II-10
PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015
organosol
,
glei
humus,
podsolik
merah kuning,
latosol
, dan
aluvial
. Jenis tanah
Organosol
dan
glei
humus merupakan segolongan tanah yang tersusun dari bahan organik, atau campuran bahan mineral dan bahan organik dengan
ketebalan minimum 50 cm, dan mengandung paling sedikit 30 bahan organik bila liat atau 20 bila berpasir. Kepadatan atau
bulk density
kurang dari 0,6 dan selalu jenuh. Lapisan tanah
Organosol
tersebar di beberapa pulau Kecamatan Moro Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Pulau Rempang,
dan Pulau Galang. Jenis lainnya adalah tanah
Latosol,
dijumpai di Kabupaten Natuna, Pulau Karimun, Pulau Kundur, dan beberapa pulau di Kecamatan Moro.
Sementara tanah
Aluvial
yang belum mempunyai perkembangan, dangkal sampai yang berlapis dalam, berwarna kelabu, kekuningan, kecokelatan,
mengandung glei dan bertotol kuning, merah, dan cokelat. Tekstur bervariasi dari lempung hingga tanah tambahan yang banyak mengandung bahan-bahan
organik. Tanah ini terdapat di Pulau Karimun, Pulau Kundur, dan pulau-pulau lainnya di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
e. Hidrologi
Kondisi hidrologi di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat dari dua jenis, yaitu air permukaan dan air bawah tanah
hidrogeologi
. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, dapat diperoleh dari air permukaan
berupa air sungai, mata airair terjun, waduk, dan
kolong
, sedangkan air bawah tanah
hidrogeologi
didapat dengan menggali sumur dangkal.
Kolong
merupakan kolam bekas tambang bauksit, timah, dan pasir yang terbentuk akibat eksploitasi yang digunakan sebagai sumber air bersih,
juga dimanfaatkan sebagai kawasan pariwisata. Kota Batam dan Kota Tanjungpinang merupakan dua daerah yang
tidak memiliki Daerah Aliran Sungai. Sedangkan Kabupaten Bintan memiliki Daerah Aliran Sungai DAS yang paling banyak yaitu sembilan buah Daerah
Aliran Sungai DAS.
II-11
PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015
Terdapat dua daerah yang tidak memiliki air permukaan yang berasal dari mata air yaitu Kota Batam dan Kabupaten Karimun. Kabupaten Natuna
termasuk Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki 6 mata air dari air permukaan, yaitu Nuraja, Gunung Datuk, Tarempa, Temurun, Gunung Bini,
dan Gunung Kesayana. Provinsi Kepulauan Riau hanya memiliki dua daerah DamWaduk,
yaitu Kota Batam dan Kabupaten Bintan. Kota Batam memiliki DamWaduk yang terbanyak yaitu lima DamWaduk.
Kolong
terdapat pada tiga kabupatenkota yang ada di Kepulauan Riau, yaitu Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan dan Kabupten Lingga. Adapun jumlah
kolong terbanyak, terdapat pada wilayah Kabupaten Bintan.
f. Klimatologi
Sebagai konsekuensi dari bentuk wilayah yang berupa kepulauan, maka kondisi iklim Provinsi Kepulauan Riau sangat dipengaruhi oleh angin.
Provinsi Kepulauan Riau beriklim laut tropis basah, terdapat musim hujan dan musim kemarau yang diselingi musim pancaroba dengan suhu terendah rata-
rata 20,4 C. Pada bulan November sampai Februari bertiup angin musim
Utara dan pada bulan Juni sampai bulan Desember bertiup angin musim Selatan. Pada musim angin Utara ketinggian dan arus gelombang yang besar
serta kecepatan angin yang besar sangat menghambat kelancaran arus transportasi udara dan laut, rawan terhadap abrasi dan menghambat kehidupan
sosial ekonomi masyarakat yang bergantung pada laut. Secara umum, keadaan iklim di Kepulauan Riau relatif seragam berdasarkan catatan lima stasiun yang
ada, secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.
II-12
PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015
Tabel 2.6 .ambaran Kondisi Klimatologi Menurut KabupatenKota Se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011
No. Uraian
Stasiun Tanjung
pinang Hang
Nadim Batam
Karimun Ranai
Natuna Dabo
Lingga Tarempa
Anambas
1. Suhu
C Minimum
21,0 22,8
22,0 21,0
21,3 20,4
Maksimum 33,6
33,2 34,8
34,0 32,5
34,8 Rata-rata
26,8 27,6
27,5 27,0
27,1 30,9
2. Kelembaban Udara
Minimum 43,0
43,0 54,0
63,0 56,0
45,0 Maksimum
100,0 100,0
100,0 98,0
100,0 100,0
Rata-rata 85,6
82,8 85,9
88,3 81,3
89,5 3.
Curah Hujan mm 324,4
244,1 238,3
198,9 232,4
228,6 4.
Tekanan Udara mb 1.010,1
1.009,5 1010,5
1.009,5 998,7
1.009,2 5.
Kecepatan Angin knot 7,0
5,0 4,0
18,0 3,0
4,6 6.
Penyinaran Matahari 39,9
59,0 53,0
37,0 79,7
50,7
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
.
Sebagai wilayah yang beriklim tropis basah, musim kemarau dan musim hujan yang diselingi dengan musim pancaroba pada wilayah ini
memiliki suhu rata-rata terendah yang tercatat di Stasiun Tarempa Kepulauan Anambas sebesar 20,4ºC dan suhu rata-rata tertinggi tercatat di Stasiun Hang
Nadim Batam sebesar 22,8ºC, Adapun kelembaban rata-rata di Kepulauan Riau antara 81,3 persen sampai 89,5 persen. Curah hujan yang terjadi
sepanjang tahun 2011 di provinsi ini cukup beragam. Kisaran curah hujan tertinggi tercatat di stasiun Tanjungpinang sebesar 324,4 mm. berikut rata
curah hujan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011-2013
II-13
PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015
Gambar 2.2. Rata-rata Curah Hujan di Provinsi Kepulauan Riau
g. Penggunaan Lahan