Ekstraksi Pelarut Ekstraksi Ion Logam Sebagai Senyawa Kompleks

13 fluorescence spectrometry . Dari hasil yang diperoleh menunjukkan besarnya temu balik dari logam-logam dimaksud berkisar 97 - 105 dengan presisi 2,3 – 3,1. Williams dan Cokal 1986 telah menganalisis besi menggunakan Ammonium Pirolidin-N-karboditioat APCD APDC dan 4-metil-2 pentanon metil isobutil keton MIBK dengan asam sitrat dan tiron sebagai masking agent . Asam sitrat dan tiron sangat efektif digunakan sebagai penopeng karena keduanya mampu menopeng unsur – unsur Cd 2+ , Co 2+ , Cu 2+ , Cr 3+ , Cr 6+ , Hg 2+ , Ni 2+ , Pb 2+, Ti 2+ , dan Zn 2+ . Penambahan NaCl sebagai salting-out digunakan dalam analisis ini karena NaCl mampu membawa konsentrasi logam yang diekstraksi yang masih berada pada fase air masuk ke fase organik dengan perbandingan 20:1. Dari penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan asam sitrat dan tiron menghasilkan effisiensi ekstraksi yang lebih baik daripada tidak menggunakan masking agent. Larutan yang tidak menggunakan masking agentg, akan terbentuk endapan besi hidroksida yang akan menimbulkan masalah kekeruhan nebulization pada fase organik.

D. Ekstraksi Pelarut

Ektraksi pelarut adalah suatu metode pemisahan berdasarkan transfer suatu zat terlarut dari suatu pelarut kedalam pelarut lain yang tidak saling bercampur. Menurut Nerst, zat terlarut akan terdistribusi pada kedua solven sehingga perbandingan konsentrasi pada kedua solven tersebut tetap untuk tekanan dan suhu yang tetap Christian, 1986. 14 Koefisien distribusi K D merupakan perbandingan aktifitas dari solute diantara dua solven. Pada larutan yang encer boleh dianggap bahwa perbandingan aktifitas sama dengan perbandingan konsentrasi. 2 1 2 1 ] [ ] [ A A aA aA A K D = = 1 K D A = koefisien distribusi zat terlarut A aA 1 = aktifitas solut A dalam solven 1 aA 2 = aktifitas solut A dalam solven 2 Day dan Underwood, 1989 Persentase ekstraksi E zat terlarut A yang terekstrak dapat ditentukan berdasarkan perbandingan konsentrasi hasil ekstraksi dengan konsentrasi mula-mula dikalikan 100 yang dapat ditulis: X100 mula mula i konsentras reaksi hasil i konsentras E − = 2 Menurut Christian 1986 hubungan persentase zat yang terekstrak dan perbandingan distribusi D dapat dituliskan sebagai berikut: ] [ 100 Vo Va D D E + = 3 jika Va = Vo maka, 1 100 + = D D E 4 Va = volume fase air Vo = volume fase organik D = perbandingan distribusi E = persentase ekstraksi Christian, 1986 15

E. Ekstraksi Ion Logam Sebagai Senyawa Kompleks

Pada umumnya ion-ion logam tidak larut dalam pelarut organik non polar. Ion logam harus diubah menjadi bentuk molekul yang tidak bermuatan dengan pembentukan kompleks agar ion logam tersebut dapat terekstrak ke dalam pelarut organik non polar. Senyawa kompleks adalah suatu senyawa dimana ion logam bersenyawa dengan ion atau molekul netral yang mempunyai sepasang atau lebih elektron bebas yang berikatan secara kovalen koordinasi Moersid, 1989 Ion logam dalam senyawa kompleks disebut ion pusat, sedangkan ion atau molekul netral yang mempunyai pasangan elektron bebas disebut ligan. Kompleks kelat atau sepit adalah kompleks yang terbentuk apabila ion pusat bersenyawa dengan ligan yang mempunyai dua atau lebih gugus. Banyaknya ikatan kovalen koordinasi yang terjadi antara ligan dengan ion pusat disebut bilangan koordinasi. Pembentukan kompleks oleh ligan bergantung pada kecenderungan untuk mengisi orbital kosong dalam usaha mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil. Untuk memudahkan ekstraksi maka ion logam yang bermuatan harus dinetralkan oleh ion atau molekul netral menjadi kompleks tidak bermuatan Khopkar, 1984. Kompleks kelat merupakan asam lemah HL yang terionisasi dalam air dan terdistribusi dalam fase organik dan fase air, serta dengan ion logam dapat membentuk ion kompleks yang netral dan mudah larut dalam fase organik Day dan Underwood, 1989. Sesuai dengan reaksi: organik air HL HL 16 sehingga air o DL HL HL K ] [ ] [ = 5 Disosiasi kompleks khelat: − + + L H HL ] [ ] ][ [ HL L H K a − + = 6 Anion khelat bergantung dengan ion logam M membentuk khelat yang dapat diekstraksi. n n ML nL M − + + ] ][ [ ] [ n n f L M ML K − + = 7 Khelat terdistribusi pada fase air dan fase organik: organik n air n ML ML air n organik n DX ML ML K ] [ ] [ = 8 Perbandingan distribusi D dapat dievaluasi jika khelat ML n pada fase organik dan M n+ pada fase air: air n organik n M ML D ] [ ] [ + = 9 dengan mengkombinasi persamaan 5 sampai 9, didapat: air n organik n DL n DX n a f H HL K K K K D ] [ ] [ . . + × = 10 17 Keterangan: K DL = koefisien distribusi ligan K a = konstanta disosiasi asam K f = konstanta pembentukan kompleks logam K DX = koefisien distribusi kompleks Khopkar, 1984

F. Interaksi Antara Ion Fe III Dengan Ammonium Pirolidin