Effects of land use on diversity of coprophagous beetles (Coleoptera: Scarabaeidae) and dung decomposition: a case study at the forest margin of lore lindu national park, Central Sulawes
ABSTRAK
SHAHABUDDIN.
Pengaruh
Tipe
Pengguaaan
Lahan
Terhadap
Keaaekaragaman Kumbang Koprofagus (Coleoptera: Scarabaeidae) dan
Dekomposisi Kotoran Hewan: Studi Kasus Pada Pinggiraa Hutan di Tarnan
Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Dibimbing oleh Sjafrida Manuwoto
sebagai Ketua dan Puraama Hidayat, Christian H. Schulze dan Woro A.
Noerdjito sebagai Anggota.
Penelitian tentang pengaruh tipe penggunaan lahan terhadap keanekaragaman
dan peran kumbang koprofagus (Coleoptera: Scarabaeidae) dalam dekomposisi
kototan hewan telah dilakukan di Pinggiran Taman Nasional tore Lindu (TNLL),
Sulawesi Tengah. Sampel dicuplik pada 6 tipe habitat yang meliputi hutan alam,
agroforestri kakao dan daerah terbuka disekitar desa Toro, Lembah Kulawi pada
bagian barat TNeL pada bulan Maret sampai dengan November 2005. Selain itu
dilakukan juga perbandingan data Toro dengan data yang dikoleksi di sekitar Lernbah
Napu yang terletak pada bagian selatan TNLL. Penelitian difokuskan pada tiga aspek
utama yaitu: (1) pengaruh tipe habitat dan jenis kotoran terhadap keanekaragaman dart
komposisi spesies kumbang koprofagus; (2) sumbangan relatif sistem penwnaan
lahan dan bentang alam terhadap keanekaragaman kumbang koprofagus; (3) laju
penguraian kotoran hewan pada berbagai t i p habitat d m pengaruh kekayaan spesies,
komposisi spesies dan ukuran tubuh kumbang koprophagus terhadap penguraian
kotoran hewan.
Untuk rnengoleksi kumbang, sebanyak 10 buah perangkap jebak yang
menggunakan kotoran sapi dan anoa sebagai urnpan dip&ang pa& setiap
penelitian. Selain itu diletakkan 12 turnpukan kotoran sapi dengan berat yang sama di
setiap petak penelitian untuk menganalisis tingkat penguraian kotoran hewan pada
setiap tipe habitat. Penelitian di laboratorium dilakukan untuk mengetahui peran
kumbang koprophagus dalam penguraian kotoran hewan d m peningkatan kesuburan
tanah. Kandungan total nitrogen, fosfor, kalium, bahan organik serta C/N rasio tanah
diukur untuk rnengetahui pengaruh penguraian kotoran hewan terhadap kesuburan
tanah.
Secara keseluruhan sebanyak i429 spesimen kumbang koprophagus yang
dikoleksi
terdiri atas 28 spesies dari lima genus (didomin& oleh genus 0nrh~~hag-m)
di desa Toro, lembah Kulawi. Sebanyak 26 spesies dikoleksi dari perangkap berumpan
kotoran sapi dan 24 spesies dari yang menggunakan kotoran anoa. Tipe habitat
berpengaruh nyata terhadap kekayaan dan komposisi spesies kumbang koprofagus.
Kekayaan spesies, kelimpahan, biomassa dan proporsi kumbang berukuran besar
menurun dari hutan alam ke agroforestri kakao dan daerah terbuka. Meskipun
demikian perbedaan yang nyata hanya ditemukan antara hutan alam dan daerah
terbuka. Tingginya kemiripan komunitas kumbang koprofagus pada h ~ t a nalam dan
agroforestri kakao nampaknya dapat menggambarkan tingginya kemiripan peubah
habitat seperti struktur vegetasi dm iklim mikro. ~ebaiiknya,komposisi spesies pada
daerah terbuka sangat berbeda dengan kedua tipe habitat tersebut. Meskipun beberapa
spesies hanya ditemukan pada tipe habitat tertentu, umumnya rnereka lebih bersifat
"generalist" karena dapat ditemukan pada seluruh t i p habitat. Selain itu harnpir semua
spesies tidak rnenunjukkan preferensi yang ekstrim terhadap jenis kotoran tertentu.
Data dari lembah Kulawi dan Napu menunjukkan pentingnya skafa ruang
dalam analisis keanekaragaman hayati. Walaupun hutan alam memberikan sumbangan
ABSTRAK
SHAHABUDDIN.
Pengaruh
Tipe
Pengguaaan
Lahan
Terhadap
Keaaekaragaman Kumbang Koprofagus (Coleoptera: Scarabaeidae) dan
Dekomposisi Kotoran Hewan: Studi Kasus Pada Pinggiraa Hutan di Tarnan
Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Dibimbing oleh Sjafrida Manuwoto
sebagai Ketua dan Puraama Hidayat, Christian H. Schulze dan Woro A.
Noerdjito sebagai Anggota.
Penelitian tentang pengaruh tipe penggunaan lahan terhadap keanekaragaman
dan peran kumbang koprofagus (Coleoptera: Scarabaeidae) dalam dekomposisi
kototan hewan telah dilakukan di Pinggiran Taman Nasional tore Lindu (TNLL),
Sulawesi Tengah. Sampel dicuplik pada 6 tipe habitat yang meliputi hutan alam,
agroforestri kakao dan daerah terbuka disekitar desa Toro, Lembah Kulawi pada
bagian barat TNeL pada bulan Maret sampai dengan November 2005. Selain itu
dilakukan juga perbandingan data Toro dengan data yang dikoleksi di sekitar Lernbah
Napu yang terletak pada bagian selatan TNLL. Penelitian difokuskan pada tiga aspek
utama yaitu: (1) pengaruh tipe habitat dan jenis kotoran terhadap keanekaragaman dart
komposisi spesies kumbang koprofagus; (2) sumbangan relatif sistem penwnaan
lahan dan bentang alam terhadap keanekaragaman kumbang koprofagus; (3) laju
penguraian kotoran hewan pada berbagai t i p habitat d m pengaruh kekayaan spesies,
komposisi spesies dan ukuran tubuh kumbang koprophagus terhadap penguraian
kotoran hewan.
Untuk rnengoleksi kumbang, sebanyak 10 buah perangkap jebak yang
menggunakan kotoran sapi dan anoa sebagai urnpan dip&ang pa& setiap
penelitian. Selain itu diletakkan 12 turnpukan kotoran sapi dengan berat yang sama di
setiap petak penelitian untuk menganalisis tingkat penguraian kotoran hewan pada
setiap tipe habitat. Penelitian di laboratorium dilakukan untuk mengetahui peran
kumbang koprophagus dalam penguraian kotoran hewan d m peningkatan kesuburan
tanah. Kandungan total nitrogen, fosfor, kalium, bahan organik serta C/N rasio tanah
diukur untuk rnengetahui pengaruh penguraian kotoran hewan terhadap kesuburan
tanah.
Secara keseluruhan sebanyak i429 spesimen kumbang koprophagus yang
dikoleksi
terdiri atas 28 spesies dari lima genus (didomin& oleh genus 0nrh~~hag-m)
di desa Toro, lembah Kulawi. Sebanyak 26 spesies dikoleksi dari perangkap berumpan
kotoran sapi dan 24 spesies dari yang menggunakan kotoran anoa. Tipe habitat
berpengaruh nyata terhadap kekayaan dan komposisi spesies kumbang koprofagus.
Kekayaan spesies, kelimpahan, biomassa dan proporsi kumbang berukuran besar
menurun dari hutan alam ke agroforestri kakao dan daerah terbuka. Meskipun
demikian perbedaan yang nyata hanya ditemukan antara hutan alam dan daerah
terbuka. Tingginya kemiripan komunitas kumbang koprofagus pada h ~ t a nalam dan
agroforestri kakao nampaknya dapat menggambarkan tingginya kemiripan peubah
habitat seperti struktur vegetasi dm iklim mikro. ~ebaiiknya,komposisi spesies pada
daerah terbuka sangat berbeda dengan kedua tipe habitat tersebut. Meskipun beberapa
spesies hanya ditemukan pada tipe habitat tertentu, umumnya rnereka lebih bersifat
"generalist" karena dapat ditemukan pada seluruh t i p habitat. Selain itu harnpir semua
spesies tidak rnenunjukkan preferensi yang ekstrim terhadap jenis kotoran tertentu.
Data dari lembah Kulawi dan Napu menunjukkan pentingnya skafa ruang
dalam analisis keanekaragaman hayati. Walaupun hutan alam memberikan sumbangan
SHAHABUDDIN.
Pengaruh
Tipe
Pengguaaan
Lahan
Terhadap
Keaaekaragaman Kumbang Koprofagus (Coleoptera: Scarabaeidae) dan
Dekomposisi Kotoran Hewan: Studi Kasus Pada Pinggiraa Hutan di Tarnan
Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Dibimbing oleh Sjafrida Manuwoto
sebagai Ketua dan Puraama Hidayat, Christian H. Schulze dan Woro A.
Noerdjito sebagai Anggota.
Penelitian tentang pengaruh tipe penggunaan lahan terhadap keanekaragaman
dan peran kumbang koprofagus (Coleoptera: Scarabaeidae) dalam dekomposisi
kototan hewan telah dilakukan di Pinggiran Taman Nasional tore Lindu (TNLL),
Sulawesi Tengah. Sampel dicuplik pada 6 tipe habitat yang meliputi hutan alam,
agroforestri kakao dan daerah terbuka disekitar desa Toro, Lembah Kulawi pada
bagian barat TNeL pada bulan Maret sampai dengan November 2005. Selain itu
dilakukan juga perbandingan data Toro dengan data yang dikoleksi di sekitar Lernbah
Napu yang terletak pada bagian selatan TNLL. Penelitian difokuskan pada tiga aspek
utama yaitu: (1) pengaruh tipe habitat dan jenis kotoran terhadap keanekaragaman dart
komposisi spesies kumbang koprofagus; (2) sumbangan relatif sistem penwnaan
lahan dan bentang alam terhadap keanekaragaman kumbang koprofagus; (3) laju
penguraian kotoran hewan pada berbagai t i p habitat d m pengaruh kekayaan spesies,
komposisi spesies dan ukuran tubuh kumbang koprophagus terhadap penguraian
kotoran hewan.
Untuk rnengoleksi kumbang, sebanyak 10 buah perangkap jebak yang
menggunakan kotoran sapi dan anoa sebagai urnpan dip&ang pa& setiap
penelitian. Selain itu diletakkan 12 turnpukan kotoran sapi dengan berat yang sama di
setiap petak penelitian untuk menganalisis tingkat penguraian kotoran hewan pada
setiap tipe habitat. Penelitian di laboratorium dilakukan untuk mengetahui peran
kumbang koprophagus dalam penguraian kotoran hewan d m peningkatan kesuburan
tanah. Kandungan total nitrogen, fosfor, kalium, bahan organik serta C/N rasio tanah
diukur untuk rnengetahui pengaruh penguraian kotoran hewan terhadap kesuburan
tanah.
Secara keseluruhan sebanyak i429 spesimen kumbang koprophagus yang
dikoleksi
terdiri atas 28 spesies dari lima genus (didomin& oleh genus 0nrh~~hag-m)
di desa Toro, lembah Kulawi. Sebanyak 26 spesies dikoleksi dari perangkap berumpan
kotoran sapi dan 24 spesies dari yang menggunakan kotoran anoa. Tipe habitat
berpengaruh nyata terhadap kekayaan dan komposisi spesies kumbang koprofagus.
Kekayaan spesies, kelimpahan, biomassa dan proporsi kumbang berukuran besar
menurun dari hutan alam ke agroforestri kakao dan daerah terbuka. Meskipun
demikian perbedaan yang nyata hanya ditemukan antara hutan alam dan daerah
terbuka. Tingginya kemiripan komunitas kumbang koprofagus pada h ~ t a nalam dan
agroforestri kakao nampaknya dapat menggambarkan tingginya kemiripan peubah
habitat seperti struktur vegetasi dm iklim mikro. ~ebaiiknya,komposisi spesies pada
daerah terbuka sangat berbeda dengan kedua tipe habitat tersebut. Meskipun beberapa
spesies hanya ditemukan pada tipe habitat tertentu, umumnya rnereka lebih bersifat
"generalist" karena dapat ditemukan pada seluruh t i p habitat. Selain itu harnpir semua
spesies tidak rnenunjukkan preferensi yang ekstrim terhadap jenis kotoran tertentu.
Data dari lembah Kulawi dan Napu menunjukkan pentingnya skafa ruang
dalam analisis keanekaragaman hayati. Walaupun hutan alam memberikan sumbangan
ABSTRAK
SHAHABUDDIN.
Pengaruh
Tipe
Pengguaaan
Lahan
Terhadap
Keaaekaragaman Kumbang Koprofagus (Coleoptera: Scarabaeidae) dan
Dekomposisi Kotoran Hewan: Studi Kasus Pada Pinggiraa Hutan di Tarnan
Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Dibimbing oleh Sjafrida Manuwoto
sebagai Ketua dan Puraama Hidayat, Christian H. Schulze dan Woro A.
Noerdjito sebagai Anggota.
Penelitian tentang pengaruh tipe penggunaan lahan terhadap keanekaragaman
dan peran kumbang koprofagus (Coleoptera: Scarabaeidae) dalam dekomposisi
kototan hewan telah dilakukan di Pinggiran Taman Nasional tore Lindu (TNLL),
Sulawesi Tengah. Sampel dicuplik pada 6 tipe habitat yang meliputi hutan alam,
agroforestri kakao dan daerah terbuka disekitar desa Toro, Lembah Kulawi pada
bagian barat TNeL pada bulan Maret sampai dengan November 2005. Selain itu
dilakukan juga perbandingan data Toro dengan data yang dikoleksi di sekitar Lernbah
Napu yang terletak pada bagian selatan TNLL. Penelitian difokuskan pada tiga aspek
utama yaitu: (1) pengaruh tipe habitat dan jenis kotoran terhadap keanekaragaman dart
komposisi spesies kumbang koprofagus; (2) sumbangan relatif sistem penwnaan
lahan dan bentang alam terhadap keanekaragaman kumbang koprofagus; (3) laju
penguraian kotoran hewan pada berbagai t i p habitat d m pengaruh kekayaan spesies,
komposisi spesies dan ukuran tubuh kumbang koprophagus terhadap penguraian
kotoran hewan.
Untuk rnengoleksi kumbang, sebanyak 10 buah perangkap jebak yang
menggunakan kotoran sapi dan anoa sebagai urnpan dip&ang pa& setiap
penelitian. Selain itu diletakkan 12 turnpukan kotoran sapi dengan berat yang sama di
setiap petak penelitian untuk menganalisis tingkat penguraian kotoran hewan pada
setiap tipe habitat. Penelitian di laboratorium dilakukan untuk mengetahui peran
kumbang koprophagus dalam penguraian kotoran hewan d m peningkatan kesuburan
tanah. Kandungan total nitrogen, fosfor, kalium, bahan organik serta C/N rasio tanah
diukur untuk rnengetahui pengaruh penguraian kotoran hewan terhadap kesuburan
tanah.
Secara keseluruhan sebanyak i429 spesimen kumbang koprophagus yang
dikoleksi
terdiri atas 28 spesies dari lima genus (didomin& oleh genus 0nrh~~hag-m)
di desa Toro, lembah Kulawi. Sebanyak 26 spesies dikoleksi dari perangkap berumpan
kotoran sapi dan 24 spesies dari yang menggunakan kotoran anoa. Tipe habitat
berpengaruh nyata terhadap kekayaan dan komposisi spesies kumbang koprofagus.
Kekayaan spesies, kelimpahan, biomassa dan proporsi kumbang berukuran besar
menurun dari hutan alam ke agroforestri kakao dan daerah terbuka. Meskipun
demikian perbedaan yang nyata hanya ditemukan antara hutan alam dan daerah
terbuka. Tingginya kemiripan komunitas kumbang koprofagus pada h ~ t a nalam dan
agroforestri kakao nampaknya dapat menggambarkan tingginya kemiripan peubah
habitat seperti struktur vegetasi dm iklim mikro. ~ebaiiknya,komposisi spesies pada
daerah terbuka sangat berbeda dengan kedua tipe habitat tersebut. Meskipun beberapa
spesies hanya ditemukan pada tipe habitat tertentu, umumnya rnereka lebih bersifat
"generalist" karena dapat ditemukan pada seluruh t i p habitat. Selain itu harnpir semua
spesies tidak rnenunjukkan preferensi yang ekstrim terhadap jenis kotoran tertentu.
Data dari lembah Kulawi dan Napu menunjukkan pentingnya skafa ruang
dalam analisis keanekaragaman hayati. Walaupun hutan alam memberikan sumbangan