Penambahan Jenis Atraktan yang Berbeda terhadap Respons Konsumsi Pakan pada Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus

PENAMBAHAN JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA
TERHADAP RESPONS KONSUMSI PAKAN PADA LOBSTER
AIR TAWAR Cherax quadricarinatus

AGASTHYA KUSWANDI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Penambahan jenis
atraktan yang berbeda terhadap respons konsumsi pakan pada lobster air tawar
Cherax quadricarinatus” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Agasthya Kuswandi
NIM C14100019

ABSTRAK
AGASTHYA KUSWANDI. Penambahan Jenis Atraktan yang Berbeda terhadap
Respons Konsumsi Pakan pada Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus.
Dibimbing oleh NUR BAMBANG PRIYO UTOMO dan TATAG BUDIARDI.
Lobster air tawar Cherax quadricarinatus tergolong jenis udang yang
mengandalkan penciuman dalam mencari pakan dan pemakan lambat sehingga
diperlukan keberadaan atraktan dalam pakan agar lobster lebih cepat dalam
menemukan dan memakan pakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan
jenis atraktan terbaik yang dapat meningkatkan respons konsumsi pakan lobster
air tawar. Tiga jenis atraktan yang diuji dalam penelitian ini adalah tepung rebon,
tepung cumi, dan terasi udang dengan dosis 2%. Penelitian dilakukan selama 40
hari dan lobster diberi pakan uji secara at satiation, dengan frekuensi sebanyak 2

kali per hari. Lobster yang digunakan dalam penelitian ini berukuran rata-rata
1,11±0,005 gram per ekor dan wadah yang digunakan berupa akuarium berjumlah
12 buah berdimensi 50x 40x 30 cm3 dengan ketinggian air 15 cm. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa atraktan yang terbaik dari ketiga jenis atraktan yang
digunakan adalah tepung rebon sebanyak 2% dengan jumlah konsumsi pakan
sebanyak 21,36±0,34 gram.
Kata kunci: atraktan,Cherax quadricarinatus, konsumsi pakan, palatabilitas
ABSTRACT
AGASTHYA KUSWANDI.Addition of Different Types of Attractant on Feed
Intake Response of Freshwater Crayfish Cherax quadricarinatus. Supervised by
NUR BAMBANG PRIYO UTOMO and TATAG BUDIARDI.
Freshwater crayfish Cherax quadricarinatus of species belonging to rely on
smell in finding foot and eating slowly so that the necessary existence of feed
attractants in order lobster faster in finding and consuming feed. The purpose of
this study was to determine the best type of attractant to increase feed intake
response of freshwater crayfish. Three kind of attractants tested in this study were
small shrimp flour, squid flour, and shrimp paste at rate of 2%. The study was
conducted for 40 days and the lobster was given experiment feed using at
satiation method, with feeding frequency 2 times a day. The average size of
lobsters used in this study was 1.11±0.005grams/ lobster reared in 12 units of

aquariums sized 50x 40x 30 cm3, with water depth of 15 cm. The results showed
that the best of three types of attractant used in this study was small shrimp flour
at rate of 2% with feed intake response as much 21.36±0.34 gram.
Keywords: attractant, Cherax quadricarinatus, feed intake, palatability

PENAMBAHAN JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA
TERHADAP RESPONS KONSUMSI PAKAN PADA LOBSTER
AIR TAWAR Cherax quadricarinatus

AGASTHYA KUSWANDI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi : Penambahan Jenis Atraktan yang Berbeda terhadap Respons
Konsumsi Pakan pada Lobster Air Tawar Cherax
quadricarinatus
Nama
: Agasthya Kuswandi
NIM
: C14100019
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Dr.Ir. Nur Bambang Priyo Utomo, M.Si.
Pembimbing I

Dr.Ir.Tatag Budiardi, M.Si.
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr.Ir. Sukenda, M.Sc.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Penambahan Jenis Atraktan yang
Berbeda terhadap Respons Konsumsi Pakan pada Lobster Air Tawar Cherax
quadricarinatus”. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung sejak bulan Desember
2013 hingga Maret 2014 yang dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ikan,
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
atas bantuan yang telah diberikan berbagai pihak khususnya kepada Bapak Dr. Ir.
Nur Bambang Priyo Utomo, M.Si. selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Ir. Tatag
Budiardi, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

selama ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Sukenda,
M.Sc. selaku Ketua Departemen Budidaya Perairan serta semua pihak yang telah
memberikan dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaatan untuk
pengembangan ilmu akuakultur pada masa datang.

Bogor, Juni 2013

Agasthya Kuswandi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. viii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...... viii 
PENDAHULUAN……………………………………………………………..

Latar Belakang........................................................................................... 1  
Tujuan Penelitian....................................................................................... 1
METODE…………………………………………………………………….... 2 
Rancangan Percobaan................................................................................. 2

Prosedur Penelitian..................................................................................... 2 
Pembuatan Pakan Uji......................................................................... 2
Pemeliharaan Lobster Air Tawar....................................................... 2
Analisis Proksimat....................................................................................... 3
Parameter Uji............................................................................................... 3
Analisis Data………………………….........……………...…………….... 4
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………. 5 
Hasil ……………………………………………………………………… 5 
Pembahasan................................................................................................. 8 
KESIMPULAN DAN SARAN……..………………………………………….. 11
Kesimpulan…………………………………………………...…………... 11
Saran……...……………………………………………………………..... 11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 11 
LAMPIRAN…………………………………………………………………...... 14 
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………... 19 

DAFTAR TABEL
1 Hasil analisis proksimat pakan uji.................................................................. 2
2 Laju pertumbuhan harian (LPH), jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi lemak
(RL), retensi protein (RP), konversi pakan, kelangsungan hidup (KH)

lobster air tawar selama Pemeliharaan 40 hari……………………………… 5
3 Kualitas air dalam sistem pemeliharaan lobster air tawar yang diberi pakan
uji selama 40 hari pemeliharaan……….…………………………………… 6

DAFTAR GAMBAR
1 Grafik bobot rata-rata lobster air tawar ikan selama 40 hari pemeliharaan
pada perlakuan (♦) kontrol, (■) cumi 2%, (▲) rebon 2%, dan (x) terasi 2%... 6
2 Parameter kualitas air pada setiap pengukuran (a) = derajat keasaman;
(b) = suhu; (c) = oksigen terlarut; (d): alkalinitas; (e) = amoniak pada
perlakuan (♦) kontrol, (■) cumi 2%, (▲) rebon 2%, dan (x) terasi 2%............. 7

DAFTAR LAMPIRAN
1 Skema tata letak akuarium pemeliharaan lobster air tawar.............................. 14
2 Prosedur analisis proksimat…......................................................................... 14

3 Analisis statistik derajat konversi pakan..........................................................
4 Analisis statistik jumlah konsumsi pakan………............................................
5 Analisis statistik laju pertumbuhan harian.......................................................
6 Analisis statistik derajat kelangsungan hidup..................................................
7 Analisis statistik retensi protein…………………...........................................

8 Analisis statistik retensi lemak…………………………….............................

16
16
17
17
17
18

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan salah satu komoditas
budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Pengembangan potensi budidaya
lobster air tawar di Indonesia harus didukung dengan ketersediaan benih,
lingkungan yang optimum, dan pakan yang berkualitas. Upaya penyediaan pakan
yang berkualitas pada komoditas lobster air tawar adalah nilai unggul, serta
ketersediaan pakan dengan nilai efisiensi pakan yang relatif rendah. Hal itu
dikarenakan lobster lebih mengandalkan indera penciuman dalam pencarian pakan

dan tergolong spesies pemakan lambat yang menyebabkan pakan mudah rusak
karena faktor leaching akibat pakan terlalu lama di dalam air.
Lobster memiliki chemoreseptor yang berfungsi sebagai indera penciuman
(olfaktori) yang berperan dalam menemukan makanan yang terletak pada
antenulanya (Waterman 1960). Untuk itu, daya tarik makanan dan rangsangan
memakan harus dipertimbangkan dalam pembuatan pakan yang berkualitas tinggi.
Hal itu dikarenakan kebiasaan mencari makan pada ikan dan krustasea
dipengaruhi oleh rasa dan bau yang bereaksi secara kimia. Menurut
Halimatusadiah (2009) formulasi pakan harus dilengkapi dengan perangsang yang
disebut atraktan untuk membuat asupan pakan ikan lebih efisien. Aroma pada
pakan ditentukan oleh jenis dan jumlah atraktan dalam formulasi pakan,
digunakan untuk merangsang ikan guna mendekati dan mengkonsumi pakan
buatan yang diberikan (Kurniawan 2013).
Atraktan pada umumnya dihasilkan oleh asam amino bebas. Atraktan
mengadung sinyal yang memungkinkan hewan akuatik mengenali pelet lebih baik
sebagai sumber makananya (Hertrampf dan Pascual 2000). Pakan ikan sidat
Anguilla marmorata yang ditambahkan atraktan berupa tepung cumi sebanyak 2%
memberikan pengaruh yang baik terhadap jumlah konsumsi pakan dan laju
pertumbuhan (Kurniawan 2013). Bahan lain yang dapat digunakan sebagai
atraktan adalah tepung udang rebon dan terasi udang. Gernat (2001) menyatakan

bahwa kandungan asam amino bebas tepung udang (% protein), yaitu alanin
2,64%, glisin 2,58%, histidin 0,85 %, dan prolin 1,81%. Terasi merupakan salah
satu produk fermentasi berbahan baku udang rebon, ikan atau keduanya
(Rahmayati et al. 2014). Terasi memiliki kekhasan yang terletak pada bau yang
menyengat dan warna kemerahan. Hal ini dikarenakan pada pembuatan terasi
terjadi penguraian senyawa kompleks menjadi yang lebih sederhana (asam amino)
melalui proses penguraian secara biologis (Aristyan et al. 2014). Peran atraktan
sangat penting terhadap respons makan serta pertumbuhan ikan. Oleh sebab itu
perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh sumber atraktan yang berbeda
untuk meningkatkan respons konsumsi pakan dan pertumbuhan lobster air tawar.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis atraktan yang terbaik
antara tepung cumi, tepung rebon, dan terasi udang yang dapat digunakan dalam
pakan lobster air tawar untuk meningkatkan respons konsumsi pakan.

2

METODE
Rancangan Percobaan
Percobaan dilakukan secara eksperimental menggunakan rancangan acak
lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan digunakan untuk
menguji penambahan atraktan pada pakan lobster air tawar, yaitu pakan A
(kontrol, tanpa atraktan), pakan B (atraktan tepung cumi 2 %), pakan C (atraktan
tepung udang rebon 2 %), serta pakan D (atraktan terasi 2 %).
Prosedur Penelitian
Pembuatan Pakan Uji
Pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini berupa pakan komersial
(protein 36%) yang ditambahkan atraktan berbeda, yaitu dengan menggunakan
tepung cumi, tepung rebon, dan terasi udang sesuai perlakuan. Pakan uji dibuat
dengan mencampurkan pakan komersial dan atraktan yang berbeda. Dosis yang
digunakan pada penelitian ini mengacu pada penelitian Kurniawan (2013).
Selanjutnya dilakukan pencampuran dengan menggunakan alat pencampur pakan
(mixer) agar bahan pakan dapat tercampur secara homogen. Pakan kemudian
dicetak dan dikeringkan dalam oven pada suhu 60 oC selama 4 jam. Pakan
kemudian dilakukan analisis proksimat yang terdiri dari analisis protein, lemak,
serta kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), kadar air, dan kadar abu. Hasil
analisis proksimat dalam bobot kering tertera pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil analisis proksimat pakan uji
Komposisi Nutrien (%)
Protein
Lemak
Serat Kasar
Abu
BETN2)
DE (kkal/100 g protein)3)
Rasio C/P 4)

K
35,97
9,04
7,24
13,67
34,08
278,89
7,75

Perlakuan1)
C
R
36,30
36,43
9,20
9,16
6,53
6,35
12,50
12,48
35,47
35,58
285,09
285,5
7,85
7,83

T
35,89
8,95
6,73
11,96
36,46
284,1
7,91

1)

K = tanpa atraktan; C = tepung cumi 2%; R = tepung rebon 2%; T = terasi 2%
BETN = bahan ekstrak tanpa nitrogen. 3) DE = digestible energy. 4) C/P = energi per
gram protein.

2)

Pemeliharaan Lobster Air Tawar
Pemeliharaan lobster diawali dengan kegiatan persiapan wadah. Wadah
yang digunakan pada penelitian ini adalah akuarium dengan ukuran akuarium 50 x
40 x 30 cm3 sebanyak 12 unit. Ketinggian air pada tiap-tiap perlakuan 15 cm.
Wadah perlakuan dilengkapi dengan instalasi aerasi berupa selang aerasi dan batu
aerasi yang dihubungkan dengan pipa PVC berdiameter 1 inci pada blower utama.
Akuarium perlakuan ditempatkan secara acak sesuai Lampiran 1. Dinding
akuarium dilapisi dengan plastik berwarna hitam yang berfungsi untuk

3
menghindari gangguan dari luar yang dapat membuat lobster stres. Selain itu pada
tiap akuariumnya diberi 10 buah shelter berupa pipa PVC berdiameter 1 inci
dengan panjang 5 cm yang berfungsi sebagai tempat berlindungnya lobster.
Lobster air tawar yang digunakan dalam penelitian berasal dari Kabupaten
Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta. Lobster diadaptasikan terlebih
dahulu pada akuarium hingga biota uji stabil dan sudah merespons pakan yang
diberikan. Lobster selanjutnya dipuasakan selama 24 jam untuk menghilangkan
pengaruh sisa pakan. Setelah fase pemuasaan selesai dilanjutkan dengan sampling
yaitu mengukur bobot lobster sebanyak 10 ekor dan didapatkan bobot rata-rata
1,11 ± 0,005 gram/ekor. Pada tiap unit penelitian dimasukkan lobster dengan
padat tebar 10 ekor/akuarium. Pakan diberikan secara at satiation (sekenyangnya)
sebanyak 2 kali sehari. Pakan yang tersisa ditimbang setiap hari untuk menghitung
jumlah konsumsi pakan pada lobster air tawar. Lobster dipelihara selama 40 hari.
Selama pemeliharaan dilakukan pengambilan contoh untuk menimbang bobot
individu dan bobot total (biomassa) lobster tiap 10 hari sekali pada setiap
akuarium. Lobster yang mati selama pemeliharaan diangkat, dihitung, dan
ditimbang.
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan penyifonan yang diikuti dengan
penambahan air sesuai dengan air yang terbuang. Pergantian air sebanyak 40%
dilakukan setiap 10 hari sekali. Pada awal, tengah, dan akhir pemeliharaan
dilakukan pengamatan kualitas air berupa parameter suhu, oksigen terlarut, pH,
amoniak dan alkalinitas.
Analisis Proksimat
Analisis proksimat dilakukan pada pakan uji dan whole body lobster air
tawar. Analisis proksimat mengikuti metode Takeuchi (1988) yang meliputi
analisis kadar air, protein, serat kasar, lemak, dan kadar abu. Analisis kadar air
dilakukan dengan mengeringkan sampel pakan dan whole body lobster air tawar
menggunakan oven selama 6 jam. Analisis protein dilakukan dengan metode
Kjehdahl, serat kasar dengan metode pelarutan asam dan basa kuat serta
pemanasan, lemak tubuh dengan metode Folch, dan kadar abu dengan metode
pemanasan dalam tanur pada suhu 600 ºC (Lampiran 2). Untuk keperluan uji
proksimat whole body lobster digunakan lima ekor lobster untuk setiap perlakuan.
Parameter Uji
Parameter uji pada penelitian ini meliputi kelangsungan hidup (KH), laju
pertumbuhan harian (LPH), konversi pakan (feed conversion ratio, FCR) jumlah
konsumsi pakan (JKP), retensi protein (RP) dan retensi lemak (RL).
1) Kelangsungan hidup menggunakan rumus dari Zonneveld et al. (1991) yaitu
sebagai berikut:
N 
KH   t  x 100%
 N0 
Keterangan: KH = kelangsungan hidup (%)
Nt = jumlah ikan pada akhir pengamatan (ekor)
No = jumlah ikan pada awal pengamatan (ekor)

4
2) Laju pertumbuhan harian menggunakan rumus dari Huisman (1987) yaitu
sebagai berikut:


Keterangan: LPH
Wt
Wo
t

= laju pertumbuhan harian (%)
= bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (gram/ekor)
= bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (gram/ekor)
= periode pemeliharaan (hari)

3) Konversi pakan (feed conversion ratio, FCR) dihitung dengan rumus dari
Goddard (1996) sebagai berikut :


F
FCR  

 Wt  Wd   W0 
Keterangan : F
Wt
Wd
Wo

= jumlah pakan yang dimakan (gram)
= biomassa ikan pada akhir perlakuan (gram)
= biomassa ikan mati (gram)
= biomassa ikan pada awal perlakuan (gram)

4) Jumlah konsumsi pakan (JKP) merupakan selisih jumlah pakan yang
diberikan dengan jumlah pakan yang tidak dimakan selama masa penelitian
(Kurniawan 2013).
5) Retensi lemak (RL) dihitung dengan rumus dari Watanabe (1988) sebagai
berikut:
x 100%
6) Retensi protein (RP) dihitung dengan rumus dari Watanabe (1988) sebagai
berikut:
x 100%

Analisis Data
Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) pada selang
kepercayaan 95% untuk menguji apakah terdapat pengaruh antar perlakuan yang
diberikan. Jika terdapat pengaruh yang beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji
Tukey dengan selang kepercayaan 95% untuk mengetahui perlakuan yang
memberikan hasil tertinggi dan terendah. Data kualitas air dianalisis secara
deskriptif dengan menampilkan tabel dan gambar. Analisis data dilakukan dengan
bantuan program SPSS 16.0 dan MsExcel 2013.

5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Data hasil pengukuran dari kinerja pertumbuhan lobster air tawar selama
masa pemeliharaan 40 hari tertera pada Tabel 2 dan Lampiran 3-8. Kinerja
pertumbuhan lobster air tawar terdiri dari parameter uji; kelangsungan hidup
(KH), laju pertumbuhan harian (LPH), konversi pakan (Feed conversion ratio,
FCR), jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi lemak (RL), dan retensi protein
(RP). Hasil berbeda nyata (P0,05).
Berdasarkan Tabel 2 diketahui secara umum, penambahan atraktan ke dalam
pakan dapat mempengaruhi jumlah konsumsi pakan pada pemeliharaan lobster air
tawar. Peningkatan jumlah konsumsi pakan dapat terlihat pada penambahan
atraktan berupa tepung cumi dan tepung rebon sebanyak 2%, namun terjadi
penurunan pada penambahan atraktan berupa terasi sebanyak 2%. Parameter laju
pertumbuhan harian, nilai konversi pakan, dan retensi lemak tidak mengalami
peningkatan meskipun jumlah konsumsi pakan mengalami peningkatan.
Pemberian pakan yang mengandung atraktan memberikan efek yang sama
terhadap nilai kelangsungan hidup. Parameter retensi protein terjadi peningkatan
pada penambahan atraktan ke dalam pakan, khususnya pada atraktan tepung cumi
dan tepung rebon sebanyak 2%, namun tidak terjadi peningkatan pada
penambahan atraktan terasi sebanyak 2%.
Tabel 2 Laju pertumbuhan harian (LPH), jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi
lemak (RL), retensi protein (RP), konversi pakan, kelangsungan hidup
(KH) lobster air tawar selama pemeliharaan 40 hari
Nilai parameter pada pakan uji**)
Parameter*)
K
C
R
T
KH (%)
93,33 ± 5,77 a
90 ± 0,00 a
90 ± 0,00 a 86,67 ± 5,8 a
LPH (%)
1,53 ± 0,17 a
1,91 ± 0,14 a
2,0 ± 0,27 a 1,59 ± 0,24 a
FCR
2,09 ± 0,26 a
1,72 ± 0,19 a
1,71 ± 0,33 a 2,06 ± 0,22 a
b
a
JKP (g)
18,88 ± 0,72
20,96 ± 0,51
21,36 ± 0,34 b 18,90 ± 0,20 a
RL (%)
27,02 ± 4,63 a
38,10 ± 2,27 a
36,45± 4,20 a 31,19 ± 0,14 a
a
ab
RP (%)
56,28 ± 6,30
74,70 ± 5,2
83,18± 7,98 b 67,40 ± 0,24 a
Angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Tukey)
*) konsumsi pakan (JKP), laju pertumbuhan harian (LPH), kelangsungan hidup (KH),
konversi pakan (FCR), retensi lemak (RL), retensi protein (RP)
**) K= tanpa atraktan; C = tepung cumi 2%; R = tepung rebon 2%; T = terasi 2%

Gambar 1 menunjukkan grafik bobot rata-rata individu lobster air tawar
selama pemeliharaan 40 hari dengan pemberian pakan yang mengandung jenis
atraktan yang berbeda; tepung cumi, tepung rebon, dan terasi dengan dosis 2%
serta satu kontrol (tanpa penambahan atratan). Hasil penelitian menunjukkan

6
bahwa terjadi pertambahan bobot individu, baik pada perlakuan kontrol (tanpa
penambahan atraktan), penambahan atraktan tepung cumi 2%, penambahan
tepung rebon 2%, dan penambahan terasi 2%. Penambahan bobot lobster air tawar
semakin meningkat seiring dengan pertambahan waktu pemeliharaan untuk semua
perlakuan (Gambar 1). Peningkatan tertinggi bobot rata-rata individu lobster air
tawar selama masa pemeliharaan terlihat pada lobster yang diberi pakan yang
diberi atraktan berupa tepung rebon sebanyak 2%. Pada lobster air tawar yang
tidak diberi pakan mengandung atraktan, terlihat pertumbuhan bobot rata-rata
individunya paling rendah apabila dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Gambar 1 Grafik bobot rata-rata lobster air tawar ikan selama 40 hari
pemeliharaan pada perlakuan (♦) kontrol, (■) cumi 2%, (▲) rebon
2%, dan (x) terasi 2%
Data hasil pengukuran dari kualitas air pemeliharaan lobster air tawar
selama 40 hari tertera pada Tabel 3. Parameter kualitas air terdiri dari parameter
derajat keasaman (pH), suhu, oksigen terlarut (DO), alkalinitas, dan amoniak.
Berdasarkan Tabel 3, kualitas air selama penelitian masih dalam kisaran optimum
untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan lobster air tawar.
Tabel 3 Kualitas air dalam sistem pemeliharaan lobster air tawar yang diberi
pakan uji selama 40 hari pemeliharaan
Kisaran nilai1)
Parameter
Kisaran
K
C
R
T
optimum
pH(unit)
7,23-7,84 7,21-7,79 7,24-7,87 7,21-7,75
6,5-8a
Suhu(˚C)
25,6-27,5 25,6-27,3 25,6-27,4 25,6-27,4 23-31a
DO(mg/L)
5,2-7,5
5-7,8
5,2-7,2
5,2-7,5
>5 b
Alkalinitas(mg/L )
40-64
40-64
40-64
40-80
20-300c
Amoniak(mg/L)