LAPORAN PENELITIAN KEMITRAAN DOSEN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PENGARUH PROMOSI KESEHATAN URGENSI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) TERHADAP PERILAKU MEROKOK PENGUNJUNG DAN PENJAGA KANTIN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(1)

LAPORAN PENELITIAN KEMITRAAN DOSEN MAHASISWA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN URGENSI KAWASAN TANPA

ROKOK (KTR) TERHADAP PERILAKU MEROKOK PENGUNJUNG DAN

PENJAGA KANTIN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Oleh :

dr. Ika Setyawati(NIK: 201301)

Sonia Pranesti (NIM: 20100310005)

Yurni Dwi Astuti (NIM: 20100310008)

LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PENELITIAN DAN

MASYARAKAT (LP3M)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2013


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Yogyakarta, 15 Juli 2013 Mengetahui

Dekan Fakultas Ketua Tim Pengusul

(dr. H. Ardi Pramono Sp.An. M.kes) (dr. Ika Setyawati)

Menyetujui: Kepala LP3M UMY

Dr. Mukti Fajar ND, SH, M.Hum. NIK 153 019

1. Judul : Pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perilaku merokok pengunjung dan penjaga kantin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Unit Lembaga Pengusul : Fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan. 3. Ketua Tim Pengusul :

a. Nama Lengkap : dr. Ika Setyawati b. Jenis Kelamin : Perempuan c. NIK : 201301 d. Pangkat/Golongan : -

e. Jabatan : Dosen FKIK UMY

f. Alamat kantor : Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

g.Telp/Faks/E-mail : (0274) 387656 ext.213 Faks. (0274) 387658 dr.ikasetyawati@yahoo.co.id

4. Jumlah Anggota Tim : 2 mahasiswa

Sonia Pranesti (20100310005) Yurni Dwi Astuti (20100310008)


(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain, adanya promosi tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran (Notoatmodjo, 2007).

Promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan terhadap masalah tertentu, mempengaruhi persepsi, kepercayaan dan sikap yang dapat mengubah norma-norma sosial, meningkatkan keinginan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, mengubah mitos yang tidak benar tentang penyakit dan sakit (U.S.Department of Health and Human Services, 2002). Menurut WHO dan Depkes (2002), prinsip pokok promosi kesehatan identik dengan pendidikan kesehatan, yaitu proses belajar yang menyangkut 3 persoalan yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output).

Menurut Notoatmodjo (2007), media promosi kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan Audio Visual Aids (AVA). Media promosi kesehatan merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi 3, yaitu media cetak, media elektronik dan media papan.

1) Media Cetak

Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi, antara lain sebagai berikut :

a) Booklet, adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.

b) Leaflet, adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi.


(4)

d) Flif chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.

e) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.

f) Poster adalah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.

g) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. 2) Media elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi kesehatan berbeda-beda jenisnya, antara lain :

a) Televisi, penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media telivisi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato (ceramah), TV Spot, kuis atau cerdas cermat.

b) Radio, penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot.

c) Video, penyampaian pesan atau informasi kesehatan dapat melalui video.

d) Slide, penyampaian pesan atau informasi kesehatan juga dapat menggunakan slide. e) Film Strip, pesan kesehatan dapat juga disampaikan menggunakan film strip. 3) Media Papan (Billboard)

Papan (billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi kesehatan. Media papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum.

Setiap individu dan masyarakat dunia tahu bahwa merokok itu mengganggu kesehatan.Masalah rokok pada hakekatnya sudah menjadi masalah nasional,bahkan internasional. Sering sekali kita melihat orang merokok dimana-mana dalam kehidupan sehari-hari baik di kantor, di pasar ataupun tempat umum atau bahkan dikalangan rumah tangga sendiri. Masalah rokok akhir-akhir ini menjadi topik pembicaraan,telah banyak artikel dalam media cetak,ceramah,wawancara radio atau televise serta penyuluhan mengenai bahaya merokok dan kerugian yang timbul karena


(5)

merokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif), yang menghirup asapnyapun (perokokpasif) tidak kalah terancam kesehatannya, bahkan lebih besar kemungkinannya daripada perokok aktif (Siswono, 2006).

Setiap tahun ada 4 juta orang meninggal akibat kebiasaan merokok, sekitar70% diantaranya terjadi di Negara–Negara maju. Kerugian ekonomi akibat rokok setahunnya didunia adalah tidak kurang dari 200 milyar dolar Amerika.Pada tahun 2000 diperkirakan 4,9 juta orang meninggal akibat kebiasaan merokok, sekitar 50% diantaranya terjadi diNegara maju.

Angka itu akan meningkat dua kali lipat ditahun 2020 dan 70 % kematian itu akan berlangsung di Negara berkembang (Aditama,2004). Kalau tidak ada penanganan memadai, maka di tahun 2030 akan ada 1,6 milyar perokok (15% diantaranya tinggal diNegara-Negara maju), 10juta kematian (70%) diantaranya terjadi diNegara berkembang) dan sekitar 770 juga anak menjadi perokok pasif dalam setahunnya. Dua puluh sampai 25 % kematian di tahun itu terjadi akibat rokok (Aditama, 2000).

Diperkirakan juga sekitar 250 juta anak-anak yang hidup sekarang ini akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok (Aditama, 2005). Separuh dari kematian itu diperkirakan akan terjadi di Asia karena penggunaan tembakau yang bertambah dengan cepat. Kematian di Asia akan meningkat hamper empat kali lipat dari1,1 juta ditahun 1990 menjadi 4,2 juta pada tahun 2020 (Aditama, 2004).

Di Indonesia rokok diperkirakan mulai banyak dikenal pada awal abad ke-19 yang lalu, kemudian konsumsinya mulai meningkat secara persisten sejak tahun1970-an.Hasil penelitian yan dilakukan Rustamadji di Jakarta Selatan menyebutkan bahwa alasan yang diberikan sebagai sebab mulai merokok pertama kali adalah : coba-coba, ikut-ikutan, menambah kepercayaan diri, menghilangkan waktu senggang dapat menghilangkan sakit kepala atau stres dan untuk penampilan (’’merokok lambang kejantanan’’), iseng dan sebagai pelarian (Monique,2000).

Kebiasaan merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit serta mengakibatkan kematian pada akhirnya. Rokok sangat berpengaruh pada sistem pernafasan, pengaruh tersebut ditimbulkan oleh aliran asap rokok tersebut,asap rokok terbagi menjadi asap mainstream atau asap utama dan asap sidestream atau asap sampingan. Asap mainstream atau asap utama adalah asap yang dihirup langsung oleh perokok, asap sidestream atau asap sampingan adalah asap rokok yang terlepas ke udara


(6)

dan tidak terhirup.

Asap sidestream atau asap sampingan yang dihasilkan oleh rokok adalah dua kali lebih banyak daripada asap mainstream atau asap utama, karena asap sidestream

atau asap sampingan hampir terus menerus keluar selama rokok dinyalakan, sementara asap mainstream atau asap utama baru akan keluar kalau rokok dihisap. Hal inilah yang menyebabkan perokok pasif tetap menerima akibat buruk yang ditimbulkan oleh asap rokok tersebut.

Masyarakat sebenarnya sudah mengetahui bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok tersebut, namun masih banyak juga yang tetap merokok. Bahkan saat ini masalah rokok masih bisa di maklumi dalam masyarakat. Hampir setiap saat dapat dijumpai orang yang sedang merokok. Merokok di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum dan tempat umum masih dianggap suatu hal yang wajar (Dinkes, 2008). Banyak faktor yang menyebabkan seseorang merokok, misalnya usia, pekerjaan, tingkat pendidikan dan pendapatan. Susenas (2003) mengatakan bahwa prevalensi merokok akan meningkat sejalan dengan meningkatnya umur, terutamapada umur muda. Hal ini tidak berbeda dengan faktor pekerjaan dan pendapatan. Semakin meningkat pendapatan dan semakin membaiknya status pekerjaan maka kebiasaan merokok pun akan semakin meningkat, sedangkan untuk tingkat pendidikan, diharapkan dengan meningkatnya tingkat pendidikan maka kebiasaan merokok dapat berkurang atau menurun.

Guna membuktikan hal diatas, maka diperlukan suatu pembuktian yang nyata bahwa promosi kesehatan dapat membantu permasalahan di atas, oleh karena itu, penelitian tentang Pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perilaku merokok pengunjung dan penjaga kantin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta perlu untuk dilakukan.

B. PERUMUSAN MASALAH

Rumusan permasalahan penelitian adalah bagaimanakah pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perilaku merokok pengunjung dan penjaga kantin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?


(7)

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perilaku merokok pengunjung kantin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perilaku merokok penjaga kantin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

Mengetahui bahwa rokok dan asap rokok dapat mengganggu kesehatan maka dari penelitiaan ini didapatkan manfaat yaitu memberikan informasi manfaat Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sebagai upaya pencegahan melindungi diri dari bahan-bahan rokok yang mengandung racun baik untuk perokok aktif maupun perokok pasif.


(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Promosi Kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok, maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat (Muninjaya, 2004). Menurut Rahayu (2010), faktor - faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah :

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang dia terima. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang di dapatnya.

b. Tingkat sosial ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima suatu informasi baru.

c. Adat istiadat

Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak bisa diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

d. Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh seseorang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan prnyampai informasi.

e. Ketersediaan waktu di masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

Metode promosi kesehatan pada kelompok diklasifikasikan secara umum menurut Emilia (2008) terjadi menjadi :


(9)

a. Metode Didatik

Metode Didatik membutuhkan peran praktisi promosi kesehatan yang otoriter terhadap audiens. Metode ini digunakan dalam ceramah atau diskusi. Metode ini paling tepat dipakai bila :

1) Menyampaikan informasi dan meningkatkan motivasi 2) Pembicara lebih tua daripada audiens

3) Kelompok terlalu besar untuk aktifitas kelompok

4) Semua audiens perlu mendengarkan informasi yang sama 5) Pembicara bersifat dinamis,inovatif,dan sensitive

Ada beberapa metode : 1) Seminar

Menggunakan metode seminar dianjurkan bila : a) Jumlah audiens kecil

b) Umpan balik penting c) Keterbatasan ruang dan waktu d) Pelatihan professional

e) Pimpinan seminar lebih tau dari audiens 2) Konferensi

Konferensi biasanya khusus digunakan untuk bidang tertentu dan tepat digunakan bila :

a) Penyegaran Profesional b) Melibatkan banyak ahli

c) Membangun consensus antar professional

d) Audiens memiliki pengetahuan dasar tentang topik yang dibicarakan b. Metode Eksperensial

Metode ini banyak menggunakan aktifitas dalam kelompok baik aktifitas terfokus, kelompok diskusi, kelompok belajar. Karateristik kecilnya sebagai berikut :

1) Jumlah kelompok biasanya 6-12 orang 2) Diskusi biasanya 1 – 3 jam

3) Situasi tidak membuat tertekan


(10)

c. Metode Media Massa

Promosi kesehatan juga menggunakan kampanye produk, memerlukan metode dan sarana penyaluran. Instrumen komunikasi pemasaran yang bisa digunakan antara lain:

1) Iklan Meliputi media lini atas (televisi, surat kabar, radio, tabloid) dan media lini bawah ( spanduk, stiker, poster, kaos, baliho).

2) Promosi kegiatan : sales promotion meliputi kegunaan pembagian stiker, poster, pengobatan gratis.

3) Tenaga Promosi : dalam kegiatan ini yang dilakukan adalah penyuluhan oleh tenaga kesehatan.

4) Publikasi : Kegiatan publikasi meliputi penyiaran melalui radio berupa program interaktif dan press release melalui surat kabar dalam bentuk artikel.

5) Hubungan masyarakat : melalui rapat antar stakeholders,konferensi pers,penyuluhan tingkat kecamatan dan event event kampanye.

2. Kawasan Tanpa Rokok

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah area yang dinyatakan dilarang untuk berbagai hal menyangkut rokok baik itu penggunaan, kegiatan produksi, penjualan, iklan, penyimpanan atau gudang, promosi dan sponsorship (MPKU, 2010). Menurut Depkes RI (2011) sasaran Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah di tempat pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan (UU RI No. 36).

a. Sasaran di Tempat Fasilitas kesehatan

Pimpinan/penanggung jawab/pengelola fasilitas pelayanan kesehatan., pasien, pengunjung, tenaga medis dan non medis.

b. Sasaran di Tempat Proses Belajar Mengajar

Pimpinan/penanggung jawab/pengelola tempat proses belajar mengajar, peserta didik/siswa, tenaga kependidikan (guru), unsur sekolah lainnya (tenaga administrasi, pegawai di sekolah).

c. Sasaran di Tempat Anak Bermain

Pimpinan/penanggung jawab/pengelola tempat bermain anak, pengguna/pengunjung tempat bermain anak.


(11)

d. Sasaran di Tempat Ibadah

Pimpinan/penanggung jawab pengelola tempat ibadah, jemaah, masyarakat di sekitar tempat ibadah.

e. Sasaran di Angkutan Umum

Pengelola sarana penunjang di angkutan umum (kantin, hiburan, dsb), karyawan, pengemudi dan awak angkutan, penumpang.

f. Sasaran di Tempat Kerja

Pimpinan/penanggung jawab/pengelola sarana penunjang di tempat kerja (kantin, toko, dsb), staf/pegawai/karyawan, tamu.

g. Sasaran di Tempat Umum

Pimpinan/penanggung jawab/pengelola sarana penunjang di tempat umum (restoran, hiburan, dsb), karyawan, pengunjung/pengguna tempat umum.


(12)

B. KERANGKA TEORI

C. HIPOTESIS

Ha = Ada perubahan pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap prilaku merokok pengunjung dan penjaga kantin UMY. Ho = Tidak ada pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR)

terhadap prilaku merokok pengunjung dan penjaga kantin UMY.

Keterangan:

= variabel yang akan diteliti. = variabel yang tidak diteliti

 Jumlah rokok

 Frekuensi merokok

 Tingkat

Ketergantungan

Perilaku Merokok

Merokok

Faktor yang mempengaruhi: 1.Faktor eksternal (lingkungan) :

keluarga, teman, iklan 2. Faktor internal (individu)

Merokok Tidak Merokok

Promosi Kesehatan

 Media cetak

 Penyuluhan

 Konseling singkat

Pengetahuan tentang Kesehatan ( bahaya


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN

Metode Penelitian yang diambil adalah metode dengan rancangan quasi

eksperimental. Desain penelitian ini adalah pre-test-post-test control group design Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada kelompok eksperimen yang mendapat intervensi.

Tabel 1. Rancangan Desain Penelitian Ekperimental Kelompok SMS, Kontrol (–), dan Kontrol (+) pada Pre-test, Intervensi dan Post-test.

Kelompok Pre-test Intervensi Post-test 1

Pengunjung O1 X1 O2

Penjaga Kantin O3 X1 O4

Keterangan :

O1 dan O3 : Observasi (pre-test) dilakukan untuk mengetahui data awal.

X2 : Intervensi dengan perlakukan pemberian promosi kesehatan berupa penyuluhan dan pesan singkat selama 30 hari.

O2 dan O4 : Observasi (Post-test) pada kelompok dilakukan setelah intervensi.

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian


(14)

C. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Nursalam, 2003). Menurut Arikunto (2006) populasi adalah keseluruhan dari responden penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah pengunjung dan penjaga kantin.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2006). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti. Alasan peneliti meggunakan teknik purposive sampling tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003). Setelah dihitung dengan rumus Nursalam (2003) didapat 15 sampel responden, sebagai berikut :

n1= n2 = (Zα+Zβ) S 2

(X1-X2)

= (1,96+1,282) 4,72 2

4

= 14,635 = 15 responden

Keterangan: Zα : kesalahan tipe I = 1,96

Zβ : kesalahan tipe II = 1,282

S : standar deviasi = 4,72 (kepustakaan)

X1 – X2 : perbedaan rerata yang dianggap bermakna = 4

Kriteria inklusi subjek penelitian:

a. Masih tercatat sebagai penjaga kantin UMY. b. Bersedia menjadi responden penelitian


(15)

Kriteria eksklusi subjek penelitian: a. Sakit saat penelitian

b. Tidak mengikuti pelatihan

D. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL

1. Variabel

Pada penelitian ini variabelnya adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas/Independent adalah promosi kesehatan. b. Variabel terikat/Dependent adalah perilaku merokok.

2. Definisi Operasional

a. Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain, adanya promosi tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran (Notoatmodjo, 2007).

b. Perilaku merokok adalah suatu perilaku konsumsi rokok berupa membakar dan menghisap rokok yang dinilai dari frekuensi merokok per hari, jumlah rokok yang dihisap per hari, dan ada tidaknya ketergantungan terhadap tembakau. Perilaku merokok dalam penelitian ini di ukur dari tingkat ketergantungan siswa terhadap rokok dengan menggunakan kuesioner fagerstrom yang sudah teruji kevaliditasannya pada penelitian sebelumnya. Tes fagerstrom adalah tes yang dirancang oleh Dr. Karl Fagerstrom, salah satu pelopor penulis efek merokok di dunia, kuesioner ketergantungan ini dapat membantu mengetahui seberapa besar usaha yang harus dilakukan untuk menghilangkan ketergantungan terhadap nikotin. Penilaian pada kuesioner fagerstrom berupa skala ordinal, yaitu skor 0-2 = very low dependence, 3-4 = low dependence, 5 = medium dependence, 6-7 = high dependence, 8-10 = very high dependence


(16)

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur perilaku merokok adalah kuesioner fagerstrom yang terdiri dari 6 pertanyaan dengan nilai yang berbeda-beda sesuai jawaban responden.Kuesioner fagerstrom terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada ketergantungan merokok termasuk frekuensi merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari. Penilaian pada kuesioner fagerstrom berupa skala ordinal, yaitu skor 0-2 = very low dependence, 3-4 = low dependence, 5 = medium dependence, 6-7 = high dependence, 8-10 = very high dependence.

F. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Uji validitas dan Reliabilitas merupakan dua persyaratan pokok yang harus dipenuhi oleh seorang peniliti bagi instrumen yang digunakan, supaya peneliti mendapatkan data yang benar-benar valid dan reliabel, yakni sesuai dengan kenyataan yang ada sebelum melakukan penelitian, teknik yang digunakan adalah dengan teknik wawancara.

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrument mampu mengukur apa yang diukur. Dengan kata lain validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2002 ). 2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (Gunarto, 2000).

Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai reliabilitas >0,05 yakni 0,660 untuk pertanyaan kebiasaan merokok yang dilakukan oleh masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

G. JALANNYA PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan mengurus izin penelitian kemudian menetapkan pelaksanaan dan menyiapkan alat dan atau bahan penelitian seperti alat tulis dan kuesioner.


(17)

H. JADWAL PENELITIAN

NO Tahapan Penelitian Kegiatan

MINGGU 1 2 3 4 5 6 1. Persiapan 1.Penyusunan alat penelitian

2. pengurusan ijin penelitian 3. Pelatihan tenaga pengambil nata

4.uji pendahuluan untuk menilai validitas dan reliabilitas alat pengambil data

x

2 Pelaksanaan

penelitian dan pengambilan data

Uji eksperimental dengan design pre and post design untuk menjawab tujuan penelitian ketiga

x x x x

3 Akhir penelitian 1.Pengolahan data 2. Analisis data

3. Penyusunan Laporan dan penyusunan rekomendasi 4. Penyampaian laporan dan presentasi rekomendasi

x x x

4 Publikasi ilmiah dan diseminasi

x

I. METODE ANALISIS DATA DAN PENGOLAHAN

Setelah semua data terkumpul melalui berbagai tahapan, data hasil penelitian akan diolah menggunakan system computer dengan program SPSS dengan menggunakan metode

paired t test atau uji t apabila distribusi data normal dan menggunakan Wilcoxon apabila distribusi data Wilcoxon.


(18)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penilaian ini adalah pengunjung dan penjaga kantin UMY baik yang merokok maupun yang tidak merokok yang berada di kawasan kantin UMY yang berjumlah 40 orang dengan masing-masing kelompok eksperimen berisi 20 orang pengunjung dan penjaga kantin.dan kelompok kontrol berisi 20 orang pengunjung dan penjaga kantin.

Tabel 2. Karakteristik Responden Pengunjung dan Penjaga Kantin UMY Menurut Jenis Kelamin, Merokok, Kelompok Umur pada Januari-Juni 2013

Karakteristik Jumlah (%) Jenis Kelamin

Laki-laki 20 66,67% Perempuan 10 33,33% Status Merokok

Ya 19 63,33%

Tidak 11 36,67%

Kelompok Umur

15-29 tahun 16 53,33%


(19)

2. Perubahan Perilaku pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Dibawah ini merupakan tabel-tabel perubahan perilaku pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 3. Uji t pada perilaku kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Mean±SD

P Value Equal variances

assumed

Equal variances not assumed Kelompok

Eksperimen

-1,26 ± 1,90738

,857 ,857

Kelompok Kontrol

-1,11 ± 2,09989

Setelah dilakukan pre test dan post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui prilaku masing-masing dari kelompok tersebut, kemudian akan dibandingkan. Distribusi data pada penelitian ini normal sehingga analisis uji statistik menggunakan uji t atau paired t test. Dari hasil uji t atau paired t test di dapatkan nilai sig 0,983, apabila nilai sig > 0,05, maka kita dapat menggunakan P value equal variances assumed, namun apabila nilai sig < 0,05 maka kita dapat menggunakan P value equal variances not assumed. Dapat dilihat nilai signifikansi yang didapat sebebsar 0,857 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perubahan yang bermakna terhadap Perilaku pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

B. PEMBAHASAN

Hasil penelitian diatas pada penilaian perilaku kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukan hasil yang tidak signifikan, artinya bahwa tidak ada perubahan perilaku pada kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa penyuluhan dengan metode ceramah dan pesan singkat selama 30 hari.


(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah

1. Pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perilaku merokok pengunjung kantin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta didapatkan hasil tidak ada perubahan yang signifikan.

2. Pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perilaku merokok penjaga kantin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta didapatkan hasil tidak ada perubahan yang signifikan.

B. SARAN

Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian untuk menilai perilaku dengan pengetahuan terhadap pelaksanaan kawasan tanpa rokok dengan responden yang berbeda dan menggunakan metode promosi kesehatan yang berbeda.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Achyadi. (2003). Framewoek Convention on Tobacco Control (FCTC) dan Kita. Jakarta: Interaksi Media Promosi Kesehatan 5, 10 – 11.

Aditama Y.T. (2004). Sepuluh Program Penanggulangan Rokok, MKI. Jakarta, 7, 255 – 259 Arikuntoro, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Barber,S., Adioetomo, S., Ahsan, A., & Setynoaluri, D. (2008). Tobacco Economics In

Indonesia. (I. U. Disease, producer) diakses pada 29 Januari 2013 dari World Lung Foundation : (http://www.worldlungfoundation.org/downloads/tobacco_Barber.pdf). Crofton, John dan David Simpson,. (2002). Tembakau Ancaman Global. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Depkes, RI, 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas Indonesia, Tahun 2007, Jakarta: CV. Kiat Nusa

Emilia, O. (2008). Promosi kEsehatan dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press.

Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (2010). Fatwa Hukum merokok 6/SM/MTT/III/2010. Majelis Tarjid dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Mangku, Sitepoe. (1997). Usaha Mencegah Bahaya Merokok. Jakarta: Gramedia

Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta.

Notoatmojo, Soekidjo.(2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Reineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Pusat Promosi Kesehatan. (2011). Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok. Jakarta : Kementerian Kesehatan Replubik Indonesia.

Republik Indonesia. (1945). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Republik Indonrsia. (1999). Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.Rineka Cipta

Suhardjo. (1996). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Susanna D, Hartono B, Fauzan H. (2003). Penentuan Kadar Nikotin Dalam Asap Rokok Volume 7:2. Makara Kesehatan


(22)

U.S. Department of Health and Human Services. (2002). Making Health Communication Programes Work. Public Health Service. National Institutes of Health, National cancer Institute.

WHO, (2008). WHO Report on The Global Tobacco Epidemic 2008 (citied 2009 April 2008). Available from : URL:http://www.who.int/. Diakses tanggal 4 Februari 2013 pukul 12.35 WIB

WHO. (2010). World Health Statistics (2010). World Health Organization. France: World Health Organization.


(23)

Lampiran 1. Kuesioner perilaku KTR

Kuesioner Prilaku Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

No Pertanyaan

Jawaban Selalu Sering

Kadang-kadang Jarang

Tidak Pernah 1. Apakah anda membeli rokok di

Kawasan Tanpa Rokok UMY?

2. Apakah anda merokok di tempat-tempat umum, misalnya merokok di stasiun, pasar, mall, kampus?

3. Apakah anda menaati peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang berlaku di UMY?

4. Apakah anda berani menegur perokok yang merokok di Kawasan Tanpa Rokok (KTR) UMY?

Biodata Responden Nama : Umur : Jenis Kelamin : Alamat & No. Hp :

Tata Cara Pengisian Kuesioner 1. Isi Biodata diatas sesuai dengan identitas yang anda miliki.

2. Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang telah tersedia.

3. Jawablah pertanyaan yang tersedia sesuai dengan prilaku anda sehari-hari pada pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di UMY.

4. Jawaban dari kuesioner ini tidak akan mempengaruhi hal apapun, baik dalam hal akademik maupun non-akademik responden.


(24)

h. Kapankah paling sering anda menemukan perokok di Kawasan Tanpa Rokok (KTR) UMY?

Pagi hari Siang hari Sore Hari

i. Apakah saudara sudah mengetahui tentang Surat Keputusan Rektor tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di UMY?

Sudah Mengetahui Surat Keputusan Rektor Belum mengetahui Surat Keputusan Rektor 5. Apabila anda merokok di dalam

Kawasan Tanpa Rokok (KTR), pernahkah anda mendapat sanksi/hukuman dari pihak yang berwenang?

6. Seberapa sering anda menemukan perokok di Lingkungan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) UMY?

7. Apakah anda pernah melihat iklan/promosi tentang rokok di Kawasan Tanpa Rokok (KTR) UMY?


(25)

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN URGENSI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) TERHADAP PERILAKU MEROKOK PENGUNJUNG DAN PENJAGA

KANTIN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Ika Setyawati1, Titiek Hidayati2, Yurni Dwi Astuti3

1

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,3Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRAK

Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain, adanya promosi tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran. Promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan terhadap masalah tertentu, mempengaruhi persepsi, kepercayaan dan sikap yang dapat mengubah norma-norma sosial, meningkatkan keinginan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, mengubah mitos yang tidak benar tentang penyakit dan sakit. Prinsip pokok promosi kesehatan identik dengan pendidikan kesehatan, yaitu proses belajar yang menyangkut 3 persoalan yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output).

Media promosi kesehatan merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi 3, yaitu media cetak, media elektronik dan media papan.

Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan pre-test dan post-test control group design. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada kelompok eksperimen yang mendapat intervensi. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Terdiri dari masing-masing 15 responden.

Hasil analisis statistik menggunakan t test menunjukan tidak ada peningkatan pada pretest dan

posttest perilaku pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbandingan responden kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah p = 0,857. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan terhadap pemberian promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perlaku merokok pengunjung dan penjaga kantin di UMY.


(26)

THE INFLUENCE OF URGENCY HEALTH PROMOTION OF NO SMOKING AREA TOWARDS SMOKING BEHAVIOR OF CONSUMER AND CANTEEN KEEPER IN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Ika Setyawati1, Titiek Hidayati2, Yurni Dwi Astuti3

1

Lecturer of Medical Faculty and Health Sciences of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2Department of Society Health Sciences Medical Faculty and Health Sciences Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 3Medical Student of Medical Faculty and Health

Sciences Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRACT

Basically, health promotion is an activity or an effort tells about health message given to society, group or an individual. Through the message, hopefully they might get a better knowledge about health. By having the knowledge itself, hopefully it can influence toward behavior, especially the behavior of the target. Health promotion can increase the knowledge and awareness on a particular problem, influence a perception, belief and attitude that may change social norms, increasing the desire to use the available medicare, change the untrue myth about illness and sick. The main principle of helath promotion is similar to health education; a learning process including input, process, and output.

The media of health promotion is a channel to tell health information and it is used to make the society or client receive the health messages easier. Based on the function as a teller of health messages, media can be divided into three kinds. They are printed media, electronic media, and board media.

The design of this research is experimental quasi with pre-test and post-test control group design. This research aims to decide the influence of an action to experimental group with intervention. The subject of the research is divided into two groups, namely experimental group and controled group. Each group has fifteen respondents.

According to the result of statistical analysis using t test, there was no increasing on pre-test and post-test behavior of experimental group and controled group. The respondents’ comparison between experimental group and controled group is p = 0,857. It can be concluded that there was no significant change about the urgency health promotion of no smoking area towards smoking behavior of consumer and canteen keeper in Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(27)

Pendahuluan

Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain, adanya promosi tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.

Promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan terhadap masalah tertentu, mempengaruhi persepsi, kepercayaan dan sikap yang dapat mengubah norma-norma sosial, meningkatkan keinginan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, mengubah mitos yang tidak benar tentang penyakit dan sakit. Prinsip pokok promosi kesehatan identik dengan pendidikan kesehatan, yaitu proses belajar yang menyangkut 3 persoalan yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output).

Media promosi kesehatan merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan

fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi 3, yaitu media cetak, media elektronik dan media papan. Guna membuktikan hal diatas, maka diperlukan suatu pembuktian yang nyata bahwa promosi kesehatan dapat membantu permasalahan di atas, oleh karena itu, penelitian tentang Pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perilaku merokok pengunjung dan penjaga kantin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta perlu untuk dilakukan.

Bahan dan Cara

Metode Penelitian yang diambil adalah metode dengan rancangan quasi

eksperimental. Desain penelitian ini adalah

pre test-post test control group design.

Populasi dalam penelitian ini adalah penjaga kantin dan penjaga parkir di kawasan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok, 15 orang sebagai kelompok eksperimen 1 dan 15 orang sebagai kelompok kontrol, keduanya diberikan promosi kesehatan dan dilakukan pengiriman pesan singkat selama 30 hari. Kriteria Inklusi dalam penelitian ini terdiri dari masih tercatat sebagai penjaga kantin UMY dan bersedia menjadi responden penelitian. Dan yang dimasukkan dalam


(28)

kriteria eksklusi adalah responden yang tidak mengikuti penelitian hingga selesai

Penelitian ini dilaksanakan di di lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta selama 1 bulan pada tahun 2013. Penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu variabel terikat (perilaku pada responden) dan variable bebas (promosi kesehatan)

Alat yang diperlukan dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk mengetahui pengetahuan tentang bahaya merokok, materi penyuluhan berupa slide power point, LCD, dan soundsystem untuk penayangannya.

Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap, yakni tahap pra-penelitian, persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian. Tahap pra-penelitian berupa observasi dan studi pendahululuan dan mengumpulkan data data sekunder. Tahap selanjutnya berupa pengurusan perijinan ke pihak FKIK UMY, dan perijinan ke penanggung jawab kantin dan mahasiswa, selain itu pada tahap ini dipersiapkan peralatan apa saja guna memperlancar penelitian. Tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan di mana dimulai dengan pretest

menggunakan kuesioner, sebelum diberikan penyuluhan pada kedua kelompok eksperimen. Posttest dilakukan 1 bulan setelah pretest. Tahap terakhir, yakni tahap penyelesaian berupa editing, coding, tabulasi, pengolahan, dan analisis

data menggunakan program komputer. Pengolahan data untuk membandingkan hasil persentase nilai sebelum dan sesudah promosi kesehatan tentang bahaya perokok pasif dan aktif pada kelompok penjaga kantin dan pengunjung kantin di lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta serta menggunakan statistik analisis t test. Pembandingan persentase perbedaan nilai pada kedua kelompok untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan.

Hasil Penelitian

Hasil skor rata-rata variabel perilaku dapat dilihat pada grafik di bawah, pada grafik tersebut terlihat bahwa rata-rata perilaku penjaga kantin dan pengunjung kantin kelompok eksperimen (1,26) di bandingkan dengan penjaga kantin dan pengunjung kantin kelompok kontrol (1,11).

Grafik 1. Rata-rata responden kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 1 1,05 1,1 1,15 1,2 1,25 1,3

Rata-rata responden

eksperimen Kontrol


(29)

Tabel 1. Uji t test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Mean±SD P Value Equal variances assumed Equal variances not assumed Kelompok Eksperimen

-1,26 ± 1,90738

,857 ,857

Kelompok Kontrol

-1,11± 2,09989

Setelah dilakukan pre test dan post test baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui perilaku mengenai kawasan tanpa rokok dari masing-masing kelompok, kemudian kedua kelompok ini dibandingkan. Dari hasil t test tersebut di dapatkan P values nya adalah 0,852. Dapat di tarik kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan perubahan perilaku tentang kawasan tanpa rokok pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah di beri

pretest maupun posttest.

Dari hasil uji t test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan atau bermakna pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap perilaku mengenai kawasan tanpa rokok pada pengunjung dan penjaga kantin setelah di berikan pre test maupun post test. Menurut Septalia (2010) “Penyuluhan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada

hubungannya dengan kesehatan”. Promosi

kesehatan sangat berperan penting dalam proses pemberdayaan masyarakat melalui proses pembelajaran, yang dilakukan oleh dan untuk masyarakat, sesuai dengan lingkungan sosial, dan budaya setempat sehingga masyarakat mampu menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan (Azwar, 2008). Menurut Rahayu (2010), faktor - faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah : tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat, dan ketersediaan waktu di masyarakat.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perilaku merokok pengunjung kantin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tidak memberikan perubahan yang signifikan.

2. Pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perilaku merokok penjaga kantin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tidak memberikan perubahan yang signifikan.


(30)

Saran

Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian untuk menilai perilaku dengan pengetahuan terhadap pelaksanaan kawasan tanpa rokok dengan responden yang berbeda dan menggunakan metode promosi kesehatan yang berbeda.

Daftar Pustaka

1. Achyadi. (2003). Framewoek Convention on Tobacco Control (FCTC) dan Kita. Jakarta: Interaksi Media Promosi Kesehatan 5, 10 – 11. 2. Aditama Y.T. (2004). Sepuluh

Program Penanggulangan Rokok, MKI. Jakarta, 7, 255 - 259

3. Arikuntoro, Suharsimi. (2002).

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

4. Barber,S., Adioetomo, S., Ahsan, A., & Setynoaluri, D. (2008). Tobacco Economics In Indonesia. (I. U. Disease, producer) diakses pada 29 Januari 2013 dari World Lung

Foundation :

(http://www.worldlungfoundation.org/ downloads/tobacco_Barber.pdf).

5. Crofton, John dan David Simpson,. (2002). Tembakau Ancaman Global. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 6. Depkes, RI, 2008. Laporan Hasil Riset

Kesehatan Dasar, Riskesdas Indonesia, Tahun 2007, Jakarta: CV. Kiat Nusa

7. Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (2010). Fatwa Hukum merokok 6/SM/MTT/III/2010. Majelis Tarjid dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

8. Mangku, Sitepoe. (1997). Usaha Mencegah Bahaya Merokok. Jakarta: Gramedia.

9. Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Salemba Medika

10. Pusat Promosi Kesehatan. (2011).

Pedoman Pengembangan Kawasan

Tanpa Rokok. Jakarta : Kementerian Kesehatan Replubik Indonesia.

11. Republik Indonesia. (1945). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

12. U.S. Department of Health and Human Services. (2002). Making Health Communication Programes Work. Public Health Service. National Institutes of Health, National cancer Institute.

13. WHO, (2008). WHO Report on The Global Tobacco Epidemic 2008 (citied 2009 April 2008). Available from : URL:http://www.who.int/. Diakses tanggal 4 Februari 2013 pukul 12.35 WIB

14. WHO. (2010). World Health Statistics (2010). World Health Organization. France: World Health Organization.


(1)

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN URGENSI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) TERHADAP PERILAKU MEROKOK PENGUNJUNG DAN PENJAGA

KANTIN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Ika Setyawati1, Titiek Hidayati2, Yurni Dwi Astuti3 1

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,3Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRAK

Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain, adanya promosi tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran. Promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan terhadap masalah tertentu, mempengaruhi persepsi, kepercayaan dan sikap yang dapat mengubah norma-norma sosial, meningkatkan keinginan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, mengubah mitos yang tidak benar tentang penyakit dan sakit. Prinsip pokok promosi kesehatan identik dengan pendidikan kesehatan, yaitu proses belajar yang menyangkut 3 persoalan yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output).

Media promosi kesehatan merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi 3, yaitu media cetak, media elektronik dan media papan.

Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan pre-test dan post-test control group design. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada kelompok eksperimen yang mendapat intervensi. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Terdiri dari masing-masing 15 responden.

Hasil analisis statistik menggunakan t test menunjukan tidak ada peningkatan pada pretest dan posttest perilaku pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbandingan responden kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah p = 0,857. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan terhadap pemberian promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perlaku merokok pengunjung dan penjaga kantin di UMY.


(2)

THE INFLUENCE OF URGENCY HEALTH PROMOTION OF NO SMOKING AREA TOWARDS SMOKING BEHAVIOR OF CONSUMER AND CANTEEN KEEPER IN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Ika Setyawati1, Titiek Hidayati2, Yurni Dwi Astuti3 1

Lecturer of Medical Faculty and Health Sciences of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2Department of Society Health Sciences Medical Faculty and Health Sciences Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 3Medical Student of Medical Faculty and Health

Sciences Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT

Basically, health promotion is an activity or an effort tells about health message given to society, group or an individual. Through the message, hopefully they might get a better knowledge about health. By having the knowledge itself, hopefully it can influence toward behavior, especially the behavior of the target. Health promotion can increase the knowledge and awareness on a particular problem, influence a perception, belief and attitude that may change social norms, increasing the desire to use the available medicare, change the untrue myth about illness and sick. The main principle of helath promotion is similar to health education; a learning process including input, process, and output.

The media of health promotion is a channel to tell health information and it is used to make the society or client receive the health messages easier. Based on the function as a teller of health messages, media can be divided into three kinds. They are printed media, electronic media, and board media.

The design of this research is experimental quasi with pre-test and post-test control group design. This research aims to decide the influence of an action to experimental group with intervention. The subject of the research is divided into two groups, namely experimental group and controled group. Each group has fifteen respondents.

According to the result of statistical analysis using t test, there was no increasing on pre-test and post-test behavior of experimental group and controled group. The respondents’ comparison between experimental group and controled group is p = 0,857. It can be concluded that there was no significant change about the urgency health promotion of no smoking area towards smoking behavior of consumer and canteen keeper in Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(3)

Pendahuluan

Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain, adanya promosi tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.

Promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan terhadap masalah tertentu, mempengaruhi persepsi, kepercayaan dan sikap yang dapat mengubah norma-norma sosial, meningkatkan keinginan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, mengubah mitos yang tidak benar tentang penyakit dan sakit. Prinsip pokok promosi kesehatan identik dengan pendidikan kesehatan, yaitu proses belajar yang menyangkut 3 persoalan yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output).

Media promosi kesehatan merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan

fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi 3, yaitu media cetak, media elektronik dan media papan. Guna membuktikan hal diatas, maka diperlukan suatu pembuktian yang nyata bahwa promosi kesehatan dapat membantu permasalahan di atas, oleh karena itu, penelitian tentang Pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perilaku merokok pengunjung dan penjaga kantin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta perlu untuk dilakukan.

Bahan dan Cara

Metode Penelitian yang diambil adalah metode dengan rancangan quasi eksperimental. Desain penelitian ini adalah pre test-post test control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah penjaga kantin dan penjaga parkir di kawasan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok, 15 orang sebagai kelompok eksperimen 1 dan 15 orang sebagai kelompok kontrol, keduanya diberikan promosi kesehatan dan dilakukan pengiriman pesan singkat selama 30 hari. Kriteria Inklusi dalam penelitian ini terdiri dari masih tercatat sebagai penjaga kantin UMY dan bersedia menjadi responden penelitian. Dan yang dimasukkan dalam


(4)

kriteria eksklusi adalah responden yang tidak mengikuti penelitian hingga selesai

Penelitian ini dilaksanakan di di lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta selama 1 bulan pada tahun 2013. Penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu variabel terikat (perilaku pada responden) dan variable bebas (promosi kesehatan)

Alat yang diperlukan dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk mengetahui pengetahuan tentang bahaya merokok, materi penyuluhan berupa slide power point, LCD, dan soundsystem untuk penayangannya.

Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap, yakni tahap pra-penelitian, persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian. Tahap pra-penelitian berupa observasi dan studi pendahululuan dan mengumpulkan data data sekunder. Tahap selanjutnya berupa pengurusan perijinan ke pihak FKIK UMY, dan perijinan ke penanggung jawab kantin dan mahasiswa, selain itu pada tahap ini dipersiapkan peralatan apa saja guna memperlancar penelitian. Tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan di mana dimulai dengan pretest menggunakan kuesioner, sebelum diberikan penyuluhan pada kedua kelompok eksperimen. Posttest dilakukan 1 bulan setelah pretest. Tahap terakhir, yakni tahap penyelesaian berupa editing, coding, tabulasi, pengolahan, dan analisis

data menggunakan program komputer. Pengolahan data untuk membandingkan hasil persentase nilai sebelum dan sesudah promosi kesehatan tentang bahaya perokok pasif dan aktif pada kelompok penjaga kantin dan pengunjung kantin di lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta serta menggunakan statistik analisis t test. Pembandingan persentase perbedaan nilai pada kedua kelompok untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan.

Hasil Penelitian

Hasil skor rata-rata variabel perilaku dapat dilihat pada grafik di bawah, pada grafik tersebut terlihat bahwa rata-rata perilaku penjaga kantin dan pengunjung kantin kelompok eksperimen (1,26) di bandingkan dengan penjaga kantin dan pengunjung kantin kelompok kontrol (1,11).

Grafik 1. Rata-rata responden kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

1 1,05 1,1 1,15 1,2 1,25 1,3

Rata-rata responden

eksperimen Kontrol


(5)

Tabel 1. Uji t test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Mean±SD

P Value

Equal variances assumed

Equal variances not assumed Kelompok

Eksperimen

-1,26 ± 1,90738

,857 ,857

Kelompok Kontrol

-1,11± 2,09989

Setelah dilakukan pre test dan post test baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui perilaku mengenai kawasan tanpa rokok dari masing-masing kelompok, kemudian kedua kelompok ini dibandingkan. Dari hasil t test tersebut di dapatkan P values nya adalah 0,852. Dapat di tarik kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan perubahan perilaku tentang kawasan tanpa rokok pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah di beri pretest maupun posttest.

Dari hasil uji t test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan atau bermakna pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap perilaku mengenai kawasan tanpa rokok pada pengunjung dan penjaga kantin setelah di berikan pre test maupun post test. Menurut Septalia (2010) “Penyuluhan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada

hubungannya dengan kesehatan”. Promosi

kesehatan sangat berperan penting dalam proses pemberdayaan masyarakat melalui proses pembelajaran, yang dilakukan oleh dan untuk masyarakat, sesuai dengan lingkungan sosial, dan budaya setempat sehingga masyarakat mampu menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan (Azwar, 2008). Menurut Rahayu (2010), faktor - faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah : tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat, dan ketersediaan waktu di masyarakat.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perilaku merokok pengunjung kantin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tidak memberikan perubahan yang signifikan.

2. Pengaruh promosi kesehatan urgensi kawasan tanpa rokok (KTR) terhadap perilaku merokok penjaga kantin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tidak memberikan perubahan yang signifikan.


(6)

Saran

Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian untuk menilai perilaku dengan pengetahuan terhadap pelaksanaan kawasan tanpa rokok dengan responden yang berbeda dan menggunakan metode promosi kesehatan yang berbeda. Daftar Pustaka

1. Achyadi. (2003). Framewoek Convention on Tobacco Control (FCTC) dan Kita. Jakarta: Interaksi Media Promosi Kesehatan 5, 10 – 11. 2. Aditama Y.T. (2004). Sepuluh

Program Penanggulangan Rokok, MKI. Jakarta, 7, 255 - 259

3. Arikuntoro, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

4. Barber,S., Adioetomo, S., Ahsan, A., & Setynoaluri, D. (2008). Tobacco Economics In Indonesia. (I. U. Disease, producer) diakses pada 29 Januari 2013 dari World Lung

Foundation :

(http://www.worldlungfoundation.org/ downloads/tobacco_Barber.pdf).

5. Crofton, John dan David Simpson,. (2002). Tembakau Ancaman Global. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 6. Depkes, RI, 2008. Laporan Hasil Riset

Kesehatan Dasar, Riskesdas Indonesia, Tahun 2007, Jakarta: CV. Kiat Nusa

7. Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (2010). Fatwa Hukum merokok 6/SM/MTT/III/2010. Majelis Tarjid dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

8. Mangku, Sitepoe. (1997). Usaha Mencegah Bahaya Merokok. Jakarta: Gramedia.

9. Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Salemba Medika

10. Pusat Promosi Kesehatan. (2011). Pedoman Pengembangan Kawasan

Tanpa Rokok. Jakarta : Kementerian Kesehatan Replubik Indonesia.

11. Republik Indonesia. (1945). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

12. U.S. Department of Health and Human Services. (2002). Making Health Communication Programes Work. Public Health Service. National Institutes of Health, National cancer Institute.

13. WHO, (2008). WHO Report on The Global Tobacco Epidemic 2008 (citied 2009 April 2008). Available from : URL:http://www.who.int/. Diakses tanggal 4 Februari 2013 pukul 12.35 WIB

14. WHO. (2010). World Health Statistics (2010). World Health Organization. France: World Health Organization.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN URGENSI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) TERHADAP PERILAKU MEROKOK PENGUNJUNG DAN PENJAGA KANTIN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

0 3 28

HUBUNGAN SKOR APGAR KELUARGA DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DENGAN RESPON SURAT KEPUTUSAN REKTOR TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

0 4 76

HUBUNGAN STATUS MEROKOK ORANG TUA TERHADAP PERILAKU MEROKOK MAHASISWA PRIA TEKNIK SIPIL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

7 24 101

PENGARUH SOSIALISASI SURAT KEPUTUSAN (SK) REKTOR TERHADAP TES FAGERSTROM DAN PERILAKU PELAKSANAAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) PADA PENGUNJUNG DAN PENJAGA KANTIN UMY

0 3 69

SIKAP MAHASISWA TERHADAP KEBIJAKAN KAMPUS BEBAS ASAP ROKOK DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

0 13 123

EVALUASI IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS EVALUASI IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 3 20

EVALUASI IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH EVALUASI IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 2 15

PENDAHULUAN EVALUASI IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 2 6

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP SIKAP REMAJA TENTANG MEROKOK DI SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap Sikap Remaja tentang Merokok di SMP Muhammadiyah I Minggir Sleman Yogyakarta - DIGILIB

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN KEPATUHAN MAHASISWA TERHADAP PERATURAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 17