Kajian Minimasi Biaya Produksi Stay Assy IAMI (Isuzu Astra Motor Indonesia) Pada PT. BS Indonesia

i

KAJIAN MINIMASI BIAYA PRODUKSI STAY ASSY IAMI
(ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA) PADA
PT. BS INDONESIA

IMANDA NURUL HAQ

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian minimasi Biaya
Produksi Stay Assy IAMI (Isuzu Astra Motor Indonesia) Pada PT. BS Indonesia

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor
Bogor, Januari 2014

Imanda Nurul Haq
NIM H24114043

iii

ABSTRAK
IMANDA NURUL HAQ. Kajian Minimasi Biaya Produksi Stay Assy IAMI
(Isuzu Astra Motor Indonesia) Pada PT. BS Indonesia Dibimbing oleh ALIM
SETIAWAN
Perencanaan agregat untuk pemrograman linier menggunakan model fixed
work force dengan asumsi tidak ada pengurangan dan penambahan karyawan.

Tingkat produksi dapat berfluktuasi hanya dengan menggunakan lembur. Metode
peramalan permintaan yang sesuai adalah metode rata-rata bergerak. Kendala
yang ada dalam penyusunan sistem optimasi perencanaan produksi di PT. BS
Indonesia, diantaranya jumlah produksi, kecepatan produksi, jam tenaga kerja
reguler dan jam tenaga kerja lembur. Parameter ini sangat berpengaruh pada
tercapainya tujuan perusahaan yaitu meminimumkan biaya. Berdasarkan
perbandingan metode perencanaan produksi, perencanaan produksi 15% dari
peramalan permintaan dan perencanaan produksi pemrograman linier dari hasil
penelitian menghasilkan total biaya Stay Assy Isuzu Astra Motor Indonesia
(IAMI) lebih rendah yaitu sebesar Rp. 2.121.109.794 dan Rp. 2.129.106.192
dibandingkan perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan yang berdasarkan
15% dari data permintaan masa lalu sebesar Rp 2.134.246.008.
Kata kunci: perencanaan agregat, pemrograman linier, optimasi.

ABSTRACT
IMANDA NURUL HAQ. Study Minimation Cost of Production Stay Assy IAMI
(Isuzu Astra Motor Indonesia) at PT. BS Indonesia. Supervised by ALIM
SETIAWAN
Agregat planning for linear programing uses fixed work forced assuming
that there is no decrease or increase in the number of employees. Production rate

can fluctuate due to overtime only with fluctuate. The appropiate method of
demand dorecasting is the moving average method.The existing obstacles in the
preparation of production optimizing system at PT. BS Indonesia among others
are the total production, production rate, working hours of reguar worker and
overtime. These parameters give a big influence on reaching the company is goal
which is minimizing cost. Based on the comparison of the production planning
method, production planning is 15% of the predicted demand and the researching
result of the linear production programing plan which resulting a far more lower
Stay Assy Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) total cost which was Rp.
2.121.109.794 and Rp. 2.129.106.192, if it was compared to the production plan
that the company working based on 15% data from the past demand that was as
bis as Rp. 2.134.246.008.
Keywords: agregat planning, linear programing, optimum.

iv

KAJIAN MINIMASI BIAYA PRODUKSI STAY ASSY IAMI
(ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA) PADA
PT. BS INDONESIA


IMANDA NURUL HAQ

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

v

Judul Skripsi
Nama

NIM

: Kajian Minimasi Biaya Produksi Stay Assy IAMI (Isuzu Astra
Motor Indonesia) Pada PT. BS Indonesia
: Imanda Nurul Haq
: H24114043

Disetujui oleh

Alim Setiawan S, STP, MSi
Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen

Tanggal lulus :

Judul Skripsi

Nama
NIM

Kajian Minimasi Biaya Produksi Stay Assy IAMI (Isuzu Astra
Motor Indonesia) Pada PT. BS Indonesia
Imanda Nurul Haq
H24114043

Disetujui oleh

Alim Setiawan S, STP, MSi
Pembimbing I

Diketahui oleh

Tanggallulus :

2 3 JAN 2014

vi


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi dengan
judul ” Kajian Minimasi Biaya Produksi Stay Assy IAMI (Isuzu Astra Motor
Indonesia) Pada PT. BS Indonesia ”. Skripsi ini merupakan hasil pengamatan
penulis selama melakukan kegiatan lapang di PT. BS Indonesia dengan waktu
satu bulan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peramalan
permintaan dan optimasi perencanaan produksi PT. BS Indonesia dan diharapkan
penelitian ini dapat berguna untuk perusahaan kedepannya.
Penulis berharap bahwa penulisan laporan ini benar-benar dapat
memberikan kontribusi positif dan menimbulkan sikap kritis kepada para
pembaca khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk senantiasa memperoleh
wawasan dan pengetahuan. Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan
penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sekalian, agar skripsi ini lebih baik
lagi pada masa mendatang.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya. Atas perhatiannya, di ucapkan terima kasih.


Bogor, Januari 2014

Imanda Nurul Haq

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

viii


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian

3


TINJAUAN PUSTAKA

3

Teori Peramalan

3

Metode Peramalan

5

Optimasi Produksi

6

Konsep Dasar Pemrograman Linier

6


Model Pemrograman Linier

7

Pemrograman Linier untuk Perencanaan Agregat

8

Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

8

METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian

9
9

Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

10

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

11

HASIL DAN PEMBAHASAN

11

Gambaran Umum Perusahaan

11

Peramalan Permintaan

12

Formulasi Model Pemrograman Linier

16

Hasil Pemrograman Linier

24

Implikasi Manajerial

26

SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL
1 Perencanaan produksi 15% berdasarkan hasil peramalan permintaan
2 Perencanaan produksi 15% berdasarkan data permintaan masa lalu
3 Perencanaan produksi berdasarkan hasil pemrograman linier
4 Total biaya hasil perencanaan 15% dari peramalan permintaan
5 Total biaya hasil perencanaan 15% dari data permintaan masa lalu
6 Total biaya produksi hasil pemrograman linier
7 Biaya tenaga kerja per jam
8 Biaya Stay Assy LHL (Left Hand Long)
9 Tabel variabel keputusan
10 Biaya Stay Assy LHS (Left Hand Short)
11 Tabel variabel keputusan
12 Biaya Stay Assy RH (Right Hand)
13 Tabel variabel keputusan
14 Waktu kerja dalam menghasilkan satu unit
15 Hasil pemrograman linier Stay Assy IAMI LHL (Left Hand Long)
16 Hasil pemrograman linier Stay Assy IAMI LHS (Left Hand Short)
17 Hasil pemrograman linier Stay Assy IAMI RH (Right Hand)

12
13
13
14
14
15
17
18
18
19
20
20
21
22
25
25
26

DAFTAR GAMBAR

1 Grafik perkembangan jumlah kendaraan tahun 2007-2011
2 Permintaan Stay Assy IAMI tahun 2011
3 Kerangka pemikiran penelitian

1
2
10

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Stay Assy IAMI
Permintaan Stay Assy IAMI
Biaya produksi Stay Assy IAMI
Perhitungan biaya penyimpanan Stay Assy IAMI
Hasil pemrograman linier Stay Assy LHL (Left Hand Long)
Hasil pemrograman linier Stay Assy LHS (Left Hand Short)
Hasil pemrograman linier Stay Assy RH (Right Hand)

29
30
31
32
34
35
36

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini berkembang cukup
pesat. Pasar otomotif di Indonesia merupakan pasar yang relatif menjanjikan.
Kebutuhan masyarakat untuk sebuah kendaraan telah membuat para produsen,
baik dari dalam dan luar negeri mengeluarkan produk-produk yang mempunyai
mutu, spesifikasi, desain dan fitur yang membuat produk tersebut berbeda dengan
produk lainnya. Persaingan tersebut membuat perusahaan-perusahaan otomotif
berusaha merebut pangsa pasar dan membuat produknya paling unggul demi
meningkatkan volume penjualan. Perkembangan jumlah pemakaian kendaraan di
Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah. Jumlah pemakaian kendaraan
yang meningkat, menjadi daya tarik bagi investor akan menanamkan modalnya di
Indonesia. Berikut ini adalah data perkembangan jumlah kendaraan menurut
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007 sampai 2011.

JUMLAH KENDARAAN

12000000
10000000
8000000
Mobil

6000000

Bis
4000000

Truk

2000000
0
2007

2008

2009

2010

2011

Sumber: BPS (2011)

Gambar 1. Grafik perkembangan jumlah kendaraan tahun 2007-2011
Pertumbuhan yang positif ini dapat meningkatkan persaingan yang ketat
baik dari investor dalam maupun luar negeri. Persaingan yang semakin ketat akan
mendorong setiap perusahaan untuk mengendalikan produksinya, sehingga
tercapai efisiensi untuk meminimasi biaya produksi.
Salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu sektor
otomotif. Pertumbuhan sektor otomotif sangat mendukung pertumbuhan beberapa
sektor industri lainnya, salah satu industri yang mendapatkan dampak positif dari
perkembangan industri otomotif adalah industri sparepart. Tingginya tingkat
penggunaan kendaraan di masyarakat, menjadikan Indonesia sebagai pasar yang
potensial untuk mengembangkan industri sparepart.
PT. BS Indonesia merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang
memproduksi sparepart. Salah satu produk yang dihasilkan oleh PT. BS
Indonesia yaitu Stay Assy Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI). Produk tersebut

2

Permintaan

merupakan produk yang diproduksi sejak tahun 2011 untuk memenuhi permintaan
dari Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI). Berikut adalah permintaan Stay Assy
Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) tahun 2011 PT. BS Indonesia disajikan pada
Gambar 2.
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0

LHL (2011)
LHS (2011)
RH (2011)

Sumber: PT. BS Indonesia tahun 2011

Gambar 2. Permintaan Stay Assy IAMI tahun 2011
Perusahaan dituntut menyediakan produk yang berkualitas dengan harga
yang kompetitif untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Selain itu,
perusahaan juga harus mampu merencanakan produksi untuk melihat permintaan
konsumen. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk mampu meramalkan
permintaan pasar, sehingga dapat merencanakan jumlah barang yang akan
diproduksi. Peramalan permintaan dibutuhkan oleh bagian perencanaan produksi
untuk melihat permintaan konsumen di masa mendatang serta prospeknya
terhadap peningkatan penjualan, sehingga dapat menentukan tingkat produksi
yang efektif dengan sumber daya yang tersedia. Perusahaan perlu menentukan
tingkat produksi yang efektif diantara keterbatasan sumber daya, sehingga
perusahaan perlu melakukan optimasi untuk mencapai biaya yang efisien.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa perencanaan terhadap permintaan
konsumen dan optimalisasi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan.
Jika perencanaan terhadap permintaan konsumen tidak terpenuhi maka
perusahaan tidak akan bisa mengoptimalkan dalam produksinya.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Metode apa yang sesuai untuk peramalan permintaan Stay Assy Isuzu Astra
Motor Indonesia (IAMI) untuk satu tahun kedepan?
2. Kendala apa yang mempengaruhi minimasi biaya produksi perusahaan?
3. Menentukan biaya produksi yang dibutuhkan selama periode 2013?

3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah :
1. Menentukan metode yang sesuai untuk peramalan permintaan Stay Assy Isuzu
Astra Motor Indonesia (IAMI) di PT. BS Indonesia.
2. Mempelajari kendala yang harus diperhatikan dalam optimasi produksi PT. BS
Indonesia.
3. Mengetahui biaya produksi yang dibutuhkan oleh PT. BS Indonesia.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian membatasi masalah pada faktor-faktor yang meliputi :
1. Penelitian ini difokuskan hanya pada produk Stay Assy Isuzu Astra Motor
Indonesia (IAMI).
2. Peramalan berdasarkan pada data masa lampau.
3. Tidak ada pengangkatan atau pemberhentian tenaga kerja selama periode
perencanaan.
4. Penelitian yang dilakukan adalah perencanaan agregat untuk pemrograman
linier.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Peramalan
Menurut Heizer dan Render (2005), peramalan adalah seni dan ilmu untuk
memperkirakan kejadian di masa depan yang dapat dilakukan dengan melibatkan
pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa mendatang dengan
suatu bentuk model matematik. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat
pengambilan keputusan, karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan
dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut
dan memperkirakan peluang, serta kesempatan yang ada dan ancaman yang
mungkin terjadi di masa mendatang.
Menurut Heizer dan Render (2005), peramalan berdasarkan horizon waktu
dibedakan atas beberapa kategori, yaitu :
1.
Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang mencakup jangka waktu
hingga satu tahun, tetapi umumnya kurang dari 3 (tiga) bulan. Peramalan ini
digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah
tenaga kerja, penugasan kerja dan tingkat produksi.
2.
Peramalan jangka menengah, yaitu peramalan yang mencakup hitungan
bulanan hingga 3 (tiga) tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan
penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas dan
menganalisis bermacam-macam rencana operasi.
3.
Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang mencakup perencanaan
masa tiga tahun atau lebih. Peramalan ni digunakan untuk merencanakan

4
produk baru, pembelanjaan modal, atau pengembangan fasilitas, serta
penelitian dan pengembangan.
Tahapan Peramalan
Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa
mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah
perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu mendatang atas dasar pola-pola di waktu
yang lalu dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi-proyeksi dengan pola-pola
di waktu yang lalu. Peramalan memerlukan kebijakan, sedangkan proyeksiproyeksi adalah fungsi mekanikal. Menurut Handoko (1994), proses peramalan
terdiri dari beberapa langkah, yaitu :
a. Penentuan Tujuan. Langkah pertama terdiri atas penentuan macam estimasi
yang diinginkan. Sebaliknya, tujuan tergantung pada kebutuhan informasi para
manajer. Analis membicarakannya dengan para pembuat keputusan untuk
mengetahui apa kebutuhan-kebutuhan dan menentukan :
a. Peubah apa yang akan diestimasi.
b. Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan.
c. Untuk tujuan-tujuan apa hasil peramalan akan digunakan.
d. Estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan.
e. Derajat kepentingan estimasi yang diinginkan.
f. Kapan estimasi dibutuhkan.
g. Bagian peramalan yang diinginkan, seperti peramalan untuk kelompok
pembeli, kelompok produk atau daerah geografis.
2. Pengembangan Model. Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah
mengembangkan suatu model, yang merupakan penyajian secara lebih
sederhana dari sistem yang dipelajari. Model adalah suatu kerangka analitik
yang bila dimasukkan data masukan menghasilkan estimasi penjualan di masa
mendatang. Pemilihan suatu model yang tepat adalah krusial, karena setiap
model mempunyai asumsi-asumsi yang harus dipenuhi sebagai persyaratan
penggunaannya. Validitas dan realiabilitas estimasi sangat tergantung pada
model yang dipakai.
3. Pengujian Model. Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan
tingkat akurasi, validitas dan reliabilitas yang diharapkan. Hal ini sering
mencakup penerapannya pada data historik dan penyiapan estimasi untuk
tahun-tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia. Nilai suatu model
ditentukan oleh derajat ketetapan hasil peramalan dengan kenyataan. Dengan
kata lain, pengujian model bermaksud untuk mengetahui validitas atau
kemampuan prediksi secara logik suatu model.
4. Penerapan Model. Setelah pengujian, analis menerapkan model dan dalam
tahap ini data historik dimasukkan ke dalam model untuk menghasilkan suatu
ramalan.
5. Revisi dan evaluasi. Ramalan–ramalan yang telah dibuat harus senantiasa
diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin perlu dilakukan, karena
adanya perubahan-perubahan dalam perusahaan atau lingkungannya seperti
tingkat harga produk perusahaan, karakteristik-karakteristik produk,
pengeluaran-pengeluaran periklanan, kebijaksanaan moneter dan kemajuan
teknologi. Evaluasi merupakan perbandingan hasil ramalan dengan hasil nyata

5
untuk menilai ketetapan penggunaan suatu metodologi atau teknik peramalan.
Langkah ini diperlukan untuk menjaga mutu estimasi-estimasi di waktu
mendatang.
Metode Peramalan
Handoko (1994) mengatakan terdapat dua pendekatan umum peramalan,
sebagaimana ada dua cara mengatasi semua model keputusan, yaitu analisis
kualitatif dan kuantitatif. Peramalan kuantitatif menggunakan model matematik
yang beragam dengan data masa lalu dan pengubah sebab akibat untuk
meramalkan permintaan. Peramalan subyektif atau kualitatif, yaitu peramalan
yang menggabungkan faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi dan sistem
nilai pengambilan keputusan untuk meramal.
Peramalan Kuantitatif
Menurut Makridarkis et al (1999) peramalan kuantitatif menggunakan
model matematik yang beragam dengan data masa lalu dan peubah sebab akibat
untuk meramalkan permintaan. Metode peramalan kuantitatif memerlukan data
historis atau data empiris, mutu data dan pemilihan metode yang cocok akan
menentukan hasil mutu peramalan. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan apabila
terdapat tiga kondisi) berikut :
a. Terdapat informasi masa lalu.
b. Informasi tersebut bisa dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
c. Dapat diasumsikan bahwa pola masa lalu akan terus berlanjut di masa
mendatang.
Dua asumsi pertama pertama merupakan syarat keharusan bagi penerapan
metode peramalan kuantitatif, sedangkan asusmsi ketiga merupakan syarat
kecukupan, artinya walaupun asumsi ketiga dilanggar model yang dirumuskan
masih dapat digunakan. Hanya hal ini akan memberikan kesalahan peramalan
yang relatif besar, bila perubahan pola data ataupun bentuk hubungan fungsional
tersebut terjadi secara sistematis.
Berdasarkan data masa lalu, metode peramalan kuantitatif dibagi menjadi
dua bagian, yaitu metode deret waktu (time series), yaitu model yang membuat
prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi masa lalu, dengan
menggunakan data masa lalu dapat melakukan peramalan. Dalam metode deret
waktu peramal hanya berusaha mencari pola-pola dari data suatu data, tanpa
berusaha mencari apa penyebab dan mengapa polanya demikian. Bisa jadi pola
data masa lalu tidak sama lagi dengan masa depan, karena faktor-faktor yang
mempengaruhinya sudah berubah. Metode peramalan yang kedua adalah metode
peramalan asosiatif atau metode peramalan kausal (metode peramalan
eksplanatori), yaitu metode peramalan yang menggabungkan peubah atau faktor
yang mungkin mempengaruhi permintaan atas suatu produk (peubah bebas)
terhadap permintaan suatu produk (peubah tidak bebas). Peramalan kuantitatif
juga memiliki keterbatasan, jika terjadi perubahan pola data atau hubungan sebab
akibat, maka hasil ramalan menjadi kurang akurat (Heizer dan Render 2005).

6
Metode Peramalan Deret Waktu
Metode peramalan deret waktu merupakan suatu teknik peramalan yang
menggunakan sekumpulan data yang dicatat selama periode tertentu yang
digunakan untuk memprediksi atau meramalkan keadaan masa depan. Komponen
pola data deret berkala (time series) menurut Heizer dan Render (2005), yaitu :
1. Trend Sekuler yaitu arah data deret berkala jangka panjang yang cukup rata
(smooth), atau pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat atau menurun.
2. Siklus adalah pola data yang terjadi setiap beberapa tahun, atau naik turunnya
suatu deret waktu selama periode yang lebih panjang dari satu tahun.
3. Musim adalah pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu seperti hari,
minggu,bulan, atau kuartal.
4. Variasi acak adalah suatu titik khusus dalam data, yang disebabkan oleh
peluang dan situasi yang tidak biasa. Variasi acak tidak memiliki pola khusus,
jadi tidak dapat diprediksi.
Optimasi Produksi
Menurut Mulyono (1991) persoalan optimasi adalah suatu persoalan untuk
membuat nilai suatu fungsi (X) beberapa peubah menjadi maksimum atau
minimum atau dengan memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada.
Biasanya pembatasan- pembatasan tersebut meliputi tenaga kerja (man), uang
(money), material yang merupakan input, waktu dan ruang. Program linier (Linear
Programming atau LP) adalah suatu metode yang digunakan didalam penentuan
optimasi produksi suatu perusahaan. Program linier merupakan metode matematik
dalam mengalokasikan sumber daya langka untuk mencapai suatu tujuan seperti
maksimum keuntungan atau meminimumkan biaya.
Konsep Dasar Pemrograman Linier
Pemrograman linier adalah suatu metode dalam mengalokasikan sumber
daya langka untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan
atau meminimumkan biaya, Taha (1996). Persoalan dalam pemrograman linier
berusaha untuk mencari pemecahan optimal di dalam batasan sumber daya
perusahaan. Agar pemrograman linier dapat diterapkan, maka asumsi-asumsi
dasar yang dapat digunakan adalah :
a. Linearity. Kata linier secara tidak langsung dapat diartikan sebagai hubungan
proporsional yang berarti bahwa tingkat perubahan atau kemiringan hubungan
fungsional itu adalah konstan dan karena itu perubahan nilai peubah
mengakibatkan perubahan relatif nilai fungsi dalam jumlah yang sama.
b. Additivity. Hal ini dapat diartikan sebagai tak ada penyesuaian pada
perhitungan peubah kriteria karena terjadinya interaksi. Additivitas
mengharuskan bahwa fungsi tujuan adalah jumlah langsung dari kontribusi
individual dari peubah-peubah yang berbeda. Dengan cara yang sama, dari sisi
kiri dari setiap batasan hanya merupakan jumlah penggunaan individual dari
setiap peubah dari sumber daya yang bersesuaian.
c. Divisibility. Suatu asumsi yang menyatakan bahwa nilai solusi yang diperoleh
tidak harus merupakan bilangan bulat. Solusi dari hasil perhitungan dapat

7
terjadi pada nilai pecahan manapun. Dalam hal ini peubah keputusan
merupakan peubah kontinyu, sebagai lawan dari peubah diskrit atau bilangan
bulat.
d. Deterministic. Dalam pemrograman linier semua parameter model diketahui
konstan, maka secara tak langsung mengasumsikan bahwa suatu masalah
keputusan dalam suatu kerangka statis, dimana semua parameter diketahui
dengan kepastian.
Pemrograman linier memiliki beberapa keuntungan dan kelebihan, yaitu
sebagai alat kuantitatif untuk melakukan pemrograman. Kelebihan pemrograman
linier antara lain mudah dilaksanakan, terutama jika menggunakan alat bantu
komputer dan dapat menggunakan banyak peubah, sehingga berbagai
kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya optimum yang dapat
dicapai, fungsi tujuan dapat difleksibelkan sesuai dengan tujuan penelitian atau
berdasarkan data yang tersedia. Kekurangan dari pemrograman linier adalah jika
komputer tidak tersedia, maka pemrograman linier dengan menggunakan banyak
peubah akan menyulitkan dalam analisanya bahkan tidak dapat dikerjakan secara
manual.
Model Pemrograman Linier
Model adalah sebuah tiruan terhadap realita. Langkah untuk membuat
peralihan dari realita ke model kuantitatif dinamakan perumusan model yang
merupakan salah satu teknik dasar didalam penentuan teknik optimasi produksi.
Menurut Siswanto (2007) model pemrograman linier mempunyai tiga unsur
utama yaitu:
a. Peubah Keputusan. Peubah keputusan adalah peubah persoalan yang akan
mempengaruhi nilai tujuan yang hendak dicapai. Dalam proses pemodelan,
penemuan peubah keputusan tersebut harus dilakukan terlebih dahulu sebelum
merumuskan fungsi tujuan dan kendala-kendalanya.
b. Fungsi Tujuan. Dalam model pemrograman linier, tujuan yang hendak dicapai
harus diwujudkan ke dalam sebuah fungsi matematik linier dan selanjutnya
dimaksimumkan atau diminimumkan terhadap kendala-kendala yang ada.
c. Fungsi Kendala. Kendala dapat didefinisikan sebagai suatu pembatas terhadap
kumpulan keputusan yang mungkin dibuat dan harus dituangkan ke dalam
fungsi matematik linier.
Dian R (2003) mengatakan model optimasi yang dikembangkan merupakan
model penjadwalan yang dapat menentukan waktu mulai, waktu selesai, besar
ukuran lot yang harus diproses dan besar kapasitas yang harus tersedia pada
masing-masing periode untuk memenuhi sejumlah pesanan. Model optimasi yang
dikembangkan memperhatikan proses pembuatan suatu produk, karena pada
kenyataannya beberapa operasi dari proses tersebut mungkin bersaing dalam
menggunakan suatu mesin. Oleh karena itu, penentuan ukuran lot produksi
dimaksudkan untuk mengalokasikan pekerjaan yang harus dilakukan pada setiap
hari kerja. Model ini menjawab persoalan apabila terdapat sejumlah pesanan yang
melebihi dari kapasitas lembur yang tersedia, oleh karena itu digunakan alternatif
subkontrak untuk mengatasi pesanan yang tidak dapat dipenuhi oleh kapasitas
lembur tersebut

8
Pemrograman Linier untuk Perencanaan Agregat
Perencanaan produksi secara agregat berhubungan dengan penentuan
menetapkan produksi, penyimpanan dan tingkat tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan persyaratan permintaan berfluktuasi selama masa perencanaan yang
berkisar enam bulan sampai satu tahun. Pendekatan produksi agregat berdasarkan
pada keberadaan suatu unit agregat dari produksi seperti rata-rata atau dalam hal
berat, volume, waktu produksi atau nilai uang, rencana kemudian didasarkan pada
permintaan agregat untuk satu atau lebih unit agregat. Perencanaan produksi
agregat dibebankan pada proses penjadwalan produksi yang menentukan kuantitas
spesifik yang akan di produksi dari tiap unit. Rencana tersebut harus
memperhitungkan cara suatu perusahaan untuk dapat menghadapi fluktuasi
permintaan dan juga biaya yang berkaitan dengan hal tersebut (Gallego 2001).
Fixed work force model merupakan model pemrograman linier perencanaan
agregat dengan asumsi tidak ada pemecatan atau menambah karyawan pada
perusahaan dan tingkat produksi dapat berfluktuasi hanya dengan menggunakan
lembur (Gallego 2001) , model tersebut dirumuskan pada persamaan (1) :


Min = ∑�
�=1 ∑�=1[��� ��� + ℎ�� ��� ] + ∑�=1[�� �� + �� �� ] ....................................(1)

Keterangan :
���
ℎ��
��
���
��
��
���



: Biaya produksi unit untuk produk i pada periode t
: Biaya penyimpanan per unit untuk produk i pada periode t
: Biaya jam kerja reguler di periode t
: Perkiraan permintaan untuk periode t
: Biaya jam kerja lembur di periode t
: Total jam buruh biasa yang tersedia pada periode i
: Tingkat persediaan awal untuk produk i
: Jangka waktu dalam periode
: Total jumlah produk

���
���
��
��

: Unit produk yang harus diproduksi pada periode t
: Unit produk sebagai persediaan pada periode t
: Jam kerja reguler yang digunakan selama periode t
: Jam kerja lembur yang digunakan selama periode t

Variabel Keputuan
Empat variabel keputusan yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah
unit produk, persediaan, jam tenaga kerja dan jam kerja lembur. Jumlah ini
dilambangkan sebagai berikut :

Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
Mukti (1997) melakukan penelitian mengenai strategi perencanaan produksi
agregat industri kayu lapis. Metode perencanaan produksi dimulai dengan
melakukan peramalan terhadap permintaan kayu dengan menggunakan metode
peramalan ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Avarage Model) dan hasil
penelitian mengenai optimasi dilakukan dengan menggunakan pemrograman
linier dengan bantuan program komputer Linear Interactive of Discrete Optimize
(LINDO), dengan total biaya minimum yang dihasilkan dari hasil optimasi Rp
335.405.790.000,00. Faktor – faktor yang menjadi kendala dalam perumusan

9
model pemrograman linier adalah jam tenaga kerja reguler, jam tenaga kerja
lembur, kapasitas gudang, pemintaan produk dan persediaan produk jadi.
Pratama (2011) melakukan penelitian mengenai kajian optimasi biaya
produksi dan persediaan produksi pada PT. Federal Karyatama. Penelitian yang
dilakukan tujuan optimasi yaitu meminimumkan biaya produksi dengan kendala
bahan baku, kapasitas produksi, kendala jumlah total produk dan kendala jumlah
minimum dan maksimum produk. Hasil yang diperoleh biaya produksi yaitu Rp.
682.682.142.425, sedangkan biaya perusahaan Rp. 682.999.878.207. Selisih
antara keduanya Rp 317.735.781.
Andinova (2009) melakukan penelitian mengenai kajian optimasi pada PT.
Pismatex, Pekalongan. Peubah keputusan didalam proses penelitian tersebut
adalah tingkat produksi sarung selama satu periode produksi (12 bulan), yang
dikelompokkan menjadi lima (5) kelompok jenis produk. Hasil penelitian
mengindikasikan bahwa PT. Pismatex mengalami kendala dalam upayanya,
kendala yang dilami adalah keterbatasan sumber daya yang dimilikinya, yaitu
meliputi ketersediaan bahan baku, jam kerja tenaga kerja langsung, jam mesin dan
jumlah permintaan.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Penelitian
Kegiatan penelitian dimulai dengan meninjau secara umum sistem produksi
perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mendefinisikan masalah yang terdapat dalam
perencanaan produksi di perusahaan tersebut. Kemudian dilakukan pengumpulan
data yang dibutuhkan. Peramalan permintaan dilakukan dengan menggunakan
metode rata-rata bergerak (Moving Average). Metode tersebut untuk meramalkan
permintaan setiap bulan pada tahun mendatang. Penggunaan metode rata-rata
bergerak (moving average), karena ketersediaan data permintaan yang dua tahun.
Hasil peramalan ini kemudian akan dijadikan acuan untuk menentukan produksi.
Target produksi perusahaan berdasarkan wawancara setiap tahunnya sebesar 15%.
Target produksi tersebut akan dijadikan asumsi produksi perusahaan untuk tahun
2013. Tahapan peramalan adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data historis permintaan Stay Assy IAMI tahun 2011 sampai
2012.
2. Menggunakan metode rata-rata bergerak (Moving Average) untuk melihat
permintaan tahun 2013 setiap bulannya.
3. Hasil dari metode tersebut akan di tambahkan dengan target produksi
perusahaan yang akan dijadikan asumsi untuk produksi perusahaan di tahun
2013.
Setelah target produksi diperoleh untuk tahun 2013, kemudian
menggunakan metode untuk mengetahui produksi optimal yaitu pemrograman
linier. Kelebihan alat ini dapat menggunakan banyak variabel sehingga berbagai
kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya yang optimum.
Pemrograman linier juga akan memberikan alternatif perencanaan untuk

10
berproduksi sesuai dengan jumlah permintaan, menggunakan jam kerja reguler
secara maksimal, dan menggunakan kapasitas perusahaan secara maksimal. Hasil
yang didapat berupa biaya produksi perusahaan untuk tahun 2013. Hasil tersebut
akan dijadikan masukan untuk perusahaan untuk melakukan perencanaan
produksi. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 3.
Visi Misi Perusahaan PT. BS Indonesia dan
tujuan meminimumkan biaya

Perencanaan produksi
Stay Assy pada PT. BS Indonesia

Perencanaan
jumlah
produksi Stay Assy

Data permintaan Stay
Assy

Kendala-Kendala :
- Jumlah produksi

Metode
Peramalan
Permintaan

Metode Moving
Average

- Kecepatan produksi
- Jam tenaga kerja Reguler
- Jam tenaga kerja Lembur
.

Optimasi
Produksi Stay Assy IAMI

Pencarian solusi LP
dengan Lindo

Hasil perencanaan optimasi
produksi
d
d

Implikasi

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. BS Indonesia yang beralamat di Jl.
Jababeka X Blok F7 No. 26, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi.
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Juni 2013.

11
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan langsung di lokasi
penelitian. Data tersebut didapat dengan cara pengamatan langsung (observasi)
serta wawancara dengan narasumber dari pihak perusahaan PT. BS Indonesia.
Data primer yang di dapat adalah yang terkait dengan produksi khususnya pada
Stay assy IAMI di PT. BS Indonesia. Sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh dari literatur terkait dan data dari perusahaan yang berkaitan dengan
data penjualan, data produksi dan lain-lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan
PT. BS Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
automotive khususnya sparepart seperti lampu dan kaca. PT. BS Indonesia
Terletak di Jl. Jababeka X Blok F.7 No.26 Kawasan Industri Jababeka CikarangBekasi 17530-Indonesia. Perusahaan tersebut berdiri pertama kali di Indonesia
pada bulan Februari 1992 dengan Presiden Direktur perusahaan Kim Jae Mu.
Selain itu, di Korea kota Seoul dengan nama JN Industri dan Best Spare Korea.
PT. BS Indonesia menjalankan kegiatan usahanya dengan mengacu kepada
visi dan misi perusahaan. Visi PT. BS Indonesia adalah “berusaha meningkatkan
mutu produk untuk menjadi perusahaan automotive part yang mampu masuk ke
pasar yang berada lima besar di Indonesia”. Sedangkan misi PT. BS Indonesia
adalah selalu aktif mengembangkan produk dengan inovasi design maksimal dan
intensif melaksanakan pelatihan, sejalan dengan peningkatan kesejahteraan
karyawan.
Stay Assy IAMI merupakan part untuk kendaraan truk, khususnya untuk
kaca spion. Part ini terdiri dari sebelah kanan dan kiri (satu set). Untuk sebelah
kiri terdiri dari LHL (Left Hand Long) dan LHS (Left Hand short) sedangkan
untuk sebelah kanan RH (Right Hand). Lebih jelasnya Stay Assy IAMI disajikan
pada Lampiran 1.
Aktivitas produksi yang dilakukan di PT. BS Indonesia dalam pembuatan
Stay Assy IAMI adalah sebagai berikut:
a. Proses Swagging
merupakan proses pemanasan pipe blank dan pembulatan kepala pipe blank.
b. Proses Bending
yaitu proses pembengkokkan stay swagging.
c. Proses Welding
yaitu proses pengelasan stay bending.
d. Proses Short blasting
yaitu proses pembersihan stay welding dari minyak yang tersisa pada proses
sebelumnya. Proses short blast sering dikenal dengan proses amplas.

12
e. Proses CED (Cathode Electrode Dispotitions)
merupakan proses pemberian cat dasar dengan cara menyemprotkan unsur
kimia yaitu unsur katoda elektroda yang bertujuan untuk menghindari
terjadinya pengkaratan.
f. Proses Powder Coating.
proses pemberian unsur metalik yaitu dengan cara menyemprotkan serbuk
powder ke stay agar terlihat mengkilap.
Peramalan Permintaan
Proses peramalan dalam penelitian ini didapatkan berdasarkan data
permintaan Stay Assy IAMI terhitung dari bulan Januari 2011 sampai Desember
2012. Data permintaan Stay Assy IAMI disajikan pada Lampiran 2. Proses
peramalan dilakukan dengan metode rata-rata bergerak (Moving Average) untuk
setiap bulannya di tahun 2011 dan tahun 2012. Berdasarkan ketetapan perusahaan
target produksi perusahaan setiap tahunnya sebesar 15%. Hasil perhitungan
permintaan akan ditambahkan dengan jumlah target produksi untuk dijadikan
asumsi produksi perusahaan di tahun 2013. Perbandingan perencanaan produksi
15% dari hasil peramalan permintaan dengan 15% perencanaan produksi dari
historis dan hasil pemrograman linier disajikan pada Tabel 1, 2 dan 3.
Tabel 1. Perencanaan produksi 15% berdasarkan hasil peramalan permintaan
Permintaan Stay Assy IAMI(2013) Asumsi Produksi Stay Assy IAMI(2013)
Bulan (2013)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

LHL

LHS

RH

LHL

LHS

RH

948
948
960
816
888
852
990
1.014
846
870
780
816
10.728

576
576
570
594
612
594
522
504
516
498
516
444
6.522

1.470
1.530
1.554
1.458
1.620
1.632
1.554
1.506
1.314
1.296
1.266
1.236
17.436

1.090
1.090
1.104
938
1.021
980
1.139
1.166
973
1.001
897
938
12.337

662
662
656
683
704
683
600
580
593
573
593
511
7.500

1.691
1.760
1.787
1.677
1.863
1.877
1.787
1.732
1.511
1.490
1.456
1.421
20.052

13
Berdasarkan hasil peramalan permintan Stay Assy IAMI tahun 2013 untuk
LHL (Left Hand Long), permintaan tertinggi terjadi di bulan Agustus sebesar
1.014 unit dan permintaan terendah terjadi di bulan November sebesar 780 unit
dengan asumsi produksi sebesar 1.166 unit dan 897 unit. Permintaan tertinggi
untuk LHS (Left Hand Short) terjadi di bulan Mei sebesar 612 unit dan
permintaan terendah terjadi di bulan Desember sebesar 444 unit dengan asumsi
produksi sebesar 704 unit dan 511 unit. Permintaan tertinggi untuk RH (Right
Hand) terjadi di bulan Juni sebesar 1.632 unit dan permintaan terendah terjadi di
bulan Desember sebesar 1.236 dengan asumsi produksi sebesar 1.877 unit dan
1.421 unit. Hasil dari peramalan permintaan tersebut, perusahaan dapat
mengetahui siklus permintaan saat rendah dan tinggi. Sehingga perusahaan dapat
merencanakan jumlah produk yang akan di produksi sesuai dengan target
produksi yang ditetapkan perusahaan.
Tabel 2. Perencanaan produksi 15% berdasarkan data permintaan masa lalu
Permintaan Stay Assy IAMI (2012) Asumsi Produksi Stay AssyIAMI (2013)
Bulan (2013)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

LHL

LHS

RH

LHL

LHS

RH

1.116
1.116
1.104
840
960
924
1.188
1.044
756
792
612
768
11.220

564
564
504
540
540
600
444
420
408
360
492
492
5.928

1.620
1.680
1.608
1.380
1.500
1.524
1.632
1.464
1.164
1.152
1.104
1.212
17.040

1.283
1.283
1.271
1.007
1.127
1.091
1.355
1.211
923
959
779
935
13.224

648
648
588
624
624
684
528
504
492
444
576
576
6.936

1.863
1.923
1.851
1.623
1.743
1.767
1.875
1.707
1.407
1.392
1.347
1.455
19.953

Perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan berdasarkan permintaan
tahun sebelumnya untuk melakukan produksi di tahun berikutnya. Asumsi
produksi yang dilakukan perusahaan sebesar 15% dari permintaan. Permintaan
tertinggi untuk LHL (Left Hand Long) terjadi di bulan Juli sebesar 1.188 unit dan
permintaan terendah terjadi di bulan November sebesar 612 unit dengan asumsi
produksi sebesar 1.355 unit dan 779 unit. Permintaan tertinggi untuk LHS (Left
Hand Short) terjadi di bulan Juni sebesar 684 unit dan permintaan terendah terjadi
di bulan Oktober sebesar 360 unit dengan asumsi produksi sebesar 698 unit dan
444 unit. Permintaan tertinggi untuk RH (Right Hand) terjadi di bulan Februari
sebesar 1.680 unit dan permintaan terendah terjadi di bulan November sebesar
1.104 dengan asumsi produksi sebesar 1.923 unit dan 1.347 unit.

14
Tabel 3. Perencanaan produksi berdasarkan hasil pemrograman linier
Permintaan Stay Assy IAMI (2013) Asumsi Produksi Stay Assy IAMI(2013)
Bulan (2013)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

LHL

LHS

RH

LHL

LHS

RH

948
948
960
816
888
852
990
1.014
846
870
780
816
10.728

576
576
570
594
612
594
522
504
516
498
516
444
6.522

1.470
1.530
1.554
1.458
1.620
1.632
1.554
1.506
1.314
1.296
1.266
1.236
17.436

1.090
1.090
1.102
958
1.030
994
1.132
1.156
988
1.012
922
958
12.432

662
662
656
680
698
680
608
590
602
584
602
530
7.554

1.691
1.760
1.787
1.677
1.863
1.877
1.787
1.732
1.511
1.490
1.456
1.421
20.052

Perencanaan produksi hasil pemrograman linier hampir sama dengan
perencanaan hasil dari peramalan permintaan. Hasil pemrograman linier ini
berdasarkan permintaan masa lalu yang kemudian dilakukan peramalan. Selain
itu, terdapat biaya-biaya yang dijadikan parameter untuk menentukan biaya
produksi. Total biaya dari setiap masing-masing perencanaan baik dari hasil
perencanaan peramalan, hasil perencanaan perusahaan dan hasil dari
pemrograman linier disajikan pada Tabel 4, 5 dan 6.
Tabel 4. Total biaya hasil perencanaan 15% dari peramalan permintaan
Bulan
(2013)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

LHL
Rp. 59.088.900
Rp. 59.088.900
Rp. 59.847.840
Rp. 50.848.980
Rp. 55.348.410
Rp. 53.125.800
Rp. 61.745.190
Rp. 63.208.860
Rp. 52.746.330
Rp. 54.264.210
Rp. 48.626.370
Rp. 50.848.980
Rp 668.788.770

Stay Assy IAMI
LHS
Rp. 34.895.344
Rp. 34.895.344
Rp. 34.579.072
Rp. 36.002.296
Rp. 37.109.248
Rp. 36.002.296
Rp. 31.627.200
Rp. 30.572.960
Rp. 31.258.216
Rp. 30.203.976
Rp. 31.258.216
Rp. 26.935.832
Rp 395.340.000

RH
Rp. 89.135.992
Rp. 92.773.120
Rp. 94.196.344
Rp. 88.398.024
Rp. 98.202.456
Rp. 98.940.424
Rp. 94.196.344
Rp. 91.297.184
Rp. 79.647.832
Rp. 78.540.880
Rp. 76.748.672
Rp. 74.903.752
Rp. 1.056.981.024

Total Biaya

Rp. 2.121.109.794

Total biaya Stay Assy IAMI berdasarkan hasil perencanaan 15% dari
peramalan permintaan sebesar Rp. 2.121.109.794. Biaya produksi Stay Assy
IAMI diperoleh dengan mengalikan jumlah total produksi dengan biaya per unit
produk. Biaya produksi LHL (Left Hand Long) selama periode 2013 sebesar Rp.
668.788.770, untuk LHS (Left Hand Short) sebesar Rp. 395.340.000 dan RH
(Right Hand) sebesar Rp. 1.056.981.024.

15
Tabel 5. Total biaya hasil perencanaan 15% dari data permintaan masa lalu
Bulan
(2013)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

LHL
Rp. 69.551.430
Rp. 69.551.430
Rp. 68.900.910
Rp. 54.589.470
Rp. 61.094.670
Rp. 59.143.110
Rp. 73.454.550
Rp. 65.648.310
Rp. 50.035.830
Rp. 51.987.390
Rp. 42.229.590
Rp. 50.686.350
Rp.716.873.040

Stay Assy IAMI
LHS
Rp. 34.157.376
Rp. 34.157.376
Rp. 30.994.656
Rp. 32.892.288
Rp. 32.892.288
Rp. 36.055.008
Rp. 27.831.936
Rp. 26.566.848
Rp. 25.934.304
Rp. 23.404.128
Rp. 30.362.112
Rp. 30.362.112
Rp.365.610.432

RH
Rp. 98.202.456
Rp.101.365.176
Rp. 97.569.912
Rp. 85.551.576
Rp. 91.877.016
Rp. 93.142.104
Rp. 98.835.000
Rp. 89.979.384
Rp. 74.165.784
Rp. 73.375.104
Rp. 71.003.064
Rp. 76.695.960
Rp.1.051.762.536

Total Biaya

Rp.2.134.246.008.

Total biaya Stay Assy IAMI berdasarkan hasil perencanaan 15% dari data
permintaan masa lalu sebesar Rp. 2.134.246.008. Biaya produksi Stay Assy IAMI
diperoleh dengan mengalikan jumlah total produksi dengan biaya per unit produk.
Biaya produksi LHL (Left Hand Long) selama periode 2013 sebesar Rp.
716.873.040, untuk LHS (Left Hand Short) sebesar Rp. 365.610.432 dan RH
(Right Hand) sebesar Rp. 1.051.762.536
Tabel 6. Total biaya produksi hasil pemrograman linier
Bulan
(2013)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

LHL
Rp. 59.088.900
Rp. 59.088.900
Rp. 59.739.420
Rp. 51.933.180
Rp. 55.836.300
Rp. 53.884.740
Rp. 61.365.720
Rp. 62.666.760
Rp. 53.559.480
Rp. 54.860.520
Rp. 49.981.620
Rp. 51.933.180
Rp. 673.938.720

Stay Assy IAMI
LHS
Rp. 34.895.344
Rp. 34.895.344
Rp. 34.579.072
Rp. 35.844.160
Rp. 36.792.976
Rp. 35.844.160
Rp. 32.048.896
Rp. 31.100.080
Rp. 31.732.624
Rp. 30.783.808
Rp. 31.732.624
Rp. 2.7.937.360
Rp. 398.186.448

RH
Rp. 89.135.992
Rp. 92.773.120
Rp. 94.196.344
Rp. 88.398.024
Rp. 98.202.456
Rp. 98.940.424
Rp. 94.196.344
Rp. 91.297.184
Rp. 79.647.832
Rp. 78.540.880
Rp. 76.748.672
Rp. 74.903.752
Rp. 1.056.981.024

Total Biaya

Rp. 2.129.106.192

Total biaya Stay Assy IAMI berdasarkan hasil perencanaan pemrograman
linier sebesar Rp. 2.129.106.192. Biaya produksi Stay Assy IAMI diperoleh
dengan mengalikan jumlah total produksi dengan biaya per unit produk. Biaya
produksi LHL (Left Hand Long) selama periode 2013 sebesar Rp. 673.938.720,
untuk LHS (Left Hand Short) sebesar Rp. 398.186.448 dan RH (Right Hand)
sebesar Rp. 1.056.981.024.
Berdasarkan total biaya produksi dari setiap masing-masing metode yang
digunakan, total biaya yang paling rendah adalah perencanaan produksi 15%
berdasarkan peramalan permintaan dan perencanaan produksi dari hasil
pemrograman linier karena menghasilkan total biaya yang rendah yaitu sebesar
Rp. 2.121.109.794. dan Rp. 2.129.106.192 dibandingkan dengan perencanaan
produksi 15% dari data permintaan masa lalu yaitu sebesar Rp. 2.134.246.008.
selisih yang di peroleh dari perbandingan tersebut sebesar Rp. 13.136.214 dan Rp.

16
5.139.816. Jadi, perusahaan dapat menggunakan perencanaan produksi 15%
berdasarkan peramalan permintaan karena perencanaan tersebut menghasilkan
total biaya yang lebih rendah dibandingkan metode perencanaan produksi yang
lainnya.
Formulasi Model Pemrograman Linier
Perumusan pemrograman linier dalam penelitian ini berdasarkan model
yang dijelaskan oleh Gallego (2001) yaitu Fixed work force model merupakan
model pemrograman linier perencanaan agregat dengan asumsi tidak ada
pemecatan atau menambah karyawan pada perusahaan dan tingkat produksi dapat
berfluktuasi hanya dengan menggunakan lembur.
1. Fungsi Tujuan
Tujuan masalah ini adalah meminimumkan biaya total satu tahun. Total
biaya dalam konteks ini adalah jumlah biaya keseluruhan permintaan Stay Assy
IAMI selama satu tahun. Sehingga biaya total dituliskan pada persamaan (2).


Min = ∑�
�=1 ∑�=1[��� ��� + ℎ�� ��� ] + ∑�=1[�� �� + �� �� ] ....................................(2)

Keterangan :
���
ℎ��
��
���
��
���



: Biaya produksi per unit untuk produk i pada periode t
: Biaya penyimpanan per unit untuk produk i pada periode t
: Biaya jam kerja reguler di periode t
: Perkiraan permintaan untuk periode t
: Biaya jam kerja lembur di periode t
: Tingkat persediaan
: Jangka waktu dalam periode
: Jumlah produk

���
���
��
��

: Unit produk yang harus diproduksi pada periode t
: Unit produk sebagai persediaan pada periode t
: Jam kerja reguler yang digunakan selama periode t
: Jam kerja lembur yang digunakan selama periode t

Variabel Keputuan
Empat variabel keputusan yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah
unit produk, persediaan, jam tenaga kerja dan jam kerja lembur. Jumlah ini
dilambangkan sebagai berikut :

Perhitungan Koefisien Fungsi Tujuan pada Model Pemrograman Linier :
Fungsi tujuan adalah hubungan matematik linier yang menggambarkan
tujuan perusahaan. tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah perencanaan
minimasi biaya produksi selama satu tahun ke depan dan meminimumkan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada pemenuhan jumlah permintaan.
Komponen biaya yang dijadikan sebagai parameter dalam menentukan
fungsi tujuan minimasi adalah:
a) Biaya produksi
Biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, biaya variabel
terdiri dari biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari besarnya produk

17
yang diproduksi sedangkan biaya tetap terdiri dari biaya fasilitas, perbaikan,
penyusutan bangunan dan biaya lain yang bersifat biaya tetap. Biaya produksi
Stay Assy berdasarkan data aktual produk yaitu berdasarkan biaya bahan baku
dan biaya proses. Biaya produksi LHL (Left Hand Long) sebesar Rp. 54.210.
Biaya produksi LHS (Left Hand Short) dan RH (Right Hand) sebesar Rp.
52.712. perhitungan biaya produksi Stay Assy IAMI disajikan pada Lampiran
3.
b) Biaya tenaga kerja reguler
Tenaga kerja yang dijadikan variabel keputusan adalah tenaga kerja
langsung pada produksi. Biaya tenaga kerja per jam didapat dari jumlah gaji
pokok ditambah tunjangan karyawan kemudian dibagi dengan ketersediaan jam
kerja. Berdasarkan wawancara dengan departemen HRD gaji pokok karyawan
sebesar Rp. 2.400.000 per bulan dan tunjangan sebesar Rp. 200.000 per bulan.
Sehingga total gaji karyawan per bulan sebesar Rp. 2.600.000. Ketersediaan
jam kerja karyawan untuk setiap bulannya berbeda. Biaya tenaga kerja per jam
disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Biaya tenaga kerja per jam
Bulan
Total Gaji Per Bulan
Jam Kerja Regular
Biaya TK Regular (jam)
Bulan
Total Gaji Per Bulan
Jam Kerja Regular
Biaya TK Regular
(jam)

Jan
2.600.000
200
13.000

Feb
2.600.000
192
13.542

Mar
2.600.000
192
13.542

Apr
2.600.000
208
12.500

Mei
2.600.000
200
13.000

Juni
2.600.000
200
13.000

Juli
2.600.000
216

Agust
2.600.000
168

Sept
2.600.000
200

Okt
2.600.000
200

Nov
2.600.000
200

Des
2.600.000
192

12.037

15.476

13.000

13.000

13.000

13.542

c) Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan adalah biaya yang timbul dengan adanya persediaan
atau penyimpanan barang di gudang. Berdasarkan wawancara dengan
departemen PPC biaya penyimpanan Stay Assy IAMI didapat dari total biaya
tenaga kerja, biaya listrik dan biaya gedung dibagi dengan jumlah permintaan.
Biaya penyimpanan LHL (Left Hand Long) sebesar Rp. 2.293. Biaya
penyimpanan LHS (Left Hand Short) sebesar Rp. 3.770 dan RH (Right Hand)
sebesar Rp.2.425. Perhitungan biaya penyimpanan disajikan pada Lampiran 4.
d) Biaya jam tenaga kerja lembur
Biaya jam tenaga kerja lembur untuk setiap jam pada PT. Best Spare
Indonesia dihitung berdasarkan rumus dari pihak perusahaan. Biaya tenaga
kerja lembur per jam sebesar Rp. 13.873. Rinciannya sebagai berikut:
Gaji lembur/jam: (Gaji pokok)/173 x Jumlah jam lembur.
Gaji Lembur/jam:

(Rp .2.400.000)
173

x 1 = Rp. 13.873 per jam

Berdasarkan pertimbangan berbagai tujuan yang ingin dicapai dan
meminimumkan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diharapkan dalam
perencanaan optimasi produksi, maka formulasi fungsi tujuan tersebut untuk Stay
Assy IAMI adalah sebagai berikut:

18
a) LHL (Left Hand Long)
Biaya secara keseluruhan dari biaya produksi, biaya penyimpanan, biaya
tenaga kerja reguler dan tenaga kerja lembur untuk Stay Assy IAMI LHL (Left
Hand Long) disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Biaya Stay Assy LHL (Left Hand Long)
LHL (Left Hand Long)
Permintaan
Biaya Produksi per unit
Biaya Penyimpanan per unit
Biaya Tenaga Kerja Regular
Biaya Tenaga Kerja Lembur
Jam Tenaga Kerja Regular
Jam Tenaga Kerja Lembur
LHL (Left Hand Long)
Permintaan
Biaya Produksi per unit
Biaya Penyimpanan per unit
Biaya Tenaga Kerja Regular
Biaya Tenaga Kerja Lembur
Jam Tenaga Kerja Regular
Jam Tenaga Kerja Lembur

Jan
948
54.210
2.293
13.000
13.873
200
38

Feb
948
54.210
2.293
13.542
13.873
192
38

Juli
990
54.210
2.293
12.037
13.873
216
38

Agust
1.014
54.210
2.293
15.476
13.873
168
38

Mar
960
54.210
2.293
13.542
13.873
192
38

Apr
816
54.210
2.293
12.500
13.873
208
38

Sept
846
54.210
2.293
13.000
13.873
200
38

Okt
870
54.210
2.293
13.000
13.873
200
38

Mei
888
54.210
2.293
13.000
13.873
200
38
Nov
780
54.210
2.293
13.000
13.873
200
3