24
tetapi rasa keterlibatan, berfokus pada aktivitas baik untuk kesenangan atau bisnis. Keterlibatan bagi wisatawan adalah kesenangan bermain atau bersantai
dengan cara yang secara pribadi memuaskan dan merasa cukup aman seperti bisa tertidur di tepi kolam renang, berjalan-jalan di pantai atau memulai percakapan
dengan wisatawan lain atau lokal. Hal itu berarti memiliki akses ke kegiatan dan program yang menangkap imajinasi, minat dan antusiasme dari peserta potensial.
Rasa keterlibatan menyebabkan waktu untuk lulus tanpa pemberitahuan, sebagai turis mengeksplorasi dunia di sekitar, orang lain, atau respon mental dan emosional
sendiri untuk perjalanan. Keterlibatan, dikombinasikan dengan kebebasan memilih, keramahan yang hangat, layanan yang kompeten dan pabrik fisik yang baik yang
mencakup aksesibilitas, dapat diterima, kualitas lingkungan, cuaca baik dan jumlah yang sesuai dari orang lain hampir menjamin kualitas dan produk pariwisata yang
memuaskan.
2.2.7 Tinjauan Tentang Karakteristik Wisatawan
Karakteristik wisatawan atau profil wisatawan menurut Seaton dan Bennet, 1996, dalam Suwena dan Widyatmaja,2010 merupakan spesifik dari
jenis-jenis wisatawan yang berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan dan kebutuhan mereka dalam melakukan sebuah perjalanan.
Wisatawan memang sangat beragam mulai dari yang tua muda, miskin kaya, asing, domestik, berpengalaman atau tidak, semuanya ingin melakukan sebuah perjalanan
wisata dengan keinginan dan harapan yang berbeda, termasuk motivasi yang melatarbelakangi perjalanan wisat khususnya wisata spiritual juga erat sebagai
cerminan karakteristik wisatawan terkait dengan tipelogi perjalanannya, sebagai mana yang dipaparkan oleh Mckercher dalam Budiastawa, 2009 mengklasifikasi
wisatawan dilihat dari tipologi wisatawan spiritual sebagai berikut.
25
1. Purposeful spiritual tourist, yaitu wisatawan yang pertumbuhan spiritual pribadinya menjadi alasan utama berkunjung dan wisatawan ini memiliki minat
yang sangat kuat. 2. Sightseeing spiritual tourist, yaitu wisatawan yang pertumbuhan spiritual
pribadinya menjadi alasan utama berkunjung, namun pengalaman spiritualnya rendah.
3. Casual spiritual tourist, yaitu wisatawan yang pertumbuhan spiritual individu merupakan motivasi yang umum untuk juga memiliki pengalaman spiritual yang
rendah. 4. Incidental spiritual tourist, yaitu wisatawan yang menjadikan pertumbuhan
spiritual individu bukanlah unsur pengambilan keputusan berwisata, namun dalam perjalanannya tidak sengaja menikmati liburan spiritual.
5. Serendipitous spiritual yaitu wisatawan yang menjadikan pertumbuhan spiritual pribadi bukan sebagai unsur yang mempengaruhi keputusan berwisata,
melainkan untuk mendapatkan pengalaman spiritual mendalam setelah perjalanan.
Gambaran mengenai karakteristik atau profil wisatawan dapat dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya trip descriptor dan karakteristik
wisatawannya tourist descriptor. 1. Trip Descriptor, wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok
berdasarkan jenis perjalanan yang di lakukan. Secara umum jenis perjalanan dibedakan menjadi perjalanan rekreasi, mengunjungi teman
atau keluarga, perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya Seaton dan Bannet, 1996 dalam Suwena dan Widyatmaja 2010.
Smith, 1989 dalam Suwena dan Widyatmaja 2010 menambahkan jenis
26
perjalanan untuk kesehatan dan keagamaan di luar kelompok lainnya. Lebih lanjut jenis-jenis perjalanan ini juga dibedakan lagi berdasarkan
lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis akomodasi dan transportasi yang digunakan,
pengorganisasian perjalanan, besar pengeluaran dan lain-lain. 2. Tourist Descriptor, memfokuskan pada wisatawannya. Di dalam tourist
descriptor ada beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut : a. Karakteristik Sosio-Demografis
Termasuk dalam karakteristik sosio-demografis adalah karakteristik berdasarkan jenis kelamin, umur, status perkawinan,
tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain.
b. Karakteristik Geografis Karakteristik geografis membagi wisatawan berdasarkan
lokasi tempat tinggalnya wisatawan, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, provinsi, maupun negara asalnya. Pembagian ini lebih
lanjut dapat pula dikelompokkan berdasarkan ukuran size kota tempat tinggal kota kecil, menengah, besarmetropolitan,
kepadatan penduduk di kota tersebut dan lain-lain. c. Karakteristik Psikografis
Karakteristik psikografis membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial, life-style dan
karakteristik personal. Wisatawan dalam kelompok demografis yang sama mungkin memiliki profil psikografis yang sangat
berbeda Smith, 1989 dalam Suwena dan Widyatmaja, 2010.
27
2.2.8 Konsep Motivasi