Penentuan Dosis Optimum Pemupukan N, P, Dan K Pada Sorgum (Sorghum Bicolor [L] Moench) Dengan Metode Multinutrient Response

PENENTUAN DOSIS OPTIMUM PEMUPUKAN N, P, DAN K
PADA SORGUM (Sorghum bicolor [L.] Moench) DENGAN
METODE MULTINUTRIENT RESPONSE

RATNA SUMINAR

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Penentuan Dosis Optimum
Pemupukan N, P, dan K pada Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) dengan Metode
Multinutrient Response adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016
Ratna Suminar
NIM A252130131

RINGKASAN
RATNA SUMINAR. Penentuan Dosis Optimum Pemupukan N, P, dan K pada
Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) dengan Metode Multinutrient Response.
Dibimbing oleh SUWARTO dan HENI PURNAMAWATI.
Sorghum bicolor adalah nama ilmiah dari sorgum yang merupakan salah
satu tanaman pangan. Semua bagian dari biji sampai akar tanaman sorgum dapat
dimanfaatkan. Selain itu, tanaman ini memiliki daya adaptasi yang luas tetapi
produksinya masih rendah sebesar 1-3.5 ton ha-1 di Indonesia. Namun, budidaya
sorgum di Indonesia masih terbatas karena kurangnya informasi mengenai manfaat,
benih bermutu, dan teknologi budidaya. Salah satu yang menjadi perhatian adalah
pemberian pemupukan yang tepat untuk meningkatkan produksi dan memberikan
keuntungan yang maksimum. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pilihan
rekomendasi dosis pupuk N, P, dan K yang optimum dan dosis maksimum pupuk
N, P, dan K agar pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum maksimum.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2015 di lahan

Cikarawang, Darmaga, Bogor dengan metode multinutrient response. Masingmasing percobaan untuk N, P dan K dievaluasi dengan tingkat dosis pupuk berbeda
dengan rancangan kelompok lengkap teracak sebanyak tiga ulangan. Dosis pupuk
yang digunakan adalah 0, 50, 100, 150, dan 200% dari dosis acuan (100% N = 120
kg ha-1 N, 100% P = 36 kg ha-1 P2O5, 100% K = 90 kg ha-1 K2O). Aplikasi pupuk N
dan K diberikan tiga tahap yaitu 40% saat tanam, 30% saat 30 HST dan 30% saat
45 HST. Pupuk P diberikan satu tahap yaitu 100% saat tanam. Panen dilakukan saat
berumur 100-101 HST.
Hasil relatif dari sorgum (y) mengalami peningkatan secara kuadratik
dengan persamaan y = -0.0015x2 + 0.4011x + 67.571 untuk N, y = -0.0012x2 +
0.2917x + 78.457 untuk P2O5 dan y = -0.001x2 + 0.2777x + 74.457 untuk K2O.
Dosis maksimum yang didapatkan adalah 160.4 N ; 43.7 P2O5 ; 124.9 K2O kg ha-1.
Pilihan rekomendasi berdasarkan ambang batas P (tanpa P) adalah 36.7 N ; 0.0
P2O5 ; 13.7 K2O kg ha-1, ambang batas K (tanpa K) adalah 22.0 N ; 0.0 P2O5 ; 0.0
K2O kg ha-1, dan tidak diperlukan pupuk untuk ambang batas N. Dosis pupuk
optimum berdasarkan hasil yang dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan
berdasarkan analisis ekonomi sehingga dosis optimum menjadi 160.4 N ; 43.7
P2O5 ; 124.9 K2O kg ha-1.
.
Kata kunci: dosis ambang batas, dosis rekomendasi, hasil relatif


SUMMARY
RATNA SUMINAR. Determination of N, P, and K Fertilizer Optimum Rates for
Sorghum (Sorghum bicolor [L.] Moench) with Multinutrient Response Method.
Supervised by SUWARTO and HENI PURNAMAWATI.
Sorghum bicolor is one of cerealia crops. All parts of sorghum can be
utilized. This plant has wide adaptability but the productivity of sorghum in
Indonesia is still low arround 1-3.5 tonnes ha-1. Moreover, the information about
the benefits, quality of seeds and cultivation technology are also limited. One that
should be concerned is the application of the proper fertilization to increase the
productivity and to reach maximum benefit. This research aimed to evaluate the
maximum and optimum rates of N, P and K fertilizers
The research was conducted in Cikarawang field, Darmaga, Bogor from
March to July 2015 with multinutrient response method. Each experiment evaluated
the different rates of N, P or K fertilizer with randomized complete block design
with three replications. The fertilizer rates were 0, 50, 100, 150, and 200% of
recommendation rate (100% N = 120 kg ha-1 N, 100% P = 36 kg ha-1 P2O5, 100%
K = 90 kg ha-1 K2O). Application of fertilizer N and K were given in three times
split application; the first was 40 % applied at planting, then 30 % at 30 days after
planting and 30 % at 45 days after planting. P fertilizer was given 100 % at planting.
Sorghum was harvested when 100-101 days after planting.

The result showed relative yields of sorghum increased quadratically based
on y = -0.0015x2 + 0.4011x + 67.571 for N, y = -0.0012x2 + 0.2917x + 78.457 for
P2O5 and y = -0.001x2 + 0.2777x + 74.457 for K2O. The maximum rate for each
nutrient combination was 160.4 N ; 43.7 P2O5 ; 124.9 K2O kg ha-1. Fertilizer
recomendation based on P threshold (no P) was 36.7 N ; 0.0 P2O5 ; 13.7 K2O kg
ha-1, K threshold (no K) was 22.0 N ; 0.0 P2O5 ; 0.0 K2O kg ha-1, and no fertilizer
needed on N threshold. The optimum rate of fertilizer based on the yield vs. cost
rule therefore, the most economical recommendation would be 160.4 N ; 43.7 P2O5 ;
124.9 K2O kg ha-1.
Keywords: recommendation rate, relative yield, threshold rate

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB


PENENTUAN DOSIS OPTIMUM PEMUPUKAN N, P, DAN K
PADA SORGUM (Sorghum bicolor [L.] Moench) DENGAN
METODE MULTINUTRIENT RESPONSE

RATNA SUMINAR

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Agronomi dan Hortikultura

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji Luar Komisi Ujian Tesis : Dr Ir Iskandar Lubis, MS

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah, rahmat,
dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2015 ini ialah pemupukan,
dengan judul Penentuan Dosis Optimum Pemupukan N, P, dan K pada Sorgum
(Sorghum bicolor [L.] Moench) dengan Metode Multinutrient Response.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
1. Dr Ir Suwarto MSi dan Dr Ir Heni Purnamawati MScAgr selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama
penelitian dan penulisan tesis.
2. Dr Ir Iskandar Lubis MS selaku dosen penguji luar komisi dan Dr Ir Maya
Melati MS MSc sebagai ketua jurusan program studi Agronomi dan
Hortikultura yang telah memberikan pengarahan dan saran yang
membangun agar penulisan tesis ini lebih baik lagi.
3. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atas beasiswa BPPDN 2013.
4. Keluarga tercinta Papah, Mamah, Rani, Sheila, Dewi dan Mas Fauzi atas
segala doa, cinta, semangat, bantuan, perhatian, dan kasih sayangnya
selama ini.
5. Bapak Bastari dan Amran di Desa Cikarawang
6. Teman-teman seperjuangan (Firmansyah Aznur SP, Meisilva Erona SP,
Yuniarti SP, Novita MZ SPi MSi, Amik Choirul Afidah SSi, Ratih

Rahhutami SP MSi, Arinal Haq Izzawati N SP dan Rista Delyani SP) atas
bantuan dan kebersamaan selama ini.
7. Teman terbaik yang selalu memberikan semangat, belajar dan berkeluh
kesah Ari Kurniawati SP atas segalanya selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2016
Ratna Suminar

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

ix
ix
ix

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian

Hipotesis Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
1
3
3
3
4

2 TINJAUAN PUSTAKA
Sorgum ( Sorghum bicolor [L.] Moench)
Rekomendasi Pemupukan
Pemupukan N, P, dan K

5
5
6
7


3 METODE
Tempat dan Waktu
Bahan
Alat
Prosedur Percobaan
Pelaksanaan Percobaan
Analisis Data

8
8
9
9
9
10
14

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Tanah Awal
Kondisi Umum

Analisis Tanah Akhir
Pertumbuhan Vegetatif Sorgum
Korelasi Karakter Agronomi Terhadap Bobot Biji Setiap 2.25 m2
Hasil Panen
Rekomendasi Pemupukan N, P, dan K pada Sorgum

15
15
16
16
17
21
24
28

5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

34

34
34

DAFTAR PUSTAKA

34

LAMPIRAN

39

RIWAYAT HIDUP

45

DAFTAR TABEL
1 Percobaan paralel pemupukan N, P, dan K
2 Peubah pengamatan percobaan N, P, dan K
3 Hasil analisis tanah awal di lahan Cikarawang
4 Hasil analisis tanah akhir pada lokasi percobaan pemupukan sorgum
5 Pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter batang
6 Pertumbuhan indeks luas daun, kadar hara N, P, K daun dan jumlah daun
7 Hasil uji korelasi karakter agronomi dengan bobot biji per 2.25 m2
8 Persamaan hubungan antara peubah vegetatif yang memiliki korelasi
9 Persamaan respon karakter vegetatif terhadap berbagai dosis N, P, dan K
10 Pengaruh dosis N, P, K terhadap bobot brangkasan saat panen
11 Hasil panen berupa bobot biji, bobot 1000 butir, dan produktivitas
12 Persamaan respon bobot brangkasan dan bobot biji hasil panen terhadap
berbagai dosis N, P, dan K
13 Pilihan rekomendasi pemupukan dan kebutuhan pupuk
14 Asumsi yang digunakan pada analisis ekonomi
15 Biaya yang dikeluarkan untuk pupuk berdasarkan pilihan rekomendasi
16 Analisis ekonomi penggunaan pupuk
17 Analisis ekonomi penjualan sorgum

9
11
15
17
18
20
22
22
23
25
26
27
29
31
32
32
32

DAFTAR GAMBAR
1 Bagan alir penelitian penetapan dosis pupuk N, P, dan K pada sorgum
4
2 Penyungkupan malai
11
3 Jumlah curah hujan (a), rata-rata suhu (b), kelembaban (c), dan intensitas
radiasi matahari (d) setiap minggu dari 31 Maret sampai dengan 14 Juli 2015
yang diambil dari BMKG Stasiun Klimatologi Darmaga, Bogor
16
2
4 Grafik hasil relatif bobot biji per 2.25 m percobaan N (a), grafik hasil
relatif bobot biji per 2.25 m2 percobaan P (b), grafik hasil relatif bobot biji
per 2.25 m2 percobaan K (c)
29

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Deskripsi varietas Numbu
Kriteria kondisi tanah
Cara membaca grafik persamaan kuadrat tiap perlakuan
Cara konversi kebutuhan N, P2O5 dan K2O dalam kebutuhan pupuk urea,
SP36 dan KCl
5 Biaya pupuk urea, SP36, KCl
6 Cara perhitungan analisis ekonomi pilihan rekomendasi sorgum
7 Cara perhitungan analisis ekonomi penjualan produk sorgum

40
41
42
42
42
42
42

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sorgum merupakan tanaman serealia yang memiliki banyak manfaat dari
semua bagian tanamannya. Tepung sorgum yang diolah dari biji dapat
mensubstitusi tepung terigu pada berbagai olahan produk seperti kue kering 5075%, kue 30-50%, roti 20-25%, dan mie 10-15% dengan kandungan protein yang
lebih tinggi dari beras dan jagung (Suarni 2004). Limbah batang dan daun segar
sorgum sebagai pakan ternak dengan nutrisi yang lebih baik daripada rumput gajah
(Supriadi dan Musofie 2005). Bagian akar dapat digunakan sebagai bioherbisida
dan obat herbal (Weston et al. 2013, Zhou et al. 2013). Sorgum memiliki daya
adaptasi yang luas dan sangat tahan terhadap kondisi lahan marginal seperti
kekeringan, lahan masam, lahan salin, dan lahan alkalin (FAO 2002). Namun
demikian, sorgum dapat tumbuh baik dengan syarat tumbuh yang diperlukan
meliputi suhu rata-rata tahunan 25-30oC, bulan kering ( F0.01, maka terima H1 pada taraf nyata 1%
Fhitung < F0.05, maka terima H0
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan perbedaan yang nyata, maka
dilanjutkan dengan uji lanjut kontras polinomial ortogonal. Data dianalisis
menggunakan perangkat olah data.
Penentuan optimum N, P, dan K dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
1. Hasil relatif
Hasil relatif adalah hasil dari perlakuan dibandingkan hasil tertinggi yang diperoleh
dari percobaan khususnya untuk peubah pengamatan hasil biji kering per per 2.25
m2
Hasil relatif =

��

����

x 100%

Yi
= hasil pada perlakuan N, P dan K ke-i
Ymax = hasil maksimum pada status hara N, P dan K
2. Penentuan pilihan rekomendasi
Penentuan pilihan rekomendasi dievaluasi pada akhir penelitian
menggunakan pendekatan multinutrient response (Jannah 2012; Rohmawati 2013)
berdasarkan bobot biji per 2.25 m2. Pendekatan ini digunakan untuk menentukan
rekomendasi pemupukan menggunakan model kuadratik dari beberapa percobaan
pemupukan.

15
Data hasil relatif yang diperoleh dibuat persamaan kuadrat, kemudian
dibaca secara bersama-sama untuk menentukan pilihan rekomendasi. Terdapat
empat pilihan rekomendasi. Pilihan pertama yaitu berdasarkan pemupukan
maksimum. Tiga pilihan rekomendasi yang lain adalah berdasarkan ambang batas
pemakaian pupuk N, P, dan K.
Dosis pemupukan maksimum dapat diketahui dengan menggunakan model
regresi kuadratik
y = ax2 + bx + c
dengan y = nilai relatif tanaman, x = dosis pupuk, dan a,b,c = konstanta. Penentuan
dosis pupuk maksimum dilakukan dengan menggunakan rumus turunan dari
persamaan regresinya: dy/dx= 2a + xb = 0; x = -b/2a. (Sastrosupadi 2010).
Evaluasi ekonomi dilakukan untuk menentukan pilihan rekomendasi paling
optimum. Pilihan rekomendasi yang paling optimum merupakan pilihan yang
memiliki biaya relatif per satuan hasil relatif terkecil (Jannah 2012).

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Tanah Awal
Hasil analisis tanah awal yang digunakan dalam percobaan dapat dilihat
pada Tabel 3. Jenis tanah pada lokasi percobaan tergolong tanah latosol, bertekstur
debu, dengan kandungan pasir 2%, debu 91%, dan liat 7%. Tanah ini tergolong
masam dengan pH H2O 5.5. Tanaman sorgum tumbuh dengan baik pada pH 6.5
maka perlu pengapuran sebanyak 930 kg ha-1 berdasarkan cara titrasi.
Tabel 3 Hasil analisis tanah awal di lahan Cikarawang
Sifat tanah
pH
C-organik (%)
N (%)
C/N
P2O5 Bray (ppm)
K2O Morgan (ppm)
KTK
Ca (me/100g)
Mg (me/100g)
K (me/100g)
Na (me/100g)
Kejenuhan basa (%)

Nilai uji tanah
5.5
1.99
0.24
8
18.2
100
11.35
5.53
1.87
0.20
0.01
67

Status
Masam
Rendah
Sedang
Rendah
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Tinggi

Kriteria kandungan hara tanah berdasarkan Balai Penelitian Tanah dapat
dilihat pada Lampiran 2. Secara umum tingkat kesuburan tanah pada lahan
percobaan tergolong sedang sehingga dengan adanya penambahan pupuk
diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi sorgum.

16
Kondisi Umum
Berdasarkan data iklim yang diperoleh dari Badan Meteorogi dan
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga, Bogor
menunjukkan bahwa penelitian dilaksanakan pada musim kering dengan jumlah
curah hujan bulanan kurang dari 200 mm. Suhu, kelembaban udara dan intensitas
penyinaran matahari mingguan rata-rata berturut-turut sebesar 25-27oC, 75-85%
dan 328.06 kalori cm-2 hari-1 (Gambar 3).
a. Curah hujan

b.Suhu
26
Suhu (OC)

Jumlah curah hujan mingguan
(mm)

27
140
120
100
80
60
40
20
0

24
23
22

1 3 5 7 9 11 13 15
MST
(Minggu Setelah Tanam)

c. Kelembaban

1

88
86
84
82
80
78
76
74
72
70
1

3

3

5

7 9 11 13 15
MST
(Minggu Setelah Tanam)

d. Intensitas radiasi matahari
Intensitas radiasi matahari
(kalori/cm2)

Kelembaban (%)

25

5

7 9 11 13 15
Umur
(Minggu Setelah Tanam)

360
350
340
330
320
310
300
290
280
270
260
1 3 5 7 9 11 13 15
Umur
(Minggu Setelah Tanam)

Gambar 3 Jumlah curah hujan (a), rata-rata suhu (b), kelembaban (c), dan intensitas
radiasi matahari (d) setiap minggu dari 31 Maret sampai dengan 14 Juli
2015 yang diambil dari BMKG Stasiun Klimatologi Darmaga, Bogor
Beberapa tanaman sorgum di lokasi penelitian rebah pada masa vegetatif.
Kondisi ini sejalan dengan penelitian Sutrisna et al (2013) yang melaporkan
varietas Numbu memiliki karakter genotip tinggi tanaman yang tinggi dengan
batang yang kecil sehingga mudah rebah, berbeda dengan deskripsi yang
menyatakan varietas Numbu tahan rebah. Selain itu, penyebab rebah di lokasi

17
penelitian karena curah hujan yang tinggi disertai angin yang kencang pada saat 7
MST sehingga teknik pembumbunan yang baik perlu dilakukan untuk
meminimalisir terjadinya rebah. Peningkatan jumlah populasi juga perlu
diperhatikan dalam penanaman sehingga selain mengurangi persaingan unsur hara
dan kompetisi cahaya matahari yang menyebabkan tanaman mengalami etiolasi.
Hal ini diduga dari tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan tinggi yang
terdapat pada deskripsi sorgum sebagai bentuk adaptasi tanaman untuk tetap
mendapatkan sinar matahari agar fotosintesis tetap berjalan dengan lancar. Sorgum
merupakan tipe tanaman C4 yang membutuhkan sinar matahari penuh untuk proses
fotosintesisnya. Namun demikian, penambahan jumlah tanaman menjadi dua
tanaman per lubang pada penelitian ini masih dapat meningkatkan produktivitas.
Analisis Tanah Akhir
Hasil analisis tanah pada akhir penelitian pada Tabel 4 menunjukkan bahwa
kandungan hara N, P dan K mengalami kenaikan nilai meskipun dengan kriteria
yang sama dibandingkan sebelum aplikasi pupuk. Hasil ini menunjukkan bahwa
pemberian pupuk N, P dan K dapat menambah ketersediaan hara dalam tanah.
Ketersediaan hara tanah N tergolong kriteria tanah rendah sampai sedang.
Ketersediaan hara tanah P tergolong kriteria tanah tinggi sampai sangat tinggi.
Ketersediaan hara tanah K tergolong kriteria tanah tinggi sampai sangat tinggi.
Tabel 4 Hasil analisis tanah akhir pada lokasi percobaan pemupukan sorgum
Perlakuan
(%)
N0
N50
N100
N150
N200
P0
P50
P100
P150
P200
K0
K50
K100
K150
K200

Kandungan akhir N,P,K Tanah
N (%) P (ppm) K (ppm)
N (%)
0.22
17.33
436.67
Sedang
0.19
21.00
232.00
Rendah
0.23
16.67
174.00
Sedang
0.23
16.67
303.00
Sedang
0.24
17.00
312.33
Sedang
0.22
12.33
215.33
Sedang
0.24
13.33
137.67
Sedang
0.33
27.67
165.00
Sedang
0.22
22.00
197.33
Sedang
0.24
26.00
152.33
Sedang
0.27
21.67
51.33
Sedang
0.25
19.00
104.00
Sedang
0.24
19.67
408.33
Sedang
0.20
20.33
385.00
Rendah
0.21
19.67
280.00
Sedang

Status
P (ppm)
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Tinggi
Tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi

K (ppm)
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi

Pertumbuhan Vegetatif Sorgum
Peningkatan dosis N sebanyak 0-200% dari acuan menunjukkan bahwa
respon tinggi tanaman adalah kuadratik di awal pertumbuhan setelah itu sampai 14
MST linier. Peningkatan dosis N sebanyak 0-200% dari acuan terlihat bahwa
respon diameter batang tanaman adalah kuadratik dari awal hingga akhir

18
pertumbuhan. Peningkatan secara linier menunjukkan bahwa penambahan dosis
antara 0 sampai 200% dari acuan masih meningkatkan karakter vegetatif tanaman,
belum terdapat nilai maksimum yang dapat dicapai. Peningkatan secara kuadratik
menunjukkan bahwa penambahan dosis 0-200% memiliki nilai maksimum pada
suatu titik antara dosis 0 sampai 200%. Salah satu contoh karakter yang memiliki
peningkatan secara kuadratik adalah karakter tinggi tanaman sorgum dengan
pengaruh perlakuan dosis antara 0% sampai 150% dari acuan pada percobaan N
tanaman terus mengalami peningkatan dan perlakuan yang menghasilkan tinggi
maksimum pada saat tanaman berumur 6 MST dengan perlakuan dosis 150% N
yaitu 184 cm kemudian dengan penambahan dosis menjadi perlakuan 200% tinggi
tanaman hanya mencapai 146 cm seperti yang disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter batang
Perlakuan
(%)
N0
N50
N100
N150
N200
Pr>F
Pola Respont
P0
P50
P100
P150
P200
Pr>F
Pola Respont
K0
K50
K100
K150
K200
Pr>F
Pola Respont

6 MST
126
140
177
184
146
0.0090
Q**
165
162
169
183
192
0.4345
tn
164
181
185
187
186
0.2206
tn

Tinggi (cm)
8 MST
14 MST
197
207
234
240
226
0.0141
L*
229
224
229
244
240
0.0151
L*
222
234
241
245
238
0.4081
tn

202
211
238
244
229
0.0129
L*
232
226
232
248
243
0.0141
L*
226
237
245
247
241
0.2094
tn

Diameter (cm)
6 MST
8 MST
14 MST
0.96
1.17
1.30
1.52
1.19