Pengaruh Glifosat dan Fusilad sebagai Zat Pemacu Kemasakan pada Peragaan Produksi Tanaman Baru dan Ratoon Pertama Tanaman Tebu

PEHGARUH GLIFOSAT DAN FUSILAD
SEBABAI ZAT PEMACU KEMASAKkN PADA PERAGAAN PRODUKSI
TANAMAN BARU DAN PATOON PERTAMA TANAMAN TEBU

Oleh

TOGAR GERHARD MARPAUNG
90510

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1995

,

I

PENGARUH GLIFOSAT DAN FUSILAD
TANAMlW BARU DAN RATOOM PERTAMA TAHAMAN TEBU


Oleh
TOGAR GERHARD MARPAWG

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Doktor
pada
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJAUA
INSTITUT PERTAISIAN BOGOR

PENGARUH GLIFOSAT DAN FUSfLAD SEBAGAI
ZAT P M C U KEElASAKAN PADA PERAGAAN PRQWKSI TANAHAH M U DAN RATOON

(

The Effect of Glyphosate and Fusilade as Cane Ripener on the
Production Perfomance of Plant cane and Ratocm cane)
TmR


by

GERHARD EWZPAUNG

(AGR. 90510)
ABSTRACT
Ripening is one of the most important aspects of sugarcane
production. Natural ripening or maturation of the sugarcane occurs as
growth slows down and sucrose storage in the stalk increases. Natural
ripening is influenced by varieties, age of the crop, physiological
status of the cane, moisture status of the crop and climates. In wet
areas natural ripening have to be induced by chemical ripener.
Two chemical ripeners, glyphosate and fusilade were tested on the
commercial sugarcane, variety F156. The experiment were conducted at
Biotrop's greenhouse and at the sugar plantation of PTP I X . The
objectives were to evaluate the effect of level concentration of
glyphosate and fusilade and time of application on sugar production of
plant cane and ratoon cane.Two kinds of experiment were carried out,
namely the green house experiment and field experiment. The trial was
laid out for both experiments in a split plot design, with time of

application (4 weeks; 6 weeks and 8 weeks before harvesting) as the main
plot treatments and the concentrate levels of cane ripeners (0; 0,3 1
fusilade/Ha; 0,6 1 fusilade/Ha; 0,5 1 glyphosate/Ha and 1,O 1
glyphosatejHa) as sub plot treatments.
The main variables measured for the green house experiments were
vegetative growth, sucrose, glucose and fructose content. The same
variable were measured also for field experiments with the addition of,
sugar recoverable and purity.
The extent of increasing the sucrose content both in green house
and field experiments depended on dosage and time of application of cane
ripeners. Both cane ripeners significantly increase the sugar yield of
plant cane, one liter of glyphosate/Ha showed an increase of 7 to 30 %
sugar over untreated cane, when harvested 6 weeks after spraying and
0,3 1/Ha fusilade showed an increase of 2-9 % sugar over untreated cane,
when harvested 4 weeks after spraying.
Glyphosate demonstrated a better ripening response for plant cane
compared to fusilade. Plant cane treated with fusilade induced cane
sprouting and decreased sucrose content. On the other hand glyphosate
decreased the sugar yield of ratoon cane but fusilade increased the
sugar yield due to greater cane population. It appeard that fusilade

stimulated the regrowth of shoots in the subsequent ratoon.
suppressed the growth of plant cane more than that of glyphos

TOGAR GERIiARD MARPAUNG. Pengaruh Glifosat dan Fusilad Sebagai Zat

Pemacu Kemasakan Pada Peragaan Produksi Tanaman Baru dan Ratoon Pertaina
Tanaman Tebu. (Disertasi di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. G.A. WATTIMENA
MSc sebagai Ketua, Dr. Ir. MOCH. ANWAR

Dr. SOEKISMAN

Dr. Ir. ALEXANDER MANURUNG dan Dr. Ir. DIAH

TJITROSEMITO, MSc;
RATNADEWI LUKMRN,

NUR MSc;

sebagai anggota).


Penggunaan zat pemacu kemasakan merupakan salah satu alternatif
untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu, khususnya produksi gula
(sukrosa) pada lahan beriklim basah. Dari berbagai macam zat pemacu
kemasakan, glifosat dan fusilad telah digunakan dalam jumlah yang besar
pada tanaman tebu di berbagai Negara. Respon tanaman tebu terhadap zat
pemacu kemasakan yang diberikan tergantung pada lingkungan, varietas,
dan fase pertwnbuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh glifosat dan
fusilad sebagai zat pemacu kemasakan

dengan berbagai dosis yang

dikombinasikan dengan saat pemberian terhadap komponen produksi
(rendemen, sukrosa, hablur, bobot, kemasakan, kosien peningkatan, kosien
daya tahan, Hk, brix, pol, tinggi tanaman, diameter batang) dan
pengaruhnya pada beberapa gula reduksi (glukosa, fruktosa) tanaman
baru/plant cane, serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman ratoon
berikutnya (perkecambahan, pertunasan,

rendemen, sukrosa, bobot,


jumlah batang, tinggi tanaman, diameter batang dan gula-gula reduksi

(glukosa dan fruktosa).
Hasil-hasil penelitan di rumah kaca I, I1 dan percobaan di lapang
pada tanaman baru/plant cane menunjukkan bahwa glifosat dan fusilad
sebagai zat pemacu kemasakan ternyata dapat

meningkatkan rendemen,

brix, pol, sukrosa dan Hk. Sebaliknya, zat pemacu kemasakan tersebut
menekan pertumbuhan vegetatif (bobot, diameter batang dan tinggi
tanaman) serta menekan jumlah'gula reduksi (fruktosa dan glukosaf. Dari
kedua zat pemacu kemasakan ini, ternyata glifosat lebih baik, dalam
meningkatkan produksi gula dibandingkan

fusilad, karena 4 minggu

setelah aplikasi, tumbuh siwilan pada tanaman yang mendapat perlakuan
dengan fusilad sehingga kadar sukrosa berkurang.

Sementara hasil pengamatan terhadap penelitian pada tanaman ratoon
berikutnya memperlihatkan bahwa glifosat sebagai zat pemacu kemasakan
menekan perkecambahan dan pertunasan tanaman ratoon berikutnya tetapi
sebaliknya fusilad mendorong perkecambahan

dan pertunasan tanaman

ratoon berikutnya.
Dosis terbaik untuk glifosat adalah 1 l/ha serta saat panen
terbaik adalah 6 minggu setelah aplikasi, sementara untuk fusilad dosis
terbaik adalah 0,3 l/ha dan saat panen terbaik adalah 4 minggu setelah
aplikasi .
Perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui dosis maksimum pada
glifosat dan waktu aplikasi yang tepat pada fusilad.

: PENGARUH GLIFOSAT D M P U S I W SEBAGAI
ZAT PEM&CU KEEIASAKAN PADA PERAGAAN

J u d u l


PRODUKSI TANAMAH BARU DAN RATOON PERTAMA
TANAMAN TEBU
Nama Mahasiswa : TOGAR GERHARD MARPAUNG
: .90510

N o m r Pokok

Menyetujui
1. Komisi Pembilnbing

Prof. Dr Ir G. A. Wattimena, MSc.
Ketua

Dr Soekisman Tjitrosemito, MSc.

Anggota

Anggota

Dr Ir Diah Ratnadewi Lukman

Anggota

Dr Ir Alexander Manurung
Anggota

3. Direktur Program
Pascasarjana IPB

Agronomi,,

Prof. Dr Ir Edi Guhardja
Tanggal Lulus :

.............

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis

dilahirkan


pada

tanggal

6

Mei

1948 di Tapanuli

Utara. Orang tuanya P. Marpaung dan L. Br. Sinambela.
Menyelesaikan pendidikan SR dan SMP di Tapanuli Utara dan
pendidikan SMA di Medan. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, penulis
i

melanjutkan ke Fakultas Pertanian USU Medan pada tahun 1967 dan selesai
tahun 1974.
Sebelum


menyelesaikan

studi,

penulis

berstatus

Asisten

(honorarium) di Fakultas Pertanian USU Medan, sejak tahun 1968-1970, dan
sebagai surveyor pada Dinas Tata Guna Tanah Propinsi Sumatera Utara dari
tahun 1971 hingga tahun 1973. Antara September 1974 hingga Februari
1975, bekerja di Friedich Ebert Stiftung (F.E.S) Berastagi sebagai
Extention Farmer. Antara Maret 1975

-

September 1979, bekerja pada

Proyek Pengembangan Industri Gula kebun Percobaan Batangkuis (Wilayah
PT. Perkebunan IX) sebagai Kepala Kebun Percobaan. Antara 1 Oktober 1979
hingga Desember 1982, bekerja di PT. Perkebunan IX sebagai Staff Proyek
Gula dan 1 Januari 1982 hingga Desember 1982, sebagai Kepada Bidang
Tanaman Proyek Gula/Bagian Perencanaan dan Pengendalian Proyek PT.
. .

Perkebunan IX. Antara 1 Januari 1984 - 27 September 1987, sebagai Kepala
Tanaman Pabrik Gula Kuala Mada di PT. Perkebunan IX, dan sejak 1 Oktober
1987 hingga sekarang sebagai Kepala Urusan Agronomy Tebu di Bagian
Penelitian PT. Perkebunan IX.

Beberapa kursus yang telah diikuti yaitu :
1. Kursus Penyuluhan dan Pengadaan Bibit Kentang dari Oktober 1974
hingga Februari 1975 di Proyek Kerjasama Hortikultura, Propinsi
Sumatera Barat

-

Jerman Barat, Bukit Tinggi.

2. Kursus Kepala Kebun Proyek Survey Industri Gula, dari bulan Maret
hingga Juli 1975 di Lembaga pendidikan Perkebunan Yogyakarta.
3. Kursus Management Proyek di Lembaga management Fakultas Ekonomi USU
Medan dari tanggal 29 September s/d 7 Oktober 1980.

4. Training in Effective English dari tanggal 26 Oktober s/d 21 Nopember
1981 di Lembaga Penelitian Perkebunan Yogyakarta.
5. Program for the Development of Managers, dari tanggal 9 Desember 1981

hingga 9 Januari 1982 di University of Philipines, Diliman, Quezon
City.
6. Sugar Technologist Education Program Intensive Farm and Crop
Management Module, dari,ll Januari 1982 hingga 3 April 1982 di
Victorias Milling Company, Inc. Vimico, Negros Occidental,
Filipina.
7. Rainfed/Mechanized Sugarcane Crop/Farm Management Training (Module
111) dari bulan Juni hingga September 1982 di P.G. Subang PT.
a

Perkebunan XIV dan Proyek Gula PTP. IX.
8. International

Application

Technique

Course

di Switzerland

(Swiss) dari tanggal 17 Juli hingga 29 Juli 1983.
9. Sugarcane Agronomy Training di Regional Sugarcane Training Centre for
Africa Reduit, Mauritius, dari tanggal 15 September sampai 10
Desember 1986.
10. Kursus Instruktur inti NES dari tanggal 26 Oktober sampai dengan 7

:

Nopember 1987 dan 7 sampai 19 Desenber 1987 di Lembaga Pendidikan
Perkebunan Yogyakarta.
11. The Workshop on The National Coordinated Research Program on Corn
and Grain legumes, tahun 1988 di Bogor.
Tahun 1988 Penulis mengikuti pendidikan (S2) Kegiatan Pengumpulan
Kredit IPB-USU dalam Program Studi Agronomi dan lulus Agustus 1990.
September 1990, melanjutkan pendidikan (S3) di IPB dalam Program Studi
Agromomi .
Penulis mempunyai lima orang anak (Augustina Rindu Lisbet, Yanto Togi
Ferdinand, Martin Laurence, Paskawani Magdalena, dan Sally Bethesda) dari
hasil perkawinan dengan Ir. Serirama Butar Butar.

UCAPAN

TERIMA KASIH

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis
'

telah menyelesaikan penelitian dan sekaligus mengusulkan disertasi ini.
Penulis

mengucapkan

terima

kasih

dan

penghargaan

yang

setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. DR. Ir. G.A. Wattimena Msc,

Ketua

,

Komisi Pembimbing,

atas bimbingan, pengarahan dan dorongan yang telah

diberikannya selama penulis mengikuti pendidikan pasca sarjana di IPB,
terutama dalam melakukan penelitian danpenyusunan disertasi ini. Ucapan dan
penghargaan yang sedalam-dalamnya juga disampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Moh.
Anwar Nur MSc, Bapak Dr. Soekisman Tjitrosemito MSc, Bapak Dr. Ir . Alexander
Manurung dan Ibu Dr. Ir. Diah Ratnadewi Lukman sebagai Anggota Komisi
Pembimbing yang memberi saran, petunjuk dan bimbingan serta memeriksa
disertasi ini.
Terima kasihyang takterhingga juga disampaikan kepada BapakDirektur
SEAMEO-BIOTROP dan Kepada Bapak Dr. Soekisman Tjitrosemito MSc atas
fasilitas dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian di rumah kaca SEAMEO-BIOTROP.
Demikian juga kepada Sdr. Santi Ambarwati Laborant dan Bapak Mamed,
petugas rumah kaca SEAMEO-BIOTROP yang telah banyak membantua penulis
melaksanakan penelitian di rumah kaca. Kepada Bapak Dian Rahmat Kusumah yang
telah bersusah payah mengetik ulang beberapa kali naskah disertasi ini, saya
ucapkan banyak terima kasih.

Kepada Bapak Dr. Gading Hutasoit, kepala Bioteknologi P3GI Pasuruan
beserta staffnya Bapak Ir. Aris dan Bapak Hendro Santoso yang telah banyak
membantu dan mernbimbing serta fasilitas yang diberikan penulis dalam
melaksanakan pengujian aktivitas enzim, penulis mengucapkan banyak terima
kasih. Demikian juga kepada Bapak Suprayitno, Sdr. Pujiono, Suwaji dan Sdr.
Ahmad Syuhada, penulis mengucapkan terima kasih yang telah membantu penulis
selama penelitian di Laboratorium Bioteknologi P3GI Pasuruan.
Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Edi Guhardja, Direktur Program Pasca
Sarjana IPB-Bogor beserta semua staff Dosen dan Karyawannya, penul is
mengucapkan terima kasih atas kesempatan mengikuti pendidikan.
Ucapan yang sama disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. A. Surkati
Abidin, selaku Ketua Jurusan Agronomi IPB-Bogor.
Demikian juga kepada Direktur Utama PT. Perkebunan IX J.A. Ferdinandus
dan Kepala Bagian Penelitian PT.Perkebunan IX, Bapak Ir. Zainal Abidin MS
dan Ibu Zuraidah Burhanuddin yang telahmemberikan kesempatan kepadapenulis
untuk mengikuti program S3 di IPB Bogor serta penelitian pada areal
Karantina RISBANG PG.: Sei Semayang penul is mengucapkan banyak terima kasih.
Kepada Ibu Ir. Dameria Siahaan Kepala RISBANG PG. Sei Semayang PTP IX,
Ir. Hotmen Silalalii staff BPTD; Sdri. Isniar Harahap, Sdr. Baros, Sucahyo
dan rekan-rekan lainnya yang telah banyak membantu penulis dan memberikan
saran dan dorongan dalam penyelesaian disertasi ini.

Akhirnya atas doa dan pengertian, kesabaran, pengorbanan dan dorongan
isteri serta anak saya demikian juga saudaraku, Sahala Butar-butar SE dan
Saudaraku yang lainnya yang telah memberikan dorongan moril dan material
selama penulis menuntut ilmu, pada kesempatan ini dengan rasa haru saya
mengucapkan terima kasih. Semoga Tuhan memberkati kita semua.

DAFTAR I S 1

Halaman

.................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................

MFTAR TABEL

xiii
xix

2.1.Fase Pertumbuhan Tananan Tebu dan Faktor-Faktor yang
mempengaruhinya
2.1.1.

Fase Pertumbuhan
2.1.1.1.
2.1.1.2.
2.1.1.3.
2.1.1.4.
2.1.1.5.

...................
Fase Pembentukan Tunas ................
Fase Batang Memanjang .................
Fase Pra Masak dan Masak ..............
Fase Pernbungaan.......................
Fase Perkecambahan

7
7

8

2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Tanaman Tebu

..............................
2.1.2.2. Iklim .................................
2.1.2.3. Budidaya ..............................
Glisofat Sebagai Zat Pemacu Kemasakan Tebu ...........
Fusilad ~ebagaiZat Pemacu Kemasakan Tebu ............
Translokasi dan Akumulasi Sukrosa....................
2.1.2.1.

2.2.
2.3.
2.4.

Varietas

9

10
14
19
21
22

2.5.Deskripsi varietas BZ148 dan F156
2.5.1. Varietas BZ148
2.5.2. Varietas F156

.................................
.................................

26
28

2.6. Tanaman Keprasan (Ratoon Cropping)
2.6.1. Definisi dan Pengertian Tanaman Keprasan......
2.6.2. Manfaat dan Kelemahan Tanaman Keprasan ........
2.6.3. Pertunasan (Tillering)........................

1II.BAHAN DAN lETODE
3.1 .Percobam Rumah Kaca

'

3.1.1.Percobaan I, Pengaruh Glifosat Terhadap Asam
Shikimat dan Gula. .............................
3.1.2.Percobaan 11, Pengaruh Glifosat dan Fusilad
Terhadap Kadar Gula dan Pertumbuhan Vegetatif..
3.2.Percobaan di lapang
3.2.1.Percobaan 111, Pengaruh Glifosat dan Fusilad Terhadap Peningkatan Gula Tanaman Tebu Plant Cane
(Tanaman Baru)

..................................

3.2.2.Percobaan IV, Pengaruh Glifosat dan Fusilad Terhadap Pertumbuhan Ratoon Berikutnya dan Produksi
Gula Tanaman Ratoon............
.................

IV. BASIL PmLITIAIJ DAN PQllBAHASAN
4.1.Percobaan Rumah Kaca I
4.1.1. Pengaruh glifosat terhadap sukrosa dan asam
shikimat....................................
4.1.2. Pengaruh glifosat terhadap Fruktosa dan
glukosa.....................................

4.2.Percobaan Rumah Kaca I1
4.2.1. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
Sukrosa..
...............................

.....

4.2.2. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
fruktosa.....................................

4.2.3. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
glukosa......................................

54

4.2.4. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
diameter bataq.. ............................ 57
4.2.5. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
tinggi tanaman...............................

60

4.2.6. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
.
bobot per batang .............................

62

4.3.Percobaan di lapang
4.3.1. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
bobot. .......................................

65

4.3.2. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
tinggi tanaman....... ......................-.

67

4.3.3. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
diameter batang ..............................

69

4.3.4. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap

..................................... 72

redenm

.

2

4.3.5. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
hablur......................................

75

4.3.6. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
brix ........................................

78

4.3.7. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
Pol.........................................

80

4.3.8. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap HK....

82

4.3.9. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap KDT...

83

4.3.10.Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap KP....

86

,

4.4. Pengaruh glifosat dan fusilad terhadap Produksi
Gula Ratoon Berikutnya.
4.4.1. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
Jumlah tunas per meter juringan..............

87

--

4.4.2. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
Jumlah batang per meter juringan.............

90

4.4.3. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
bobot (ton/ha)...............................

93

4.4.4. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
lxn.am ( 8 )................................. %
4.4.5. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
hablur (ton/ha).;

97

4.4.6. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
sukrosa

99

4.4.7. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
glukosa......................................

100

4.4.8. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
fruktosa. ....................................

101

4.4.9. Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
Brix .........................................

102

4.4.10.Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
Pol .........................................

102

4.4.11.Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap HK....

103

4.4.12.Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap KP....

104

4.4.13.Pengaruh glifosat dan Fusilad terhadap
tinggi tanaman (cm)

..........................

105

4.5.1. Pengaruh ZPK terhadap Kadar Gula Tanaman Baru
(Plant Cane) .................................

106

4.5.2. Penqaruh ZPK terhadap perturnbuhan vegetatif
Tanaman Baru (Plant Cane) ....................

107

............................

......................................

i

4.5. Pembahasan Umum

4.5.3. Pengaruh ZPK Terhadap Daya Tahan Tanaman Tebu

.............................................

111

4.5.4. Pengaruh ZPK terhadap Ratoon Pertama
4.5.4.1.
4.5.4.2.
4.4.5. Dampak

Pengaruh Glifosat Terhadap Ratoon Pertama.

111

Pengaruh Fusilad Terhadap Ratoon Pertama

113

.................................

..................................
Seeara Ekonomi ..........................

4.4.6. Produksi Tanaman Baru Dibandingkan dengan Produksi Tanaman Ratoon dan Implikasinya Bagi Pertanaman Tebu pada Wilayah Penelitian...........
V.

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan

.............................................

DAFTAR PUSTA....................................................

LAMPIRAN. .......................................................

115

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

Teks

1. Estimasi Konsumsi Gula/Kapita pada
PELITA VI (1994 - 1998) ..............................

1

.........
3. Neraca Gula pada Pelita VI, Tahun 1994 - 1998 ........
4. Matriks Penelitian ..................................

34

5. Pengaruh Berbagai Taraf Glifosat dan Saat Panen 3, 6,
dan 13 Hari Setelah Aplikasi Terhadap Kadar Sukrosa
dan Asam Shikimat....................................

43

2. Neraca Gula pada Pelita V, Tahun 1989

-

1

1993

2

6. Persamaan Regresi Kadar Sukrosa dan Asam Shikimat pada
Berbagai Dosis Glifosat dan Saat Panen Setelah Aplikasi 44
7. Pengaruh Berbagai Taraf Glifosat dan Saat Panen 3, 6,
dan 13 Hari Setelah Aplikasi Terhadap Kadar Fruktosa

dan Glukosa..........................................

46

8. Persamaan Regresi Kadar Fruktosa dan Glukosa pada

Berbagai Dosis Glifosat dan Saat Panen Setelah
Aplikasi .............................................

47

9. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada

Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Kadar Sukrosa

(

% 48

10. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Kadar Fruktosa (%)..

52

11. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada

Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Kadar Glukosa ( % )... 55

12. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada

Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Diameter Batang (cm) 57

xiv

Nosnor

Halaman
Teks

7

13. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Tinggi Tanaman (cm).

60

14. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Berat per Batang .... 62
15. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Bobot (ton/ha)...... 65
16. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Tinggi Tanaman (cm).

68
.

a

17. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Diameter Batang ..... 70
18. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Rendemen ............ 72
19. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Hablur

..............

75

20. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Brix.. .............. 78
21. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Pol.

................

22. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap HK.......

80

.

...........

82

23. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap KDT..........,......

84

24. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap KP..................

86

25. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan.Fusiiad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Tunas per meter
Juringan Ratoon Pertama.

88

...............................

Halaman

Teks
26. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Jumlah Batang
per meter Juringan Ratoon Pertama

91

27. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Bobot Ratoon
Pertama...............................................

94

28. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Rendemen
Ratoon Pertama.........................................

97

29. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Hablur
Ratoon Pertama.......................................

97

30. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Kadar Sukrosa
Ratoon Pertama.......................................

100

31. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Kadar Glukosa
Ratoon Pertama.......................................

101

32. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Kadar Fruktosa
Ratoon Pertama.......................................

101

33. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Brix Ratoon
Pertma..

102

34. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat; Aplikasinya Terhadap Pol Ratoon
Pertma.

..............................................

103

35. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap HK Ratoon
Prrt~a...............................................

103

36. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dari Fusilad pada
Bsrbagai Saat Aplikasinya Terhadap KP Ratoon
Fertama...

104

......................

.............................................

............................................

Halaman
37. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap ECDT Ratoon
Pertama...............................................

105

38. Pengaruh Berbzgai Dosis Glifosat d m Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Timggi
Tanaman Ratoon Pertama................................

105

39. Pengaruh Berbagai Dosis Glifosat dan Fusilad pada
Berbagai Saat Aplikasinya Terhadap Diameter
Batang Ratoon Pertama......

.

...........................
40. Estimasi Keuntungan per fia ............................
41. Rangkuman Hasil Percobaan .............................

106
116

118

42. Hasil Penelitian Dihadapkan Terhadap Produksi Hablur
Tanaman Pabrik pada Kaadaan Curah Hujan dan Masa Tebang
120
Areal Tebu Pabrik

......................................

1. Daftar Sidik Ragam Kadar Sukrosa pada Berbagai Taraf
Glifosat pada Pemanenan 3,6 dan 13 Hari Setelah Aplikasi 128

P
...............................................

2. Daftar Sidik Ragam Kadar Asam Shikimat pada Berba ai
Taraf Glifosat pada Pemanenan 3,6 dan 13 Hari Sete ah
Aplikasi

128

3. Daftar Sidik
Kadar Fruktosa ada Berba ai
Taraf Glifosat pa a Pemanenan 3,6 dan 15 Hari Sete ah
Aplikasi
129

P
4. Daftar Sidik Ragam Kadar Glukosa pada Berba ai
Taraf Glifosat pada Pemanenan 3,6 dan 13 Hari SetePah
wlikasi ................................................

129

5. Daftar Sidik Ragam Kadar Sukrosa pada Berbagai
Taraf Glifosat dan .Fusilad dengan Berbagai Saat
Aplikasinya Menjelang Tebang

130

Kadar Fruktosa pada Berbagai
6. Daftar Sidik Ragam
Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai Saat
Aplikasinya Menjelang Tebang

131

7. Daftar Sidik Ragam
Kadar Glukosa pada Berbagai
Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai Saat
Aplikasinya Menjelang Tebang

131

.............................................

'

............................

............................
............................

8. Daftar Sidik Ragam Bobot per Batang pada Berbagai
Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai Saat
132
Aplikasinya Menjelang Tebang

............................

9. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang pada Berbagai
Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai Saat
133
Aplikasinya Menjelang Tebang

............................

10.Daftar Sidik Ragam
Tinggi Batang pada Berbagai
Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai Saat
Aplikasinya Menjelang Tebang
133

............................

11 .Daftar Sidik Ragam Bobot pada
Glifosat
dan
Fusilad
dengan
Aplikasinya Menjelang Tebang

Berbagai Taraf
Berbagai Saat

............................

134

12.Daftar
Sidik Ragam Tin gi Tanaman pada Berbagai
Taraf Glifosat dan Fusi ad dengan Berbagai
Saat
Aplikasinya Menjelang Tebang
134

9 ............................

Nomor

Halaman

Lampiran

13.Daftar Sidik Ragam Diameter Batang pada Berbagai
Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai Saat
134
Aplikasinya Menjelang Tebang

............................

14.Daftar
Sidik
Ragam
Rendemen
pada
Berbagai
Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai Saat
Aplikasinya Menjelang Tebang............................ 135
15.Daftar Sidik Ragam Hablur pada Berbagai Taraf
Fusilad
dengan
Berbagai
Saat
Glifosat dan
Aplikasinya Menjelang Tebang ............................ 135
I

16.Daftar Sidik Ragam Brix
pada
Glifosat
dan
Fusilad
dengan
Aplikasinya Menjelang Tebang

Berbagai
Berbagai

Taraf
Saat

............................

136

17.Daftar Sidik Ragam Pol pada Berbagai Taraf Glifosat
dan Fusilad
dengan
Berbagai Saat Aplikasinya
136
Menjelang Tebang

..........................................

18.Daftar Sidik Ragam HK pada Berbagai Taraf Glifosat
dan Fusilad
dengan
Berbagai Saat Aplikasinya
Menjelang Tebang
137

.........................................

19.Daftar Sidik Ragam KDT pada Berbagai Taraf Glifosat
dan Fusilad
dengan
Berbagai Saat Aplikasinya
Menjelang Tebang......................................... 137
20.Daftar Sidik Ragam KP pada Berbagai Taraf Glifosat
dan Fusilad
dengan
Berbagai Saat Aplikasinya
Menjelang Tebang......................................... 138
21.Daftar Sidik Ragam Jumlah Tunas Tanaman Ratoon Pertama
pada Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan
Berbagai Saat Aplikasinya Menjelang Tebang
138

..........

22.Daftar Sidik Ragam Jumlah Batang Tanaman Ratoon Pertama
pada Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan
Berbagai Saat Aplikasinya Menjelang Tebmg
139

..........
/

I

23.Daftar
Sidik Ragam Bobot Tanaman Ratoon Pertama
pada Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan
Berbagai Saat Aplikasinya Menjelang Tebang
139
.

..........
'

>

24.Daftar Sidik Ragam Hablur Tanaman Ratoon Pertama
pada ~erbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan
Berbagai Saat Aplikasinya Menjelang Tebang.......... 141
25.Daftar Sidik Ragam Rendemen TanRatoon Pertana
pada Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan
Berbagai Saat Aplikasinya Menjelang Tebang.......... 141

Nomor

Lampiran

Halaman

26.Daftar Sidik Ragam Sukrosa Tanaman Ratoon Pertama pada
Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai
141
Saat Aplikasinya Menjelang Tebang

.....................

27.Daftar Sidik Ragam Glukosa Tanaman Ratoon Pertama pada
Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai
Saat Aplikasinya Menjelang Tebang
142

.....................

28.Daftar Sidik Ragam Fruktosa Tanaman Ratoon Pertama pada
Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai
I
Saat Aplikasinya Menjelang Tebang
142
29.Daftar Sidik Ragam Brix Tanaman Ratoon Pertama pada
Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai
143
Saat Aplikasinya Menjelang Tebang

.....................

.....................

30.Daftar Sidik Ragam Pol Tanaman Ratoon Pertama pada
Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai
Saat Aplikasinya Menjelang Tebang..................... 143
.31.Daftar Sidik Ragam HK Tanaman Ratoon Pertama pada
Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai
Saat Aplikasinya Menjelanq Tebang
144

.....................

32.Daftar Sidik Ragam KDT Tanaman Ratoon Pertama pada
Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai
144
Saat Aplikasinya Menjelang Tebang

.....................

33.Daftar Sidik Ragam KP Tanaman Ratoon Pertama pada
Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai
Saat Aplikasinya Menjelang Tebang
145

.....................

34.Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Ratoon Pertama pada
Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai
Saat Aplikasinya Menjelang Tebang..................... 145

.

8

35.Daftar Sidik Ragam Diameter Tanaman Ratoon Pertama pada
Berbagai Taraf Glifosat dan Fusilad dengan Berbagai
. Saat Aplikasinya Menjelang Tebang
146
.

.....................

DAFTAR GAHBAR

Nomor

Halaman
Teks
-

1.

Kadar Sukrosa. Glukosa dan Fruktosa selama proses
pemasakan ............................................

8

2.

Hubungan Kadar Air Pelepah Daun dengan Kadar Sukrosa.. 11

3.

Hubungan Kadar Air Ruas No. 8-10 dengad Kadar Sukrosa. 12

4.

Hubungan antara % Pol dengan Temperatur

5.

Mekanisme Penghambatan Glifosat pada Pembentukan
Triptofan, Fenilanalin d m Tirosin .................. 20

6.

Hubungan Mesofil-Floem pada Translokasi Sukrosa

..............

13

8.

.......
Mekanisme Akumulasi Sukrosa .........................
Silsilah dari Klon Tebu BZ148 ........................

9.

Ruas Telinga daun, Mata tunas dan Pelepah daun BZ148..

10.

Ruas batang F156 ...................................... 29

11.

Tunas yang
- Tumbuh dari masing-masing Keprasan

12.

Kurva Pertumbuhan-tanaman Baru d&

13.

Pengaruh Saat Aplikask ZPK terhadap Kadar
Sukrosa.

............................................

49

Pengaruh Dosis Fusilgd.terhadap Kadar
Sukrosa..............................................

49

Pengaruh Dosis Glifosat terhadap Kadar
Sukrosa.............................................

50

Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Kadar
Fruktosa............................................

52

7.

14.
15.
16.

.........

24
25
26
27

31

Tanman Keprasanan. 32

.
18.

Pengaruh Dosis fusilad terhadap Kadar Fruktosa........ 53

17

Pengaruh Dosis Glifosat terhadap Kadar Fruktosa....... 54

..... 55

Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Kadar Glukosa

Pengaruh Dosis Fusilad Kadar Glukosa................. 56
Pengaruh Dosis Glifosat Kadar Glukosa

................

Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Diameter Batang

56

... 57

Pengaruh Dosis Fusilad terhadap Diameter Batang ...... 58
Pengaruh Dosis Glifosat terhadap Diameter Batang ..... 59
Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Tinggi Tanaman... 61
Pengaruh Dosis Fusilad terhadap Tinggi Tanaman

61

.
28.

Pengaruh Dosis Glifosat terhadap Tinggi Tanarnan...... 63

29

.

Pengaruh Dosis Fusilad terhadap Berat per Batang..... 64

30

.

Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Bobot Tanman

66

31

.

Pengaruh Dosis Fusilad

66

27

Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Berat per Batang . 63

.
33 .
34 .
35,

36

37

....
terhadap Bobot Tanaman .......

Pengaruh Dosis Glifosat terhadap Bobot Tanm a n ....... 67

32

.

.......

Pengaruh Dosis Fusilad terhadap Tinggi Tanaman....... 68
Pengaruh Dosis Glifosat terhadap Tinggi Tanaman
:

.
..I

......

69

Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Diameter Batang.. 70
Pengaruh Dosis Fusilad terhadap Diameter Batang ...... 71
peLgaruh Dosis Glifosat terhadap Diameter Batang ....

71
73

38

.

Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Rendemen ........

39

.

Pengaruh Dosis Fusilad terhadap Rendemen............. 73

40. Pengaruh Dosis Glifosat terhadap Rendemen............ 74
xxii

.

Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Hablur ........... 75

.
43 .
44 .
45 .
46 .

Pengaruh Dosis Fusilad terhadap Hablur ............... 76

41
42

.
48 .
47

Pengaruh Dosis Glifosat terhadap Hablur.............

77

Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Brix ............. 78
Pengaruh Dosis Fusilad terhadap Brix ................. 79
Pengaruh Dosis Glffosat terhadap Brix ...............
Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Pol

79

...............80

Pengaruh Dosis Fusilad terhadap Pol .................. 81

.
50 .
51 .

Pengaruh Dosis Glifosat terhadap Pol ................
Pengaruh Dosis Glifosat terhadap HK .................

83

52

.

Pengaruh Dosis Fusilad terhadap KDT ................

85

53

.

Pengaruh Dosis Glifosat terhadap KDT

54

.

55

.

49

56 .

.
58 .
57

81

Pengaruh Dosis Fusilad terhadap HK .................... 83

.................
Pengaruh Dosis Fusilad terhadap KP .................
Pengaruh Dosis Glifosat terhadap KP ..................
Pengaruh Dosis Glifosat terhadap Tunas..............
Pengaruh Dosis Fusilad terhadap Tunas ................
Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Tunas............

85
87
87
88
89
90

59

.

Pengaruh Dosis Glifosat terhadap Jumlah Batang ......I.
91

60

.

Pengaruh Dosis Fusilad terhadap Jumlah Batang ........ 92

.
62 .
63 .
64 .

Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Jumlah Batang .... 93

61

. .

Pengaruh Dosis Glifosat terhadap Bobot Ratoon Pertama 94
Pengaruh Dosis Fusilad terhadap Bobot Ratoon Pertama. 95
Pengaruh Saat Aplikasi ZPK terhadap Bobot Ratoon
Pertma..............................................
xxiii

95

I

65.

Pengaruh Glifosat terhadap Hablur Ratoon P e r t m a . . . .

66.

Pengarah Fuailad terhadap Kabliir Ratoon Pertama

67.

Pensiiilari TarhaamTebu Plant cme yang diberi ZPK
Menjelang Tebang

68.

Penampila Ratoon Pertsiia Satu Siilan Setelah
Cikepraa

98

...... 33

.................................... 109

............................................ 114

.

Konsumsi gula yang berasal dari tanaman tebu (Saccharum officinarum L.)
akan meningkat bukan saja oleh karena pertambahan jumlah penduduk tetapi juga
karena peningkatan pendapatan perkapita. Berdasarkan estimasi dari Biro Pusat
Statistik, penduduk Indonesia tahun 2000 akan mencapai 210,4 juta dengan laju
pertumbuhan penduduk dalam periode

1995

-

2000 yaitu 1/51 % per-tahun, maka

sesuai perhitungan Dewan Gula Indonesia, estimasi konsumsi gula per kapitaftahun
dalam Pelita VI adalah seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 :Estimasi Konsumsi Gula/kapita pada PELITA VI (1994-1998)
'

Tahun

Total konsumsi
(1.000 ton)

Jumlah penduduk
(juts)

Konsumsi per
kapita (kg)/tahun

Sumber : Perusahaan-perusahaan Gula dan BPS (1994).
Dalam Pelita V (tahun 1989 sampai dengan 1993), posisi penyediaan dan
penggunaan gula di dalam negeri, seperti tercantum pada Tabel 2.
'

'

~gbel2 :Neraca Gula pada Pelita V
Uraian

1989

, Tahun 1989 -

1990

1993.

1991

1992

1993

(Ribu ton)

,

Produksi
Konsumsi
Impor
Swasembada Gula

(%)

2.053
2.308
283
89

2.125
2.417
330
88

.

2.259.
2.473
309
91

2.316
2.452
283
94

......................................................................
Sumber: Perusahaan-perusahaan Gula dan Bulog 1994).

2.490
2.466
237
101

Dengan mengacu pada rata-rata kenaikan konsumsi gula negara-negara
berkembang selama 10 tahun terakhir dan disesuaikan dengan kondisi
Indonesia, maka diasumsikan kenaikan konsumsi nasional selama Repelita VI
sebesar 3 persen per-tahun (Anonim,1994). Gambaran neraca gula d a l m
Pelita VI disajikan pada Tabel 3:
Tabel 3: Neraca Gula pada Pelita VI, Tahun 1994
Uraian

1994

Produksi
Konsurnsi
Impor
Swasembada Gula ( % )

- 1998

lgg5 (~ibu'88fi)

1997

1998

2.648
2.540

2.815
2.616

2.944
2.695

3.061
2.776

3.152
2.859

104

108

109

110

110

-

-

-

-.

-

Sumber: Perusahaan-perusahaan Gula dan Dewan Gula Indonesia (1994).
Tercapainya tingkat swasembada gula

tersebut, karena pemerintah

berusaha memperluas areal pertanaman tebu dan menambah kapasitas pabrik
gula sejak tahun 1982 hingga tahun 1992 (Kuntohartono gf,

d.,1982;

Anonim, 1994) yang diarahkan ke lahan kering berhubung lahan sawah yang
berpengairan di Jawa maupun di luar Jawa diutamakan untuk produksi padi
dan palawija. Perluasan areal pertanaman tebu pada tahun 1982 antara lain
c

I

$

di Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan, Lampung dan
Sumatera Selatan dan pada.tahun 1992 d i Lsmpung dan Sulawesi Utara serta
penambahan kapasitas pabrik gula di Cirebon dan di Subang.
Penanaman tebu di lahan kering adalah pertanaman tebu tanpa
pengairan dengan iklim yang lebih basah. Berdasarkan peta Agroklimatologi
Oldeman dan Syarifudin (1982), pertanaman tebu yang terletak di Sumatera
Utara termasuk tipe 0 , yaitu jumlah bulan basah 7-9 bulan dan jumlah bulan

yang kering kurang dari 2 bulan, sedangkan menurut Schmidt dan Fergusson
(1951) termasuk tipe A (sangat basah). Sesuai kondisi iklim tersebut di
atas, maka agak sukar untuk mendapatkan rendemen gula yang tinggi, dimzna
rendemen gula rata-rata dari tahun 1984 hingga tahun 1990 termasuk rendah
yaitu 6/57persen. Tanaman tebu memerlukan bulan-bulan kering dengan curah
hujan bulanan kurang dari 100 mm selama 2-4 bulan menjelang tebang untuk
'

1

proses pemasakan batang tebu. Sedangkan curah hujan bulanan di Sumatera
Utara sepanjang umur tanaman tebu adalah lebih besar.dari 100 m.
Adanya kendala kondisi 1ingkungan fisik, yang tidak menunjang
rendemen yang tinggi, karena keadaan yang terlalu basah, maka salah satu
usaha untuk meningkatkan rendemen gula untuk daerah beriklim basah adalah
dengan menggunakan zat pemacu pemaaakan tebu menjelang tebang.
Glifosat dengan nama generiknya, N-(fosfonometi1)-glisin adalah
sejenis herbisida non selektif dan bersifat sistemik, biasanya dipergunakan untuk mengendalikan gulma tahunan dan semusim. Disamping itu,
glifosat

juga

banyak

digunakan

sebagai

zat

pemacu

kemasakan

(Nickell,1983). Menurut Alexander (1976), mekanisme kerja glifosat sebagai
eat pemacu kemasakan adalah dengan

menghanrbat akt ivitas enz im invertase

.

Enxim invertase menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
'

1

'

(Alexander,l973). Duke dan Kenyon (1988) mengatakan bahwa glifosat juga
menghambat aktivitas 5 en01 piruvil-shikimat 3 fosfat sintase dan enzim
1

I

khorismat mutase dalam lintasan shikimat, padahal prazat yang digunakan
dalam lintasan ini adalah PEP dan erithrosa-4P, dari hasil perombakan
glukosa pada proses respirasi (glikolisis dan pentosa fosfat oksidatif )

.

Fusilad dengan nama generiknya fluazifob

- butil merupakan salah

satu herbisida organik yang bersifat selektif untuk mengendalikan gulma
dari golongan rerumputan

. Disamping sebagai herbisida, fusilad juga dapat

digunakan sebagai zat pemacu kemasakan tanaman tebu (Rostron; Barnes;
Jenkins; Marsh; Parke dan Van Coller, 1986). Mekanisme kerja fusilad pada
jaringan meristem adalah menghambat pembentukan fosfolopid, padahal
foefolipid adalah senyawa pembentuk membran sel (Devlin, 1983). Smentara
menurut Peregoy dan Glenn (1985), fusilad menghambat sintesis RNA dan DNA
dan juga menghambat sintesis asam amino leusin. RNA dan DNA (Devlin, 1983)
diperlukan dalam proses pembelahan sel (mitosis).
Melihat mekanisme kerja fusilad dan glifosat tersebut diatas,
penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh glifosat dan fusilad
terhadap peningkatan produksi gula serta pengaruh kedua senyawa tersebut
pada tanaman ratoon berikutnya (ratoon pertama),

1.1.Tuluan Penelitian
Menelusuri pengaruh zat pemacu kemasakan glifosat dan fusilad
terhadap produksi bobot tebu dan gula dari tanaman baru (Plant cane) dan
keprasan (Ratoon) pertama.

1. Glifosat dan fusilad sebagai zat pemacu kemasakan akan menghambat

pertumbuhan vegetatif dan menaikkan kadar sukrosa, serta menekan
gula reduksi (glukosa dan fruktosa) tanaman baru.
--

1I.TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Fase
2.1.1.

Pertumbuhan Tanaman Tebu dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Fase Pertunbuhan

Pada

tanaman

tebu,

fase

pertumbuhan

terdiri

atas:

fase

perkecambahan, fase pembentukan anakan, fase perpanjangan batang dan fase
pemasakan serta fase pembungaan.

I

2.1.1.1.

Fase Perkecambahan
Perkecambahan merupakan periode kritis dari kehidupan tanaman tebu.

Perkecambahan yang baik berarti langkah awal yang baik untuk pertumbuhan
tanaman selanjutnya. Tebu mulai berkecambah pada umur 3 minggu dan
diakhiri pada umur 5 minggu.
Dalam keadaan cukup air dan sinar matahari, dari stek yang ditanam
akan tumbuh tunas dan mulai mengeluarkan akar stek pada minggu pertama.
Tunas mencapai setinggi 11-12 cm dan akar stek yang banyak akan terjadi
pada minggu kedua. Tunas tumbuh mencapai tinggi 20 sampai 25

cm pada

minggu ke-empat dan tunas mulai mengeluarkan akar tunas dan anakan pada
minggu ke lima (Kuntohartono
1

a.,1982).

Pada keprasan (ratoon crop~inq), mata tunas hampir serempak
berkecambah dan proses perkecambahannya berlangsung lebih cepat daripada
stek. Waktu perkecambahan keprasan berlangsung 3 sampai 4 minggu.

2.1.1.2.

Fase Pembentukan Tunas
Pembentukan tunas

adalah

merupakan langkah ke dua agar dapat

terbentuk batang produksi (Dillewijn,l952).
6

7

Dalam kondisi lingkungan yang normal, tebu mulai bertunas pada umur

5 minggu hingga tebu berumur 5 bulan. Jumlah tunas maksimum terjadi pada
umur 5 bulan. Setelah itu akan menurun, akibat persaingan air, unsur hara
dan sinar matahari serta ruang di antara sesama tunas tebu, gangguan
hama/penyakit atau gangguan f isik yang disengaja yaitu pembumbunan
(Kuntohartono

&., 1982).

Pertumbuhan tebu selanjutnya pada umur 3 sampai 9 bulan adalah
pertambahan panjang batang dan pembesaran diameter batang (boom staue).
Panjang batang dan diameter tebu, menentukan bobot tebu, walaupun jumlah
batang tebu lebih besar peranannya (Dillewijn 1952; Humbert 1968; ~ a r n e s
1974).

Pertambahan panjang batang sangat erat kaitannya dengan kecepatan
pembentukan ruas yaitu sebanyak 3-4 ruas per bulan. Kadar air tanah, sinar
-matahari dan kadar nitrogen sangat mempengaruhi pertambahan panjang tebu.
Semakin tua umur,

&

makin

lambat pertambahan

panjangnya

(Kuntohartono

a.,1982).

2.1.1.4.

Base Pra-masak dan Masak.

,

Setelah fase pertumbuhan vegetatif maksimum (boom period of arowth),
tanaman memasuki fase pra masak (mature). Gejala fase ini, terlihat dengan
berkurangnya dam-daun hijau dan ruas-ruas tebu telah tetap, baik panjang
maupun diameternya, laju pertumbuhan vegetat if menurun dan

.-.
--

terjadi

pengisian

Ganbar 1. Kadar Sukrosa, Glukosa dan Pruktosa selaaa
proses penasakan (Blackburn, 1984)
di Lousiana,

S e l m a proses pengisian ruas-ruas batang dengan sukrosa, akan
dicapai suatu keadaan, dimana kadar sukrosa yang maksimal atau rendemen
tertinggi. Fase inilah yang dinamakan fase masak (ri~eninq). Alexander
(1973) menyebutkan fase ini adalah fase dewasa sempurna (perfection of

maturity). Setelah fase ini, rendemen akan turun, karena mulai terjadi
penggabusan pada pas-ruas batang paling bawah (over r i ~ e )dan atau tumbuh
sogolan ( suckere), yaitu tunaa yang tumbuh dari ruas-ruas batang bawah.
5

2.1.1.5.

1

.

)

' !

.

Fase Pesbungaan

Pembungaan ditandai dengan berhentinya pertumbuhan pucuk tanaman,
sehingga ruas tanaman tidak bertambah lagi. Kemampuan absorbsi akar
menurun dan terbentuk empulur ( m h ) di tengah batang yang dimulai dari
ruas-ruas sebelah atas menuju ruas-ruas sebelah bawah. Daun-daun batang

9

bawah dengan cepat kehilangan air dan sangat peka terhadap kekeringan.
Beberapa usaha untuk mencegah pembentukan bunga telah dilakukan
dengan rnenggunakan diuuag ( 6,7 dihidrodipiridol) di Meksiko dan Hawaii.
Senyawa tersebut cukup baik untuk menghambat pembentukan bunga (Humbert,
1968, Barlilaoh dan Effendi, 1983).

2.1.2.
2.1.2.1.

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tan-

Tebu

Varietas
Dillewijn (1952), mengelompokkan varietas atas dasar perkecambahan

stektebu yang ditanam yaitu, ada varietas yang akarnya lebih cepat keluar
dari tunas dan sebaliknya pada varietas lain. Ada juga varietas yang
perkecambahannya diantara kedua jenis tersebut.
Dari berbagai varietas komersil yang ditanam di perkebunan tebu,
dapat dibagi atas varietas yang ditanam di lahan sawah khususnya yang
dikenal dengan sistem Revnoso, sekali tanam, dipanen dan dibongkar untuk
ditanami padi sawah. Varietas ini tidak sesuai untuk di-ratoon. Misalnya,
varietas POJ 2878, POJ 3016 dan PS41 (LO, 1979). Kelompok lainnya adalah
varietas yang ditanami pada lahan kering (rain fed cane) yaitu varietas
yang sesuai untuk di-ratoon. Misalnya varietas M 442-51 yaitu yang diintroduksi dari Mauritius dan merupakan turunan dari S. spontaneum (Sastro
Wijono, 1982) dan varietas F156 yang diintroduksi dari Taiwan.
Wang (1961) dalam Plucknett (1970) pernah mengamati bahwa turunan

S. robustum dan

S. spontaneum lebih baik

pertumbuhan

ratoonnya

dibandingkan dengan turunan dari & sinensis, S.barberi dan S.officinarum.
Atas dasar umur tebangan, varietas dapat juga digolongkan atas :
(a) Varietas masak awal, yaitu yang dapat dipanen pada umur 10 bulan.

Misalnya varietas Phil1 551-67, merupakan varietas introduksi dari
Philipina. (b) Varietas masak menengah yaitu yang dapat dipanen pada umur
11-12 bulan. Misalnya varietas F156 (Sastro Wijono, 1982) dan ( c ) Varietas
msak lambat, yaitu yang dapat dipanen lebih lama dari 12 bulan bahkan
ada yang dipanen hingga umur 24 bulan, seperti varietas H 45

- 2654 di

Hawaii (Lo,1979).
2.1.2.2

Iklim

Kadar air tanah
Untuk pertumbuhan tanaman tebu , jumlah air yang diperlukan untuk
evapotranspirasi adalah: 3,O

-

5,O mm air per hari (Kuntohartono et al.,

1982), sehingga untuk pertanaman tebu lahan kering, maka jumlah hujan
bulanan selama masa pertumbuhan vegetatif minimal 100 mm. Di bawah jumlah
tersebut, tebu akan kekurangan air. Dillewijn (1952) mengatakan bahwa
pertumbuhan batang masih baik pada keadaan air tanah di atas titik layu
permanen, dan pada keadaan titik layu permanenan, pertumbuhan batang
terhenti, sementara Humbert (1968) menyebutkan bahwa perpanjangan batang
masih seragam pada keadaan air tanah antara 4 atm hingga kapasitas lapang.
Berkaitan dengan kelembaban udara, Hill dan Evans dalam Dillewijn
(1952) menyebutkan bahwa korelasi antara pertumbuhan tanaman tebu dan
kekeringan udara adalah rregatif. Ini berarti bahwa pertumbuhan tebu akan
berkurang bila kelembaban udara berkurang.
Pengaruhnya terhadap kemasakan tebu, ternyata bahwa pada keadaan air
tanah yang kering dan suhu rendah menjelang tebang, akan menekan
pertumbuhan dan sekaligus meningkatkan kadar sukrosa (Humbert, 1968).

Dalam keadaan cukup air dan cahaya, fotosintesis akan meningkat, tetapi
translokasi sukrosa juga meningkat dari tempat penyimpanan yaitu dari
batang ke titik tumbuh, sehingga sukrosa batang menurun (Alexander 1973).
Sebaliknya pada kadar air rendah, laju translokasi akan menurun, sehingga
sukrosa ditumpuk di dalam batang.

Kadar air tanaman
Clement (1980) di Hawaii menggambarkan hubungan antara kadar air
pelepah daun dengan kandungan sukrosa batang (Gambar 2). Pada keadaan

Ganbar 2: Hubungan Kadar Air Pelepah Daun dengan Kadar
Sukrosa (Clements, 1980)
kadar air pelepah daun tinggi, yaitu 81,58% kadar sukrosa rendah dan pada
kadar pelepah rendah yaitu 75,7% kadar sukrosa adalah tinggi.
Humbert (1968) juga meng-gambarkan hubungan antara kadar air ruas
batang nomor 8-10 dengan rendemen di Mexico (Gambar 31, dimana pada kadar
air ruas batang nomor 8-10 adalah 69-70%, keadaan sukrosa tinggi, sedang
pada kadar air 82-83%, kadar sukrosa rendah.

Kadar air R n a s No. 8-10

Garbar 3. Hubungan Kadar Air Roae lo, 8-10 dengan kadar
gula (sukrosa) (Hunbert,l968).
Kadar a i r daun tebu dan kadar a i r ruas batang nomor 8-10% dapat
dipakai

sebagai pencir i

kemasakan

tanaman tebu.

Kadar

air

tanah,

kelembaban udara dan pemupukan mempengaruhi kadar a i r daun dan ruas batang
dengan demikian juga kemasakan tebu.

Suhu.

Suhu

yang baik

untuk perkecambahan tanaman tebu adalah pada

32' dan 36' C (Dillewijn, 1952). Sementara untuk pembentukan tunas adalah
pada suhu 31' C. Terhadap f a s e batang memanjang, pengaruh suhu tidak begitu
j e l a s d i daerah t r o p i s , karena perbedaan suhu sepanjang tahun adalah
kecil, t e t a p i pada daerah sub-tropis adanya musim dingin dan musim panas
sangat berpengaruh terhadap f a s e batang memanjang (Dillewijn, 1952). Pada
musim dingin pertumbuhan batang adalah minimum, sementara pada musim
panas, pertumbuhan batang adalah maksimum.
Edward danHuber (1981) menyebutkanbahwa pada suhu rendahdibawah

11' C, a k t i v i t a s enzim PEP karboksilase d m enzim piruvat P i dikinase s e r t a
enzim NADP malat dehidrogenase akan terhambat pada proses f o t o s i n t e s i s .

I

I

sapt

okt.