PENGELOLAHAN RETRIBUSI PASAR KARANGKETUG KOTA PASURUAN TAHUN 2011

(1)

PENGELOLAHAN RETRIBUSI PASAR KARANGKETUG

KOTA PASURUAN TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Strata-1

Oleh :

Alek Afitriyatno Prasetyo NIM: 07230050

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Alek Afitriyatno Prasetyo

NIM : 07230050

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Pengelolahan Retribusi Pasar Karangketug Kota Pasuruan Tahun 2011

Disetujui, Pembimbing I

Drs. Krishno Hadi, MA.

Pembimbing II

Dr. Wahyudi, M.Si

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Nama : Alek Afitriyatno Prasetyo NIM : 07230050

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Pengelolaan Retribusi Pasar Karangketug Kota Pasuruan Tahun 2011

Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)

Pada tanggal: Dihadapan Dewan Penguji

1. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si. (……….…)

2. Drs. Jainuri, M.Si. (………...)

3. Drs. Krishno Hadi, MA (...)

4. Dr. Wahyudi, M.Si (...)

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Alek Afitriyatno Prasetyo NIM : 07230050

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Pengelolaan Retribusi Pasar Karangketug Kota Pasuruan Tahun 2011 adalah bukan karya tulis ilmiah orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 10 Agustus 2012 Yang menyatakan


(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Alek Afitriyatno Prasetyo NIM : 07230050

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Pengelolahan Retribusi Pasar Karangketug Kota Pasuruan Tahun 2011

Pembimbing : : 1. Drs. Krishno Hadi, MA 2. Dr. Wahyudi, M.Si

Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan

I II

Tanggal 26 – 04 - 2012 Revisi Bab I /Proposal

Tanggal 01 – 05 - 2012 ACC Bab I

Tanggal 19 – 05 - 2012 Seminar

Tanggal 24 – 07 - 2012 ACC Bab II

Tanggal 24 – 07 - 2012 ACC Bab III

Tanggal 26 – 07 - 2012 Bimbingan Bab IV/V

Tanggal 31 – 07 - 2012 Revisi Bab IV/V

Tanggal 02 – 08 - 2012 ACC Bab IV dan V

Tanggal 02 – 08 - 2012 ACC ujian

Malang, 6 Agustus 2012 Mengetahui,

Dosen Pembimbing I

Drs. Krishno Hadi, MA

Dosen Pembimbing II

Dr. Wahyudi, M.Si Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT atas berkat, nikmat, dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengelolan Retribusi Pasar Karangketug Kota Pasuruan

tahun 2011” sebagai salah satu Tugas Akhir yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sajana Strata Satu Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, peneliti tak lepas dari rintangan dan hambatan. Banyak bantuan yang telah diberikan untuk membimbing peneliti menyelesaikan penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas semua rahmat dan hidayahnya, peneliti diberikan kesabaran dan jalan dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tuaku serta orang-orang terdekatku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Krishno Hadi, MA, kepada beliau kami sampaikan terima kasih dan rasa simpati saya atas motivasi dan pengorbanannya dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, kepada beliau juga kami sampaikan banyak terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam proses bimbingan skripsi.

5. Bapak Drs. Jainuri. M.Si, terima kasih atas telah telah memberikan masukan dan saran yang sangat berharga sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

6. Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih. M.Si, selaku kajur IP sekaligus Penguji terimakasih atas masukan yang diberikan dalam perbaikan skripsi ini.


(7)

7. Bapak Sutarto selaku bendahara penerima Diskoperindag Kota Pasuruan, bapak Is Sutanuaji, S.E selaku kepala UPTD pasar Karangketug yang telah memberi kemudahan dalam pembuatan skripsi ini.

8. Almamaterku dan teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2007.

9. My honey ku ( Jegeg / Eka yulianti ) serta teman-temanku antara lain: Aang, Boundeath, Karno, Seger, Mitra, Ega, Mato.

10.Buat semua pihak yang tidak mungkin bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

do’a dan bantuan kalian, hingga tugas ini dapat terselesaikan. Semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan kalian, amin.

Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan kalangan yang tertarik dengan kajian politik.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 6 Agustus 2012


(8)

Skripsi ini saya persembahkan kepada keluargaku

Teruntuk BAPAK, IBU, MAK LIK, adik-adik dan orang yang sangat

aku cintai YAITU

JEGEG ( SI BONGAK kU )

Ketekunan dan kerja keras adalah hal

yang paling penting dalam menuju


(9)

MOTTO HIDUP

Ketekunan dan

kerja keras adalah

hal yang paling

penting dalam

menuju

kesuksesan


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……….. i

ABSTRAK ……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………... vi

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR TABEL ………. ix

DAFTAR GAMBAR ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ……… .. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1

B. Rumusan Masalah .……… 7

C. Tujuan Penelitian ………... 7

D. Kegunaan Penelitian ………... 8

E. Definisi Konseptual ………... 9

F. Definisi Operasional ……….. 9

G. Metode Penelitian ……….. 11

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………... 11

2. Objek Dan Subjek Penelitian ……… 12

3. Teknik Pengumpulan Data ……… 12

4. Data dan Sumber Data ………... 13

5. Lokasi Penelitian ………... 14

6. Analisis Data ………. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah ………….. 16

B. Sumber- Sumber Keuangan Daerah ……… 19

C. Retribusi Daerah ………. 25

1. Retribusi Pelayanan Pasar ………. 32

D. Permasalahan Dalam Pengelolaan Retribusi Di Pasar Karangketug Kota Pasuruan ……… 34

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Potensi Wilayah ……….. 36

1. Letak geografis Kota Pasuruan ………. 37

2. Kecamatan Gadingrejo ………. 39

B. Pasar Karangketug ………. 40

1. Kondisi Umum ………. 41


(11)

BAB IV PEMBAHASAN

A. Mekanisme Pengelolaan Retribusi Pasar Karangketug

Di Kota Pasuruan Tahun 2011 ……….. 51 B. Permasalahan yang Timbul dalam Proses Pengelolaan

Retribusi Pasar Karangketug di Kota Pasuruan Tahun 2011 56 1. Adanya pemungut liar selain dari petugas pemerintah

atau petugas sah dari pemerintah ……….. 57 2. Kurangnya mutu SDM pemungut retribusi ………….. 60 3. Adanya penyelewengan laporan pertanggungjawaban 63 C. Upaya Optimalisasi Intensifikasi dan Ekstensifikasi yang

Seharusnya Dilakukan Oleh Pemerintah

Kota Pasuruan dalam Rangka Meningkatkan

Pendapatan Retribusi Pasar ……….. 66 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………. 69 B. Saran ……… 71


(12)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Luas Wilayah Kecamatan Di Kota Pasuruan 2. Tabel 2 Profil Kecamatan di Kota Pasuruan


(13)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Peta Kota Pasuruan 2. Gambar 2 Pasar Karangketug

3. Gambar 3 UPT Pasar Karangketug Tahun 2011—2012

4. Gambar 4 Tabel Mekanisme Penarikan Retribusi Jasa Pelayanan Pasar 5. Gambar 5 Karcis Retribusi


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan.2008. Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Dwiyanto, Agus. 1995. Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

dalam makalah disajikan pada Seminar Sehari Kinerja Organisasi Pelayanan Publik. Yogyakarta : Fisipol UGM.

Hanafi & Mugroho. 2009. Kebijakan Keuangan Daerah (Reformasi & Model Pengelolaan Keuangan Daerah Di Indonesia). Malang: UB Press. Kaho, J. Riwu. 1988. Analisa Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah.

Jakarta : Bina Aksara

Mamesah, D. J. 1995. Sistem Administrasi Keuangan Daerah. Jakarta : Gramedia.

Munawir, S. 1992. Perpajakan. Yogyakarta: Liberty

Nugroho, Trilaksono & Suhadak. 2007. Paradigma Baru Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam Penyusunan APBD di Daerah Otonom. Malang: Banyu Media

Sunarto. 2005. Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: AMUS&Citra Pustaka. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

http://pasuruan.go.id/category/ekonomi/ Diuploade tanggal 18/12/11 jam 15.00

WIB

ilmupemerintahan.blogspot.com/ - Tembolok - MiripDiuploade 3 Maret 2011 pukul 16.00 WIB

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

Peraturan Daerah Kota Pasuruan No.9 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Pasar


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Otonomi daerah di Indonesia telah memacu tiap daerah baik di tingkat daerah maupun pusat meningkatkan pendapatan daerah guna kesejahteraan wilayahnya. Peningkatan pendapatan ini dengan agenda utama adalah untuk pembangunan daerah masing-masing. Berbagai potensi digali untuk mewujudkan pendapatan daerah yang maksimal.

Kaho menjelaskan bahwa “Penyelenggaraan otonomi daerah yang benar-benar sehat akan tercapai bila sumber utama keuangan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah.” Ungkapan Kaho tersebut mempertegas bahwa otonomi daerah memacu daerah untuk berupaya menggali potensi sumber-sumber keuangan asli daerah karena kebijakan otonomi daerah itu sendiri sebenarnya tersentral kepada kemandirian daerah, baik dalam hal keuangan maupun kegiatan-kegiatan pembangunan dalam upaya memajukan daerahnya sendiri.

Pada masa otonomi daerah saat ini tentunya menuntut kabupaten atau kota menggali secara intensif dan bijaksana sumber-sumber pendapatan asli daerah. Peluang memaksimalkan penerimaan pendapatan asli daerah di Kota Pasuruan masih didominasi dari pajak dan retribusi.

Sebagai instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah, Anggaran


(16)

2

Daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menduduki posisi sentral (central position) dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintahan daerah. Pada hakekatnya, anggaran daerah merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat sesuai dengan tujuan dari otonomi daerah itu sendiri.

Anggaran daerah digunakan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa-masa yang akan datang, sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat untuk memotivasi para pegawai, dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai unit kerja. Dalam kaitan ini, proses penyusunan dan pelaksanaan anggaran hendaknya difokuskan pada upaya untuk mendukung pelaksanaan aktivitas atau program yang menjadi prioritas dan preferensi daerah.

Salah satu Pendapatan Asli Daerah yang penting yaitu retribusi. Retribusi daerah menurut Munawir sebagai “ I u r a n rakyat kepada Pemerintah berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan mendapatkan jasa balik atau kontra prestasi dari Pemerintah secara langsung dan dapat

ditunjuk.” Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dijelaskan bahwa “Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.”

Penggalian potensi sumber-sumber keuangan asli daerah ini beraneka ragam. Tak terkecuali dengan adanya retribusi sebagai salah satu pemacu


(17)

3

otonomi daerah. Akan tetapi, aneka praktik kecurangan seringkali muncul untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Masuknya uang ke tangan pemerintah melalui berbagai pintu birokrat pun tidak bisa dihindari lagi. Dalam kasus

retribusi ini, “the black hole” atau lubang hitam pemungutan dan pengelolaan

retribusi secara illegal seringkali menimbulkan berbagai masalah yang merugikan masyarakat, terutama para pedagang pasar, dan tentunya pemerintah sendiri.

Di lapangan masih banyak pungutan-pungutan liar yang tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan pemerintah dan adanya laporan palsu atau korupsi dana pendapatan seperti contoh di atas. Baik pungutan dari anggota pemerintah sendiri

maupun „preman pasar‟. Dengan adanya praktik tidak sehat ini semakin mencekik

para pedagang pasar. Permasalahan ini menjadi semakin rumit, karena „preman pasar‟ ini tidak akan dapat dibasmi, karena seringkali mendapat perlindungan

oleh petugas pasar setempat. Hal-hal tersebut tentu akan mengganggu dan merusak citra pemerintah dalam rangka membangun daerahnya ke arah yang lebih baik.

Retribusi pun menjadi salah satu andalan pendapatan utama di berbagai daerah. Salah satu kota yang mengandalkan retribusi sebagai pendapatan terbesar adalah Kota Pasuruan. Di Kota Pasuruan pendapatan dari retribusi pasar selama ini dapat menyumbang pendapatan asli daerah hampir 30%-40%. Ini membuktikan, bahwa salah satu penyumbang potensial adalah retribusi pasar. Namun demikian penerimaan retribusi pasar menurut penentu kebijakan masih kurang dari harapan karena rata-rata peningkatannya tidak lebih dari angka 2% setiap tahunnya.


(18)

4

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Ir. H. Sugiharto, MM, Kamis (8/12)

secara resmi membuka ”Sosialisasi Retribusi Pelayanan Pasar Tahun 2011” di gedung KPRI PERGU Kota Pasuruan. Dalam kesempatan ini hadir, Ketua Komisi II DPRD Kota Pasuruan, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset selaku narasumber dan peserta pengelola pasar di wilayah Kota Pasuruan.

Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan dalam sambutannya mengungkapkan bahwa “Retribusi pelayanan pasar ini akan memberi peranan yang besar terhadap pelaksanaan otonomi daerah dan realisasi pendapatan asli daerah.” Adapun besarnya tarif retribusi pelayanan pasar untuk pasar kelas 1 yang terdiri dari Pasar Besar, Pasar Gadingrejo, Pasar mebel Bukir dan Randusari untuk kios Rp.200 untuk m2/hr, bedak Rp.150 untuk m2/hr dan los Rp.100 untuk m2/hr.

Namun sejalan dengan meningkatnya eksplorasi pendapatan asli daerah ini. Godaan akan bisnis illegal oleh para birokrat semakin menggiurkan. Dengan begitu banyak uang yang mengalir dalam kantong pemerintah daerah dan dapat dikelola sendiri seringkali menyebabkan adanya kebijakan yang memungkinkan adanya birokrasi yang tidak sehat.

Berdasarkan pada pendapat tersebut di atas, nampak bahwa kebijakan tersebut tidak hanya terbatas pada tindakan atau perilaku badan alternatif atau unit birokrasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan kepatuhan dari target grup. Namun lebih dari itu, juga berlanjut dengan jaringan kekuatan politik, sosial, ekonomi yang berpengaruh pada perilaku semua pihak yang terlibat dan pada akhirnya terdapat dampak yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Dinas Pendapatan Daerah (Perda Nomor 4 Tahun 2004) adalah salah satu instansi pelaksana di bidang pengelolaan


(19)

5

pendapatan daerah sampai berakhirnya tahun anggaran 2008 ini. Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) berkaitan langsung dengan upaya daerah dalam menggali dan meningkatkan sumber pendapatan daerah, terutama pemasukan yang berasal dari PAD. Selain itu Dipenda bertugas sebagai koordinator pengelolaan pendapatan daerah, sehingga dapat dikatakan bahwa Dipenda merupakan ujung tombak pelaksana otonomi daerah dalam mengurus dan mengatur keuangan daerah.

Sejak tahun anggaran 2009, sesuai Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Dipenda berubah menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pasuruan yang merupakan penggabungan dari Dipenda, Bagian Keuangan, dan Bagian Aset Daerah. Dinas baru ini tetap memegang peranan penting dalam mengurus dan mengatur keuangan daerah khususnya di Kota Pasuruan.

Pendapatan daerah yang salah satunya berasal dari retribusi daerah ini nantinya akan membantu keberhasilan dalam pelaksanaan otonomi daerah. Dengan meningkatnya pendapatan daerah maka akan menunjang kelangsungan pembangunan daerah tersebut menjadi lebih maju dan berkembang.

Melihat begitu besar fungsi dari retribusi daerah ini bagi pembangunan kabupaten atau kota, maka di Indonesia mulai diadakan pengkajian dalam pengaturan retribusi daerah. Penegakan sistematika yang baik dalam pengaturan penarikan retribusi dan pengelolaannya terus dilakukan pemerintah. Salah satu daerah yang terus menata retribusi adalah Kota Pasuruan Propinsi Jawa Timur.


(20)

6

Adanya ketidaktranparasi laporan yang masuk dari pungutan retribusi oleh petugas ke atasan memberikan keuntungan pada kantong pribadi. Namun, dalam kasus ini yang sering terjadi adalah praktik pungutan di luar ketentuan yang ditetapkan. Sebagai contoh tiap bedak telah ditentukan retribusi sebesar Rp. 500,-/hari, namun seringkali pungutan menjadi Rp. 750,- hingga Rp. 1000,- dengan alasan tambahan uang keamanan. Namun, dalam laporan akhir yang diserahkan kepada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Pasuruan jumlah uang tidak bertambah.

Citra ‘preman pasar’ ini semua orang tentu mengtahuinya, bahkan pemerintah pun mengetahui meski terlihat samar keberadaannya, namun sebagian besar petugas pasar mengetahui keberadaannya. Seolah mereka menggunakan kacamata hitam hingga tak terlihat adanya ‘preman pasar’. Para ‘preman pasar’ ini seringkali disebut ‘bos pasar’. Mereka menyebut pungutan yang mereka minta adalah ‘uang keamanan’, karena mereka menganggap bertanggung jawab atas keamanan baik pedagang hingga kondisi lapak dari pihak-pihak luar, terlebih untuk malam hari. ‘Uang keamanan’ ini biasanya sebesar Rp. 250,-/lapak dan uang jaga malam tergantung pada besarnya lapak yang dimiliki.

Dari kedua permasalahan di atas, dapat kita bayangkan berapa besar kerugian yang harus ditanggung tiap pedagang, belum lagi jika dagangan mereka tak laku. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat tema retribusi pasar sebagai skripsi. Peneliti ingin mengetahui faktor penyebab masih rendahnya peningkatan realisasi penerimaan retribusi pasar, optimalisasi upaya intensifikasi dan ekstensifikasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pasuruan dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi pasar, dan memberikan sumbangan rumusan


(21)

7

strategi yang dapat dijalankan oleh Pemerintah Kota Pasuruan untuk meningkatkan pendapatan retribusi pasar. Permasalahan tersebut diangkat dengan judul Pengelolan Retribusi Pasar Karangketug Kota Pasuruan tahun 2011.

B. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah penelitian ini nantinya dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan pokok penelitian ini sebagai berikut.

1) Bagaimanakah mekanisme pengelolaan retribusi Pasar Karangketug di Kota Pasuruan tahun 2011?

2) Bagaimanakah permasalahan yang timbul dalam proses pengelolaan retribusi Pasar Karangketug di Kota Pasuruan tahun 2011?

3) Bagaimanakah upaya optimalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pasuruan dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi Pasar Karangketug tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan mekanisme pengelolaan retribusi Pasar Karangketug di Kota Pasuruan tahun 2011.

2) Mendeskripsikan permasalahan yang timbul dalam proses pengelolaan retribusi Pasar Karangketug di Kota Pasuruan tahun 2011.


(22)

8

3) Mendeskripsikan upaya optimalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pasuruan dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi Pasar Karangketug tahun 2011.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat-manfaat tersebut sebagai berikut.

1. Manfaat teoretis

Secara teoritis penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang teori pengelolaan pendapatan daerah, khususnya dari hasil retribusi. Dapat memberikan sumbangan pemikiran peningkatan pengawasan terhadap penarikan dan pengelolaan retribusi daerah. Penelitian ini juga memberikan sumbangan upaya dan saran agar mengedepankan kepentingan rakyat, terutama para pedagang pasar yang seringkali mendapat pungutan liar dan adanya pembaharuan pelayanan pemerintah untuk melayani masyarakat lebih baik lagi.

2. Manfaat secara praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam upaya memperbaiki operasional pemungutan retribusi pasar. Hasil penelitian dapat memberikan gambaran tentang permasalahan yang diakibatkan oleh adanya pungutan liar. Penelitian ini bagi pemerintah terkait, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan alternatif dan masukan dalam penentuan kebijakan serta sebagai alat monitoring pelaksanaan program selanjutnya. Bagi pembaca akan


(23)

9

bertambah wawasannya, tak hanya sekadar berkata tahu, tetapi juga mengerti dan memahami konflik yang diakibatkan pungutan liar dan upaya mengatasinya.

E. Definisi Konseptual

Konsep merupakan istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian. Tujuannya adalah mempermudah pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Oleh karena itu untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti maka penulis mengemukakan definisi konseptual sebagai berikut:

1. Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat di pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

2. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah.

3. Pengelolaan retribusi pasar adalah proses mengelola meliputi penarikan, pengawasan, dan pemanfaatan pungutan daerah sebagai imbalan jasa atas perijinan pendirian dan usaha dagang di tempat jual beli yaitu pasar dengan jumlah pungutan ditetapkan oleh pemerintah pusat atau daerah setempat.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Suatu variabel dapat diukur dan dinilai melalui indikasi dengan indikator yang ada. Permasalahan dalam pengelolaan retribusi pasar Kota


(24)

10

Pasuruan ini seperti akar yang tak pernah mati, meski sudah diatur oleh pemerintah, namun hingga saat ini masih tetap ada pungutan liar dan penyelewengan dana retribusi.

Penyebab dan kaitan adanya permasalahan tersebut mencakup beberapa hal sebagai berikut.

a. Mekanisme Pengelolaan Retribusi Pasar

Ketika proses penarikan retribusi berjalan, maka diperlukan hierarki atau mekanisme yang baik dan terstruktur sehingga didapatkan hasil yang maksimal baik untuk pemerintah juga masyarakat. Begitu pula dengan pengelolaan, yaitu setelah iuran didapat dari lapak dengan harga yang telah ditentukan oleh petugas terkait, maka pengelolaannya harus transparan dan berguna bagi kepentingan masyarakat. Hal tersebut meliputi :

1) Organisasi penanggung jawab penarikan dan pengelolaan retribusi pasar serta personal penarik retribusi pasar

2) Penetapan objek dan tarif dasar retribusi pasar 3) Pelaporan realisasi penerimaan pendapatan pasar

b. Permasalahan yang Timbul dalam Proses Pengelolaan Retribusi Pasar meliputi :

1) Adanya pemungut liar selain dari petugas pemerintah atau petugas sah dari pemerintah

2) Kurangnya mutu SDM pemungut retribusi


(25)

11

c. Upaya optimalisasi intensifikasi dan ekstensifikasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pasuruan dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi pasar

1) Upaya intensifikasi yaitu,

a) Mengoptimalisasi pemberdayaan dan mutu petugas pengelola pasar (retribusi), dan

b) Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pematuhan peraturan retribusi serta melakukan pengawasan melekat.

2) Upaya ekstensifikasi yaitu, a) Peningkatan pungutan

b) Memperluas jangkauan penarikan retribusi

G. Metode Penelitian

Pada penelitian ini dibahas mengenai (1) pendekatan penelitian dan jenis penelitian, (2) subjek dan objek penelitian, (3) teknik pengumpulan data, (4) data dan sumber data, (5) lokasi peneliti, dan (6) analisis data. Hal-hal tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini memaparkan atau mendeskripsikan berupa kata-kata. Sedangkan jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian diskriptif kualitatif dalam penelitian sosial bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke


(26)

12

permukaan sebagai ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2007:68).

Terkait dengan tema penelitian, maka penelitian ini berupaya melakukan kajian pada suatu usaha pemerian, analisis dan penafsiran guna menggambarkan dan mendiskripsikan permasalahan dalam pengelolaan retribusi di Pasar Kota Pasuruan.

2. Objek dan Subjek Penelitian

Objek yang diungkap pada penelitian ini merupakan permasalahan dalam penarikan retribusi di Pasar Kota Pasuruan. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah pedagang, petugas penarik retribusi, pengelola pasar kota, dan pemerintah Kota Pasuruan (dalam data terlampir). Dalam Ilmu Politik, pemaparan hasil penelitian ini merupakan penjabaran permasalahan dalam penarikan dan pengelolaan retribusi guna meningkatkan pendapatan daerah seiring mewujudkan otonomi daerah.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri, sehingga dalam menggali informasi mengenai permasalahan dalam pengurusan akta tanah di Pasar Kota Pasuruan sepenuhnya dilakukan oleh peneliti sendiri (human instrument). Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian sebagai berikut.

1) Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi dari


(27)

13

terwawancara yaitu pedagang dan pihak pemerintah di Pasar Kota Pasuruan terkait penarikan retribusi pasar (dalam data terlampir).

2) Dokumentasi, di dalam metode ini peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, artikel, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dalam dokumentasi data-data yang akan diselidiki adalah foto-foto, dokumen kegiatan pemerintah dan daerah, artikel, dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan pasar Karangketug Kota Pasuruan.

4. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. 1) Data

Data dalam penelitian ini berupa paparan informasi mengenai penarikan dan pengelolaan retribusi di Pasar Kota Pasuruan.

2) Sumber Data

Sumber data penelitian terdiri atas sumber data sekunder dan primer data sekunder sebagai berikut:

a) Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder


(28)

14

dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti laporan tertulis dari UPTD, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Pasuruan, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

b) Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode survey (wawancara tatap muka) dan (2) metode observasi (dokumentasi) dengan para narasumber yaitu petugas pasar, pedagang, dan pemungut non-pemerintah.

5. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, dilakukan serangkaian kegiatan lapangan mulai dari penjajakan lokasi penelitian, orientasi, dan studi terfokus. Lokasi penelitian yaitu di Pasar Karangketug Kecamatan Gadingrejo di Kota Pasuruan. Lokasi penelitian ini diambil peneliti karena lokasi ini merupakan tempat tinggal asal peneliti dan di sini terdapat permasalahan pertanahan yang menarik untuk diangkat.

6. Analisis Data

Analisis data deskripsi kualitatif sifatnya tidak terlalu mengutamakan makna, sebaliknya, penekanannya pada deskriptif sehingga menyebabkan format deskriptif kualitatif lebih banyak menganalisis permukaan data, hanya


(29)

15

memerhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena, bukan kedalaman data ataupun makna data (Bungin,2007:146).

Secara umum Janice Mc Drury (1999) dalam Bungin (2007:145) menyatakan tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut.

1. Membaca atau mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagagasan yang ada dalam data,

2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.

3. Menuliskan „model‟ yang ditemukan. 4. Koding yang telah dilakukan.


(1)

Pasuruan ini seperti akar yang tak pernah mati, meski sudah diatur oleh pemerintah, namun hingga saat ini masih tetap ada pungutan liar dan penyelewengan dana retribusi.

Penyebab dan kaitan adanya permasalahan tersebut mencakup beberapa hal sebagai berikut.

a. Mekanisme Pengelolaan Retribusi Pasar

Ketika proses penarikan retribusi berjalan, maka diperlukan hierarki atau mekanisme yang baik dan terstruktur sehingga didapatkan hasil yang maksimal baik untuk pemerintah juga masyarakat. Begitu pula dengan pengelolaan, yaitu setelah iuran didapat dari lapak dengan harga yang telah ditentukan oleh petugas terkait, maka pengelolaannya harus transparan dan berguna bagi kepentingan masyarakat. Hal tersebut meliputi :

1) Organisasi penanggung jawab penarikan dan pengelolaan retribusi pasar serta personal penarik retribusi pasar

2) Penetapan objek dan tarif dasar retribusi pasar 3) Pelaporan realisasi penerimaan pendapatan pasar

b. Permasalahan yang Timbul dalam Proses Pengelolaan Retribusi Pasar meliputi :

1) Adanya pemungut liar selain dari petugas pemerintah atau petugas sah dari pemerintah

2) Kurangnya mutu SDM pemungut retribusi


(2)

c. Upaya optimalisasi intensifikasi dan ekstensifikasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pasuruan dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi pasar

1) Upaya intensifikasi yaitu,

a) Mengoptimalisasi pemberdayaan dan mutu petugas pengelola pasar (retribusi), dan

b) Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pematuhan peraturan retribusi serta melakukan pengawasan melekat.

2) Upaya ekstensifikasi yaitu, a) Peningkatan pungutan

b) Memperluas jangkauan penarikan retribusi

G. Metode Penelitian

Pada penelitian ini dibahas mengenai (1) pendekatan penelitian dan jenis penelitian, (2) subjek dan objek penelitian, (3) teknik pengumpulan data, (4) data dan sumber data, (5) lokasi peneliti, dan (6) analisis data. Hal-hal tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini memaparkan atau mendeskripsikan berupa kata-kata. Sedangkan jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian diskriptif kualitatif dalam penelitian sosial bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke


(3)

permukaan sebagai ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2007:68).

Terkait dengan tema penelitian, maka penelitian ini berupaya melakukan kajian pada suatu usaha pemerian, analisis dan penafsiran guna menggambarkan dan mendiskripsikan permasalahan dalam pengelolaan retribusi di Pasar Kota Pasuruan.

2. Objek dan Subjek Penelitian

Objek yang diungkap pada penelitian ini merupakan permasalahan dalam penarikan retribusi di Pasar Kota Pasuruan. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah pedagang, petugas penarik retribusi, pengelola pasar kota, dan pemerintah Kota Pasuruan (dalam data terlampir). Dalam Ilmu Politik, pemaparan hasil penelitian ini merupakan penjabaran permasalahan dalam penarikan dan pengelolaan retribusi guna meningkatkan pendapatan daerah seiring mewujudkan otonomi daerah.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri, sehingga dalam menggali informasi mengenai permasalahan dalam pengurusan akta tanah di Pasar Kota Pasuruan sepenuhnya dilakukan oleh peneliti sendiri (human instrument). Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian sebagai berikut.

1) Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara


(4)

terwawancara yaitu pedagang dan pihak pemerintah di Pasar Kota Pasuruan terkait penarikan retribusi pasar (dalam data terlampir).

2) Dokumentasi, di dalam metode ini peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, artikel, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dalam dokumentasi data-data yang akan diselidiki adalah foto-foto, dokumen kegiatan pemerintah dan daerah, artikel, dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan pasar Karangketug Kota Pasuruan.

4. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. 1) Data

Data dalam penelitian ini berupa paparan informasi mengenai penarikan dan pengelolaan retribusi di Pasar Kota Pasuruan.

2) Sumber Data

Sumber data penelitian terdiri atas sumber data sekunder dan primer data sekunder sebagai berikut:

a) Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder


(5)

dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti laporan tertulis dari UPTD, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Pasuruan, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

b) Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode survey (wawancara tatap muka) dan (2) metode observasi (dokumentasi) dengan para narasumber yaitu petugas pasar, pedagang, dan pemungut non-pemerintah.

5. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, dilakukan serangkaian kegiatan lapangan mulai dari penjajakan lokasi penelitian, orientasi, dan studi terfokus. Lokasi penelitian yaitu di Pasar Karangketug Kecamatan Gadingrejo di Kota Pasuruan. Lokasi penelitian ini diambil peneliti karena lokasi ini merupakan tempat tinggal asal peneliti dan di sini terdapat permasalahan pertanahan yang menarik untuk diangkat.

6. Analisis Data

Analisis data deskripsi kualitatif sifatnya tidak terlalu mengutamakan makna, sebaliknya, penekanannya pada deskriptif sehingga menyebabkan format deskriptif kualitatif lebih banyak menganalisis permukaan data, hanya


(6)

memerhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena, bukan kedalaman data ataupun makna data (Bungin,2007:146).

Secara umum Janice Mc Drury (1999) dalam Bungin (2007:145) menyatakan tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut.

1. Membaca atau mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagagasan yang ada dalam data,

2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.

3. Menuliskan „model‟ yang ditemukan.