Eksplorasi RPTT (Rhizobakteri Pemacu Tumbuh Tanaman) pada Tanaman Kedelai dan Kacang Tanah

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kacang kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan tanaman pangan
yang banyak dibudidayakan petani terutama di Indonesia (Departemen Pertanian,
2008). Sedangkan kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan tanaman
kacang-kacangan

terpenting

kedua

setelah

kedelai

bagi

Indonesia


(Dinarto & Astriani, 2012). Keduanya merupakan sumber protein nabati yang
penting bagi tubuh dengan harga yang relatif murah dan banyak diminati oleh
masyarakat.
Dalam kegiatan budidaya tanaman, termasuk kedelai dan kacang tanah
keberadaan patogen yang mengganggu pertumbuhan tanaman tidak dapat lepas
sebagai salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Salah satu penyebab rendahnya
hasil kedelai di Indonesia adalah gangguan hama dan penyakit tanaman
(Tambunan, 2011). Berbagai penyakit dapat menurunkan produksi kedelai, antara
lain penyakit rebah kecambah yang disebabkan Sclerotium rolfsii dengan kerugian
2.500 ton/tahun di Indonesia (Malinda et al., 2013) dan karat daun kedelai yang
disebabkan

Phakopsora

pachyrhizi

dengan

kehilangan


hasil

30-90%

(Semangun, 1991). Serangan penyakit pada kacang tanah, khususnya bercak daun
Cercospora, karat daun, dan virus belang (Peanut Stripe Virus/PStV) merupakan
penyakit dominan pada kacang tanah dimana serangan penyakit tersebut dapat
menurunkan

hasil

hingga

mencapai

63%

pada

lahan


subur

(Dinarto & Astriani, 2012).

Universitas Sumatera Utara

2

Umumnya para petani menggunakan bahan pestisida kimia untuk
mengatasi serangan penyakit. Hal ini dikarenakan pestisida kimia dapat
memberikan hasil yang cepat dan nyata (Nurhayati, 2011). Namun, petani sering
kali menggunakan pestisida secara tidak bijaksana sehingga dapat menimbulkan
berbagai dampak negatif berupa pencemaran tanah, air dan udara di lingkungan
serta merusak kesehatan manusia (Adriyani, 2006). Dalam jangka panjang
aplikasi yang sangat intensif dapat meningkatkan probabilitas organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) sekunder atau meningkatkan resistensi hama
(Mappa, 2013).
Telah banyak penelitian yang memaparkan tentang penggunaan agen
hayati sebagai alternatif pengendalian yang ramah lingkungan dibandingkan

dengan menggunakan pestisida terutama penggunaan agen hayati dari rhizosfer.
Mikroorganisme yang bisa hidup pada daerah rhizosfer sangat sesuai digunakan
sebagai agen pengendalian hayati mengingat bahwa rhizosfer adalah daerah yang
utama

di

mana

akar

tumbuhan

terbuka

terhadap

serangan

patogen


(Hasanuddin, 2003). Salah satu mikroorganisme yang potensial sebagai agen
hayati adalah Rhizobakteri Pemacu Tumbuh Tanaman (RPTT). RPTT adalah
bakteri yang tinggal di perakaran tanaman dan menguntungkan bagi tanaman
karena memberikan efek positif baik secara langsung maupun tidak langsung
(Saharan & Nehra, 2011). RPTT dipilih karena sifatnya yang istimewa dimana
satu strain RPTT dapat memiliki kemampuan lebih dari satu kategori fungsi,
sehingga fungsi perangsang pertumbuhan dan penyedia hara (fungsi langsung)
dan fungsi pengendali patogen (fungsi tidak langsung) menjadi satu kesatuan yang
tidak terpisahkan (Wahyudi, 2009).

Universitas Sumatera Utara

3

Menurut Husen et al., (2012), kemajuan nyata yang diperoleh dari
penelitian pemanfaatan RPTT bagi tanaman telah meningkatkan antusias peneliti
untuk mempopulerkan RPTT sebagai agen penting dalam sistem produksi
pertanian yang ramah lingkungan, karena penggunaan RPTT akan mengurangi
pemakaian senyawa kimia sintetis berlebihan, baik dalam penyediaan hara

tanaman (biofertilizers) maupun dalam pengendalian patogen tular tanah
(bioprotectants). Namun informasi mengenai rhizobakteri yang berpotensi
sebagai RPTT pada tanaman kacang kedelai dan kacang tanah belum banyak
dilaporkan. Dengan adanya RPTT diharapkan mampu mengendalikan patogen
pada kedua tanaman tersebut.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian
mengenai eksplorasi RPTT pada tanaman kacang kedelai dan kacang tanah
untuk dapat digunakan sebagai alternatif pengendalian patogen tanaman pada
tanaman kacang kedelai dan kacang tanah yang ramah lingkungan.
Tujuan Penelitian
Untuk memperoleh beberapa jenis RPTT yang terdapat pada rhizosfer
tanaman kacang kedelai dan kacang tanah.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan khususnya tentang keanekaragaman RPTT pada rhizosfer tanaman
kacang kedelai dan kacang tanah, sebagai acuan untuk melakukan usaha
pengendalian patogen menggunakan RPTT, serta sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara