Performa Kambing Peranakan Etawah Muda dan Produktivitas Induk Laktasi dengan Sistem Pemberian Pakan yang Berbeda di Lahan Pasca Galian Pasir
RINGKASAN
Euis Widaningsih. D14080222. 2012. Performa Kambing Peranakan Etawah
Muda dan Produktivitas Induk Laktasi dengan Sistem Pemberian Pakan yang
Berbeda di Lahan Pasca Galian Pasir. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan
Teknologi Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Muhamad Baihaqi, S.Pt., M.Sc.
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Asnath Maria Fuah, M.S.
Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing dwiguna, yakni
sebagai penghasil susu dan daging. Kambing PE muda jantan yang sedang dalam
fase pertumbuhan sangat penting diperhatikan oleh peternak untuk meningkatkan
nilai jualnya. Pertumbuhan ternak muda dapat dilihat dari Peningkatan Bobot Badan
Hariannya (PBBH) yang cukup tinggi. Sementara induk laktasi juga sangat penting
untuk diperhatikan terutama dalam pemenuhan kebutuhan energi dan protein salah
satunya untuk menghasilkan produksi susu yang optimal. Performa ternak selain
dilihat dari faktor genetiknya juga bisa dari pengaruh lingkungan dan interaksi dari
genetik dan lingkungan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari performa kambing PE
muda dan produktivitas induk laktasi yang dipelihara di lahan pasca galian pasir
dengan menggunakan jenis pakan dan waktu pemberian yang berbeda. Penelitian
mengenai performa ternak menggunakan 12 ekor ternak yang berjenis kelamin jantan
dengan dua faktor perlakuan. Perlakuan pertama adalah perbedaan waktu pemberian
pakan (W1 = 08.00 WIB dan 16.00 WIB serta W2 = 14.00 WIB dan 16.00 WIB).
Perlakuan kedua adalah perbedaan pakan (P1 = 100 gram/ekor/hari konsentrat
ditambah hijauan dan P2 = hijauan). Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan,
konsumsi kandungan nutrisi pakan, PBBH, efisiensi pakan dan Income Over Feed
Cost (IOFC). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kecuali untuk PBBH
dianalisis dengan rancangan acak lengkap pola dua arah. Penelitian selanjutnya
mengenai produktivitas induk laktasi menggunakan 15 ekor ternak betina dewasa
pada laktasi ke-2 dan ke-3. Perlakuan pada penelitian ini terdiri atas P1 (hijauan) dan
P2 (hijauan ditambah pakan tambahan berupa limbah industri pangan). Peubah yang
diamati adalah konsumsi pakan, konsumsi kandungan nutrisi pakan, produksi dan
kualitas susu. Data konsumsi pakan dan konsumsi kandungan nutrisi pakan dianalisis
secara deskriptif sedangkan produksi dan kualitas susu dianalisis dengan uji t, yakni
dengan membandingkan sebelum dan setelah pemberian pakan tambahan yang
dilakukan.
Hasil penelitian mengenai performa ternak muda menunjukkan bahwa
dengan perlakuan pakan P1 dan diberikan pada W1 mampu meningkatkan bobot
badan harian ternak kambing jantan nyata lebih tinggi (P
Euis Widaningsih. D14080222. 2012. Performa Kambing Peranakan Etawah
Muda dan Produktivitas Induk Laktasi dengan Sistem Pemberian Pakan yang
Berbeda di Lahan Pasca Galian Pasir. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan
Teknologi Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Muhamad Baihaqi, S.Pt., M.Sc.
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Asnath Maria Fuah, M.S.
Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing dwiguna, yakni
sebagai penghasil susu dan daging. Kambing PE muda jantan yang sedang dalam
fase pertumbuhan sangat penting diperhatikan oleh peternak untuk meningkatkan
nilai jualnya. Pertumbuhan ternak muda dapat dilihat dari Peningkatan Bobot Badan
Hariannya (PBBH) yang cukup tinggi. Sementara induk laktasi juga sangat penting
untuk diperhatikan terutama dalam pemenuhan kebutuhan energi dan protein salah
satunya untuk menghasilkan produksi susu yang optimal. Performa ternak selain
dilihat dari faktor genetiknya juga bisa dari pengaruh lingkungan dan interaksi dari
genetik dan lingkungan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari performa kambing PE
muda dan produktivitas induk laktasi yang dipelihara di lahan pasca galian pasir
dengan menggunakan jenis pakan dan waktu pemberian yang berbeda. Penelitian
mengenai performa ternak menggunakan 12 ekor ternak yang berjenis kelamin jantan
dengan dua faktor perlakuan. Perlakuan pertama adalah perbedaan waktu pemberian
pakan (W1 = 08.00 WIB dan 16.00 WIB serta W2 = 14.00 WIB dan 16.00 WIB).
Perlakuan kedua adalah perbedaan pakan (P1 = 100 gram/ekor/hari konsentrat
ditambah hijauan dan P2 = hijauan). Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan,
konsumsi kandungan nutrisi pakan, PBBH, efisiensi pakan dan Income Over Feed
Cost (IOFC). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kecuali untuk PBBH
dianalisis dengan rancangan acak lengkap pola dua arah. Penelitian selanjutnya
mengenai produktivitas induk laktasi menggunakan 15 ekor ternak betina dewasa
pada laktasi ke-2 dan ke-3. Perlakuan pada penelitian ini terdiri atas P1 (hijauan) dan
P2 (hijauan ditambah pakan tambahan berupa limbah industri pangan). Peubah yang
diamati adalah konsumsi pakan, konsumsi kandungan nutrisi pakan, produksi dan
kualitas susu. Data konsumsi pakan dan konsumsi kandungan nutrisi pakan dianalisis
secara deskriptif sedangkan produksi dan kualitas susu dianalisis dengan uji t, yakni
dengan membandingkan sebelum dan setelah pemberian pakan tambahan yang
dilakukan.
Hasil penelitian mengenai performa ternak muda menunjukkan bahwa
dengan perlakuan pakan P1 dan diberikan pada W1 mampu meningkatkan bobot
badan harian ternak kambing jantan nyata lebih tinggi (P