopi rakyat (Studi kasus di desa Kalibaru kabupaten Banyuwangi)

0 4 71

KAJIAN USAHATANI PERKEBUNAN KOPI RAKYAT (Studi Kasus di Desa Ranu Agung Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

0 4 87

Analisis kegaraan pemasaran karet rakyat (Studi kasus di Wilayah Kerja UPP-PKKR I Warunggung dan UPP-PKKR II Gajrug, Kabupaten Lebak, Jawa Barat)

0 4 122

Orientasi Nilai Kerja Pemuda pada Keluarga Petani Perkebunan : Studi Kasus pada Masyarakat Perkebunan Teh Rakyat di Desa Sukajembar, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

0 18 364

ANALISIS PENDAPATAN PETANI ANALISIS PENDAPATAN PETANI PEKEBUN KOPI STUDI KASUS PERKEBUNAN KOPI RAKYAT KECAMATAN GEMBONG, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH 2010.

1 6 18

PENDAHULUAN ANALISIS PENDAPATAN PETANI PEKEBUN KOPI STUDI KASUS PERKEBUNAN KOPI RAKYAT KECAMATAN GEMBONG, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH 2010.

0 4 7

TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS PENDAPATAN PETANI PEKEBUN KOPI STUDI KASUS PERKEBUNAN KOPI RAKYAT KECAMATAN GEMBONG, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH 2010.

0 3 9

KESIMPULAN DAN SARAN ANALISIS PENDAPATAN PETANI PEKEBUN KOPI STUDI KASUS PERKEBUNAN KOPI RAKYAT KECAMATAN GEMBONG, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH 2010.

0 6 31

ANALISIS PENDAPATAN PADA USAHA KOPI ARABIKA : Survey pada Petani Kopi Arabika di Perkebunan Rakyat Kecamatan Ciwidey.

2 14 35