Performa Pertumbuhan Dan Komposisi Nutrien Tubuh Benih Ikan Mas Cyprinus Carpio Transgenik Hormon Pertumbuhan Generasi Ketiga

PERFORMA PERTUMBUHAN DAN KOMPOSISI NUTRIEN
TUBUH BENIH IKAN MAS Cyprinus carpio TRANSGENIK
HORMON PERTUMBUHAN GENERASI KETIGA

KURDIANTO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul “Performa Pertumbuhan
dan Komposisi Nutrien Tubuh Benih Ikan Mas Cyprinus carpio Transgenik
Hormon Pertumbuhan Generasi Ketiga” adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015

Kurdianto
NIM C151140636

RINGKASAN
KURDIANTO. Performa Pertumbuhan dan Komposisi Nutrien Tubuh Benih Ikan
Mas Cyprinus carpio Transgenik Hormon Pertumbuhan Generasi Ketiga.
Dibimbing oleh ALIMUDDIN dan MIA SETIAWATI.
Ikan mas merupakan salah satu spesies penting dalam budidaya air tawar di
Indonesia. Di bidang akuakultur, perbaikan pertumbuhan merupakan salah satu
kunci untuk meningkatkan produksi perikanan. Transfer gen penyandi hormon
pertumbuhan merupakan metode yang cepat dan efektif dalam meningkatkan
pertumbuhan ikan. Peningkatan pertumbuhan yang cepat dalam waktu yang
singkat menjadikan ikan transgenik berpotensi besar untuk dikembangkan dan
dijadikan sumber pangan manusia. Informasi status nutrisi dan komposisi tubuh
ikan transgenik masih sedikit dilaporkan, padahal data komposisi tubuh ikan
transgenik menjadi pertimbangan dalam evaluasi kualitas pangan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi performa pertumbuhan dan komposisi tubuh ikan

mas transgenik hormon pertumbuhan ikan nila (tiGH) generasi ketiga (G3).
Ikan mas transgenik (TG) G3 diproduksi dengan menyilangkan antara ikan
TG G2 jantan yang memiliki ekspresi tiGH tertinggi dengan ikan betina nontransgenik (NT), sedangkan ikan mas kontrol dibuat dengan menyilangkan ikan
betina NT dan jantan NT. Ikan TG diidentifikasi menggunakan metode PCR
dengan primer spesifik tiGH. Benih ikan mas yang digunakan dalam uji performa
pertumbuhan memiliki bobot awal 1,53±0,03 gam dan panjang total 4,6±0,45 cm.
Ikan dipelihara selama 60 hari dalam akuarium berukuran 1005050 cm3 dengan
kepadatan 25 ekor/akuarium yang dilengkapi dengan top filter dan aerasi. Ikan TG
dan NT masing-masing dibuat 3 akuarium sebagai ulangan. Pergantian air
sebanyak 30% dilakukan setiap sore hari untuk mempertahankan kualitas air. Ikan
diberi pakan komersial (protein 36%) dengan frekuensi 3 kali sehari secara at
satiation. Sampling bobot tubuh dan kelangsungan hidup ikan dilakukan setiap 20
hari sekali. Parameter uji yang diukur pada penelitian ini meliputi pertambahan
bobot dan panjang, kelangsungan hidup (KH), laju pertumbuhan spesifik (LPS),
efisiensi pakan (EP), kandungan proksimat, retensi lemak (RL) dan protein (RP),
kadar glukosa darah, indeks hepatosomatik (IHS), tingkat ekskresi amonia (TAN),
dan ekspresi gen GH tiGH pada organ hati.
Analisis proksimat pakan dan total tubuh ikan uji dilakukan pada awal dan
akhir penelitian, mengikuti metode Takeuchi (1988). Kadar glukosa diukur
menggunakan metode enzimatik kolorimetri dengan uji glucosa liquicolor

meggunakan test kit Human mbH (Jerman). Pengukuran TAN dilakukan
menggunakan metode spektrofotometri, diadopsi dari Kobayashi et al. (2007).
Analisis ekspresi mRNA tiGH dianalisis menggunakan metode RT-PCR. Data
dianalisis menggunakan independent samples t-test dengan bantuan software
SPSS 16.0.
Hasil penelitian menunjukkan ekspresi gen tiGH berpengaruh terhadap
performa pertumbuhan dan komposisi tubuh. Ikan TG memiliki pertumbuhan
bobot rerata 1,49 kali lebih tinggi (P0,05). Ikan TG juga memiliki
jumlah konsumsi pakan, EP, LPS, RP, RL, IHS dan KH yang lebih tinggi
(P