Sistematika Penulisan Monitoring Batas Kecepatan Berkendara

6 6 dilakukan beberapa perbaikan sistem sehingga akhirnya penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan dari penelitian ini.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menerangkan secara umum mengenai latar belakang, melakukan identifikasi masalah yang sedang dihadapi, menentukan maksud dan tujuan, batasan-batasan masalah, metodologi penelitian yang dilakukan, serta sistematika penulisan tugas akhir. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan untuk mendukung analisis dan perancanan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian-penelitian serupa yang telah pernah dilakukan sebelumnya. BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dibahas mengenai perancangan sistem yang akan digunakan. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini membahas mengenai pengujian dan analisis dari perangkat lunak yang dibangun berdasarkan perancangan sistem yang telah dilakukan. 7 7 BAB V PENUTUP Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Pada bab ini juga dikemukakan saran-saran yang berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan hasil tugas akhir ini. 8 8 BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Monitoring

Monitoring adalah pemantauan atau dapat dijelaskan sebagai sesuatu yang ingin diketahui. Monitoring akan memberikan informasi bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu, monitoring umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu.

2.2 Batas Kecepatan Berkendara

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 111 Tahun 2015 Pasal 3. Menjelaskan mengenai batasan kecepatan berkendara. Peraturan yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Setiap jalan memiliki batas kecepatan paling tinggi yang ditetapkan secara nasional. 2. Batas kecepatan paling tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a. batas kecepatan jalan bebas hambatan; b. batas kecepatan jalan antarkota; c. batas kecepatan jalan pada kawasan perkotaan; dan d. batas kecepatan jalan pada kawasan pemukiman. 3. Untuk jalan bebas hambatan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a ditetapkan batas kecepatan paling rendah. 4. Batas kecepatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 2 dan ayat 2 ditetapkan: 9 9 a. paling rendah 60 enam puluh kilometer per jam dalam kondisi arus bebas dan paling tinggi 100 seratus kilometer per jam untuk jalan bebas hambatan; b. paling tinggi 80 delapan puluh kilometer per jam untuk jalan antar kota; c. paling tinggi 50 lima puluh kilometer per jam untuk kawasan perkotaan; dan d. paling tinggi 30 tiga puluh kilometer per jam untuk kawasan permukiman. 5. Batas kecepatan paling tinggi dan batas kecepatan paling rendah sebagaimana dimaksud pada ayat 4 harus dinyatakan dengan rambu lalu lintas.

2.3 Android