PREPARASI SENYAWA N-ISOVELERIL SALISILAMIDA

SKRIPSI

RESHTIA ERIANA PUTRI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN
PERILAKU SWAMEDIKASI OBAT
PIROXICAM DI APOTEK
(Studi Terhadap Pasien Di Beberapa Apotek Kecamatan Sukun, Kota Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

Lembar Pengesahan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN
PERILAKU SWAMEDIKASI OBAT PIROXICAM DI
APOTEK
(Studi Terhadap Pasien Di Apotek Kecamatan Sukun, Kota Malang)


SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2013

Oleh:

Reshtia Eriana Putri
09040043

Disetujui oleh:

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Liza Pristianty, M.Si., MM

Hidajah Rachmawati, S.Si. Apt.Sp.FRS


NIP. 196211151988102022

NIP. UMM. 114.0609.0449

ii

Lembar Pengesahan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN
PERILAKU SWAMEDIKASI OBAT PIROXICAM DI
APOTEK
(Studi Terhadap Pasien Di Apotek Kecamatan Sukun, Kota Malang)

SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2013


Oleh:

Reshtia Eriana Putri
09040043

Disetujui oleh:

Penguji I

Penguji II

Dra. Liza Pristianty, M.Si., MM

Hidajah Rachmawati, S.Si. Apt.Sp.FRS

NIP. 196211151988102022

NIP. UMM. 114.0609.0449

Penguji III


Penguji IV

Ika Ratna Hidayati, S.Farm. Apt

Nailis Syifa, S.Farm. M.Sc.Apt

NIP. UMM.11209070480

NIDP : 07271188602

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya
yang tiada henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU
SWAMEDIKASI OBAT PIROXICAM DI APOTEK dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang Tri
Lestari Handayani, SKp., M. Kep., Sp. Mat yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menggunakan sarana dan prasarana
yang diperlukan selama penelitian.
2. Ibu Dra. Liza Pristianty, M.Si., MM, Apt selaku dosen pembimbing utama
yang dengan penuh kesabaran membimbing, memberikan masukan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS selaku dosen pembimbing
yang dengan penuh kesabaran membimbing, memberikan masukan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Ibu Ika Ratna Hidayati, S. Farm.,Apt dan Ibu Nailis Syifa, S.Farm.,
M.Sc.,Apt selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan saran
dan kritik untuk perbaikan skripsi ini.
5. Ibu Ika Ratna Hidayati, S. Farm.,Apt selaku
membimbing dan memberikan nasehat kepada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu
Muhammadiyah Malang.
6. Bapak dan Ibu Dosen dan Staf Prodi Farmasi

dosen wali yang telah

penulis selama studi di
Kesehatan Universitas
yang telah memberikan

masukan dan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
7. Para dosen pengajar di Prodi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah mengantarkan penulis dalam
menyelesaikan studi di Prodi Farmasi.

iv

8. Untuk Mama, Papa, Abang, Untung, Sidang, Mbak eny dan krucil-krucil
aunty tersayang (Reina dan Akbar), terima kasih atas doa, dukungan,
kesabaran dan rasa sayangnya sehingga semua dapat terselesaikan dengan
baik. Ini semua buat kalian.
9. Thyka, Audita, Melda, Shifa, Emma, Wilda, dan Etika sahabat tersayang,
terima kasih sudah menjadi teman terbaik selama perkuliahan ini. Semoga
kita semua selalu diberikan kesuksesan, dan kuliah menjadi lebih berwarna
karena kalian.

10. Untuk Ajeng, Sari, Eka, Chella, Aisyah, dan Pute’ teman setia perjalanan
bimbingan. Susah senang sudah dilewati bersama semoga ini semua
menjadi manfaat dan masa depan yang cerah sudah menunggu kita.
11. Asa, Mbak Vita, Sa’I, Racle, dan Vinda teman kost yang selalu
menyemangati dan membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
12. Seluruh keluarga besar Program Studi farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tulisan
ini,saran dan kritik yang bersifat membangun akan sangat membantu. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih
Malang,

Juli 2013

Reshtia Eriana Putri

v

RINGKASAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU

SWAMEDIKASI OBAT PIROXICAM DI APOTEK
(Studi Terhadap Pasien Di Beberapa Apotek Kecamatan Sukun, Kota
Malang)

Swamedikasi yaitu pemilihan dan penggunaan obat baik obat modern
maupun obat tradisional oleh seseorang untuk melindungi diri dari penyakit dan
gejala penyakit yang lain. Swamedikasi dilakukan terutama untuk mengobati
beberapa penyakit ringan yang biasa dialami masyarakat, seperti demam, nyeri,
pusing, batuk, dan lain-lain, penyakit tersebut biasanya diobati dengan jenis-jenis
obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek (Supardi dkk, 2005).
Swamedikasi memerlukan pengetahuan yang cukup baik dan diikuti dengan
perilaku yang baik, agar tercapai pengobatan yang rasional. Nyeri merupakan
salah satu penyakit ringan yang dapat di obati sendiri oleh penderita. Obat-obatan
yang terutama digunakan sebagai penghilang rasa nyeri atau sebagai analgesik
adalah golongan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Salah satu contoh
obatnya adalah Piroxicam.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah, apakah terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan dan perilaku pasien swamedikasi obat piroxicam di
apotek, dengan tujuan penelitian membuktikan adanya hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan dan perilaku pasien dalam melakukan swamedikasi

obat piroxicam di apotek.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dan instrument
yang digunakan berupa kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
accidental sampling yaitu dengan mengambil responden yang membeli atau
menggunakan obat piroxicam di apotek. Pasien yang membeli atau menggunakan
Piroxicam di berikan kuesioner pertanyaan, yang meliputi kuesioner tingkat
pengetahuan dan perilaku. Kemudian data dianalisa dengan metode korelasi
spearman dengan bantuan program Stastical Product For Service Solution
(SPSS).
Penelitian dilakukan pada Bulan Juni 2013. Hasil penelitian ini
menunjukkan dari 100 responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik
sebanyak 37%, 53% berpengetahuan cukup baik, 10% memiliki pengetahuan
yang kurang baik, dan tidak ada responden yang berpengetahuan tidak baik.
Diperoleh data sebanyak 47 responden (47%) berperilaku positif dan 53
responden (53%) berperilaku negatif. Adanya hubungan antara tingkat
pengetahuan dan perilaku swamedikasi obat piroxicam di apotek dilihat dengan
menggunakan korelasi spearman. Didapatkan nilai rshitung 0.800 lebih besar dari

vi


nilai rstabel 0.199 dengan (df=98, α= 0.05). Dari hasil penelitian ini, di dapatkan
hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku
swamedikasi obat piroxicam di apotek yang dilakukan terhadap pasien di
beberapa Apotek kecamatan Sukun, Kota Malang.

vii

ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU
SWAMEDIKASI OBAT PIROXICAM DI APOTEK
(Studi Terhadap Pasien Di Beberapa apotek Kecamatan Sukun, Kota
Malang)
Reshtia Eriana Putri
Swamedikasi yaitu pemilihan dan penggunaan obat baik obat modern
maupun obat tradisional oleh seseorang untuk melindungi diri dari penyakit dan
gejala penyakit yang lain. Piroxicam adalah suatu obat yang dapat di
swamedikasikan karena dapat dibeli bebas tanpa menggunakan resep, piroxicam
merupakan salah satu obat wajib apotek (OWA) no 2 dan no 3. Piroxicam adalah
antiinflamasi non steroid yang mempunyai aktifitas antiinflamasi, analgetik, dan
antipiretik. Saat ini masyarakat sering sekali melakukan swamedikasi pada dirinya

sendiri, sehingga diperlukan tingkat pengetahuan dan perilaku yang baik agar
tercipta pengobatan yang tepat dan benar. Menurut pnenlitian Rogers
(Notoatmodjo, 2003) mengungkapkan bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih berlangsung lama.
Penelitian ini menggunakan observasional analitik dan instrument yang
digunakan berupa kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
accidental sampling, kemudian data dianalisa dengan metode korelasi spearman
dengan bantuan program SPSS. Penelitian ini dilakukan terhadap pasien di
beberapa apotek kecamatan Sukun, Kota Malang.
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 100 responden yang memiliki
tingkat pengetahuan yang baik sebesar 37%, 53% berpengetahuan cukup baik,
10% memiliki pengetahuan yang kurang baik, dan tidak ada responden yang
berpengetahuan tidak baik. Perilaku swamedikasi obat piroxicam sebanyak 47
responden (47%) berprilaku positif dan 53 responden (53%) berprilaku negatif.
Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku swamedikasi obat
piroxicam di apotek dengan menggunakan korelasi spearman. Didapatkan nilai
rshitung 0.800 lebih besar dari nilai rstabel 0.199 dengan (df= 98, α= 0.05).
Kata Kunci

: Tingkat Pengetahuan dan Perilaku, Swamedikasi, Piroxicam

viii

ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN LEVEL OF KNOWLEDGE AND SELFMEDICATION BEHAVIOR IN CONSUMING PIROXICAM AT
PHARMACY
(A Study Towards Patients From Some Drugstores at Sukun, Malang)
Reshtia Eriana Putri
Self-medication means self-selection and self-consuming drugs, either
modern or traditional, by a consumer to treat diseases and symptoms. Piroxicam is
one of drugs which can be consumed through self-medication because it can be
directly bought without any prescription. Piroxicam must be available in every
drugstore as mentioned in regulations number 2 and 3. Piroxicam is a non-steroid
anti-inflammatory drug (NSAID) which possesses analgesic and anti-pyretic antiinflammatory activities. Recently, people often do self-medication so that they
need to have particular level of knowledge and appropriate behavior to create
proper medication. Based on Rogers’ research (Notoatmodjo, 2003), behavior
accompanied by knowledge will last longer.
This research uses analytical observation and instrument such as
questionnaires. The data is collected through accidental sampling method, then the
data is analyzed through spearman correlation method at SPSS program. This
research is conducted toward some patients from some drugstores at Sukun,
Malang.
From 100 respondents, the result of this research shows that 37% have
high level knowledge, 53% have medium level of knowledge, 10% have low level
of knowledge and none of which have no knowledge at all about the drugs. The
percentage of behavior in doing self-medication in consuming Piroxicam shows
that 47 respondents (47%) prove positive behavior while 53 respondents (53%)
prove negative behavior. There is a correlation between level of knowledge and
self-medication behavior in consuming piroxicam at drugstore with spearman
correlation method. The result is the value rshitung 0.800 bigger than the value of
rstabel 0.199 with (df= 98, α= 0.05).
Key words : level of knowledge and behavior, self-medication, piroxicam

ix

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. iv
RINGKASAN……………………………………………………………… .. vi
ABSTRAK…………………………………………………………………. .. vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3 Tujuan Umum Penelitian ................................................................. 3
1.3.1 Tujuan Khusus Penelitian ....................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 3
1.5 Hipotesis .......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 4
2.1. Konsep Dasar Swamedikasi ............................................................ 4
2.1.1 Definisi Swamedikasi............................................................. 4
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Tindakan Swamedikasi ............. 4
2.1.2.1 Faktor Sosial Ekonomi ............................................... 4
2.1.2.2 Gaya Hidup ................................................................ 5
2.1.2.3 Kemudahan Memperoleh Produk Obat ...................... 5
2.1.2.4 Faktor Kesehatan Lingkungan ................................... 5
2.1.2.5 Ketersediaan Produk .................................................. 5
2.1.3 Swamedikasi yang Rasional ................................................... 5
2.1.4 Tanggung Jawab dalam Swamedikasi Menurut WHO .......... 6
2.2 Konsep Dasar Tingkat Pengetahuan ................................................ 6

x

2.2.1 Definisi Pengetahuan ............................................................. 6
2.2.2 Kategori Pengetahuan ............................................................. 7
2.2.3 Tingkatan Pengetahuan Dalam Domain Kognitif .................. 7
2.2.3.1 Tahu (Know) .............................................................. 7
2.2.3.2 Memahami (Comprehension) .................................... 7
2.2.3.3 Aplikasi (Application) ................................................ 7
2.2.3.4 Analisis (Analysis) ..................................................... 8
2.2.3.5 Sintesis (Synthesis) ..................................................... 8
2.2.3.6 Evaluasi (Evaluation) ................................................. 8
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan ..... 8
2.2.4.1 Usia ............................................................................ 8
2.2.4.2 Pendidikan .................................................................. 8
2.2.4.3 Lingkungan ................................................................ 8
2.2.4.4 Intelegnesia ................................................................ 9
2.2.4.5 Pekerjaan .................................................................... 9
2.2.5 Cara Pengukuran Tingkat Pengetahuan .................................. 9
2.3 Konsep Dasar Perilaku .................................................................... 10
2.3.1 Definisi Perilaku..................................................................... 10
2.3.2 Klasifikasi Perilaku ................................................................ 10
2.3.2.1 Perilaku Tertutup ........................................................ 10
2.3.2.2 Perilaku Terbuka ........................................................ 10
2.3.3 Bentuk Operasional dari Perilaku .......................................... 11
2.3.4 Pembentukan Perilaku ............................................................ 11
2.3.5 Faktor-faktor yang Berperan dalam Pembentukan Perilaku .. 12
2.3.5.1 Faktor Internal ............................................................ 12
2.3.5.2 Faktor Eksternal ......................................................... 12
2.3.6 Macam-macam Perilaku Manusia .......................................... 12
2.3.7 Upaya Perubahan Perilaku ..................................................... 13
2.3.8 Perubahan Perilaku ................................................................. 14
2.3.9 Cara Pengukuran Perilaku ...................................................... 14
2.4 Penggolongan Obat ........................................................................... 17
2.4.1 Obat Bebas ............................................................................. 17

xi

2.4.2 Obat Bebas Terbatas .............................................................. 17
2.4.3 Obat Wajib Apotik ................................................................. 18
2.4.3.1 Kewajiban Apoteker dalam Pelayanan OWA ............ 18
2.4.3.2 Dasar Pemberian OWA .............................................. 19
2.5 Konsep Dasar Obat Analgetika ........................................................ 22
2.5.1 Pengertian Obat Analgetika ................................................... 22
2.5.2 Prinsip Kerja Obat Analgetika ............................................... 22
2.5.3 Penggolongan Obat Analgetika.............................................. 23
2.5.3.1 Analgetika Narkotika ................................................. 23
2.5.3.2 Analgetika Non-Narkotik ........................................... 24
2.6.Inflamasi ........................................................................................... 25
2.6.1 Definisi Inflamasi ................................................................... 25
2.6.2 Peranan Metabolisme Asam Arakhidonat dalam Inflamasi ... 25
2.6.3 Obat Antiinflamasi Nonsteroid (NSAID) .............................. 26
2.6.4 Penggolongan Obat-obatan NSAID ....................................... 27
2.6.5 Mekanisme Kerja NSAID ...................................................... 28
2.7 Piroxicam .......................................................................................... 29
2.7.1 Definisi Piroxicam ................................................................. 29
2.7.2 Dosis Piroxicam ..................................................................... 29
2.7.3 Interaksi Obat ......................................................................... 31
2.7.4 Peringatan dan Perhatian ........................................................ 31
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................... 33
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 35
4.1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 35
4.2 Populasi, Sampling dan Sampel....................................................... 35
4.2.1 Populasi Penelitian ................................................................. 35
4.2.2 Sampling Penelitian ............................................................... 35
4.2.3 Sampel Penelitian ................................................................... 35
4.2.4 Kriteria Sampel ....................................................................... 36
4.2.4.1 Kriteria Inklusi ........................................................... 36
4.2.4.2 Kriteria Ekslusi........................................................... 36
4.3 Variabel Penelitian .......................................................................... 37

xii

4.3.1 Variabel Bebas ........................................................................ 37
4.3.2 Variabel Terikat ...................................................................... 37
4.4 Instrumen Penelitian ........................................................................ 38
4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas........................................................... 38
4.5.1 Uji Validitas ........................................................................... 38
4.5.2 Uji Reliabilitas ....................................................................... 40
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 42
4.7 Definisi Operasional ........................................................................ 42
4.7.1 Definisi Operasional Variabel ................................................ 43
4.8 Pengumpulan Data ........................................................................... 43
4.8.1 Data Primer ............................................................................. 43
4.9 Analisa Data .................................................................................... 44
4.9.1 Editing .................................................................................... 44
4.9.2 Coding .................................................................................... 44
4.9.3 Data Entry .............................................................................. 44
4.9.4 Tabulating............................................................................... 45
4.9.5 Scoring .................................................................................... 45
4.9.5.1 Penelitian Tingkat Pengetahuan ................................. 45
4.9.5.2 Penilaian Perilaku....................................................... 46
4.9.6 Analisis Data .......................................................................... 46
4.9.6.1 Rumus Hipotesa ......................................................... 47
4.10 Penyajian Data ................................................................................ 47
4.11 Etika Penelitian ............................................................................... 48
BAB V HASIL PENELITIAN ……………………………………… .. 49
5.1 Hasil Penelitian……………………………………………………. 49
5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas……………………………………… 49
5.2.1 Uji Validitas ………………………………………………... 49
5.2.2 Uji Reliabilitas …………………………………………… ... 51
5.3 Data Demografi …………………………………………………… 51
5.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……………….. 51
5.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............ 52
5.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ................ 53

xiii

5.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan .......... 54
5.4 Interpretasi Hasil Analisis Berdasarkan Kuesioner Tingkat
Pengetahuan ..................................................................................... 55
5.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan .......................................................................... 56
5.5 Interpretasi Hasil Analisis Berdasarkan Kuesioner Perilaku ............ 57
5.5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku ..................... 58
5.6 Analisa Data...................................................................................... 59
5.6.1 Cross Step dan Uji Korelasi Spearman ................................... 59
5.6.1.1 Tujuan ........................................................................ 59
5.6.1.2 Hipotesis Uji Secara Umum ....................................... 59
5.6.1.3 Uji Korelasi Rank Spearman ...................................... 60
BAB VI PEMBAHASAN ...................................................................... 64
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 71
7.1 Kesimpulan ....................................................................................... 71
7.2 Saran ................................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 73

xiv

DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
II.1 Tabel Daftar OWA (Obat Wajib Apotek No.2) ........................................ 20
II.2 Tabel Daftar OWA (Obat Wajib Apotek No.3) ........................................ 21
II.3 Waktu Paruh Eleminasi Plasma rata-rata antiflogistika ............................ 23
II.4 Nama Dagang Obat Piroxicam .................................................................. 29
IV.1 Kisi-Kisi Instrumen .................................................................................. 41
IV.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ......................................... 44
IV.3 Definisi Operasional Variabel.................................................................. 45
V.1 Hasil Uji Validitas Untuk Pertanyaan Tingkat Pengetahuan .................... 50
V.2 Hasil Uji Validitas Untuk Pertanyaan Perilaku ......................................... 50
V.3 Hasil Uji Reliabilitas Untuk Kuesioner Tingkat Pengetahuan dan
Perilaku .................................................................................................... 51
V.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........... 51
V.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin ..................................................................................................... 52
V.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .. 53
V.7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Pekerjaan ................................................................................................... 54
V.8 Rekapitulasi Data Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan di Beberapa Apotik Kecamatan Sukun ................................ 55
V.9 Distribusi Frekuensi Kriteria Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan di Beberapa Apotik Kecamatan Sukun ................................ 56
V.10 Rekapitulasi Data Pemilihan Responden Berdasarkan Kuesioner
Perilaku di Beberapa Apotik Kecamatan Sukun .................................... 57
V.11 Distribusi Frekuensi Kriteria Respondedn Berdasarkan Perilaku
di Beberapa Apotik Kecamatan Sukun .................................................. 58
V.12 Pengujian Hubungan Antara Pengetahuan dengan Perilaku
Swamedikasi .......................................................................................... 60
V. 13 Crosstbas Pelengkap Penyakian Data Tingkat Pengetahuan
dan Perilaku Responden ......................................................................... 61
V.14 Analisis Data Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Berdasarkan
Data Demografi ...................................................................................... 62

xv

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1 Ilustrasi Teori Lawrence Green (Notoatmodjo, 2003) ............................... 14
2.2 Penandaan Obat Bebas ............................................................................... 17
2.3 Penandaan Obat Bebas Terbatas ................................................................ 17
2.4 Mekanisme Kerja NSAID .......................................................................... 28
2.5 Piroxicam ................................................................................................... 29
5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di
Beberapa Apotik Kecamatan Sukun .......................................................... 52
5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di Beberapa Apotik Kecamatan Sukun ........................................ 53
5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan di Beberapa Apotik Kecamatan Sukun .................................... 54
5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Pekerjaan di Beberapa Apotik Kecamatan Sukun ..................................... 55
5.5 Distribusi Frekuensi Rekapitulasi Data Penilaian Berdasarkan
Kuesioner Tingkat Pengetahuan di Beberapa Apotik di Kecamatan
Sukun ......................................................................................................... 56
5.6 Distribusi Frekuensi Kriteria Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan di Beberapa Apotik di Kecamatan Sukun ............................. 57
5.7 Distribusi Frekuensi Rekapitulasi Data Penilaian Kuesioner
Perilaku di Beberapa Apotik di Kecamatan Sukun .................................... 58
5.8 Distribusi Frekuensi Kriteria Responden Berdasarkan Tingkat
Perilaku di Beberapa Apotik di Kecamatan Sukun .................................... 59

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

Lampiran 1 Riwayat Hidup .............................................................................. 76
Lampiran 2 Surat Pernyataan ........................................................................... 77
Lampiran 3 Inform Consent ............................................................................. 78
Lampiran 4 Lembar Kuesioner ........................................................................ 79
Lampiran 5 Tabel Nilai-Nilai r Produk Momen .............................................. 81
Lampiran 6 Output SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Pengetahuan …………….. ............................................................. 82
Lampiran 7 Output SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Perilaku…………….. ..................................................................... 83
Lampiran 8 Data Penilaian dari Kuesioner Responded ................................... 84
Lampiran 9 Output SPSS Crosstabs dan Uji Korelasi Spearman .................... 88

xvii

DAFTAR PUSTAKA
.
Anief,

Moh., 1996, Penggolongan Obat berdasarkan Khasiat
Penggunaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

dan

Anies, 2006, Waspada Ancaman Penyakit tidak Menular: Solusi Pencegahan
dari Aspek Perilaku dan Lingkungan. Jakarta: PT. Elex Media
Komputinda, hal 16.
Arikonto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi VI,
Jakarta. PT. Renaka Cipta
Arikunto, S., 2010. Metode Penelitian Ekonomi, Jakarta. UI Press. Jakarta
Asegaf, H.S., 2012, Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Minum
Obat Antibiotika Golongan Sefalosporin pada Pasien Rawat Jalan
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Apotek. Malang
Azwar, S., 2011, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya Edisi II.
Yogyakarta: Liberty, hal 110.
Departemen Farmakologi dan Terapi FKUI. 2006. Farmakologi dan Terapi,
Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Departemen Kesehatan RI, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:. 347/
MENKES/SK/VII/1990. Jakarta : Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI, 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 924/
MENKES/ PER/ X/ 1993. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI, 1999. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
917/MENKES/ PER/ X/ 1999. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan, 2006. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Obat
Bebas Terbatas. Jakarta : Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan.
Ganiswara, G.S., 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi keempat. Jakarta. bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Gard, P., 2001, Human Pharmacology, Chapter IX., 135. Taylor dan Francis.,
London, New York
Hardjasaputra, Purwanto dkk, 2002, DOI Data Obat di Indonesia. Jakarta:
Grafidian Medipress.

xviii

Hartwing, M. S., dan Wilson, L.M.,. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Prosesproses Penyakit. 6th ed. Vol 2. Jakarta : EGC
ISFI, 2009, Iso Indonesia Volume 44. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan.
Katzung, B. G., 2010, Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika
Kee J.L., Hayes E.R., 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta: EGC. Hal 358
Lelo, A., Hidayat, D. S., dan Juli, S., 2004. Penggunaan Anti-Inflamasi NonSteroid yang Rasional Pada Penanggulangan Nyeri Rematik.
Medan: Universitas Sumatera Utara
Littauer, Florance., 1996, Personality Plus (Kepribadian Plus): Bagaimana
Memahami Orang lain dengan Memahami Diri Sendiri. Jakarta :
Binarupa Aksara.
Maramis, 1998, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Surabaya: Airlangga
University Press.
McEvoy, Gerald K., 2008. AHFS Drug Information. Bethesda: American
Sosiety of Health-System Pharmacists.
Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto, B.M.,
Ranti,S.A., Edisi V, Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi.
Bandung: Penerbit ITB
Mycekk, M.J., Harvey, R.A., Pamela. C.C., dan Fisher, B.d., 2001, Farmakologi
Ulasan Bergambar Edisi II, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Noer, S., 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Penerbit Gaya Baru.
Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta: PT
Rineka Cipta
Notoatmodjo, S., 2010, Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Purwanto, H., 1999, Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 19.

xix

Robbins, S.P., dan Judge, T.A., 2008, Perilaku Organisasi, Edisi 12, Jakarta :
Salemba Empat.
Singarimbun, M dan Effendi, S., 1989, Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi,
Jakarta: LP3ES.
Skinner, B.F, 1938, The Behavior Of Organisme, New York, Appleton-CenturyCrofts.
Soestatyo, M.H.N.E, 2002, Proses Inflamasi, Penggunaan analagetik dan
Antiinflamasi Non Steroid Secara Rasional, Bagian Farmakologi dan
Toksikologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
27-38
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: C.V Alfabeta, hal 131
Sukartini, S.P., 2007, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian I: Ilmu
Pendidikan Teoretis, Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.
Supardi, Sudibyo., dan Notosiswoyo, Mulyono., 2005. Pengobatan Sendiri Sakit
Kepala, Demam, Batuk dan Pilek Pada Masyarakat di Desa Ciwalen,
Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI.
Suryawati S, 1997, Menuju Swamedikasi yang Rasional. Pusat Studi
farmakologi klinik dan kebijakan obat. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Tamsuri, A., 2007, Konsep dan penatalaksanaan nyeri.Jakarta: EGC.
Tatro, D.S., 2003. A to Z Drug Facts dan Comparisons. Sanfransisco
Tjay, T. H. Dan Rahardja, K., 1993, Swamedikasi. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Tjay, T. H. Dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan,
dan Efek-efek Sampingnya, Edisi V. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, hal 313-332.
Trinton, P. B., 2006, SPSS 13.0 Terapan Statistik Parametik, Yogyakarta: CV
Andi Offset, hal 248
WHO, 1998, The Role of The Pharmacist in Self-Care and Self-Medication. The
Hague, The Hague, The Netherlands: WHO.

xx

Wilmana, P.F. 1995, Analgesik-Antipiretik, Analgesik Anti-Inflamasi Non
Steroid dan Obat Pirai: Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta:
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal: 217218.

xxi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Semua orang sudah pernah merasakan nyeri. Mulai dari nyeri ringan seperti

sakit kepala, nyeri haid, nyeri punggung, reumatik, dan lain-lain, sampai nyeri
yang berat, seperti nyeri kanker, nyeri pasca operasi dan lain-lain. Obat anti nyeri
biasanya disebut dengan analgesik. Untuk nyeri ringan sampai sedang, bisa
menggunakan obat-obat analgesik tanpa resep sedangkan untuk nyeri berat,
dimana pasien tidak dapat mendeskripsikan nyeri yang dirasakan tentu
memerlukan analgesik yang lebih kuat seperti analgesik golongan narkotik yang
harus diperoleh dengan resep dokter.
Rasa sakit atau nyeri merupakan cara tubuh untuk menginformasikan
adanya bagian tubuh yang bermasalah. Nyeri dapat berupa perasaan sensoris dan
emosional yang tidak enak dan yang berkaitan dengan (ancaman) kerusakan
jaringan. Nyeri dapat disebabkan oleh faktor penyakit, keadaan psikis, kecelakaan,
zat kimia atau rangsangan fisik (panas, tekanan, listrik). Faktor penyakit yang
dapat menimbulkan nyeri yaitu peradangan (rematik, encok), infeksi kuman atau
kejang otot. Keadaan psikis yang mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat
menimbulkan sakit (kepala) atau memperhebat nyeri itu sendiri. Setiap orang
memiliki ambang toleransi nyeri yang berbeda-beda. Rangsangan tersebut dapat
memicu pelepasan zat-zat tertentu yang disebut dengan mediator nyeri. Mediator
nyeri terdiri dari histamin, serotonin, bradikinin, leukotrien, dan prostagalandin
dan ion-ion kalium (Tjay dan Rahardja, 2002).
Obat anti nyeri biasanya disebut dengan analgesik, yaitu merupakan zat
yang dapat menekan sistem saraf pusat secara efektif, digunakan untuk
mengurangi rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran. Analgesik bekerja dengan
meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit. Banyak jenis obat analgesik yang
bisa digunakan untuk mengatasi rasa nyeri ringan sampai sedang ataupun untuk
mengatasi rasa nyeri berat. Berdasarkan mekanisme kerja pada tingkat molekul,

1

2

analgesik dibagi menjadi dua golongan yaitu analgesik narkotik dan analgesik non
narkotik.
Dalam bidang kimia medisinal, pengembangan senyawa dimulai dengan
kajian struktur – aktivitas. Modifikasi struktur kimia yang telah dilakukan
menghasilkan berbagai senyawa turunan, bertujuan untuk mendapatkan senyawa
dengan aktivitas yang lebih besar, keselektifan yang lebih tinggi, toksisitas atau
efek samping sekecil mungkin dan kenyamanan yang lebih besar. Untuk
meningkatkan aktivitas analgesik dan menurunkan efek samping dilakukan
modifikasi struktur turunan asam salisilat yaitu pada penelitian ini dilakukan
dengan mengubah gugus karboksil melalui pembentukan amida (Siswandono,
2000).
Salisilamida merupakan salah satu obat dari golongan NSAID turunan dari
asam salisilat. Salisilamida tidak terhidrolisis menjadi salisilat. Efek analgesik dan
antipiretik dari salisilamida lebih lemah dari pada salisilat karena salisilamida
dalam mukosa usus mengalami metabolisme lintas pertama, sehingga hanya
sebagian salisilamida yang masuk ke sirkulasi sebagai zat aktif. Salisilamida
memiliki awal kerja yang cepat, masa kerja yang pendek dan menimbulkan
toksisitas yang relatif rendah dari NSAID lain seperti aspirin (Purwanto dan
Susilowati, 2000).
Aktivitas biologis suatu senyawa dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia fisika,
yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sifat lipofilik, elektronik, dan sterik.
Logaritma koefisien partisi (Log P) dan molar refraksi (MR) merupakan
parameter lipofilik dan sterik yang sering digunakan dalam hubungan kuantitatif
struktur dan aktivitas (Siswandono dan Susilowati, 2000).
Untuk meningkatkan aktivitas dari salisilamida sebagai analgesik, maka
pada penelitian ini dilakukan preparasi senyawa N-Isovaleril salisilamida yang
merupakan hasil reaksi salisilamida dengan isovaleril klorida. Dengan adanya
penambahan rantai karbon aromatik dan gugus metil (CH3) yang merupakan
gugus lipofilik, diharapkan dapat meningkatkan kelarutan senyawa pada lemak
sehingga penembusan senyawa kedalam membran biologis meningkat dan juga
diharapkan peningkatan harga MR dapat meningkatkan keserasian senyawa
dengan reseptor dalam sel (Siswandono dan Susilowati, 2000).

3

Berdasarkan perhitungan teoritis menggunakan komputer melalui program
chem office 2002 didapatkan bahwa nilai log P salisilamida = 1,24 dan MR= 36,3
cm3/mol; sedangkan log P senyawa N-Isovaleril salisilamida = 2.32 dan MR =
63,97 cm3/mol. Adanya peningkatan harga log P pada senyawa N-Isovaleril
salisilamida diharapkan dapat meningkatkan penembusan senyawa kedalam
membran biologis sehingga jumlah senyawa aktif yang berinteraksi dengan
reseptor akan meningkat, serta peningkatan nilai MR pada senyawa tersebut
memperbesar kemungkinan adanya peningkatan aktivitas obat pada reseptor.
Rancangan preparasi pada penelitian ini adalah dengan melakukan reaksi
asilasi gugus –NH2 dari salisilamida dengan isovaleril klorida menggunakan
metode Schotten-Baumann yang dimodifikasi. Mekanisme reaksi asilasi terdiri
dari dua tahap yaitu, adisi nukleofil pada gugus karbonil, disusul oleh eliminasi
ion klorida. Dalam hal ini gugus amina (NH2) bertindak sebagai nukleofil yaitu
spesi yang menyerang suatu alkil atau asil halida dalam suatu reaksi substitusi,
yang berarti substitusi nukleofilik pada suatu karbon asil (RCO-) (Fessenden dan
Fessenden, 1999).
Untuk menguji kemurnian senyawa N-Isovaleril salisilamida, dilakukan
dengan penentuan titik lebur dan KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dengan
menggunakan beberapa eluen. Untuk identifikasi struktur dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer ultraviolet (UV-Vis) dan spektrofotometer infra
merah (IR), serta spektrometer resonansi magnet inti (1H-NMR).

1.2

Rumusan Masalah
Apakah senyawa N-Isovaleril salisilamida dapat dihasilkan melalui reaksi
asilasi antara salisilamida dengan isovaleril klorida?

1.3

Tujuan Penelitian
Mendapatkan senyawa N-Isovaleril salisilamida melalui reaksi asilasi antara
salisilamida dengan isovaleril klorida.

1.4

Hipotesis
Senyawa N-Isovaleril salisilamida dapat dihasilkan melalui reaksi asilasi
antara salisilamida dengan isovaleril klorida.

4

1.5

Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat terbentuknya senyawa N-isovaleril
salisilamida dari preparasi struktur salisilamida dengan isovaleril klorida
sehingga dapat dilakukan pengembangan senyawa obat baru yang memiliki
efek sebagai obat analgesik.