Kedudukan KPA dalam Pengadaan BarangJasa

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK LPSE Jl. Sowi Gunung, Sowi. Manokwari – Papua Barat http:150.107.140.130eproc4

b.Kedudukan KPA dalam Pengadaan BarangJasa

Pasal 1 Angka 6 Perpres No. 54 Tahun 2010 mendefinisikan Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD. Sebagaimana definisi PA, definisi KPA tersebut mengacu pada definisi KPA dalam pasal 1 angka 18 UU No. 1 Tahun 2004. Mengenai siapa yang dapat menjadi KPA tidak diatur, mengingat bahwa definisi KPA adalah pemegang kuasa dari Pengguna Anggaran, karena penetapannya berupa pelimpahan wewenang dengan memberi kuasa maka siapa saja dapat ditetapkan oleh PA sebagai KPA dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan siapa yang akan ditetapkan sebagai KPA pada dasarnya wewenang dari PA, khusus untuk Kepala Unit Kerja pada SKPD yang akan ditetapkan sebagai KPA oleh Kepala Daerah harus diusulkan oleh Pengguna Anggaran dalam hal ini adalah Kepala SKPD berdasarkan pasal 11 ayat 2 PP No. 58 Tahun 2005 dan penjelasan pasal5 UU No. 1 Tahun 2004. Kedudukan KPA harus dilihat sebagai aparatur yang menjalankan kuasa, sehingga kewenangan KPA terbatas berdasarkan khusus pada pelimpahan kewenangan yang diberikan, dengan demikian ketika KPA ditetapkan dalam pengadaan barangjasa maka kewenangannya pun sesuai dengan kewenangan PA sebagaimana yang diatur dalam Perpres No. 54 Tahun 2010. Disamping itu juga KPA bukanlah jabatan, baik secara struktural maupun fungsional, sehingga pertimbangan dalam pemilihan aparatur yang ditetapkan sebagai KPA tidak terikat apakah KPA harus pejabat struktural ataupun pejabat fungsional. Pertimbangan yang baik dapat berdasarkan pada tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi danatau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya sebagaimana disebutkan dalam pasal 11 ayat 3 PP No. 58 Tahun 2005. 2.Kedudukan PPTK dalam Pengadaan BarangJasa Pasal 1 Angka 16 PP No. 58 Tahun 2005 menyatakan bahwa Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.Berdasarkan pasal 12 ayat 1 PP No. 58 Tahun 2005, LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK LPSE Jl. Sowi Gunung, Sowi. Manokwari – Papua Barat http:150.107.140.130eproc4 PAKPAmenunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku PPTK untuk melaksanakan program dan kegiatan, dengan tugas mencakup pasal 12 ayat 2: 1. mengendalikanpelaksanaan kegiatan; 2. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; 3. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian PPTK bertanggung jawab kepada pejabat PAKPA pasal 13 ayat 2. Pemilihan PPTK berdasarkan pada pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, danatau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya Pasal 13 ayat 1. Berdasarkan uraian diatas, PPTK merupakan pelaksana sekaligus penanggung jawab kegiatan di unit kerja SKPD. Pengadaan barangjasa adalah salah satu kegiatan di KementerianLembagaSKPDInstansi sehingga berdasarkan ketentuan ini PPTK berwenang untuk melaksanakan kegiatan pengadaan barangjasa. Namun demikian dengan adanya Perpres No. 54 Tahun 2010, maka ketentuan yang mengatur tentang pengadaan barangja sa menjadi khusus berdasarkan asas preferensi hukum Lex Specialis Derogat Legi Generali yang berarti bilamana terdapat 2 dua peraturanketentuan yang sederajat sejajar dalam hierarki perundang-undangan dan mengatur hal yang sama, dimana yang satu lebih bersifat khusus dan yang lain bersifat umum, maka ketentuan yang lebih bersifat khusus yang diberlakukan. Perpres No. 54 Tahun 2010 mengatur bahwa penanggung jawab dalam kegiatan pengadaan barangjasa adalah Pejabat Pembuat Komitmen PPK,sedangkan pelaksananya dilakukan oleh Unit Layanan Pengadaan Pejabat Pengadaan, tidak ada kewenangan yang diatur dan diberikan kepada PPTK dalam pengadaan barangjasa. Kedudukan PPTK dijelaskan dalam Penjelasan Pasal 7 ayat 3 Perpres No. 54 Tahun 2010 yaitu sebagai tim pendukung yang dibentuk oleh PPK untuk membantu pelaksanaan barangjasa. Jadi jelas PPTK yang berada dalam KementrianLembagaSKPDInstansi tidak mempunyai kewenangan dalam pengadaan barangjasa. LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK LPSE Jl. Sowi Gunung, Sowi. Manokwari – Papua Barat http:150.107.140.130eproc4 4. Kedudukan PPK dan Pejabat Pengadaan dalam Pengadaan BarangJasa Pasal 1 Angka 7 Perpres No. 54 Tahun 2010 menyatakan bahwa Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan BarangJasa. Pasal 1 Angka 9 Perpres No. 54 Tahun 2010 menyatakan bahwa Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan BarangJasa yang melaksanakan Pengadaan BarangJasa. Dari definisi tersebut jelas bahwa dalam pengadaan barangjas PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pejabat pengadaan adalah pejabat yang melaksanakan, kedudukan Pejabat Pengadaan secara fungsi sama dengan ULP. PPK dan Pejabat Pengadaan ditetapkan oleh PAKPA sebagaimana disebutkan dalam pasal 8 ayat 1 Perpres No. 54 Tahun 2010. Penetapan PPK dilakukan berdasarkan persyaratan sebagaimana dinyatakan dalam pasal 12 ayat 2 dan ayat 3, dan perubahannya pada Perpres 70 Tahun 2012, yaitu : 1. Memiliki integritas; 2. Memiliki disiplin tinggi; 3. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan tugas; 4. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat kkn; 5. Menandatangani pakta integritas; 6. Tidak menjabat sebagai pejabat penanda tangan surat perintah membayar ppspm atau bendahara; dan

7. Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang jasa.