Karakteristik Fish Nugget Dari Ikan Patin (Pangasius sp.) Dengan Penambahan Kitosan Sebagai Pembentuk Gel.

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
#
%)

$ !"

! $!

%& '

#

(

!$%

!

$") #

(


"
*

(

( adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka pada bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2009

+

%,

#

&,*,
- ./ . /0

+
%& '
& %& (

%, #
&,*,1
# (
!$% $") #
"1 "1
%& (
# (#, #

!
"
#
$ !"
! $!

(
* (
%) (1
& * 2
"1 "1
"# ! ,
1 31

Sentral outlet milik PT. Centralpertiwi Bahari merupakan sebuah kanal
yang terletak di daerah estuari pantai timur Lampung, tepatnya di Tanjung
Krosok, Kabupaten Tulang Bawang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
perbaikan kualitas air dimulai dari saat pertama kali air buangan tambak
dikeluarkan dari sistem tambak sampai dimana badan perairan umum menerima
air buangan tambak tersebut.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli, Agustus, dan September 2008.
Sampel diambil pada enam titik stasiun pengamatan. Pengambilan air sampel
dilakukan pada tengah kolom perairan dengan menggunakan Van Dorn
dengan kapasitas 3 liter. Analisis data meliputi analisis secara deskriptif
dan analisis dengan indeks STORET untuk menentukan status mutu air.
Perairan sentral outlet memiliki kisaran suhu antara 28.5. 31.50 C selama

periode Juli hingga September 2008. Hasil pengukuran salinitas selama periode
Juli.September 2008 menunjukkan bahwa perairan sentral outlet memiliki kisaran
salinitas antara 15 0 /00 sampai 35 0 /00 . Konsentrasi TSS tertinggi berada di stasiun
2 (185.216 mg/l) dan semakin berkurang hingga perairan sentral outlet yang
paling dekat dengan perairan alami yang diwakili oleh stasiun 5 (70.83 mg/l) dan
stasiun 6 (107.132 mg/l). Nilai pH air buangan tambak di sentral outlet berkisar
antara 6.84.8.06. Kandungan oksigen terlarut terendah selama periode Juli.
September 2008 terukur di stasiun 1 yaitu 0.4. 0.7 mg/l, sedangkan kandungan
oksigen terlarut tertinggi terukur di stasiun 6, yaitu 6.4.7.6 mg/l. Konsentrsi
BOD5 pada stasiun 1 merupakan konsentrasi BOD5 tertinggi, yaitu berkisar antara
53.2.56.8 mg/l. Kemudian konsentrasi BOD5 terendah berada pada stasiun 5
sebesar 21.3.27.7 mg/l. Nilai amonia total tertinggi terukur di stasiun 1 pada
bulan Agustus dengan nilai 1.839 mg/l. Nilai kisaran konsentrasi TAN terendah
berada pada stasiun 6 yaitu 0.096.0.197 mg/l. Konsentrasi nitrat di perairan
sentral outlet sangat rendah, yaitu berkisar antara 0.0.029 mg/l. Kandungan
ortofosfat tertinggi terukur di stasiun 1 sebesar 0.338.0.751 mg/l. Sedangkan
konsentrasi ortofosfat terendah terukur di stasiun 5 sekitar 0.021.0.060 mg/l.
Hasil evaluasi kualitas air dengan indeks STORET berdasarkan baku mutu yang
ditetapkan oleh Aquaculture Certification Council tahun 2005 tentang limbah
budidaya, menyatakan perairan sentral outlet masih tergolong baik.


$2 4
- ./ . /0

$%)$ ", $2

$ "

$& (
"5

'" )
2 ! + " !
! '
) #
' !
$" '
#

%


$

!

6
Judul Penelitian

: Analisis Kualitas Air Pada Sentral Outlet Tambak
Udang Sistem Terpadu, Tulang Bawang, Lampung

Nama Mahasiswa

: Ryan Kusumo Adi Wibowo

Nomor Pokok

: C24104018

Program Studi


: Manajemen Sumberdaya Perairan

Menyetujui
I. Komisi Pembimbing
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. Bambang Widigdo
NIP 130 937 430

Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc.
NIP 131 956 708

Mengetahui,
II. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc.
NIP 131 578 799


Tanggal Ujian: 30 Januari 2009

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah.Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul
$") #

!
(

"
* (

#
%)

$ !"
( .


! $!

%& '

#

(

!$%

Skripsi ini diajukan sebagai

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Bambang Widigdo dan Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc.

selaku

pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu guna memberikan

pengarahan, bimbingan, serta koreksi selama penyusunan skripsi ini.
2. Yon Vitner, S.Pi., M.Si. selaku penguji tamu dan Dr. Ir. Yunizar Ernawati,
MS. selaku penguji wakil dari departemen yang telah membantu dalam
pemberian arahan, dan masukan bagi perbaikan skripsi ini.
3. Bapak Rubiyanto Haliman dan Prof. Dr. Claude E. Boyd yang telah banyak
membantu sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
4. Dr. Ir. Kardiyo Prapto Kardiyo selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan bimbingan dan masukan selama perkuliahan di IPB.
5. Keluargaku di rumah (Bunda dan Daddy) serta keluarga besar di Jakarta atas
kasih sayangnya, doa, serta dukungan kepada penulis.
6. Keluarga besar MSP dan Manajemen PT. Centralpertiwi Bahari, baik dosen,
staf, serta seluruh civitas FPIK dan IPB atas kebersamaannya;

Ibu Siti

Nursiyamah, Ibu Uswatun Hasanah, Bapak Herman, Bapak Dadi, Tetu, Aloy,
Weni, Inna, Nurdin, dan Feri atas segala bantuan dan dukungan selama
pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi; Teman.teman MSP angkatan
41 atas dukungan dan kebersamaannya yang tak terlupakan; serta semua
pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


Bogor, Januari 2009

Penulis

Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................

i

DAFTAR ISI ................................................................................................

ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

vi

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ................................................................................
1.2. Tujuan.............................................................................................

1
2

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Parameter fisika ..............................................................................
2.1.1. Suhu .....................................................................................
2.1.2. Salinitas ................................................................................
2.1.3. Padatan tersuspensi total ......................................................
2.2. Parameter kimia..............................................................................
2.2.1. pH.........................................................................................
2.2.2. Oksigen terlarut....................................................................
2.2.3. Kebutuhan oksigen biokimiawi (BOD5 ) ..............................
2.2.4. Amonia.................................................................................
2.2.5. Nitrat ....................................................................................
2.2.6. Ortofosfat .............................................................................

3
3
3
4
4
4
5
6
6
7
8

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan waktu penelitian...........................................................
3.2. Alat dan bahan ...............................................................................
3.3. Pengumpulan data .........................................................................
3.3.1. Pengambilan contoh air........................................................
3.3.2. Analisa parameter kualitas air..............................................
3.4. Analisis data ..................................................................................
3.4.1. Metode indeks STORET .....................................................
3.4.1.1. Prosedur penggunaan ..............................................

10
10
10
10
12
16
17
17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi umum sentral outlet .........................................................
4.2. Kondisi kualitas air di sentral outlet periode Juli . September
2008…………………………………............................................
4.2.1. Parameter fisika....................................................................
4.2.1.1. Suhu ........................................................................
4.2.1.2. Salinitas ..................................................................
4.2.1.3. Padatan tersuspensi total.........................................
4.2.2. Parameter Kimia………………………..…………............
4.2.2.1. pH …………………….………..………………...
4.2.2.2. Oksigen terlarut …………………….………….....

19
19
19
19
22
24
26
26
28

4.2.2.3. Kebutuhan oksigen biokimiawi (BOD5 ).................
4.2.2.4. Total amonia nitrogen..............................................
4.2.2.5. Nitrat …………………………………….….…....
4.2.2.6. Ortofosfat…………….…...............................…....
4.3. Evaluasi kualitas air di sentral outlet periode Juli . September
2008 berdasarkan indeks STORET ……………………………...

31
33
35
38

V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................

43

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

44

LAMPIRAN .................................................................................................

47

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................

55

40

Tabel

Halaman

1. Hubungan konsentrasi amonia bebas (un.ionized NH3 ) dan amonia
total dalam persen (%) terhadap suhu dan pH ………………………...

7

2. Alat dan metode pengukuran parameter kualitas air ...............................

16

3. Penentuan skor dalam indeks STORET..................................................

18

4. Kondisi suhu (0 C) di sentral outlet pada periode Juli.September 2008...

19

5. Kondisi salinitas (0 /00 ) di sentral outlet pada periode Juli.September
2008 .........................................................................................................

23

6. Konsentrasi rata.rata dan kisaran TSS (mg/l) di sentral outlet
pada periode Juli.September 2008 ..........................................................

24

7. Nilai rata.rata dan kisaran pH di sentral outlet pada periode
Juli.September 2008 ................................................................................

27

8. Konsentrasi rata.rata dan kisaran oksigen terlarut (mg/l) di
sentral outlet pada periode Juli.September 2008.....................................

30

9. Konsentrasi rata.rata dan kisaran BOD (mg/l) di sentral outlet
pada periode Juli.September 2008 ..........................................................

32

10. Konsentrasi rata.rata dan kisaran TAN (mg/l) di sentral outlet
pada periode Juli.September 2008 ..........................................................

34

11. Konsentrasi rata.rata dan kisaran nitrat nitrogen (mg/l) di sentral outlet
pada periode Juli.September 2008 ..........................................................

36

12. Konsentrasi rata.rata dan kisaran ortofosfat (mg/l) di sentral outlet
pada periode Juli.September 2008 ..........................................................

38

13. Standar baku mutu kualitas air berdasarkan Aquaculture Certification
Council tahun 2005..................................................................................

41

14. Nilai skor STORET dan klasifikasi perairan di stasiun 5 dan stasiun 6
selama periode Juli hingga September 2008 ...........................................

41

Gambar
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Halaman

Peta lokasi PT. Centalpertiwi Bahari serta titik sampling penelitian
(http://www.googleearth.com) .............................................................

11

Kondisi suhu di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

20

Kondisi curah hujan rata.rata di wilayah PT. Centralpertiwi Bahari
selama kurun tahun 2005.2007 (Divisi Intergrated Quality Assurance,
Departemen Water Quality Assurance).................................................

22

Kondisi salinitas di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

23

Kondisi TSS di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

25

Kondisi pH di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a), Agustus 2008 (b),
dan September 2008 (c).........................................................................

27

Kondisi oksigen terlarut di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

30

Kondisi BOD5 di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

33

Kondisi TAN di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

34

Kondisi NO3.N di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

37

Kondisi PO4 .P di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

39

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
#
%)

$ !"

! $!

%& '

#

(

!$%

!

$") #

(

"
*

(

( adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka pada bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2009

+

%,

#
&,*,
- ./ . /0

+
%& '
& %& (

%, #
&,*,1
# (
!$% $") #
"1 "1
%& (
# (#, #

!
"
#
$ !"
! $!
(
* (
%) (1
& * 2
"1 "1
"# ! ,
1 31

Sentral outlet milik PT. Centralpertiwi Bahari merupakan sebuah kanal
yang terletak di daerah estuari pantai timur Lampung, tepatnya di Tanjung
Krosok, Kabupaten Tulang Bawang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
perbaikan kualitas air dimulai dari saat pertama kali air buangan tambak
dikeluarkan dari sistem tambak sampai dimana badan perairan umum menerima
air buangan tambak tersebut.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli, Agustus, dan September 2008.
Sampel diambil pada enam titik stasiun pengamatan. Pengambilan air sampel
dilakukan pada tengah kolom perairan dengan menggunakan Van Dorn
dengan kapasitas 3 liter. Analisis data meliputi analisis secara deskriptif
dan analisis dengan indeks STORET untuk menentukan status mutu air.
Perairan sentral outlet memiliki kisaran suhu antara 28.5. 31.50 C selama
periode Juli hingga September 2008. Hasil pengukuran salinitas selama periode
Juli.September 2008 menunjukkan bahwa perairan sentral outlet memiliki kisaran
salinitas antara 15 0 /00 sampai 35 0 /00 . Konsentrasi TSS tertinggi berada di stasiun
2 (185.216 mg/l) dan semakin berkurang hingga perairan sentral outlet yang
paling dekat dengan perairan alami yang diwakili oleh stasiun 5 (70.83 mg/l) dan
stasiun 6 (107.132 mg/l). Nilai pH air buangan tambak di sentral outlet berkisar
antara 6.84.8.06. Kandungan oksigen terlarut terendah selama periode Juli.
September 2008 terukur di stasiun 1 yaitu 0.4. 0.7 mg/l, sedangkan kandungan
oksigen terlarut tertinggi terukur di stasiun 6, yaitu 6.4.7.6 mg/l. Konsentrsi
BOD5 pada stasiun 1 merupakan konsentrasi BOD5 tertinggi, yaitu berkisar antara
53.2.56.8 mg/l. Kemudian konsentrasi BOD5 terendah berada pada stasiun 5
sebesar 21.3.27.7 mg/l. Nilai amonia total tertinggi terukur di stasiun 1 pada
bulan Agustus dengan nilai 1.839 mg/l. Nilai kisaran konsentrasi TAN terendah
berada pada stasiun 6 yaitu 0.096.0.197 mg/l. Konsentrasi nitrat di perairan
sentral outlet sangat rendah, yaitu berkisar antara 0.0.029 mg/l. Kandungan
ortofosfat tertinggi terukur di stasiun 1 sebesar 0.338.0.751 mg/l. Sedangkan
konsentrasi ortofosfat terendah terukur di stasiun 5 sekitar 0.021.0.060 mg/l.
Hasil evaluasi kualitas air dengan indeks STORET berdasarkan baku mutu yang
ditetapkan oleh Aquaculture Certification Council tahun 2005 tentang limbah
budidaya, menyatakan perairan sentral outlet masih tergolong baik.

$2 4
- ./ . /0

$%)$ ", $2

$ "

$& (
"5

'" )
2 ! + " !
! '
) #
' !
$" '
#

%

$

!

6
Judul Penelitian

: Analisis Kualitas Air Pada Sentral Outlet Tambak
Udang Sistem Terpadu, Tulang Bawang, Lampung

Nama Mahasiswa

: Ryan Kusumo Adi Wibowo

Nomor Pokok

: C24104018

Program Studi

: Manajemen Sumberdaya Perairan

Menyetujui
I. Komisi Pembimbing
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. Bambang Widigdo
NIP 130 937 430

Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc.
NIP 131 956 708

Mengetahui,
II. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc.
NIP 131 578 799

Tanggal Ujian: 30 Januari 2009

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah.Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul
$") #

!
(

"
* (

#
%)

$ !"
( .

! $!

%& '

#

(

!$%

Skripsi ini diajukan sebagai

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Bambang Widigdo dan Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc.

selaku

pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu guna memberikan
pengarahan, bimbingan, serta koreksi selama penyusunan skripsi ini.
2. Yon Vitner, S.Pi., M.Si. selaku penguji tamu dan Dr. Ir. Yunizar Ernawati,
MS. selaku penguji wakil dari departemen yang telah membantu dalam
pemberian arahan, dan masukan bagi perbaikan skripsi ini.
3. Bapak Rubiyanto Haliman dan Prof. Dr. Claude E. Boyd yang telah banyak
membantu sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
4. Dr. Ir. Kardiyo Prapto Kardiyo selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan bimbingan dan masukan selama perkuliahan di IPB.
5. Keluargaku di rumah (Bunda dan Daddy) serta keluarga besar di Jakarta atas
kasih sayangnya, doa, serta dukungan kepada penulis.
6. Keluarga besar MSP dan Manajemen PT. Centralpertiwi Bahari, baik dosen,
staf, serta seluruh civitas FPIK dan IPB atas kebersamaannya;

Ibu Siti

Nursiyamah, Ibu Uswatun Hasanah, Bapak Herman, Bapak Dadi, Tetu, Aloy,
Weni, Inna, Nurdin, dan Feri atas segala bantuan dan dukungan selama
pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi; Teman.teman MSP angkatan
41 atas dukungan dan kebersamaannya yang tak terlupakan; serta semua
pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Bogor, Januari 2009

Penulis

Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................

i

DAFTAR ISI ................................................................................................

ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

vi

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ................................................................................
1.2. Tujuan.............................................................................................

1
2

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Parameter fisika ..............................................................................
2.1.1. Suhu .....................................................................................
2.1.2. Salinitas ................................................................................
2.1.3. Padatan tersuspensi total ......................................................
2.2. Parameter kimia..............................................................................
2.2.1. pH.........................................................................................
2.2.2. Oksigen terlarut....................................................................
2.2.3. Kebutuhan oksigen biokimiawi (BOD5 ) ..............................
2.2.4. Amonia.................................................................................
2.2.5. Nitrat ....................................................................................
2.2.6. Ortofosfat .............................................................................

3
3
3
4
4
4
5
6
6
7
8

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan waktu penelitian...........................................................
3.2. Alat dan bahan ...............................................................................
3.3. Pengumpulan data .........................................................................
3.3.1. Pengambilan contoh air........................................................
3.3.2. Analisa parameter kualitas air..............................................
3.4. Analisis data ..................................................................................
3.4.1. Metode indeks STORET .....................................................
3.4.1.1. Prosedur penggunaan ..............................................

10
10
10
10
12
16
17
17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi umum sentral outlet .........................................................
4.2. Kondisi kualitas air di sentral outlet periode Juli . September
2008…………………………………............................................
4.2.1. Parameter fisika....................................................................
4.2.1.1. Suhu ........................................................................
4.2.1.2. Salinitas ..................................................................
4.2.1.3. Padatan tersuspensi total.........................................
4.2.2. Parameter Kimia………………………..…………............
4.2.2.1. pH …………………….………..………………...
4.2.2.2. Oksigen terlarut …………………….………….....

19
19
19
19
22
24
26
26
28

4.2.2.3. Kebutuhan oksigen biokimiawi (BOD5 ).................
4.2.2.4. Total amonia nitrogen..............................................
4.2.2.5. Nitrat …………………………………….….…....
4.2.2.6. Ortofosfat…………….…...............................…....
4.3. Evaluasi kualitas air di sentral outlet periode Juli . September
2008 berdasarkan indeks STORET ……………………………...

31
33
35
38

V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................

43

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

44

LAMPIRAN .................................................................................................

47

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................

55

40

Tabel

Halaman

1. Hubungan konsentrasi amonia bebas (un.ionized NH3 ) dan amonia
total dalam persen (%) terhadap suhu dan pH ………………………...

7

2. Alat dan metode pengukuran parameter kualitas air ...............................

16

3. Penentuan skor dalam indeks STORET..................................................

18

4. Kondisi suhu (0 C) di sentral outlet pada periode Juli.September 2008...

19

5. Kondisi salinitas (0 /00 ) di sentral outlet pada periode Juli.September
2008 .........................................................................................................

23

6. Konsentrasi rata.rata dan kisaran TSS (mg/l) di sentral outlet
pada periode Juli.September 2008 ..........................................................

24

7. Nilai rata.rata dan kisaran pH di sentral outlet pada periode
Juli.September 2008 ................................................................................

27

8. Konsentrasi rata.rata dan kisaran oksigen terlarut (mg/l) di
sentral outlet pada periode Juli.September 2008.....................................

30

9. Konsentrasi rata.rata dan kisaran BOD (mg/l) di sentral outlet
pada periode Juli.September 2008 ..........................................................

32

10. Konsentrasi rata.rata dan kisaran TAN (mg/l) di sentral outlet
pada periode Juli.September 2008 ..........................................................

34

11. Konsentrasi rata.rata dan kisaran nitrat nitrogen (mg/l) di sentral outlet
pada periode Juli.September 2008 ..........................................................

36

12. Konsentrasi rata.rata dan kisaran ortofosfat (mg/l) di sentral outlet
pada periode Juli.September 2008 ..........................................................

38

13. Standar baku mutu kualitas air berdasarkan Aquaculture Certification
Council tahun 2005..................................................................................

41

14. Nilai skor STORET dan klasifikasi perairan di stasiun 5 dan stasiun 6
selama periode Juli hingga September 2008 ...........................................

41

Gambar
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Halaman

Peta lokasi PT. Centalpertiwi Bahari serta titik sampling penelitian
(http://www.googleearth.com) .............................................................

11

Kondisi suhu di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

20

Kondisi curah hujan rata.rata di wilayah PT. Centralpertiwi Bahari
selama kurun tahun 2005.2007 (Divisi Intergrated Quality Assurance,
Departemen Water Quality Assurance).................................................

22

Kondisi salinitas di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

23

Kondisi TSS di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

25

Kondisi pH di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a), Agustus 2008 (b),
dan September 2008 (c).........................................................................

27

Kondisi oksigen terlarut di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

30

Kondisi BOD5 di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

33

Kondisi TAN di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

34

Kondisi NO3.N di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

37

Kondisi PO4 .P di sentral outlet pada bulan Juli 2008 (a),
Agustus 2008 (b), dan September 2008 (c)...........................................

39

Lampiran

Halaman

1. Nilai dan konsentrasi parameter kualitas air selama periode
Juli.September 2008...............................................................................

48

2. Skor indeks STORET dengan baku mutulimbah budidaya dari
Aquaculture Certification Council tahun (2005)....................................

50

3. Hasil uji nilai tengah (uji.t) antara stasiun 5 dan stasiun 6 terhadap
parameter TSS, BOD5 , dan PO4.P.........................................................

52

4. Baku mutu limbah budidaya menurut Aquaculture Certification Council
tahun 2005..............................................................................................

53

5. Contoh perhitungan uji nilai tengah (uji. t).............................................

54

1

/1/1

! " &$ '

6

(

Budidaya udang merupakan suatu kegiatan yang sering dijumpai di daerah
pesisir negara.negara tropis dan subtropis. Keberadaannya di sekitar ekosistem
pesisir seperti mangrove menjadikan usaha tambak udang sebagai suatu kegiatan
yang identik dengan pengrusakan lingkungan. Salah satunya adalah pencemaran
lingkungan yang terjadi akibat limbah dari sisa aktivitas budidaya memasuki
ekosistem pesisir di sekitarnya. Pada umumnya, limbah yang berasal dari sisa
aktivitas budidaya bersifat kaya akan unsur hara (Boyd dan Green, 2002). Hal ini
terjadi karena air yang digunakan untuk memelihara udang mendapatkan
tambahan unsur hara dari proses pemupukan dan pemberian pakan. Pupuk yang
diaplikasikan untuk meningkatkan produksi fitoplankton dalam tambak biasanya
mengandung unsur nitrogen dan fosfor. Kemudian pakan juga dapat menjadi
penyumbang unsur hara ke dalam tambak apabila pemberiannya terlalu tinggi
(terutama pada tambak udang intensif), sehingga ada sebagian pakan yang tidak
termakan ikut terurai menjadi unsur hara bersama sisa metabolisme udang.
Dengan melihat kondisi di atas, maka mungkin saja terjadi pengayaan unsur hara
di perairan umum sekitar areal budidaya apabila air buangan tambak tidak
dikelola dengan baik.
Dampak negatif tersebut saat ini menjadi cerminan dari kegiatan budidaya
udang yang ada di Indonesia. Hal ini disebabkan profesionalisme sebagian besar
pelaku usaha budidaya udang di Indonesia masih rendah, sehingga banyak di
antara pelaku usaha budidaya tersebut yang belum memiliki kesadaran untuk tetap
menjaga kelestarian lingkungan di sekitar tambak udang mereka (Pemda Propinsi
Lampung, 2000).

PT. Centralpertiwi Bahari sebagai salah satu perusahaan

budidaya udang bertaraf internasional yang memiliki kesadaran dan komitmen
untuk melakukan usahanya secara berkesinambungan, telah melakukan langkah
alternatif dengan mengikuti regulasi kegiatan budidaya yang diatur oleh
Aquculture Certification Council (badan akreditasi akuakultur internasional).
Dalam usahanya

untuk

memenuhi persyaratan akreditasi tersebut,

PT.

Centralpertiwi Bahari telah membuat sebuah saluran pembuangan yang dapat

difungsikan sebagai saluran “

untuk mengurangi resiko pencemaran

lingkungan.
Saluran

yang dimaksud adalah suatu kanal dengan panjang lebih

dari 20 kilometer, mulai dari

(SO),

(MO), hingga

(CO) sebelum akhirnya mencapai perairan umum. Diharapkan air buangan
tambak sudah mengalami perbaikan kualitas di sepanjang saluran pembuangan
tersebut melalui proses sedimentasi, dekomposisi, sebelum akhirnya mengalami
pengenceran selama di dalam Central Outlet.

Penelitian ini dilakukan untuk

mengidentifikasi seberapa jauh air buangan tersebut diatas telah mengalami
perbaikan kualitas setelah melalui proses yang dimaksud.

/1 1

5
Studi ini dilakukan untuk mengkaji perbaikan kualitas air dimulai dari saat

pertama kali air buangan tambak dikeluarkan dari sistem tambak sampai dimana
badan perairan umum menerima air buangan tambak tersebut.

1

1/1
1/1/1

" %$!$" 7 '
2
Pada daerah beriklim tropis, suhu di perairan dipengaruhi oleh kondisi

cuaca,

, sirkulasi udara dan sumber aliran perairan.

Suhu memiliki

peranan yang penting bagi proses fisika, kimia dan biologi di suatu perairan.
Peningkatan suhu dapat menyebabkan peningkatan laju evaporasi, volatilisasi gas
dan reaksi.reaksi kimia di perairan. Kenaikan suhu perairan dapat menyebabkan
penurunan kelarutan gas di dalam air, termasuk gas O2 , CO2 , NH3, dan H2 S
(Haslam, 1995

Effendi, 2003).

Selain itu, peningkatan suhu juga dapat

menyebabkan peningkatan laju metabolisme dan respirasi.

Suhu yang sangat

ekstrim serta perubahannya dapat berdampak buruk bagi kehidupan organime
akuatik, baik secara langsung maupun tak langsung. Pada umumnya, di Indonesia
suhu dinyatakan dalam satuan derajat Celcius. Suhu air permukaan di perairan
Indonesia kita umumnya berkisar antara 28.31o C (Nontji, 1993).

1/1 1

!
Salinitas merupakan konsentrasi total dari seluruh ion terlarut di dalam air.

Ion penyusun tersebut terdiri dari natrium, kalium, kalsium, magnesium, klor,
sulfat, dan bikarbonat. Jumlah konsentrasi dari ketujuh ion tersebut merupakan 95
persen bagian dari total keseluruhan konsentrasi ion. ion terlarut dalam air (Boyd,
1992). Salinitas biasanya dinyatakan dalam satuan gram per kilogram atau bagian
per seribu. Salinitas adalah salah satu parameter yang memiliki peranan penting
di perairan pesisir dan estuari. Perubahan kondisi salintas secara permanen dapat
merubah tatanan ekosistem akuatik, terutama dalam hal keanekaragaman jenis dan
kelimpahan organisme (Canter, 1979).

Selain itu, Nontji (1993) menyatakan

bahwa salinitas memiliki peranan penting dalam kehidupan organisme, seperti
distribusi biota akuatik.
Menurut Effendi (2003), nilai salinitas perairan terbagi ke dalam 4
kelompok, yaitu perairan tawar dengan nilai salinitas kurang dari 0.5 0 /00 , perairan

payau berkisar antara 0.5 0 /00 – 30 0 /00 , perairan laut antara 31 0 /00 – 40 0 /00 , dan
perairan hipersalin berkisar antara 41 0 /00 – 80 0 /00 . Pada perairan estuari dan
pesisir nilai salinitas juga dipengaruhi oleh banyaknya air tawar yang masuk
melalui sungai.

1/181

# !

!$"

)$

!,!

Padatan tersuspensi total adalah material atau bahan.bahan berbentuk
suspensi di perairan yang tertahan oleh kertas saring dengan ukuran pori.pori 0.45
Im. Padatan tersuspensi tersebut terdiri dari lumpur, pasir halus dan serasah
organik (Effendi, 2003). Pada air buangan tambak, sumber padatan tersuspensi
berasal dari kikisan (

) daratan di sekitarnya serta bahan.bahan organik dari

dasar tambak akibat sisa pakan dan kotoran hewan budidaya.

Menurut Haslam

(1990), padatan tersuspensi dapat mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke
dalam kolom perairan, sehingga dapat mengganggu proses pertumbuhan dan
fotosintesis tumbuhan di perairan tersebut. Pada air buangan tambak, padatan
tersuspensi yang tinggi akan menyebabkan tingkat sedimentasi bahan organik di
perairan sekitar tambak lebih tinggi dari perairan alami. Menurut Boyd (1992),
tingginya tingkat sedimentasi pada perairan di sekitar tambak menyebabkan
terganggunya kehidupan organisme bentik di perairan tersebut. Selain itu dapat
menyebabkan kebutuhan oksigen biologis meningkat pada bagian dasar perairan.

1 1

" %$!$" ' %

1 1/1 )6
Menurut Tebbut (1992)

Effendi (2003), nilai pH yang terukur di

perairan menggambarkan konsentrasi ion hidrogen.

atau

didefinisikan sebagai logarima negatif dari aktivitas ion
hidrogen (Swingle, 1961 dan Mount, 1973

Boyd, 1982). Keberadaan ion

hidrogen di perairan dinyatakan dalam persamaan seperti di bawah ini.
pH = . log [H+ ] atau pH = log

1
[

+

]

Besarnya ion hidrogen dalam air dinyatakan dalam satuan g/liter.

Kemudian

diketahui bahwa konsentrasi ion hidrogen di dalam air murni yang netral adalah
1 × 10.7 g/liter.
Mackereth
nilai pH dapat

. (1989)

Effendi (2003) berpendapat bahwa besarnya

mempengaruhi toksisitas senyawa.senyawa

kimia

serta

mempengaruhi proses biokimiawi di perairan. Sebagian besar organisme akuatik
kurang toleran terhadap perubahan pH dan lebih menyukai perairan dengan
kisaran pH antara 7 sampai 8.5.

1 1 1

' ($ !$" " !
Jumlah konsentrasi oksigen terlarut yang terdapat di suatu perairan

bergantung kepada kondisi suhu dan salinitas perairan itu sendiri, serta aktifitas
turbulensi (agitasi) yang menyebabkan terjadinya difusi gas oksigen dari udara ke
dalam air.
harian.

Kadar oksigen terlarut di suatu perairan juga berfluktuasi secara

Faktor utama penyebab fluktuasi tersebut adalah aktivitas fotosintesis

tumbuhan (fitoplankton) dan respirasi organisme heterotrof (APHA, 1989).
Selain itu, aktifitas dekomposisi bahan organik juga dapat mengakibatkan
penurunan kadar oksigen dalam air (Nybakken, 1992).

Bahkan, konsentrasi

oksigen terlarut di suatu perairan dapat mencapai nilai nol jika jumlah bahan
organik yang didekomposisi terlalu banyak (Effendi, 2003). Menurut Goldman
dan Horne (1983), masuknya bahan organik ke dalam suatu perairan dapat
menyebabkan deplesi oksigen di perairan tersebut. Bila deplesi oksigen terjadi
dalam jangka waktu yang sangat lama, maka sebagian besar jenis organisme akan
hilang atau digantikan oleh organisme.organisme yang lebih toleran terhadap
kondisi tersebut. Hal ini dapat terjadi di perairan sentral outlet yang menerima
masukan bahan organik dari buangan air tambak.
Menurut McNeely

. (1979)

Effendi (2003), konsentrasi oksigen

terlarut di laut dapat mencapai 7 mg/liter pada suhu 25o C. Kemudian menurut
Boyd (1992), kadar oksigen terlarut yang baik untuk pertumbuhan organisme
akuatik adalah lebih dari 3.5 mg/liter, sedangkan konsentrasi oksigen terlarut
kurang dari 1.5 mg/liter dalam jangka waktu yang lama dapat bersifat
organisme akuatik.

bagi

1 181

$& ! 2

,' ($ & ,' % * 9

:;

Kebutuhan oksigen biokimia merupakan pendekatan pengukuran kadar
bahan organik dengan

melihat jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme aerobik dalam mengoksidasi bahan organik tersebut (Davis dan
Cornwell,

1991

Effendi,

2003).

Namun,

pengukuran BOD5

hanya

menggambarkan kadar bahan organik yang dapat terdekomposisi secara biologis
atau

.

Menurut Novotny dan Olem (1994), proses

dekomposisi biologis di perairan dapat mengubah bahan organik menjadi bagian
bagian yang lebih sederhana seperti air, karbondioksida, mineral, dan residu bahan
organik lain yang tidak dapat didekomposisi secara biologis (

).

Besarnya nilai BOD di perairan bergantung kepada tingginya konsentrasi
dari bahan organik itu sendiri serta faktor lain seperti suhu dan kepadatan
plankton (Boyd, 1988). Menurut Effendi (2003), perairan alami memiliki nilai
BOD antara 0.5 mg/liter sampai 7.0 mg/liter, sedangkan perairan dengan nilai
BOD lebih dari 10.0 mg/liter tergolong ke dalam perairan tercemar.

1 1.1

%,
Amonia di perairan berasal dari sisa metabolisme (eksresi) hewan dan

proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme.

Pada air buangan

tambak udang, keberadaaan amonia dihasilkan dari aktivitas ekskresi udang itu
sendiri dan proses dekomposisi bahan organik dari sisa pakan dan kotoran selama
pemeliharaan udang. Menurut Effendi (2003), sumber amonia lainnya di perairan
adalah gas nitrogen dari proses difusi udara yang tereduksi di dalam air.
Amonia di perairan dapat dijumpai dalam bentuk amonia total yang terdiri
dari amonia bebas (NH3 ) dan ion amonium (NH4 +). Kesetimbangan antara kedua
bentuk amonia di atas bergantung pada kondisi pH dan suhu perairan (Midlen dan
Redding, 2000). Berikut ini adalah bentuk kesetimbangan gas amonia dan ion
amonium di perairan:
NH3 + H2 O ↔ NH4+ + OH –
Amonia di perairan akan ditemukan lebih banyak dalam bentuk ion
amonium jika pH perairan kurang dari 7, sedangkan pada perairan dengan pH
lebih dari 7, amonia bebas atau amonia tak.terionisasi yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak (Novotny dan Olem, 1994). Menurut
Abel (1989), tingkat toksisitas amonia tak.terionisasi tergantung pada kondisi pH
dan suhu di suatu perairan, sehingga kenaikan nilai pH dan suhu menyebabkan
proporsi amonia bebas di perairan meningkat (Abel, 1989).

&$ /1 Hubungan konsentrasi amonia bebas (un.ionized NH3 ) dan amonia total
dalam persen (%) terhadap suhu dan pH (Effendi, 2003)
2
)6

<

0

8

8

7.0

0.60

0.7

0.81

0.95

8.0

5.71

6.55

7.52

8.77

9.0

3.71

41.23

44.84

49.02

10.0

85.82

87.52

89.05

90.58

Toksisitas amonia tak.terionisasi berbahaya bagi organisme akuatik,
khususnya bagi ikan (Effendi, 2003). Karena konsentrasi NH3 bebas yang tinggi
di perairan dapat menyebabkan kerusakan insang pada ikan. Selain itu tingginya
konsentrasi NH3 bebas dapat menyebabkan meningkatnya kadar amonia dalam
darah dan jaringan tubuh ikan, sehingga dapat mengurangi kemampuan darah
untuk mengangkut oksigen serta mengganggu kestabilan membran sel (Boyd,
1989). Menurut McNeely

. (1979)

Effendi (2003), kadar amonia pada

perairan alami tidak lebih dari 0.1 mg/liter. Kemudian jika konsentrasi amonia
tak.terionisasi lebih dari 0.2 mg/liter akan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
(Sawyer dan McCarty, 1978

1 1:1

Effendi, 2003).

!" !
Nitrat merupakan salah satu bentuk nitrogen di perairan yang dapat

dimanfaatkan oleh tumbuhan (fitoplankton dan alga) selain ion amonium dalam
menunjang proses pertumbuhan. Senyawa NO 3.N sangat mudah larut dalam air
dan bersifat stabil.

Nitrat nitrogen di perairan merupakan hasil dari proses

oksidasi nitrogen secara sempurna melalui proses nitrifkasi yang melibatkan
bakteri, diantaranya; bakteri
nitrit, dan bakteri

yang mengoksidasi amonia menjadi
yang mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Berikut ini

adalah proses oksidasi nitrogen menjadi nitrat:
Nitrosomonas

2NH3 + 3O2



2NO2. + 2H+ + 2H2 O

Nitrobacter

2NO2 . + O2



2NO3 .

Proses nitrifikasi sangat ditentukan oleh kondisi pH, suhu, kandungan oksigen
terlarut, kandungan bahan organik, dan aktivitas bakteri lain di perairan (Krenkel
dan Novotny, 1980

Novotny dan Olem, 1994).

Pada perairan yang tidak tercemar biasanya kadar nitrat lebih tinggi dari
kadar amonium.

Kadar NO 3.N pada perairan alami biasanya tidak pernah

melebihi nilai 0.1 mg/liter. Kadar NO 3.N di perairan mencapai nilai 0.2 mg/liter
dapat menyebabkan eutrofikasi yang berakibat pada tumbuh pesatnya fitoplankton
dan alga. Terjadinya pencemaran antropogenik dapat digambarkan apabila kadar
nitrat di perairan lebih dari 5 mg/liter (Davis dan Cornwell, 1991

Effendi,

2003). Kadar nitrat di perairan dapat dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan
tingkat penyuburannya; kadar nitrat antara 0 mg/liter hingga 1 mg/liter untuk
perairan oligotrofik; kadar nitrat antara 1 mg/liter hingga 5 mg/liter untuk perairan
mesotrofik; dan kadar nitrat 5 mg/liter hingga 50 mg/liter untuk perairan eutrofik
(Wetzel, 2001).

1 1