Teori Pengembangan Model Pembelajaran

4 Keseimbangan atau Balance adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf ototnya, selama melakukan gerak-gerak yang cepat. Dengan perubahan letak titik-titik berat badan yang cepat pula, baik dalam keadaan statis maupun lebih-lebih dalam gerak dinamis. Dalam bidang olahraga, banyak sekali hal-hal yang harus dilakukan atlet dalam mempertahankan maupun menghilangkan keseimbangan. Seperti gerak hand stand statis, gerak- gerak dalam segala jenis senam pertandingan dan lain-lain 5 Koordinasi atau Coordination adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda kedalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif. Misalnya dalam permainan tenis, seorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi gerak yang baik, bila ia dapat bergerak kearah bola sambil mengayun raket, kemudian memukul dengan teknik yang benar dan luwes. 6 Ketepatan atau Accuracy, adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran dapat berupa jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenal. Misalnya dalam menembak, memasukan bola dalam bola basket, pichter dalam soft ball, tendangan dalam gawang dan lain-lain.

2.1.5 Teori Pengembangan Model Pembelajaran

Menurut Borg dan Gall 1983 penelitian dan pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk- produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Sedangkan menurut Gay 1990 penelitian dan pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif berupa materi pembelajaran, media, strategi pembelajaran untuk digunakan di sekolah, bukan untuk menguji teori. Berdasarkan pengalamannya mengembangkan mini courses di far west laboratory, Borg dan Gall 1983 ada sepuluh prosedur penelitian dan pengembangan, yaitu : 1 Melakukan penelitian dan pengumpulan informasi kajian pustaka, pengamatan kelas, persiapan laporan pokok persoalan. 2 Melakukan perencanaan pendefinisian ketrampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji coba skala kecil. 3 Mengembangkan bentuk produk awal penyiapan materi pengajaran, penyusunan buku pegangan, dan perlengkapan evaluasi 4 Melakukan uji lapangan permulaan dilakukan pada 2-3 sekolah, menggunakan 6-12 subjek. Data wawancara, observasi dan kuisioner di kumpulkan dan dianalisis. 5 Melakukan revisi produk utama sesuai saran-saran dari hasil uji lapangan permulaan. 6 Melakukan uji lapangan utama dilakukan pada 5-15 sekolah dengan 30- 100 subjek 7 Melakukan revisi terhadap produk operasional revisi produk berdasarkan saran-saran dan hasil uji lapangan utama. 8 Melakukan uji lapangan operasional dilakukan pada 10-30 sekolah, mencakup 40-200 subjek. Wawancara, observasi dan kuesioner dikumpulkan dan dianalisis. 9 Melakukan revisi terhadap produk akhir revisi produk seperti disarankan oleh hasil ujicoba lapangan. 10 Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk membuat laporan mengenai produk pada pertemuan professional dan dalam jurnal. Langkah-langkah yang telah dikemukakan tersebut bukan merupakan langkah baku yang harus diikuti, setiap pengembang dapat memilih dan menemukan langkah yang paling tepat bagi penelitiannya berdasarkan kondisi dan kendala yang dihadapi. Dengan demikian, prosedur utama dalam penelitian pengembangan terdiri atas lima langkah, yaitu : 1 Melakukan analisis produk yang akan di kembangkan 2 Mengembangkan produk awal 3 Validasi ahli 4 Uji coba lapangan 5 Revisi produk Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik Trianto, 2010: 52 Dalam mengajarkan suatu konsep atau materi tertentu, tidak ada satu model pembelajaran yang lebih baik daripada model pembelajaran lainnya. Berarti untuk setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan, seperti materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai. Untuk mengetahui kualitas model pembelajaran harus dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar dan berfikir kreatif. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik.

2.1.6 Pengertian Permainan

Dokumen yang terkait

MODEL PENGEMBANGAN KID’S ATHLETIC’S MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL BOLA BAKAR DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PEKAUMAN KECAMATAN KENDAL KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012

0 10 139

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA INJAK DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PLADEN KECAMATAN JEKULO KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

0 6 130

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN BOLA BASKET EMPAT SASARAN TEMBAK BERGERAK DALAM PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KUTABANJARNEGARA 2012 KABUPATEN BANJARNEGARA

1 53 128

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN BOLA TANGAN “KAPPAR” DALAM PENJASORKES PADA SISWA KELAS V SDN MUNTUNG KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012

1 103 123

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN LODUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS GERAK LOMPAT DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES SISWA KELAS V SD N 1 KRANGEAN KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2012 2013

2 134 149

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN AKTIVITAS LUAR KELAS DALAM MENINGKATAN MINAT BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 01 UNGARAN KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN

0 5 136

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN KASTI ENGGUNAKAN PEMUKUL PADDEL DAN LAPANGAN SEGITIGA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANDAN KECAMATAN PANCUR KABUPATEN REMBANG

0 10 138

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN BASKET SODOR DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 MUNENG KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

0 7 125

Model Pengembangan Pembelajaran Lompat Tinggi Melalui Pendekatan Permainan Tali Dalam Penjasorkes Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalisegora Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun 2011/2012.

0 0 1

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI PERMAINAN BONTENGAN ADU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KALIPRAU KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2015 2016 -

0 0 48