Agribisnis domba di Kabupaten Garut Jawa Barat

AGRIBISNIS DOMBA
DI KABUPATEN GARUT JAWA BARAT

JURUSAN ILMLJ-ILMIJSOSIAL EKONOMI PERTANL4N
FAKULTAS PERTANWV
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997

Seszrngguhttya dalanz penciptaatz latzgit dan
b z z dart silih bergatztirtjia malanz dan siang,
terdapat tnrtda-tanda bagi oratzg-orang jiatzg
berakal, yaitzr orang-orang yang nze~zgitzgat
Allah sanzbil berdiri atazr dudzrk atazi dalanz
keadaarz berbari~zg datz inereka nzenzikirknrz
tentatzg penciptaatz lnlzgit dart bzlnzi (seraya
berkata) " Ya Tuhan Kanzi, tiadalah Engkazr
nterzciptaknlz itzi de~zgatt sia-sia, Mnhn Szici
Engkau, nzaka peliharalah kanzi dari siksn
tzeraka . ..
(Q.S. AAlniratz 190-191)
Sesurtgplzttya


bersanm kesulitan

itzr

ado

kenzzlclnhan, nzaka apa bila kanzu telah selesai
(dari szratzr zrrtrsat2j, ke~iakatzlahdefzgatz szrnguhsunggzih (iirzrsanj yang lain, dan hanya kepada
Tzlhattiizz~lahhendahya kanzzr berharap.
(Q.S. Alanz Nasyrah :6-8)

Persenzbahait kecil bzcat . Kak Enmn, Ara dart
Ibu Anah, yang satzgat kz~crrztal. Ter~lizakasrh
atas setnua dororzga~ dot do'anya
tz11zis

yang

NARLIN

Agribisnis Do~nba Di Kabupate~r Ga~utJawa Barat (Di bawah
bimbirlgan LUKMAN M. BAGA )

Pete~~raka~r
sudah menjadi salalr satu sumber pertumbuha~r baru sektor
pe~tanian. Sumbangan pete~nakanterhadap Produk Domestik Bruto Peltanian
meningkat selama Pernbanguuan Jangka Panjaug Tahap Pe~tarna. Di Indonesia,
peternakau domba belum inendapat perhatiall yang serius, karenaya perlu
perriugkatan upaya-upaya berbagai pihak ke arah terciptauya komersialisasi
pete~nakandomba.
Kabupate~rGarut merupakan sentra produksi domba di Jawa Barat dengar1
populasi domba sebanyak 265.025 ekor pada talru~r1994. Garut juga terkeual
deuga~rjenis domba lokal ullggul yaug seri~rg disebut dengarr domba Garut.
Pelesta~iau jeuis domba Garut me~~jadi
program resmi Pemerintah Daerah
Kabupate~iGarut. Meuarik untuli membalras agibisnis domba G a ~ u tme~rgi~lgat
masill ada~iya masalalr yang perlu diselesaikan sehubuugan dengan berbagai
alctivitas lnulai dari usahatani sampai de~rgankegiatan pemasararr dan pengotahan
hasil produksi domba.


Masalah yalrg mas& dihadapi dalam pengembarrgan

agribisnis domba di Kabupaten Garut seprerti diixukakarr Diuas Pertauian
Kabupate~rGarut (1994) adalalr : sisteln pe~neliharaanyalrg belum baik, pauen dan
pasca pallell (telmasuk pemasaran) yang belum optimal, skala usaha yang masill
kecil-kecil. tujuan usahatani masih subsistell, perencanaan (manajemen) belum baik,
belum intensihya ke~jasamairrtra da~rantar kelompok tani. Tujuan penelitian i11i
adalah wtuk : (a) n~eugai~alisis
keragaai~usahatani te~nalcdomba, (b) mengetahui
struktur pasar domba Garut, (c) me~rgetalruisaluran pemasaralr domba Garut (d)
mencari margin tataniaga domba Garut (e) menghituug nilai tambah d a ~ i

pengolaliau komoditas domba, dan

(0

mengetahui pemanfaatan selling point

komoditas domba.
Usahatani ternak domba di Icabupateu Garut tergolong usahataui yarig

subsisten.

Sesuai dengau hasil perrelitiau, ti~rgkat pengembaliau modal daii

usahatani domba masih sangat rendah, bahkan mencapai nilai di bawah no].
Icesimpulan ini diperlnlat dengan hasil wawaucara yang menuujukkan sebauyak 59
dari 70 peteinak atau sekitar 84 % meugaku bahwa beteinak domba melupakrn
usalra sampingan. Sebaliknya, lranya 10 % peternak yang mengatakan usahatani
domba merupakan usal~apokok.
Caml~wtangau pemerintah (Duias Pete~nakan)dalam pete~~iakan
domba
rakyat mas& dalam batas-batas wajar, sehingga belum mempengarubi strukttlr
pasar domba. Campus tangail pemeiiutah haliya terbatas lcepada bantuan teknis
dan bimbingan ke arah perbaikan cara budidaya te~nakdomba.

Kondisi uii

mempertahaukau st~ukturpasar domba Garut dalam bentuk pasar persaiugan
s e q u l u a @erfect conzpetrtro~r).Kegiatau dist~ibusidomba Ga~utludup dilakukan
melalui tujuh salwan tataniaga yang ada yang secara mum sudah menuujukkan

pembagian margiu yang add antara berbagai lembaga pemasaran yang terlibat.
Adapuu hasil produksi dornba (dagiug dan hasil sampingaunya) disalwkan kepada
konsumen melalui saluran yang berbeda dengall domba hidup.
Pengolahan domba yang dimulai dari pemotongau domba sampai terbentuk
hasil produksi dagiug menglrasilkan nilai tambah. Terlebih lagi hasil ikutan yang
berupa kulit, dapat diolalr nreujadi berbagai macain produk yaug berguua bagi
mauusia.

Pengolahan kulit menjadi produk siap dikonsumsi

meskipull

memnbutuhkan waktu yarlg cukup lama, uarnun menghasilkar! nilai tambah yang
besar
D a ~ ipengamatan di lapa~igar~ te~.Iihal bahwa produk domba banyak
manfaatrlya bagi kehidupan manusia baik sebagai sumber ballan makanan bergizi

maupun manfaat lainuya.

Manfaat tersebut diperoleh dad setiap sellrr~gpoznt


komoditas domba sepetti prodzlct dagiug dan by prodztct kulit, tulaug, jeroan,
tanduk kaki dan sebagainya.
Kesimpulan yatrg diperoleh dari penelitian ini adalah bal~wasanya
tingkat peirgeinbalian modal usahatatli teinak domba di Kabupaten Garut masih
rendah seluugga perlu adauya peniuglcatair produktivitas teinak domba bagi
petetnalc domba di Kabupaten Garut. Pemasaran domba Garut berlaugsung dalam
sistem petnasaran tradisional yaug sudalr berlaku sejak lama. Meskipun demikian
struktur pasas domba Garut lnasih merupakan pasar persailrgan semputna.
Pembagiair margin pemasaran terhadap setiap pelaku pemasaran domba secara
umum sudalr adil. Pemotougau domba Gatut menjadi produk dagiug dan produk
sampiugaui~yamembetilia~idai tambah yang besar bagi pengolalruya.

AGRIBISNIS DOMBA
DI KABUPATEN GARUT JAWA BARAT

JURUSAN ILMLJ-ILMIJSOSIAL EKONOMI PERTANL4N
FAKULTAS PERTANWV
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997


Seszrngguhttya dalanz penciptaatz latzgit dan
b z z dart silih bergatztirtjia malanz dan siang,
terdapat tnrtda-tanda bagi oratzg-orang jiatzg
berakal, yaitzr orang-orang yang nze~zgitzgat
Allah sanzbil berdiri atazr dudzrk atazi dalanz
keadaarz berbari~zg datz inereka nzenzikirknrz
tentatzg penciptaatz lnlzgit dart bzlnzi (seraya
berkata) " Ya Tuhan Kanzi, tiadalah Engkazr
nterzciptaknlz itzi de~zgatt sia-sia, Mnhn Szici
Engkau, nzaka peliharalah kanzi dari siksn
tzeraka . ..
(Q.S. AAlniratz 190-191)
Sesurtgplzttya

bersanm kesulitan

itzr

ado


kenzzlclnhan, nzaka apa bila kanzu telah selesai
(dari szratzr zrrtrsat2j, ke~iakatzlahdefzgatz szrnguhsunggzih (iirzrsanj yang lain, dan hanya kepada
Tzlhattiizz~lahhendahya kanzzr berharap.
(Q.S. Alanz Nasyrah :6-8)

Persenzbahait kecil bzcat . Kak Enmn, Ara dart
Ibu Anah, yang satzgat kz~crrztal. Ter~lizakasrh
atas setnua dororzga~ dot do'anya
tz11zis

yang

NARLIN
Agribisnis Do~nba Di Kabupate~r Ga~utJawa Barat (Di bawah
bimbirlgan LUKMAN M. BAGA )

Pete~~raka~r
sudah menjadi salalr satu sumber pertumbuha~r baru sektor
pe~tanian. Sumbangan pete~nakanterhadap Produk Domestik Bruto Peltanian

meningkat selama Pernbanguuan Jangka Panjaug Tahap Pe~tarna. Di Indonesia,
peternakau domba belum inendapat perhatiall yang serius, karenaya perlu
perriugkatan upaya-upaya berbagai pihak ke arah terciptauya komersialisasi
pete~nakandomba.
Kabupate~rGarut merupakan sentra produksi domba di Jawa Barat dengar1
populasi domba sebanyak 265.025 ekor pada talru~r1994. Garut juga terkeual
deuga~rjenis domba lokal ullggul yaug seri~rg disebut dengarr domba Garut.
Pelesta~iau jeuis domba Garut me~~jadi
program resmi Pemerintah Daerah
Kabupate~iGarut. Meuarik untuli membalras agibisnis domba G a ~ u tme~rgi~lgat
masill ada~iya masalalr yang perlu diselesaikan sehubuugan dengan berbagai
alctivitas lnulai dari usahatani sampai de~rgankegiatan pemasararr dan pengotahan
hasil produksi domba.

Masalah yalrg mas& dihadapi dalam pengembarrgan

agribisnis domba di Kabupaten Garut seprerti diixukakarr Diuas Pertauian
Kabupate~rGarut (1994) adalalr : sisteln pe~neliharaanyalrg belum baik, pauen dan
pasca pallell (telmasuk pemasaran) yang belum optimal, skala usaha yang masill
kecil-kecil. tujuan usahatani masih subsistell, perencanaan (manajemen) belum baik,

belum intensihya ke~jasamairrtra da~rantar kelompok tani. Tujuan penelitian i11i
adalah wtuk : (a) n~eugai~alisis
keragaai~usahatani te~nalcdomba, (b) mengetahui
struktur pasar domba Garut, (c) me~rgetalruisaluran pemasaralr domba Garut (d)
mencari margin tataniaga domba Garut (e) menghituug nilai tambah d a ~ i

pengolaliau komoditas domba, dan

(0

mengetahui pemanfaatan selling point

komoditas domba.
Usahatani ternak domba di Icabupateu Garut tergolong usahataui yarig
subsisten.

Sesuai dengau hasil perrelitiau, ti~rgkat pengembaliau modal daii

usahatani domba masih sangat rendah, bahkan mencapai nilai di bawah no].
Icesimpulan ini diperlnlat dengan hasil wawaucara yang menuujukkan sebauyak 59

dari 70 peteinak atau sekitar 84 % meugaku bahwa beteinak domba melupakrn
usalra sampingan. Sebaliknya, lranya 10 % peternak yang mengatakan usahatani
domba merupakan usal~apokok.
Caml~wtangau pemerintah (Duias Pete~nakan)dalam pete~~iakan
domba
rakyat mas& dalam batas-batas wajar, sehingga belum mempengarubi strukttlr
pasar domba. Campus tangail pemeiiutah haliya terbatas lcepada bantuan teknis
dan bimbingan ke arah perbaikan cara budidaya te~nakdomba.

Kondisi uii

mempertahaukau st~ukturpasar domba Garut dalam bentuk pasar persaiugan
s e q u l u a @erfect conzpetrtro~r).Kegiatau dist~ibusidomba Ga~utludup dilakukan
melalui tujuh salwan tataniaga yang ada yang secara mum sudah menuujukkan
pembagian margiu yang add antara berbagai lembaga pemasaran yang terlibat.
Adapuu hasil produksi dornba (dagiug dan hasil sampingaunya) disalwkan kepada
konsumen melalui saluran yang berbeda dengall domba hidup.
Pengolahan domba yang dimulai dari pemotongau domba sampai terbentuk
hasil produksi dagiug menglrasilkan nilai tambah. Terlebih lagi hasil ikutan yang
berupa kulit, dapat diolalr nreujadi berbagai macain produk yaug berguua bagi
mauusia.

Pengolahan kulit menjadi produk siap dikonsumsi

meskipull

memnbutuhkan waktu yarlg cukup lama, uarnun menghasilkar! nilai tambah yang
besar
D a ~ ipengamatan di lapa~igar~ te~.Iihal bahwa produk domba banyak
manfaatrlya bagi kehidupan manusia baik sebagai sumber ballan makanan bergizi

maupun manfaat lainuya.

Manfaat tersebut diperoleh dad setiap sellrr~gpoznt

komoditas domba sepetti prodzlct dagiug dan by prodztct kulit, tulaug, jeroan,
tanduk kaki dan sebagainya.
Kesimpulan yatrg diperoleh dari penelitian ini adalah bal~wasanya
tingkat peirgeinbalian modal usahatatli teinak domba di Kabupaten Garut masih
rendah seluugga perlu adauya peniuglcatair produktivitas teinak domba bagi
petetnalc domba di Kabupaten Garut. Pemasaran domba Garut berlaugsung dalam
sistem petnasaran tradisional yaug sudalr berlaku sejak lama. Meskipun demikian
struktur pasas domba Garut lnasih merupakan pasar persailrgan semputna.
Pembagiair margin pemasaran terhadap setiap pelaku pemasaran domba secara
umum sudalr adil. Pemotougau domba Gatut menjadi produk dagiug dan produk
sampiugaui~yamembetilia~idai tambah yang besar bagi pengolalruya.