TA : Rancang Bangun Aplikasi Penentuan Penyakit pada Tanaman Kedelai dengan Menggunakan Metode Rule Based System.
METODE RULE BASED SYSTEM
TUGAS AKHIR
Nama : Wirandha Ryan Pratama NIM : 08.41010.0163
Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
(2)
Penyebab rendahnya hasil kedelai di Indonesia antara lain adalah penyakit. Untuk mengetahui penyakit apa yangmenyerang tanaman kedelai dibutuhkan pakar dalam bidang pertanian.Penyakit yang sering merusak tanaman kedelai adalah karat daun. Selain menurunkan hasil, penyakit karat daun juga berpotensi menurunkan kualitas biji kedelai. Selain penyakit tersebut masih banyak penyakit lain yang terdapat pada tanaman kedelai.
Aplikasi untuk menentukan penyakit tanaman kedelai merupakan salah satu alternatif untuk mendeteksi penyakit kedelai. Metode yang digunakan adalah rule based system dan metode inferensi forward chaining. Sistem yang dibuat dapat memberikan suatu keputusan yang berisi tentang jenis penyakit yang diderita oleh kedelai dan penanganannya. Sistem ini dibangun berbasis web agar penyebaran informasi lebih mudah diakses.
Evaluasi terhadap aplikasi dilakukan oleh 3 orang pakar tanaman pangan melalui wawancara dan pengujian aplikasi yang dilakukan sebanyak delapan kali percobaan untuk masing-masing pakar. Berdasarkan hasil pengujian dengan total 24 kali percobaan adalah sebagai berikut, 22 kali percobaan berhasil mengidentifikasi penyakit kedelai dan 2 kali percobaan tidak teridentifikasi penyakit kedelai. Maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini dapat menentukan penyakit tanaman kedelai berdasarkan gejalayang ada pada tanaman kedelai.
Kata kunci: Sistem Berbasis Aturan, Forward Chaining, Tanaman Kedelai, Penyakit.
(3)
ABSTRAK ...vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ...x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ...xv
DAFTAR LAMPIRAN xvii BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Pembatasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Penyakit Tanaman Kedelai ... 5
2.2 Sistem Pakar ...12
2.3 Komponen Utama Sistem Pakar ...13
2.4 Forward Chaining ...14
2.5 Verifikasi ...15
2.6 Block Diagram ...17
2.7 Diagram Ketergantungan ...18
2.8 Decision Table ...19
2.9 Reduced Decision Table ...20
(4)
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ...22
3.1 Analisis Sistem ...22
3.2 Perancangan Sistem ...24
3.2.1 Diagram Blok ...24
3.2.2 Perancangan Dependency Diagram ...25
3.2.3 Flowchart...29
3.2.4 Perancangan Decision Table ...29
3.2.5 Perancangan Reduced Decision Table ...36
3.3 Rule Base ...37
3.4 Desain Interface...39
3.4.1 Desain Form Login ...39
3.4.2 Desain Form Daftar Akun ...40
3.4.3 Desain Form Konsultasi ...41
3.4.4 Desain Form Hasil Konsultasi ...42
3.4.5 Desain Form Maintenance Artikel Dan Berita ...43
3.4.6 Desain uji coba ...44
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ...49
4.1 Implementasi Sistem ...49
4.1.1 Kebutuhan Sistem ...49
4.1.2 Instalasi Program ...50
4.2 Penjelasan Penggunaan Aplikasi ...50
4.2.1 Halaman Home ...50
(5)
4.2.3 Halaman Single Page ...53
4.2.4 Halaman Konsultasi Sistem Pakar ...53
4.2.5 Halaman Hasil Konsultasi ...54
4.2.6 Halaman Maintenance Content ...54
4.2.7 Halaman Laporan List User ...55
4.2.8 Halaman Laporan Penyakit Berdasarkan Jumlah ...56
4.2.9 Halaman Laporan History ...57
4.3 Uji Coba Dan Evaluasi ...57
4.3.1 Uji Coba Halaman Login ...57
4.3.2 Uji Coba Fitur Maintenance User ...60
4.3.3 Uji Coba Fitur Maintenance Content ...62
4.3.4 Uji Coba Fitur Konsultasi ...65
4.3.5 Uji Coba Sistem Pada Pakar...75
4.4 Evaluasi Sistem ...76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...78
5.1 Kesimpulan ...78
5.2 Saran ...78
DAFTAR PUSTAKA ...80
LAMPIRAN ...81
(6)
1.1 Latar Belakang Masalah
Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya.
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan perkapita. Oleh karena itu, diperlukan suplai kedelai tambahan yang harus diimpor karena produksi dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Lahan budidaya kedelaipun diperluas dan produktivitasnya ditingkatkan (Anggoro, 2013).
Berdasarkan pengamatan di lapangan seringkali petani mengalami kesulitan dalam membudidayakan kedelai dikarenakan banyaknya penyakit yang menyerang. Berbagai jenis penyakit tanaman kedelai bermunculan. Tak sedikit biaya yang harus dikeluarkan petani untuk merawat tanaman kedelai. Terlebih jika petani tidak mengetahui penyakit apa yang menyerang tanaman kedelai maka petani akan semakin kesulitan untuk mengobatinya dan akhirnya gagal panen. Untuk mengetahui penyakit apa yang menyerang tanaman kedelai haruslah
(7)
dibutuhkan seorang pakar yang ahli dalam bidang pertanian, khususnya untuk tanaman kedelai sendiri.
Penyebab rendahnya hasil kedelai di Indonesia antara lain adalah gangguan penyakit tanaman hal ini berdasarkan keterangan pakar tanaman pangan. Penyakit yang sering merusak tanaman kedelai adalah karat daun. Selain menurunkan hasil, penyakit karat daun juga berpotensi menurunkan kualitas biji kedelai. Tanaman kedelai yang tertular penyakit ini memiliki biji lebih kecil. Selain penyakit tersebut masih banyak lagi penyakit yang terdapat pada tanaman kedelai.
Pentingnya sarana untuk membantu para petani kedelai, maka dibuatlah sebuah aplikasi ini guna membantu para petani agar dapat memperoleh informasi yang berhubungan dengan kedelai dan mengetahui penyakit pada kedelai. Sistem yang dibuat nantinya dapat memberikan suatu keputusan yang berisi tentang jenis penyakit yang diderita oleh kedelai dan penanganannya. Sistem ini ditujukan bagi pihak yang memerlukan seperti petani dan instansi yang membudidayakan kedelai. Sistem ini menggunakan metode rule based system dan metode inferensi forward chaining.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan dalam Tugas Akhirini, yaitu:
1. Bagaimana membangun sistem pakar untuk menentukan penyakit pada tanaman kedelai dengan metode rulebasedsystem dan metode inferensi forward chaining.
(8)
2. Bagaimana membangun aplikasi berbasis webyang dapat memberikan informasi penanganan pada tanaman kedelai yang terserang penyakit.
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah yang ditetapkan pada sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Data yang digunakan dalam sistem ini berasal dari bukuCepat & Tepat Berantas Hama & Penyakit Tanaman oleh Reny Rahmawati(2012) dan Hama,Penyakit, Dan Masalah Hara Pada Tanaman Kedelai oleh Suyamto (2006).
2. Aplikasi hanya menentukan jenis penyakit tanaman kedelai.
3. Aplikasi dapat memberikan informasi tentang penanganan penyakit pada tanaman kedelai.
4. Aplikasi berbasis web.
1.4 Tujuan
Merujuk dari perumusan masalah yang ditetapkan di atas maka didapatkan tujuan dari sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Membangunaplikasiuntuk menentukan penyakit pada tanaman kedelai dengan metode rulebasedsystem dan metode inferensi forward chaining.
2. Membangun aplikasi berbasis web guna menentukan apakah tanaman kedelai terjangkit penyakit berdasarkan gejala yang terdapat pada tanaman kedelai.
(9)
1.5 Sistematika Penulisan
Laporan Tugas Akhir ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang menjelaskan isi dari bab tersebut. Sistematika penulisan setiap bab akan dijelaskan secara detail di bawah ini.
Bab pertama berisi tentan pendahuluan yang merupakan gabaran umum punilasn. Bab ini juga menjelaskan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan yang berisi penjelasan singkat dari masing-masing bab.
Bab kedua membahas mengenai teori penunjang yang digunakan untuk menyusun tugas akhir yaitu penyakit tanaman kedelai dan sistem pakar. Teori penunjang lainnya yaitu komponen utama sistem pakar, forward chaining, verifikasi, diagram blok, dependency diagram, decision table, reduced decision table, dan flowchart.
Bab ketiga berisi tentang analisis dan perancangan sistem. Perancangan sistem terdiri dari perancangan diagram alir, desain arsitektur, perancangan sistem
berbasis aturan seperti diagram blok, dependencydiagram,flowchart,decisiontable, proses verifikasi, serta perancangan
rulebase, perancangan user interface serta desain uji coba.
Bab keempat membahas tentang implementasi program terhadap permasalahan, kebutuhan perangkat lunak maupun perangkat keras, dan evaluasi hasil akhir program. Uji coba dan evaluasi aplikasi ini dibantu oleh 3 orang pakar dibidang pertanian tanaman pangan pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) wilayah Kec. Karangan, Kab. Trenggalek.
(10)
Bab kelima adalah bagian penutup laporan Tugas Akhir. Bab ini berisi tentang uraian kesimpulan serta saran pengembangan sistem di masa yang akan datang.
(11)
2.1 Penyakit Tanaman Kedelai
Penyakit yang sering terdapat pada tanaman kedelai antara lain: 1. Penyakit Karat (Phakopsora pachyrhizi)
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu pada daun pertama berupa bercak-bercak berisi uredia (badan buah yang memproduksi spora). Bercak ini berkembang ke daun-daun di atasnya dengan bertambahnya umur tanaman. Bercak terutama terdapat pada permukaan bawah daun. Warna bercak coklat kemerahan seperti warna karat. Bentuk bercak umumnya bersudut banyak berukuran sampai 1 mm. Bercak juga terlihat pada bagian batang dan tangkai daun.
Epidemi didorong oleh panjangnya waktu daun dalam kondisi basah dengan terperatur kurang dari 28 °C. Perkembangan spora dan penetrasi spora membutuhkan air bebas dan terjadi pada suhu 8-28 °C. Uredia muncul 9-10 hari setelah infeksi dan urediniospora diproduksi setelah 3 minggu. Kondisi lembab yang panjang dan periode dingin dibutuhkan untuk menginfeksi daun-daun dan sporulasi. Penyebaran urediniospora dibantu oleh hembusan angin pada waktu hujan. Patogen ini tidak ditularkan melalui benih (Suyamto, 2006).
Pengendalian penyakit ini yaitu menanam vairetas lahan dan aplikasi fungisida mankoseb, triadimefon, bitertanol dan difenokonzol.
(12)
2. Penyakit Pustul Bakteri (Xanthomonasaxonopodispvglycines)
Gejala awal berupa bercak kecil berwarna hijau pucat, tampak pada kedua permukaan daun, menonjol pada bagian tengah lalu menjadi bisul warna coklat muda atau putih pada permukaan bawah daun. Gejala ini sering dikacaukan dengan penyakit karat kedelai. Tetapi bercak karat lebih kecil dan sporanya kelihatan jelas. Bercak bervariasi dari bintik kecil sampai besar tak beraturan, berwarna kecoklatan. Bercak kecil bersatu membentuk daerah nekrotik yang mudah robek oleh angin sehingga daun berlubang-lubang. Pada infeksi berat menyebabkan daun gugur.
Bakteri bertahan pada biji, sisa-sisa tanaman dan di daerah perakaran. Beberapa gulma, Dolichosbiflorus, buncis subspesies tertentu dan kacang tunggak bisa menjadi inang. Bakteri menyebar melalui air hujan atau hembusan angin pada waktu hujan. Bakteri masuk ke tanaman melalui lubang-lubang alami dan luka pada tanaman (Suyamto, 2006).
Pengendalian penyakit ini adalah menanam benih bebas pantogen, membenamkan sisa tanaman terinfeksi dan hindari rotasi dengan buncis dan kacang tunggak.
3. Penyakit Antraknose (Colletotrichumdematiumvartruncatum dan C. destructivum)
Penyakit ini menyerang daun dan polong yang telah tua. Penularan dengan perantaraan biji-biji yang telah kena penyakit, lebih parah jika cuaca cukup lembab.
(13)
Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong danisi polong tua menjadi kerdil dan akhirnya gugur (Rahmawati, 2012).
Pengendalian penyakit ini adalah
1. Menanam benih berkualitas tinggi dan bebas pantogen. 2. Perawatan benih terutama pada benih terinfeksi.
3. Membenamkan sisa tanaman terinfeksi .
4. Aplikasi fungisida benomil, klorotalonil, captan pada fase berbunga sampai pengisian polong.
5. Rotasi dengan tanaman selain kacang-kacangan. 4. Downy Mildew (Peronosporamanshurica)
Pada permukaan bawah daun timbul bercak warna putih kekuningan, umumnya bulat dengan batas yang jelas, berukuran 1-2 mm. Kadang-kadang bercak menyatu membentuk bercak lebih lebar yang selanjutnya dapat menyebabkan bentuk daun abnormal, kaku dan mirip penyakit yang disebabkan oleh virus. Pada permukaan bawah daun terutama di pagi hari yang dingin timbul miselium dan konidium.
Peronospora manshurica mampu bertahan sampai beberapa musim dalam bentuk oospora pada daun atau biji, menginfeksi tanaman dalam kondisi dingin dengan gejala klorotik pada daun. Apabila terjadi embun maka sporangium akan terbentuk dan selanjutnya tersebar pada daun baru dengan perantara udara. Perkembangan penyakit didukung oleh kelembaban tinggi dan suhu 20-22 °C. Sporulasi terjadi pada suhu 10-25 °C. Pada suhu di atas 30 °C atau di bawah 10 °C sporulasi tidak terjadi. Daun-daun lebih tahan
(14)
terhadap infeksi dengan bertambahnya umur tanaman dan pada suhu tinggi. Apabila jumlah bercak kuning bertambah maka ukuran daun makin menyusut (Rahmawati, 2012).
Pengendalian penyakit ini adalah perawatan benih dengan fungisida, membenamkan sisa tanaman terinfeksi dan rotasi tanam selama 1 tahun atau lebih.
5. Penyakit Target Spot (Corynespora cassiicola)
Bercak coklat kemerahan timbul pada daun, batang, polong, biji, hipokotil dan akar dengan diameter 10-15 mm. Kadang-kadang mengalami sonasi, yaitu membentuk lingkaran seperti pada papan tembak (target).
Patogen bertahan pada batang, akar, biji dan mampu bertahan di dalam tanah yang tidak diusahakan selama lebih dari 2 tahun. Infeksi hanya terjadi bila kelembaban udara relatif 80% atau lebih atau terjadi air bebas di atas daun. Cuaca kering menghambat pertumbuhan jamur pada daun dan akar. Infeksi pada batang dan akar terjadi pada awal fase pertumbuhan tanaman. Gejala terlihat pada 3 minggu setelah tanaman tumbuh. Suhu tanah optimal untuk menginfeksi dan perkembangan penyakit selanjutnya adalah 15-18 °C. Pada suhu 20 °C gejala penyakit tidak terlalu parah dan akar terbentuk normal. Patogen dapat hidup dan menyerang bermacam-macam tumbuhan (kosmopolitan) dan di negara tropis keberadaannya sangat melimpah (Rahmawati, 2012).
Pengendalian penyakit ini adalah perawatan benih terutama pada biji terinfeksi, membenamkan sisa tanaman terinfeksi dan aplikasi fungisida benomil, klorotalonil dan kaptan.
(15)
6. Rebah Kecambah, Busuk Daun, Batang dan Polong (Rhizoctonia solani) Penyakit-penyakit yang disebabkan R. solani mencakup rebah kecambah, busuk atau hawar daun, polong dan batang. Pada tanaman yang baru tumbuh terjadi busuk (hawar) di dekat akar, kemudian menyebabkan tanaman mati karena rebah. Pada daun, batang dan polong timbul hawar dengan arah serangan dari bawah ke atas. Bagian tanaman yang terserang berat akan kering. Pada kondisi yang sangat lembab timbul miselium yang menyebabkan daun-daun akan lengket satu sama lain menyerupai sarang laba-laba (web blight).
Jamur R. solani membentuk sklerotia warna coklat hingga hitam dengan bentuk tidak beraturan dengan ukuran sampai 0,5 mm. Jamur ini mempunyai banyak tanaman inang dari tanaman pangan, sayuran, buah dan tanaman hias sehingga sulit dikendalikan. R. solani tinggal di tanah yang mempunyai kemampuan saprofit tinggi, mampu hidup 3 bulan pada kultur kering dan 4 bulan pada kultur cair. R. solani bertahan hidup tanpa tanaman inang serta hidup saprofit pada semua jenis sisa tanaman. R. solani dapat menimbulkan epidermi pada daerah dengan kelembaban tinggi dan cuaca hangat. Jamur dapat hidup bertahan lama di dalam tanah yang merupakan sumber inokulum yang penting (Rahmawati, 2012).
Pengendalian penyakit ini adalah perawatan benih dengan fungisida dan aplikasi fungisida sistematik dan mempertahankan drainase tetap baik.
7. Penyakit Hawar Batang (Sclerotium rolfsii)
Infeksi terjadi pada pangkal batang atau sedikit di bawah permukaan tanah berupa bercak coklat tua/warna gelap dan meluas sampai ke hipokotil. Gejala
(16)
layu mendadak merupakan gejala pertama yang timbul. Daun-daun yang terinfeksi mula-mula berupa bercak bulat berwarna merah sampai coklat dengan pinggir berwarna coklat tua, kemudian mengering dan sering menempel pada batang mati. Gejala khas patogen ini adalah miselium putih yang terbentuk pada pangkal batang, sisa daun dan pada tanah di sekeliling tanaman sakit. Miselium tersebut menjalar ke atas batang sampai beberapa centimeter.
Tanaman kedelai peka terhadap jamur ini sejak mulai tumbuh sampai pengisian polong. Kondisi lembab dan panas memacu perkembangan miselium yang kemudian hilang bila keadaan berubah menjadi kering. Pada keadaan lembab sekali akan terbentuk sklerotia yang berbentuk bulat seperti biji sawi dengan diameter 1-1,5 mm. Karena mempunyai lapisan dinding yang keras, sklerotium dapat dipakai untuk mempertahankan diri terhadap kekeringan, suhu tinggi dan hal lain yang merugikan. Penyakit banyak terjadi tetapi jarang berakibat serius, namun pernah mengakibatkan penurunan hasil yang cukup tinggi pada kedelai yang ditanam secara monokultur atau rotasi pendek dengan tanaman yang peka (Rahmawati, 2012).
Pengendalian penyakit ini adalah memperbaiki pengolahan tanah dan drainase. Perawatan benih dengan fungisida.
8. Penyakit Hawar, Bercak Daun dan Bercak Biji Ungu (Cercospora kikuchii) Gejala pada daun, batang dan polong sulit dikenali sehingga pada polong yang normal mungkin bijinya sudah terinfeksi. Gejala awal pada daun timbul saat pengisian biji dengan kenampakan warna ungu muda yang selanjutnya menjadi kasar, kaku dan berwarna ungu kemerahan. Bercak berbentuk
(17)
menyudut sampai tidak beraturan dengan ukuran yang beragam dari sebuah titik sebesar jarum sampai 10 mm dan menyatu menjadi bercak yang lebih besar. Gejala mudah diamati pada biji yang terserang yaitu timbul bercak berwarna ungu. Biji mengalami diskolorasi dengan warna yang bervariasi dari merah muda atau ungu pucat sampai ungu tua dan berbentuk titik sampai tidak beraturan dan membesar.
C. kikuchii bersporulasi melimpah pada suhu 23-27 °C dalam waktu 3-5 hari pada jaringan terinfeksi termasuk biji. Penyakit ini tidak menurunkan hasil secara langsung tetapi mampu menurunkan kualitas biji dengan adanya bercak ungu yang kadang-kadang mencapai 50% permukaan biji. Inokulum pertama dari biji atau jaringan tanaman terinfeksi yang berasal dari pertanaman sebelumnya. Di lapangan dengan temperatur 28-30 °C disertai kelembaban tinggi cukup lama akan memacu perkembangan penyakit bercak dan hawar daun. Di ruang dengan kelembaban tinggi, infeksi penyakit maksimum terjadi dalam kondisi bergantian antara 12 jam terang dan gelap pada suhu 20-24 °C. Infeksi penyakit meningkat dengan bertambah panjangnya periode embun dan pada varietas yang berumur pendek penyakit akan lebih parah (Rahmawati, 2012).
Pengendalian penyakit ini adalah menanam benih yang sehat/bersih, perawatan benih dengan fungisida dan aplikasi fungisida sistematik.
9. Penyakit Virus Mosaik (SMV)
Tulang daun pada daun yang masih muda menjadi kurang jernih. Selanjutnya daun berkerut dan mempunyai gambaran mosaik dengan warna hijau gelap di sepanjang tulang daun. Tepi daun sering mengalami klorosis. Tanaman yang
(18)
terinfeksi SMV ukuran bijinya mengecil dan jumlah biji berkurang sehingga hasil biji turun. Bila penularan virus terjadi pada tanaman muda, penurunan hasil berkisar antara 50-90%. Penurunan hasil sampai 93% telah dilaporkan pada lahan percobaan yang dilakukan inokulasi virus mosaik kedelai.
SMV dapat menginfeksi tanaman kacang-kacangan: kedelai, buncis, kacang panjang, kapri (Pisum sativum), orok-orok (Crotalaria sp.) dan berbagai jenis kara (Dolichos lablab, Canavalia encitormis dan Mucana sp.). Virus SMV tidak aktif pada suhu 55-70 °C dan tetap infektif pada daun kedelai kering selama 7 hari pada suhu 25-33 °C. Partikel SMV sukar dimurnikan kerena cepat mengalami egregasi (Rahmawati, 2012).
Pengendalian penyakit ini adalah mengurangi sumber penularan virus, menekan populasi serangga vektor dan menanam varietas toleran.
2.2 Sistem Pakar
Sistem pakar adalah sekumpulan program yang memanipulasi pangkalan pengetahuan (knowledge base) untuk menyelesaikan masalah-masalah pada bidang khusus yang memerlukan keahlian manusia. Sistem pakar bekerja berdasarkan pengetahuan yang dimasukkan oleh seorang atau beberapa orang pakar dalam rangka mengumpulkan informasi sampai sistem pakar dapat menentukan jawabannya (Patterson, 1990).
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Kusrini, 2006).
(19)
2.3 Komponen Utama Sistem Pakar
Sistem pakar mempunyai 3 komponen utama, yaitu mesin referensi (User Interface), basis pengetahuan (Knowledge Base), dan mesin inferensi (Inference Engine). Model sistem pakar dapat dijelaskan melalui diagram gambar 2.1 (Gonzales danDauglas, 1993).
Gambar 2.1 Diagram Blok Umum Sistem Pakar
Sistem pakar mengumpulkan dan menyimpan informasi atau pengetahuan beberapa pakar yang dibutuhkan sebagai tambahan pengetahuan kedalam komputer. Informasi ini disebut sebagai basis pengetahuan. Cara kerja sistem pakar dalam pengumpulan informasi awal tentang suatu masalah umumnya diawali dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada user, bagian ini disebut sebagai user interface. Untuk menjawab pertanyaan, user diminta untuk memilih salah satu alternative pada menu yang ditampilkan. Jika sistem pakar telah menerima masukan yang diperlukan maka mesin inferensi sistem pakar akan melacak solusi/kesimpulannya, sehingga sesuai dengan informasi yang telah ditanyakan.
User interface adalah kemungkinan seseorang untuk memasukkan instruksi dan informasi kedalam sistem pakar dan menerima informasi dari sistem pakar.
Knowledge base adalah data atau pengetahuan yang diperlukan untuk membuat suatu keputusan. Knowledge base terdiri dari 2 bagian, yaitu fakta dan aturan.
(20)
2.4 Forward Chaining
Forward Chaining adalah pendekatan yang dimotori data (data-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF-Then. Untuk lebih jelasnya dapat dilihatalur dari metode Forward Chaining pada Gambar 2.2 di bawah ini (Arhami, 2005).
Observasi
Kaidah A
Fakta 1
Kaidah B
Fakta 2
Fakta 3
Kaidah C
Kaidah D
Kaidah E
Kesimpulan
Kesimpulan
Kesimpulan
Kesimpulan
Gambar 2.2 Metode Forward Chaining
Pada Gambar 2.2 di atas menunjukan pangkalan kaidah yang terdiri dari 5 buah kaidah yaitu Kaidah A, Kaidah B, Kaidah C, Kaidah D, Kaidah E. sedangkan pangkalan data terdiri dari pengawalan fakta yaitu Fakta 1, Fakta 2, dan Fakta 3.
Observasi pertama-tama melacak Kaidah A dan Kaidah B. Inference engine mulai melakukan pelacakan, mencocokkan Kaidah A dalam pangkalan pengetahuan terhadap informasi yang ada di dalam pangkalan data, yaitu Fakta 1 dan Fakta 2. Jika pelacakan pada Kaidah A tidak ada yang cocok dengan Fakta 1, maka terus bergerak menuju Kaidah C yang kemudian menghasilkan kesimpulan, demikian seterusnya.
(21)
2.5Verifikasi
Verifikasi merupakan sekumpulan aktifitas yang memastikan suatu sistem telah berlaku dalam kondisi yang ditetapkan. Verifikasi itu sendiri terdiri dari dua proses, yaitu yang pertama memeriksa keadaan sistem, kedua memeriksa konsistensi dan kelengkapan dari basis pengetahuan (knowledge base). Verifikasi dijalankan ketika ada perubahan pada rules, karena rules tersebut sudah ada pada sistem. Tujuan verifikasi adalah untuk memastikan adanya kecocokan antara sistem dengan apa yang sistem yang kerjakan dan juga memastikan apakah sistem itu terbebas dari error. Berikut ini adalah beberapa metode pemeriksaan rules dalam suatu basis pengetahuan (Gonzales dan Dauglas, 1993).
1. Redundant Rules
Redundant rules terjadi jika dua rules atau lebih mempunyai premise dan conclusion yang sama.
Contoh :
Rules 1: if the humidity is high and the temperature is hot Then there will be thunderstorms
Rules 2: if the temperature is hot and the humidity is high Then there will be thunderstromes
2. Conflicting Rules
Conflicting rules terjadi jika dua rules atau lebih mempunyai premise yang sama, tetapi mempunyai conclusion yang berlawanan.
Contoh:
Rules 1: if the temperature is hot and the humidity is high Then there will be sunshine
(22)
Rules 2: if the temperature is hot and the humidity is high Then there will be sunshine
3. Subsumed Rules
Subsumed rules terjadi jika rules tersebut mempunyai constraint yang lebih atau kurang tetapi mempunyai conclusion yang sama.
Contoh:
Rules 1: if the temperature is hot and the humidity is high Then there will be thunderstromes
Rules 2: if the temperature is hot
Then there will be thunderstromes 4. Circular Rules
Circular rules adalah suatu keadaan dimana terjadinya proses perulangan dari suatu rules. Ini dikarenakan suatu premise dari salah satu rule merupakan conclusion dari rule yang lain, atau kebalikannya.
Contoh:
Rules 1: if X and Y are brothers
Then X and Y have the some parents Rules 2: if X and Y have the same parents
Then X and Y are brothers 5. Unnecessary if Condition
Unnecessary if condition terjadi jika dua rules atau lebih mempunyai conclusion yang sama, tetapi salah satu dari rule tersebut mempunyai premise yang tidak perlu dikondisikan dalam rule karena tidak mempunyai pengaruh apapun.
(23)
Contoh:
Rules 1: if the patient has the pink spots and the patient has a fever Then the patient has measles
Rules 2: if the patient has the pink spots and the patient does not have fever Then the patient has measles
6. Dead-end Rules
Dead-end rules adalah suatu rule yang conclusion-nya tidak diperlukan oleh rule lainnya.
Contoh:
Rules 1: if the gauge reads empety Then the gas tank
7. Missing Rules
Missing rules merupakan suatu aturan yang ditandai dengan fakta yang tidak pernah digunakan dalam proses inference engine.
8. Unreachable Rules
Unreachable rules merupakan suatu aturan yang gejalanya tidak akan pernah ada.
2.6 Block Diagram
Langkah awal yang dilakukan dalam menerjemahkan suatu bidang ilmu ke dalam sistem berbasis aturan yaitu melalui diagram blok (block diagram). Diagram blok merupakan susunan dari aturan-aturan yang terdapat di dalam sebuah bidang ilmu (Dologite, 1993).
(24)
Dengan membuat diagram blok di dalam sistem berbasis aturan maka dapat diketahui urutan kerja sistem dalam mencari keputusan. Contoh diagram blok dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Member ID
HMO status
Temperature Symptoms
Problem Reason
Recommendation for support level
Gambar 2.3 Diagram Blok Target Keputusan HMO
2.7Diagram Ketergantungan
Setelah diketahui urutan kerja sistem dalam mencari keputusan dari diagram blok, langkah selanjutnya adalah membuat diagram ketergantungan (dependency diagram). Dependency diagram adalah suatu relasi yang menunjukkan hubungan atau ketergantungan antara input-an jawaban, aturan-aturan (rule), nilai-nilai dan direkomondasikan ke dalam sistem berbasis pengetahuan. Contoh dependency diagram dapat dilihat pada Gambar 2.4 (Dologite, 1993).
(25)
Gambar 2.4 Dependency Diagram HMO
2.8 Decision Table
Dari data-data yang diolah dan dibuat diagram ketergantungan, langkah berikutnya adalah pembuatan decision table. Decision table adalah sebuah tabel yang menyajikan nilai-nilai pada hasil fase antara atau rekomendasi KBS. Sebagai contoh decision table dapat dilihat Tabel 2.1.
Tabel2.1 Decision TableSet Rule Member
Status
Reason Problem Concluding
Recommendation for Support Level
A1 Ok New_Case Serious Level 1
A2 Ok New_Case Non serious Level 2
A3 Ok Follow up case Serious Level 1 A4 Ok Follow up case Non serious Level 3
A5 Ok Information other Serious Information other A6 Ok Information other Non serious Information other
A7 Not Ok New_Case Serious Non member
A8 Not Ok New_Case Non serious Non member A9 Not Ok Follow up case Serious Non member A10 Not Ok Follow up case Non serious Non member A11 Not Ok Information other Serious Non member A12 Not Ok Information other Non serious Non member
(26)
2.9 Reduced Decision Table
Setelah didapatkan nilai dari decision table akan direduksi untuk mendapatkan nilai dari kondisi terakhir. Reduced decision table adalah pembuatan tabel yang nilai-nilainya didapat dari mereduksi decision table. Sebagai contoh dari mereduksi decision table dapat dilihat pada Tabel 2.2 (Dologite, 1993).
Tabel 2.2 Reduced Decision Table Set Rule Member
Status
Reason Problem Concluding
Recommendation for Support Level
B1 Ok New_Case Serious Level 1
B2 Ok New_Case Non serious Level 2
B3 Ok Follow up case Serious Level 1 B4 Ok Follow up case Non serious Level 3
B5 Ok Information other - Information other
B6 Not Ok - - Non member
2.10 Flowchart
Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukan hasil (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi (Jogiyanto, 2005).
Flowcart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowcart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma. (Ladjamuddin, 2006).
Berikut ini adalah simbol-simbol yang digunakan pada flowchart dan fungsinya.
(27)
(28)
3.1 Analisis Sistem
Pada langkah identifikasi masalah dilakukan tahapan-tahapan untuk mengetahui permasalahan yang ada yaitu dengan observasi dan wawancara pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) wilayah Kec. Karangan, Kab. Trenggalek.
Hasil observasi dan wawancara dengan 3 orang pakar (bpk. Ahmad, Bpk. Katino, Bpk. Hari) yang menangani tanaman pangan. Menurut Bpk. Ahmad menceritakan gejala-gejala dan penyakit tanaman kedelai, tetapi pada BPP wilayah Kec. Karangan, Kab. Trenggalek tidak ada data tentang penyakit kedelai yang direkap. Petani yang mengalami masalah penyakit pada tanaman kedelai harus membawa sample tanaman yang terinfeksi penyakit ke BPP untuk dicek secara langsung.
Untuk membuat aplikasi tersebut terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur
Yaitu dengan melakukan pengumpulan bahan tentang Forward Chaining dan penyakit tanaman kedelai dari buku, paper, dan internet guna mengetahui jenis-jenis tanaman kedelai, gejala dan penanganannya yang digunakan sebagai landasan dalam pembuatan sistem.
2. Analisis dan desain sistem
Setelah bukti-bukti terkumpul langkah selanjutnya melakukan analisis/evaluasi atas bukti-bukti, hasil studi literatur tersebut untuk dapat
(29)
menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan aplikasipenentukanpenyakit tanaman kedelai, yaitu sejauh mana aplikasi telah mampu untuk menetukan jenis penyakit tanaman kedelai, gejala dan penanganannya.
3. Proses Verifikasi Rule
Setelah proses analisis dilakukan maka langkah selanjutnya melakukan verifikasi rule. Proses ini dilakukan untuk memastikan rule yang dibuat sesuai dengan kondisi yang ditetapkan. Tujuan verifikasi adalah untuk memastikan adanya kecocokan antara rule dengan sistem dan memastikan sistem berjalan sesuai dengan rule yang telah ditetapkan.
4. Pembuatan aplikasi
Berdasarkan rancangan yang telah dibuat pada tahap tiga, selanjutnya diimplementasikan ke dalam bentuk aplikasi yang mampu menentukan penyakit dan memberikan informasi cara penanganan tanaman kedelai yang terkena penyakit.
5. Melakukan testing dan implementasi
Evaluasi akan dilakukan melalui uji coba kepada beberapa orang pakar tanaman pangan pada BPP wilayah Kec. Karangan, Kab. Trenggalek. Evaluasi akan menentukan sejauh mana aplikasi telah mampu untuk mengolah gejala-gejala penyakit dan akhirnya menentukan jenis penyakit pada tanaman kedelai.
Gambar 3.1 Tahap Pembuatan Aplikasi Studi
literatur
Analisis dan desain
sistem
Proses Verifikasi
Rule
Pembuatan aplikasi
Melakukan testing dan implement
(30)
Dalam melakukan perancangan aturan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar aplikasi yang dibuat dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Adapun tahapan dalam perancangan sistem adalah diagram blok,dependency diagram, flowchart,decision table, dan rule base.
3.2.1 Diagram Blok
Gambar 3.2 merupakan diagram blok aplikasi penentukan penyakit tanaman kedelai.
Gambar 3.2 Diagram Blok Aplikasi Penentukan Penyakit Tanaman Kedelai
Interface User Terdaftar User
Terdaftar
Rule Based System Inference Engine Knowledge Base Input Gejala Penyakit Tanaman Kedelai User Umum Interface User Umum Output User Terdaftar:
• Jenis penyakit Tanaman Kedelai.
• Tindakan pengendalian penyakit pada tanaman kedelai.
User Umum:
• Informasi seputar tanaman kedelai Admin Menu Admin Pengolahan Data Dan Informasi 24
(31)
Admin bertugas untuk maintenance data yang ada pada aplikasi seperti data seputar tanaman kedelai, artikel tentang tanaman kedelai, dan profil user. Admin tidak bisa mengubah rule yang terdapat pada aplikasi ini karena rule ini bersifat statis.
Pada diagram blok tanaman kedelai user terdaftarakan memasuki interface user terdaftar, pada interfaceuser terdaftar pertama-tama userterdaftar akan diberi pilihan kategori yaitu biji, batang, polong, warna daun, bentuk daun dan akar. Setiap kategori memiliki pertanyaan-pertanyaan yang berbeda sesuai dengan kategori yang dipilih oleh userterdaftar. Kategori ini berguna untuk mempersingkat waktu dalam menentukan penyakit tanaman kedelai, sehingga user terdaftar tidak perlu menjawab semua pertanyaan yang terdapat pada aplikasi, user terdaftar hanya memilih kategori sesuai gejala yang terdapat pada tanaman kedelainya. Rule based system akan memproses gejala yang telah di-input oleh user dan kemudian akan dihasilkan suatu output yaitu jenis penyakit dan tindakan penanggulangan penyakit tanaman kedelai.
User umum hanya dapat melihat informasi yang diberikan oleh aplikasi. Informasi yang akan diberikan kepada user umum yaitu informasi seputar tanaman kedelai. User terdaftar juga dapat melihat informasi seputar tanaman kedelai seperti user umum, tetapi user umum tidak mendapatkan informasi seperti user terdaftar sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
3.2.2 Perancangan Dependency Diagram
Setelah block diagram dibuat, maka langkah selanjutnya adalah membuat dependency diagram. Dependency diagram dibuat untuk menunjukkan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan penyakit pada
(32)
dependency diagram terdiri dari 8 set. Set pertama yaitu biji, set kedua yaitu batang, set ketiga polong, set keempat yaitu akar, set kelima yaitu warna daun, set keenam yaitu bentuk daun, set ketujuh yaitu daun, dan set kedelapan yaitu penyakit tanaman kedelai. Untuk metode forward chaining set awal terletak pada sebelah kiri atau sebelum set yang paling ujung (terakhir).
Pada tanaman kedelai digolongkan beberapa penyakit, jenis serangan penyakit, gejala dan kondisi tanaman kedelai dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 memberikan informasi penyakit dan gejala yang terdapat pada tanaman kedelai.
Tabel 3.1 Gejala Dan Penyakit Tanaman Kedelai
Penyakit Serangan Gejala Kondisi
Anthracnose Warna daun
bintik kecil warna hitam rontok Bentuk
daun
daun paling rendah rontok rontok polong bintik kecil warna hitam gugur
polong muda kosong & polong tua kerdil
gugur
Karat Warna
daun
bercak uredia karat
Warna daun
bercak coklat kemerahan karat batang bercak coklat kemerahan karat Pustul
Bakteri/Bercak Daun
Warna daun
bercak kecil hijau pucat pd ke 2 permukaan daun
daun berlubang Bentuk
daun
bercak bervariasi kecil dan besar kecoklatan daun berlubang Downy Mildey Warna daun
bercak putih kekuningan dan umumnya bulat 1-2mm
abnormal, kaku Target Spot Warna
daun
bercak coklat kemerahan & mengalami sonasi (lingkaran)
sonasi
(33)
Penyakit Serangan Gejala Kondisi batang bercak coklat kemerahan &
mengalami sonasi (lingkaran)
sonasi polong bercak coklat kemerahan &
mengalami sonasi (lingkaran)
sonasi biji bercak coklat kemerahan &
mengalami sonasi (lingkaran)
sonasi akar bercak coklat kemerahan &
mengalami sonasi (lingkaran)
sonasi Rebah akar tanaman baru tumbuh busuk (hawar)
di dekat akar
mati krn rebah Bentuk
daun
hawar dengan arah serangan dari bawah ke atas
kering, lengket 1 sama lain batang hawar dengan arah serangan dari
bawah ke atas
kering, lengket 1 sama lain polong hawar dengan arah serangan dari
bawah ke atas
kering, lengket 1 sama lain
Hawar Batang batang layu mendadak layu
pangkal batang bercak coklat tua/gelap
layu Warna
daun
bercak bulat warna merah sampai
coklat kering
Bentuk daun
pinggir warna coklat tua dan menempel ke batang mati
mati Hawar, Bercak Daun,Bercak Biji Ungu Warna daun
warna ungu muda ketika pengisian biji kasar, kaku, warna ungu kemerahan
biji bercak warna ungu diskolorasi
Virus Mosaik Bentuk daun
tulang daun muda kurang jernih gambarang mosaic Bentuk
daun
daun berkerut warna hijau gelap sepanjang tulang daun
gambarang mosaic
biji biji mengecil jumlah
(34)
(35)
3.2.3 Flowchart
Flowchart digunakan untuk menggambarkan langkah-langkah penyelesaian pada masalah tanaman kedelai, berdasarkan dependency diagram pada Gambar 3.3 maka flowchart yang dibentuk akan ditunjukkan pada Gambar 3.4 sebagai berikut.
3.2.4 Perancangan Decision Table
Membuat sebuah decision table untuk tiap segitiga pada dependency table dibuat untuk menunjukkan hubungan antar nilai-nilai pada hasil fase atau rekomendasi akhir knowledge based system. Pada Tabel 3.2 hingga tabel 3.9 berikut ini menunjukkan perancangan decision table untuk rule set, yaitu parameter yang berdasarkan pada perancangan dependency diagram.
Decision table adalah rangkain aturan akhir yang terkait dengan dua kondisi, masing-masing dapat melihat nilai yang berbeda. Biji mengecil dan jumlahnya berkurang, kondisi pertama yang dimiliki dua nilai yaitu ya dan atau tidak. Bercak coklat kemerahan, kondisi kedua yang dimiliki dua nilai yaitu ya dan atau tidak. Bercak berwarna ungu, kondisi ketiga yang dimiliki dua nilai yaitu ya dan atau tidak.
Tabel 3.2Decision Table Rule Biji Kondisi :
Biji
biji mengecil dan jumlahnya berkurang (ya, tidak) = 2 bercak coklat kemerahan & mengalami sonasi (lingkaran) (ya, tidak)
= 2
bercak warna ungu (ya, tidak) = 2
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
Batang bercak coklat kemerahan & mengalami sonasi (lingkaran) (ya, tidak)
= 2 Hawar dengan arah serangan dari bawah ke atas (ya, tidak) = 2
Layu mendadak (ya, tidak) = 2
Pangkal batang bercak coklat tua/gelap (ya, tidak) = 2 Baris : 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32
Tabel 3.4Decision Table Rule Polong Kondisi :
Polong
Bintik-bintik kecil berwarna hitam (ya, tidak) = 2 Polong muda kosong & polong tua kerdail (ya, tidak) = 2 Bercak coklat kemerahan (ya, tidak) = 2 Hawar dengan serangan dari bawah ke atas (ya, tidak) = 2 Baris : 2 x 2 x 2 x 2 = 16
Tabel 3.5Decision Table Rule Akar Kondisi :
Akar
Tanaman yang baru tumbuh terjadi busuk (hawar) didekat akar (ya, tidak)
= 2 Bercak coklat & kemerahan mengalami sonasi (ya, tidak) = 2 Baris : 2 x 2 = 4
Tabel 3.6Decision Table Rule Warna Daun Kondisi :
Warna Daun
Bintik-bintik kecil berwarna hitam (ya, tidak) = 2 Daun pertama berupa bercak-bercak berisi uredia (ya, tidak) = 2 Warna bercak coklat kemerahan seperti karat (ya, tidak) = 2 Bercak kecil hijau pucat pada kedua permukaan daun (ya, tidak)
= 2 Bercak putih kekuningan dan umumnya bulat 1-2 mm (ya, tidak)
= 2 Bercak coklat kemerahan & mengalami sonasi (ya, tidak) = 2 Bercak bulat warna merah sampai coklat (ya, tidak) = 2 Warna ungu muda ketika pengisian biji (ya, tidak) = 2 Baris : 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 256
Tabel 3.7Decision Table Rule Bentuk Daun Kondisi :
Bentuk
Daun paling rendah tontok (ya, tidak) = 2 Bercak bervariasi kecil dan besar kecoklatan (ya, tidak) = 2
(41)
Daun Hawar dengan arah serangan dari bawah ke atas (ya, tidak) = 2 Pinggir warna coklat tua dan menempel batang mati (ya, tidak)
= 2 Tulang daun muda kurang jernih (ya, tidak) = 2 Daun berkerut warna hijau gelap sepanjang tulang daun (ya, tidak)
= 2 Baris : 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 64
Tabel 3.8Decision Table Rule Daun Kondisi :
Daun
Warna daun (rontok, karat, daun berlubang, abnormal & kaku, sonasi, kering, kasar; kaku; ungu kemerahan, normal
= 8 Bentuk daun (rontok, daun berlubang, mati, lengket satu sama lain, gambaran mozaik, normal)
= 6 Baris : 8 x 6 = 48
Tabel 3.9Decision Table Rule Penyakit Kedelai Kondisi :
Penyakit Kedelai
Biji (biji berkurang, sonasi, diskolorasi, normal) = 4 Batang (karat, sonasi, kering; lengket satu sama lain, layu, normal)
= 5 Polong (gugur, sonasi, kering; lengket satu sama lain, normal) = 4
Akar (mati, sonasi, normal) = 3
Daun (karat, berlubang, lengket 1 sama lain, kering & mati, warna ungu, rontok, virus, sonasi, abnormaal &kaku)
= 9 Baris : 4 x 5 x 4 x 3 x 9 = 2160
Complete decision table merupakan penjabaran atau langkah selanjutnya setelah langkah 1 yaitu plan. Tabel 3.10 menjelaskan decision tablerule biji. Tabel 3.10 merupakan contoh dari complete decision table.
Tabel 3.10Complete Decision Table Rule Biji Rule biji mengecil
dan jumlahnya berkurang bercak coklat kemerahan & mengalami sonasi (lingkaran) bercak warna ungu kesimpulan
A1 Y Y Y Tidak teridentifikasi
A2 Y Y T Tidak teridentifikasi
(42)
berkurang sonasi (lingkaran)
A4 Y T T Jumlah berkurang
A5 T Y Y Tidak teridentifikasi
A6 T Y T Sonasi
A7 T T Y Diskolorasi
A8 T T T Normal
3.2.5 Perancangan Reduced Decision Table
Proses reduksi untuk setiap decision table pada sistem ini dilakukan secara manual. decision table pada Tabel 3.10 menghasilkan parameter pada Tabel 3.11. Tabel 3.11 merupakan contoh dari Reduced decision table, untuk Reduced decision table lainnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3.11Reduced Decision Table Rule Biji Rule Biji
Mengecil Dan Jumlahnya Berkurang Bercak Coklat Kemerahan & Mengalami Sonasi (Lingkaran) Bercak Warna Ungu Kesimpulan
B1 Y Y - Tidak Teridentifikasi
B2 Y T Y Tidak Teridentifikasi
B3 Y T T Jumlah Berkurang
B4 T Y Y Tidak Teridentifikasi
B5 T Y T Sonasi
B6 T T Y Diskolorasi
B7 T T T Normal
Proses cara mereduksi adalah sebagai berikut, pada Tabel 3.10 rule A1 sampai A3 terdapat kesimpulan yang sama tetapi yang dapat direduksi hanya rule A1 dan A2 karena pada gejala bercak biji ungu terdapat rule yang lengkap yaitu Y dan T. Hasil reduksi A1 dan A2 adalah pada Tabel 3.11 yaitu rule B1. Pada rule A3 hingga A8 tidak dapat direduksi karena tidak memiliki kesimpulan yang sama.
(43)
Syarat utama rule dapat direduksi yaitu memiliki kesimpulan yang sama, setelah terdapat beberapa kesimpulan rule yang sama maka dilihat pula gejala yang ada apakah itu lengkap seperti A1 dan A2, jika sama maka rule dapat direduksi, jika tidak rule tidak dapat direduksi.
Proses verifikasi merupakan proses pengecekan aturan yang bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam pembuatan rule sehingga dapat diimplementasikan kedalam aplikasi dengan benar. Pada sistem ini proses verifikasi dilakukan secara manual yaitu pada proses reduksi decision table yaitu dengan cara mengecek satu persatu rule telah di reduksi.
Proses validasi rule dilakukan berdasarkan landasan teori yang terdapat pada Bab II yang membahas tentang penyakit tanaman kedelai. Validasi rule berdasarkan 2 buku referensi yaitu bukuCepat & Tepat Berantas Hama & Penyakit Tanaman oleh Reny Rahmawati(2012) dan buku Hama,Penyakit, Dan Masalah Hara Pada Tanaman Kedelai oleh Suyamto (2006).
3.3 Rule Base
Pada pengembangan rule base telah direpresentasikan dalam bentuk block diagram di atas kemudian diimplementasikan dalam bentuk list aturan yaitu struktur berbasis pengetahuan. Suatu rule terdiri dari dua bagian utama, yaitu IF yang sering disebut premis atau kondisi dan bagian THEN yang sering disebut konklusi atau kesimpulan. Berikut ini merupakan contoh struktur knowledge base yang sebelumnya telah dirancang menggunakan block diagram.
Contoh rule base pada set biji yang akan diimplementasikan pada program sebagai berikut:
(44)
THEN B1 = tidak teridentifikasi}
ELSEIF ((biji mengecil dan jumlahnya berkurang = ya) AND (bercak coklat kemerahan & mengalami sonasi (lingkaran) = tidak) AND (bercak warna ungu = ya) {
THEN B2 = tidak teridentifikasi}
ELSEIF ((biji mengecil dan jumlahnya berkurang = ya) AND (bercak coklat kemerahan & mengalami sonasi (lingkaran) = tidak) AND (bercak warna ungu = tidak) {
THEN B3 = Jumlah berkurang}
ELSEIF ((biji mengecil dan jumlahnya berkurang = tidak) AND (bercak coklat kemerahan & mengalami sonasi (lingkaran) = ya) AND (bercak warna ungu = ya) {
THEN B4 = tidak teidentifikasi}
ELSEIF ((biji mengecil dan jumlahnya berkurang = tidak) AND (bercak coklat kemerahan & mengalami sonasi (lingkaran) = ya) AND (bercak warna ungu = tidak) {
THEN B5 = sonasi}
ELSEIF ((biji mengecil dan jumlahnya berkurang = tidak) AND (bercak coklat kemerahan & mengalami sonasi (lingkaran) = tidak) AND (bercak warna ungu = ya) {
THEN B6 = diskolorasi}
(45)
ELSEIF ((biji mengecil dan jumlahnya berkurang = tidak) AND (bercak coklat kemerahan & mengalami sonasi (lingkaran) = tidak) AND (bercak warna ungu = tidak) {
THEN B7 = normal}
3.4 Desain Interface
Desain Interface sebagai acuan dalam pembuatan tampilan dari sistem pakar online untuk mengidentifikasi penyakit pada tanaman kedelai. Form-form yang dirancang meliputi konsep interaksi manusia dengan komputer dimana seorang user hanya dengan melihat form dapat mengerti langkah apa yang akan dilanjutkan selanjutnya.
3.4.1 Desain Form Login
Terdapat dua form login pada aplikasi ini yaitu, form login user dan form login admin. Pada form login user digunakan untuk memperoleh akses ke sistem pakar menentukan penyakit tanaman kedelai, sedangkan pada form login admin digunakan untuk maintenanceweb meliputi artikel, profil web dan lain sebagainya kecuali maintenance sistem pakar karena sistem pakar bersifat statis.
Gambar 3.5Form Login User Form Login
Username Password
(46)
Gambar 3.6Form Login Admin
3.4.2 Desain Form Daftar Akun
Gambar 3.7 Merupakan desain form yang digunakan untuk mendaftar user baru. Fungsi-fungsi obyek dalam desain form daftar akun adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12 Fungsi Obyek Desain Form Daftar Akun
Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi
Nama Depan TextBox Digunakan untuk mengisi nama depan Nama Belakang TextBox Digunakan untuk mengisi nama belakang Tanggal Lahir DateTime Digunakan untuk mengisi tanggal lahir Alamat TextBox Digunakan untuk mengisi alamat user Jenis Kelamin RadioButton Digunakan untuk memilih jenis kelamin Email TextBox Digunakan untuk mengisi email
Password TextBox Digunakan untuk mengisi password Re-Type Password TextBox Digunakan untuk mengisi password ulang Daftar Button Digunakan untuk proses pendaftaran
Form Login Username Password
OK Cancel
(47)
Gambar 3.7Desain Form Daftar Akun
3.4.3 Desain Form Konsultasi
Gambar 3.8 Merupakan desain form yang digunakan untuk konsultasi user dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan oleh aplikasi sistem pakar. Fungsi-fungsi obyek dalam desain form konsultasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13 Fungsi Obyek Desain Form Konsultasi
Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi
Pertanyaan Text Digunakan untuk melihat pertanyaan
Ya RadioButton Digunakan untuk menjawab pertanyaan “Ya” Tidak RadioButton Digunakan untuk menjawab pertanyaan “Tidak” process Button Digunakan untuk memproses konsultasi
(48)
3.4.4 Desain Form Hasil Konsultasi
Form hasil konsultasi berfungsi untuk menampilkan hasil konsultasi user dengan pakar. Form hasil konsultasi pada Gambar 3.9 terdapat kesimpulan dari penyakit kedelai dan cara penanganannya. Fungsi-fungsi obyek dalam desain form hasil konsultasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.14 Fungsi Obyek Desain Form Hasil Konsultasi
Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi
Gejala Text Digunakan untuk melihat gejala Penyakit Text Digunakan untuk melihat penyakit
Cara penanganan Text Digunakan untuk melihat cara penanganan Home Button Digunakan untuk kembali ke home
Back Button Digunakan untuk kembali ke halaman konsultasi
(49)
Gambar 3.9 Desain Form Hasil Konsultasi
3.4.5 Desain Form Maintenance Artikel Dan Berita
Desain form maintenance artikel berfungsi untuk menambah atau mengrubah artikel dapat dilihat Gambar 3.10. Fungsi-fungsi obyek dalam desain form hasil konsultasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.15 Fungsi Obyek Desain FormMaintenance Artikel
Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi
Judul TextBox Digunakan untuk mengisi judul
Deskripsi TextBox Digunakan untuk mengisi deskripsi singkat Konten artikel TextBox Digunakan untuk mengisi artikel secara
keseluruhan
Post Button Digunakan untuk Posting artikel
Cancel Button Digunakan untuk membatalkan penulisan artikel Form hasil konsultasi
Gejala:
Penyakit:
Cara penanganan:
(50)
Gambar 3.10 Desain Form Maintenance Artikel Dan Berita
3.4.6 Desain uji coba A Black box testing
Pengujian akan dilakukan dengan metode black box testing. Black box testing bertujuan untuk memperlihatkan cara kerja dari unit program apakah unit program sesuai dengan spesifikasinya. Penggunaan black box testing terlihat pada tabel di bawah ini yang melakukan pengujian pada proses aplikasi.
BTest Case
Pada tabel di bawah ini merupakan tabel test case yang telah direncanakan pada saat uji coba desain. Tabel test case ini terdiri dari tujuan, input, dan output yang diharapkan.
Tabel 3.16 Uji Coba Test Case
No Tujuan Input Output Diharapkan
1 Validasi username dan
passwordadmin
Memasukkan data username: admin, password: admin
Formloginadmin tertutup dan muncul page admin
Deskripsi
Konten artikel
Cancel Post
(51)
No Tujuan Input Output Diharapkan 2 Validasi username
dan
passwordadmin
Memasukkan data username: admin, password: admin1
Muncul pesan error “login gagal” 3 Validasi username
dan password user
Memasukkan data email:
ryan@wirandha.com, password: ryan1234
Berhasil login user
4 Validasi username dan password user
Memasukkan data email:
ryan@wirandha.com, password: ryan
Muncul pesan error “login gagal”
5 Menambah user baru
Memasukkan email: ryan@wirandha.com nama depan:
wirandha,
nama belakan: ryan, tgl lahir: 05/06/1990, alamat: gubeng, kota: surabaya, pass: ryan1234, status: Muncul pesan “tersimpan” dan tersimpan di databaseuser
6 Menghindari pengisian data kosong ke tabel user
Memasukkan email: ryan@wirandha.com nama depan:
(kosong), nama belakan: ryan, tgl lahir: 05/06/1990, alamat: gubeng, kota: surabaya, pass: ryan1234, status:
Muncul pesan “kolom harus diisi semua” pada field yang kosong dan tidak tersimpan pada tabel user
7 Menghindari pengisian email yang sama
Memasukkan email: ryan@wirandha.com nama depan: anto, nama belakan: mars, tgl lahir: 06/06/1990, alamat: gubeng, kota: surabaya, pass: anto1234
Muncul pesan “email telah terdaftar” dan data tidak tersimpan
8 Tambah artikel baru
Memasukkan judul artikel, deskripsi dan content
Data muncul pada page artikel dan tersimpan di database tabel artikel
9 Mengubah judul artikel dan content
Mengganti judul artikel yang sudah ada
Muncul pesan sukses dan Data tersimpan di database tabel artikel 10 Uji coba sistem
pakar penyakit virus mozaik
Biji: Biji mengecil dan jumlahnya berkurang (Y);
mengeluarkan jawaban penyakit virus mozaik dan
(52)
kurang kurang jernih (Y), Daun berkerut warna hijau gelap sepanjang tulang daun (Y);
Pertanyaan lain dijawab (T)
11 Uji coba sistem pakar penyakit hawar, bercak daun, dan bercak biji ungu
Biji: Bercakberwarna ungu (Y);
Warna Daun: Warna ungu muda ketika pengisian biji (Y); Pertanyaan lain dijawab (T)
mengeluarkan jawaban penyakit hawar, bercak daun, dan bercak biji ungu dan penanganannya.
12 Uji coba sistem pakar penyakit hawar batang
Batang: Layu mendadak (Y), Pangkal batang bercak coklat tua/gelap (Y);
Warna Daun: Bercak bulat warna merah sampai coklat (Y); Bentuk Daun: Pinggir warna coklat tua dan menempel ke batang mati (Y); Pertanyaan lain dijawab (T)
mengeluarkan jawaban penyakit hawar batang dan penanganannya.
13 Uji coba sistem pakar penyakit Anthracnose
Polong: Bintik-bintik kecil berwarna hitam (Y), Polong muda kosong dan tua kerdil (Y);
Warna daun: Bintik-bintik kecil berwarna hitam (Y);
Bentuk daun: Daun paling rendah rontok (Y). Pertanyaan lain dijawab (T) mengeluarkan jawaban penyakit Anthracnose
14 Uji coba sistem pakar penyakit Karat
Batang: Bercak coklat kemerahan (Y);
Warna daun: Daun
mengeluarkan jawaban penyakit Karat
(53)
No Tujuan Input Output Diharapkan
pertama berupa bercak-bercak berisi uredia (Y), Warna bercak coklat kemerahan seperti karat (Y);
Pertanyaan lain dijawab (T)
15 Uji coba sistem pakar penyakit Pustul
Bakteri/Bercak Daun
Warna daun: Bercak kecil hijau pucat pada ke dua
permukaan daun (Y); Bentuk daun: Bercak bervariasi kecil dan besar kecoklatan (Y). Pertanyaan lain dijawab (T) mengeluarkan jawaban penyakit Pustul Bakteri/Bercak Daun
16 Uji coba sistem pakar penyakit Downy Mildey
Warna daun: Bercak putih kekuningan dan umumnya bulat 1-2mm (Y). Pertanyaan lain dijawab (T) mengeluarkan jawaban penyakit Downy Mildey
17 Uji coba sistem pakar penyakit Target Spot
Biji: Bercak coklat kemerahan & mengalami sonasi (linkaran) (Y); Batang: Bercak coklat kemerahan dan mengalami sonasi (lingkaran)(Y); Polong: Bercak coklat kemerahan (Y);
Akar: Bercak coklat kemerahan dan mengalami sonasi (lingkaran) (Y); Warna daun: Bercak coklat kemerahan dan mengalami sonasi (lingkaran) (Y); Pertanyaan lain dijawab (T) mengeluarkan jawaban penyakit Target Spot
(54)
ke atas (Y);
Polong: Hawar dengan arah
serangan dari bawah ke atas (Y);
Akar: Tanaman yang baru tumbuh terjadi busuk (hawar) didekat akar (Y);
Bentuk daun: Hawar dengan arah
serangan dari bawah ke atas(Y).
Pertanyaan lain dijawab (T).
19 Uji coba sistem pakar tidak teridentifikasi penyakit
Semua pertanyaan dijawab (Y).
mengeluarkan jawaban tidak teridentifikasi penyakit 20 Uji coba sistem
pakar tidak
terdeteksi penyakit
Semua pertanyaan dijawab (T).
mengeluarkan jawaban tidak terdeteksi penyakit
(55)
(56)
(57)
4.1 Implementasi Sistem
Implementasi program adalah implementasi dari analisis dan desain sistem yang dibuat sebelumnya. Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang diselesaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibangun sebelumnya. Aplikasi yang dibangun akan diterapkan berdasarkan kebutuhan atau sistem yang telah dikembangkan. Sehingga diharapkan dengan adanya implementasi ini dapat dipahami jalannya suatu sistem pakar online untuk mengidentifikasi penyakit tanaman kedelai dengan jelas. Terlebih dahulu user harus mempersiapkan baik dari segi perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), agar aplikasi sistem pakar berjalan dengan baik dan tanpa terjadi hambatan.
4.1.1 Kebutuhan Sistem
Agar dapat berjalan sesuai yang diharapkan, sistem pakar online untuk mengidentifikasi penyakit pada tanaman kedelai ini memerlukan perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun perangkat keras yang digunakan yaitu:
a. Processor Pentium IV Atau Lebih. b. Memory 256 MB atau lebih. c. VGA Card 64 Mb.
d. Monitor atau LCD 14” atau lebih. e. Mouse dan keyboard
(58)
Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mendesain, merancang dan mengimplementasikan sistem ini adalah:
a. Sistem operasi Microsoft Windows XP SP 2 atau lebih. b. Browser (mozilla, google chrome, opera atau lainnya). c. Database pengolahan data menggunakan Xampp MySQL.
d. Tools pemrograman menggunakan Adobe Dreamweaver CS4 dan notepad++.
4.1.2 Instalasi Program
Adapun tahapan instalasi dan pengaturan sistem adalah sebagai berikut: a. Install sistem operasi windows XP SP 2.
b. Install aplikasi pemrograman notepad ++, Adobe Dreamweaver CS4, dan xampp.
c. Install aplikasi browser.
4.2 Penjelasan Penggunaan Aplikasi
Aplikasi sistem pakar online untuk menentukan penyakit pada tanaman kedelai ini dapat dijalankan setelah dilakukan tahap-tahap instalasi browser seperti di atas. Aplikasi ini terdapat beberapa interface dimana tiap interface tersebut memiliki peran masing-masing di dalam sistem ini, interface tersebut anatara lain:
4.2.1 Halaman Home
Halaman Home merupakan tampilan awal web ini, halaman ini dapat diakses oleh semua pihak. Untuk mengakses web ini user tidak perlu login, login hanya dibutuhkan jika user ingin menggunakan fasilitas sistem pakar. Sedangkan
(59)
jika user tidak login maka menu yang dapat diakses yaitu artikel dan berita. Halaman home ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Halaman Home
Pada Gambar 4.1 terdapat logo dari Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menentukan Penyakit Pada Tanaman Kedelai yaitu Kedelai Sehat. Di bawah logo terdapat menuyang menuju ke page yang ada pada aplikasi, menu itu yaitu Home, Media, Berita, Artikel dan Sistem Pakar. Setelah menu, di bawah terdapat Slide Gambar yang secara otomatis akan berganti gambar dalam beberapa detik. Berita Terbaru adalah kolom yang menyajikan seputar kabar berita tentang tanaman
(60)
kedelai. Kolom Artikel merupakan informasi seputar kedelai seperti tips mengolah kedelai atau yang lainnya. Pada sidebarterdapat textboxsearchyang berfungsi untuk mencari sesuatu yang ada pada aplikasi. Sidebar selanjutnya ada pengumuman yang berguna untuk info singkat mengenai web. Di bawah pengumuman terdapat beberapa judul artikel. Lalu terdapat Login, Login ini berfungsi untuk useryang ingin login ke aplikasi. Lalu terdapat Galeri Foto dan Link Tautan.
4.2.2 Halaman Login
Halaman login terbagi menjadi dua yaitu login untuk admin dan user untuk memperoleh hak akses ke dalam sistem yang ditunjukkan pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3. Halaman login admin dapat diakses pada link berikut http://domain/webadmin.
Gambar 4.2 Halaman Login Admin
(61)
4.2.3 Halaman Single Page
Halaman single page digunakan untuk menampilkan artikel dan berita yang ditunjukkan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Halaman Single Page
4.2.4 Halaman Konsultasi Sistem Pakar
Halaman konsultasi sistem pakar digunakan untuk menampilkan pertanyaan-pertanyaan seputar gejala penyakit kedelai. User akan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh sistem untuk mendapatkan suatu kesimpulan penyakit kedelai. Halaman konsultasi sistem pakar ditunjukkan pada Gambar 4.5.
(62)
Gambar 4.5 Halaman Konsultasi Sitem Pakar
4.2.5 Halaman Hasil Konsultasi
Halaman hasil konsultasi digunakan untuk menunjukkan hasil penyakit kedelai. Halaman hasil konsultasi berisi gejala, nama penyakit kedelai dan cara penanganan penyakit kedelai. Halaman ini ditunjukkan pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Halaman Hasil Konsultasi
4.2.6 Halaman Maintenance Content
Halaman hasil maintenancecontent berfungsi untuk menambah dan merubah artikel dan news. Halaman ini ditunjukkan pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8.
(63)
Gambar 4.7 Halaman Maintenance Content Artikel
Gambar 4.8 Halaman Maintenance Content News
4.2.7 Halaman Laporan List User
Halaman laporan list user menunjukkan semua user yang telah mendaftar pada aplikasi. Halaman laporan list user ini dapat dilihat pada Gambar 4.9.
(64)
Gambar 4.9 Halaman Laporan List User
4.2.8 Halaman Laporan Penyakit Berdasarkan Jumlah
Halaman laporan penyakit berdasarkan jumlah menunjukkan penyakit kedelai dan jumlah diagnosis pada aplikasi. Halaman laporan penyakit berdasarkan jumlah ini dapat dilihat pada Gambar 4.10.
(65)
4.2.9 Halaman Laporan History
Halaman laporan history menunjukkan log dari user, waktu akses, dan penyakit kedelai. Halaman laporan history ini dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Halaman Laporan History
4.3 Uji Coba Dan Evaluasi
Uji coba dan evaluasi bertujuan untuk memastikan bahwa aplikasi telah dibuat dengan benar sesuai dengan kebutuhan atau tujuan yang diharapkan. Kekurangan atau kelemahan aplikasi pada tahap ini akan dievaluasi sebelum diimplementasikan secara nyata. Proses pengujian menggunakan blackboxtesting dimana aplikasi akan diuji dengan melakukan percobaan untuk membuktikan bahwa aplikasi yang telah dibuat sesuai dengan tujuan.
4.3.1 Uji Coba Halaman Login
Uji coba halaman login pertama dilakukan pada loginadmin dengan cara menginputkan username dan password. Proses login ini dilakukan dengan mengakses webadmin pada alamatlocalhost/penyakitkedelai/webadmin.
(66)
Tabel 4.1 Data Admin Nama field Data 1 Data 2 Username Admin Admin Password Admin Admin1
Tabel 4.2 Evaluasi Halaman Login Admin
Uji coba Tujuan Input Output
diharapkan
Output sistem 1 Validasi
username dan passwordadmin Memasukkan data username: admin, password: admin Form login admin tertutup dan muncul page admin
1. Sukses 2. Login
berhasil 3. Tampil
pageadmin 2 Validasi
username dan password admin Memasukkan data username: admin, password: admin1 Muncul pesan error “login gagal”
1. Sukses 2. Login tidak
berhasil 3. Muncul
pesan yang diharapkan
Uji coba halaman login kedua dilakukan pada loginuser dengan cara menginputkan email dan password. Proses login ini dilakukan pada form yang telah disediakan pada halaman home.
Tabel 4.3 Data User
Nama field Data 1 Data 2
Email ryan@wirandha.com ryan@wirandha.com
Password Ryan1234 ryan
Tabel 4.4 Evaluasi Halaman Login User
Uji coba Tujuan Input Output
diharapkan
Output sistem 3 Validasi
username dan passworduser Memasukkan data email: ryan@wirandha.com, password: ryan1234 Berhasil login user
1. Sukses 2. Login
berhasil 3. Tampil
(67)
Uji coba Tujuan Input Output diharapkan
Output sistem 4 Validasi
username dan
passworduser
Memasukkan data email:
ryan@wirandha.com, password: ryan
Muncul pesan error “login gagal”
1. Sukses 2. Login tidak
berhasil 3. Muncul
pesan yang diharapkan
Berdasarkan hasil uji coba 1 pada Tabel 4.4 apabila user berhasil melakukan login maka akan muncul halaman utama, keterangan mengenai user yang sedang login akan muncul pada sidebar disebalah kanan. Halaman utama yang muncul apabila user melakukan login dapat dilihat pada Gambar 4.12.
(68)
Berdasarkan hasil uji coba 2 pada Tabel 4.4 apabila user gagal melakukan login maka akan muncul pesan error seperti pada Gambar 4.13.
Gambar 4.13 Uji Coba Login Gagal
4.3.2 Uji Coba Fitur Maintenance User
Proses maintenanceuser adalah proses tambah dan ubah data user. Proses ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses maintenanceuser dapat dilakukan melalui aplikasi.
Tabel 4.5 Tabel Data User Email Nama
depan Nama belakang Tgl lahir Jenis kelamin
Alamat Kota password status ryan @wir andha .com wiran dha
ryan 05/0 6/19 90
pria gubeng surabaya Ryan1234
Tabel 4.6 Tabel Evaluasi Maintenance User Uji
coba
Tujuan Input Output yang
diharapkan
Status 5 Menambah
user baru
Memasukkan email: ryan@wirandha.com nama depan: wirandha, nama belakan: ryan, tgl lahir: 05/06/1990, alamat: gubeng, kota: surabaya, pass: ryan1234, status: Muncul pesan “tersimpan” dan tersimpan di database user Sukses (Gambar 4.14)
6 Menghindari pengisian data kosong ke tabel user
Memasukkan email: ryan@wirandha.com nama depan: (kosong), nama belakan: ryan, tgl lahir: 05/06/1990,
Muncul pesan “kolom harus diisi semua” pada field yang kosong dan tidak tersimpan
Sukses (Gambar 4.15)
(69)
Uji coba
Tujuan Input Output yang
diharapkan
Status alamat: gubeng, kota:
surabaya, pass: ryan1234, status:
pada tabel user
7 Menghindari pengisian email yang sama
Memasukkan email: ryan@wirandha.com nama depan: anto, nama belakan: mars, tgl lahir: 06/06/1990, alamat: gubeng, kota: surabaya, pass: anto1234
Muncul pesan “email telah terdaftar” dan data tidak tersimpan
Sukses (Gambar 4.16)
Berdasarkan hasil uji coba 1 pada Tabel 4.6 user memasukkan data yang sesuai permintaan sistem dengan lengkap maka akan muncul pesan sukses seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.14.
Gambar 4.14 Tampilan User Sukses
Berdasarkan hasil uji coba 1 pada Tabel 4.6 apabila user memasukkan data sesuai permintaan sistem dan pada kolom nama depan dikosongkan maka akan muncul pesan error seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.15.
(70)
Berdasarkan hasil uji coba 3 pada Tabel 4.6 apabila user telah mendaftarkan email dan kembali mendaftarkan email yang sama maka akan muncul pesan error “maaf, email ini telah terdaftar”. Hasil uji coba ini ditunjukkan pada Gambar 4.16.
Gambar 4.16 Pesan Email Telah Terdaftar
4.3.3 Uji Coba Fitur Maintenance Content
Proses maintenancecontent adalah proses tambah dan ubah artikel dan berita. Proses ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses maintenancecontent dapat dilakukan melalui aplikasi.
Tabel 4.7 Tabel Uji Coba Artikel
No idartikel tglartikel jdlartikel deskripsi content image 1 articles9 11/07/2013 Ragam
Cara Olah Kacang Kedelai
Beberapa hasil olahan kedelai yang banyak
(71)
No idartikel tglartikel jdlartikel deskripsi content image digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan pasti sudah tak asing, misalnya: 2 articles10 11/07/2013 Cara Olah
Kacang Kedelai
- - -
Tabel 4.8 Evaluasi Maintenance Artikel Uji
coba
Tujuan Input Output yang
diharapkan
Status 8 Tambah
artikel baru
Memasukkan judul artikel, deskripsi dan content
Data muncul pada page artikel dan tersimpan di database tabel artikel Sukses (Gambar 4.17), (Gambar 4.18) 9 Mengubah
judul artikel dan content
Mengganti judul artikel yang sudah ada
Muncul pesan sukses dan Data tersimpan di database tabel artikel Sukses (Gambar 4.19)
Berdasarkan uji coba 1 pada Tabel 4.7 tambah artikel yaitu, proses penambahan artikel pada judul, deskripsi dan content ditunjukkan pada Gambar 4.17. Jika hasil penambahan artikel sukses akan muncul pesan seperti Gambar 4.18 dan artikel akan muncul pada aplikasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.19.
Berdasarkan uji coba 9 pada Tabel 4.8 admin mengubah judul artikel tetapi tidak mengubah deskripsi dan content. Jika berhasil mengubah artikel akan muncul pesan data berhasil diubah seperti pada Gambar 4.20
(72)
Gambar 4.17Maintenance Artikel
(73)
Gambar 4.19 Artikel Sukses Tampil Pada Aplikasi
Gambar 4.20 Uji Coba Ubah Artikel Sukses
4.3.4 Uji Coba Fitur Konsultasi
Proses uji coba fitur konsultasi adalah proses pengecekan rule base yang telah diimplementasikan pada sistem. Proses ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses konsultasi dapat berjalan seperti yang diharapkan. Pada proses uji
(74)
coba ini akan dilakukan oleh satu user dengan beberapa uji coba dengan menjawab pertanyaan yang ada pada sistem.
Tabel 4.9 Tabel Uji Coba Konsultasi Uji
Coba
Tujuan Input Output yang
diharapkan
Status 10 Uji coba sistem
pakar penyakit virus mozaik
Biji: Biji mengecil dan jumlahnya berkurang (Y); Bentuk Daun: Tulang daun muda kurang kurang jernih (Y), Daun berkerut warna hijau gelap sepanjang tulang daun (Y); Pertanyaan lain dijawab (T) mengeluarkan jawaban penyakit virus mozaik dan penanganannya. Gambar 4.21
11 Uji coba sistem pakar penyakit hawar, bercak daun, dan bercak biji ungu
Biji: Bercakberwarna ungu (Y);
Warna Daun: Warna ungu muda ketika pengisian biji (Y); Pertanyaan lain dijawab (T) mengeluarkan jawaban penyakit hawar, bercak daun, dan bercak biji ungu dan penanganannya.
Gambar 4.22
12 Uji coba sistem pakar penyakit hawar batang
Batang: Layu mendadak (Y), Pangkal batang bercak coklat tua/gelap (Y);
Warna Daun: Bercak bulat warna merah sampai coklat (Y); Bentuk Daun: Pinggir warna coklat tua dan menempel ke batang mati (Y); Pertanyaan lain dijawab (T) mengeluarkan jawaban penyakit hawar batang dan penanganannya. Gambar 4.23
13 Uji coba sistem pakar penyakit Anthracnose
Polong: Bintik-bintik kecil berwarna hitam (Y), Polong muda kosong dan tua
mengeluarkan jawaban penyakit Anthracnose Gambar 4.24
(75)
Uji Coba
Tujuan Input Output yang
diharapkan
Status
kerdil (Y);
Warna daun: Bintik-bintik kecil berwarna hitam (Y);
Bentuk daun: Daun paling rendah rontok (Y).
Pertanyaan lain dijawab (T)
14 Uji coba sistem pakar penyakit Karat
Batang: Bercak coklat kemerahan (Y);
Warna daun: Daun pertama berupa bercak-bercak berisi uredia (Y), Warna bercak coklat kemerahan seperti karat (Y); Pertanyaan lain dijawab (T) mengeluarkan jawaban penyakit Karat Gambar 4.25
15 Uji coba sistem pakar penyakit Pustul
Bakteri/Bercak Daun
Warna daun: Bercak kecil hijau pucat pada ke dua
permukaan daun (Y); Bentuk daun: Bercak bervariasi kecil dan besar kecoklatan (Y). Pertanyaan lain dijawab (T) mengeluarkan jawaban penyakit Pustul Bakteri/Bercak Daun Gambar 4.26
16 Uji coba sistem pakar penyakit Downy Mildey
Warna daun: Bercak putih kekuningan dan umumnya bulat 1-2mm (Y). Pertanyaan lain dijawab (T) mengeluarkan jawaban penyakit Downy Mildey Gambar 4.27
17 Uji coba sistem pakar penyakit Target Spot
Biji: Bercak coklat kemerahan & mengalami sonasi (linkaran) (Y); mengeluarkan jawaban penyakit Target Spot Gambar 4.28
(76)
Uji Coba
Tujuan Input Output yang
diharapkan Status Batang: Bercak coklat kemerahan dan mengalami sonasi (lingkaran)(Y); Polong: Bercak coklat kemerahan (Y);
Akar: Bercak coklat kemerahan dan mengalami sonasi (lingkaran) (Y); Warna daun: Bercak coklat kemerahan dan mengalami sonasi (lingkaran) (Y); Pertanyaan lain dijawab (T)
18 Uji coba sistem pakar penyakit Rebah
Batang: Hawar dengan arah
serangan dari bawah ke atas (Y);
Polong: Hawar dengan arah
serangan dari bawah ke atas (Y);
Akar: Tanaman yang baru tumbuh terjadi busuk (hawar) didekat akar (Y);
Bentuk daun: Hawar dengan arah
serangan dari bawah ke atas(Y). Pertanyaan lain dijawab (T). mengeluarkan jawaban penyakit Rebah Gambar 4.29
19 Uji coba sistem pakar tidak teridentifikasi Semua pertanyaan dijawab (Y). mengeluarkan jawaban tidak teridentifikasi Gambar 4.30
(77)
Uji Coba
Tujuan Input Output yang
diharapkan
Status
penyakit penyakit
20 Uji coba sistem pakar tidak
terdeteksi penyakit
Semua pertanyaan dijawab (T).
mengeluarkan jawaban tidak terdeteksi penyakit
Gambar 4.31
Berdasarkan uji coba 10 pada Tabel 4.9 hasil konsultasi yang didapat yaitu penyakit virus mosaik. Pada form hasil konsultasi ini terdapat beberapa informasi yaitu gejala, nama penyakit dan cara penanganannya. Hasil uji coba ini ditunjukkan pada Gambar 4.21.
Gambar 4.21 Hasil Uji Coba 10 Tabel 4.9
Berdasarkan uji coba 11 pada Tabel 4.9 hasil konsultasi yang didapat yaitu penyakit hawar, bercak daun, dan bercak biji ungu. Hasil uji coba ini ditunjukkan pada Gambar 4.22.
(78)
Gambar 4.22 Hasil Uji Coba 11 Tabel 4.9
Berdasarkan uji coba 12 pada Tabel 4.9 hasil konsultasi yang didapat yaitu penyakit hawar batang. Hasil uji coba ini ditunjukkan pada Gambar 4.23.
Gambar 4.23 Hasil Uji Coba 12 Tabel 4.9
Berdasarkan uji coba 13 pada Tabel 4.9 hasil konsultasi yang didapat yaitu penyakit Anthracnose. Hasil uji coba ini ditunjukkan pada Gambar 4.24.
(79)
Gambar 4.24Hasil Uji Coba 13 Tabel 4.9
Berdasarkan uji coba 14 pada Tabel 4.9 hasil konsultasi yang didapat yaitu penyakit Karat. Hasil uji coba ini ditunjukkan pada Gambar 4.25.
Gambar 4.25Hasil Uji Coba 14 Tabel 4.9
Berdasarkan uji coba 15 pada Tabel 4.9 hasil konsultasi yang didapat yaitu penyakit Pustul Bakteri/Bercak Daun. Hasil uji coba ini ditunjukkan pada Gambar 4.26.
(80)
Gambar 4.26Hasil Uji Coba 15 Tabel 4.9
Berdasarkan uji coba 16 pada Tabel 4.9 hasil konsultasi yang didapat yaitu penyakit Downy Mildey. Hasil uji coba ini ditunjukkan pada Gambar 4.27.
Berdasarkan uji coba 17 pada Tabel 4.9 hasil konsultasi yang didapat yaitu penyakit Target Spot. Hasil uji coba ini ditunjukkan pada Gambar 4.28.
(81)
Gambar 4.28Hasil Uji Coba 17 Tabel 4.9
Berdasarkan uji coba 18 pada Tabel 4.9 hasil konsultasi yang didapat yaitu penyakit Rebah. Hasil uji coba ini ditunjukkan pada Gambar 4.29.
(82)
Berdasarkan uji coba 19 pada Tabel 4.9 hasil konsultasi yang didapat yaitu tidak teridentifikasi penyakit. Hasil uji coba ini ditunjukkan pada Gambar 4.30.
Gambar 4.30 Hasil Uji Coba 19 Tabel 4.9
Berdasarkan uji coba 20 pada Tabel 4.9 hasil konsultasi yang didapat yaitu penyakit hawar batang. Hasil uji coba ini ditunjukkan pada Gambar 4.31.
(83)
4.3.5 Uji Coba Sistem Pada Pakar
Pada uji coba ini sistem yang telah dibuat dilakukan proses uji coba kepada tiga orang pakar dibidang pertanian tanaman pangan pada Balai Penyuluhan Pertanian wilayah Kec. Karangan, Kab. Trenggalek. Uji coba ini berfungsi untuk mengetahui seberapa akurat aplikasi dalam menentukan penyakit tanaman kedelai.
Uji coba ini dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan uji coba terhadap aplikasi. Masing-masing pakar akan diberikan beberapa pertanyaan yang sama dan melakukan delapan kali percobaan aplikasi. Pada Tabel 4.10 menjelaskan hasil rekap uji coba yang dilakukan oleh pakar. Uji coba sistem pada pakar ini dapat dilihat pada bagian lampiran.
Tabel 4.10 Rekap Hasil Uji Coba Pakar
No Pakar Uji coba Keterangan
1 Pakar 1 8 kali 7 kali terindentifikasi penyakit, yaitu penyakit:
a) Anthracnose b) Karat
c) Downy Mildey d) Virus Mosaik e) Target Spot f) Rebah
g) Hawar Batang
1 kali Tidak teridentifikasi penyakit 2 Pakar 2 8 kali 7 kali terindentifikasi penyakit, yaitu
penyakit: a) Karat b) Target Spot c) Downy Mildey d) Virus Mozaik
e) Hawar, Bercak Daun,Bercak Biji Ungu
f) Pustul Bakteri/Bercak Daun g) Anthracnose
1 kali Tidak teridentifikasi penyakit 3 Pakar 3 8 kali 8 kali terindentifikasi penyakit, yaitu
(1)
75
4.3.5 Uji Coba Sistem Pada Pakar
Pada uji coba ini sistem yang telah dibuat dilakukan proses uji coba kepada tiga orang pakar dibidang pertanian tanaman pangan pada Balai Penyuluhan Pertanian wilayah Kec. Karangan, Kab. Trenggalek. Uji coba ini berfungsi untuk mengetahui seberapa akurat aplikasi dalam menentukan penyakit tanaman kedelai.
Uji coba ini dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan uji coba terhadap aplikasi. Masing-masing pakar akan diberikan beberapa pertanyaan yang sama dan melakukan delapan kali percobaan aplikasi. Pada Tabel 4.10 menjelaskan hasil rekap uji coba yang dilakukan oleh pakar. Uji coba sistem pada pakar ini dapat dilihat pada bagian lampiran.
Tabel 4.10 Rekap Hasil Uji Coba Pakar
No Pakar Uji coba Keterangan
1 Pakar 1 8 kali 7 kali terindentifikasi penyakit, yaitu penyakit:
a) Anthracnose b) Karat
c) Downy Mildey d) Virus Mosaik e) Target Spot f) Rebah
g) Hawar Batang
1 kali Tidak teridentifikasi penyakit 2 Pakar 2 8 kali 7 kali terindentifikasi penyakit, yaitu
penyakit: a) Karat b) Target Spot c) Downy Mildey d) Virus Mozaik
e) Hawar, Bercak Daun,Bercak Biji Ungu
f) Pustul Bakteri/Bercak Daun g) Anthracnose
1 kali Tidak teridentifikasi penyakit 3 Pakar 3 8 kali 8 kali terindentifikasi penyakit, yaitu
(2)
No Pakar Uji coba Keterangan penyakit:
a) Karat
b) Virus Mozaik c) Downy Mildey
d) Hawar, Bercak Daun,Bercak Biji Ungu
e) Rebah
f) Pustul Bakteri/Bercak Daun g) Target Spot
h) Anthracnose
Pada tahap wawancara ada 4 pertanyaan yang diajukan kepada pakar. Acuan pada penilaian wawancara ini yaitu (1) sangat kurang, (2) kurang, (3) cukup, (4) baik, dan (5) sangat baik. Berikut ini adalah pertanyaan yang diajukan pada pakar dan rekap hasil wawancara, yaitu:
1. Apakah aplikasi web ini mudah dimengerti? 3 orang pakar menjawab dengan angka 4.
2. Bagaimana kelengkapan gejala-gejala penyakit tanaman kedelai yang terdapat pada aplikasi webini? 3 orang pakar menjawab dengan angka 5.
3. Sesuaikah gejala dan penyakit tanaman kedelai antara di lapangan dengan
aplikasi web? 3 orang pakar menjawab dengan angka 5.
4. Bagaimana informasi yang diberikan oleh aplikasi web ini mengenai penyakit tanaman kedelai? 1 orang pakar menjawab dengan angka 4, dan 2 orang pakar menjawab dengan angka 5.
4.4 Evaluasi Sistem
Evaluasi sistem dari keseluruhan uji coba yang dilakukan akan menentukan kelayakan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi berdasarkan desain yang ditetapkan. Fitur-fitur dinilai layak bilamana keseluruhan hasil uji coba
(3)
77
berjalan sebagai mana seperti output yang diharapkan. Dari beberapa uji coba yang dilakukan pada aplikasi dapat disimpulkan bahwa fitur-fitur telah berjalan dengan baik dan tidak terdapat error. Fungsi-fungsi yang terdapat pada aplikasi dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Analisis hasil uji coba sistem pakar menentukan penyakit tanaman kedelai dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis apakah proses-proses pengimplementasian metode rule based system dan metode inferensi forward chaining dalam sistem telah berjalan sebagaimana mestinya. Dari beberapa uji coba yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa uji coba sistem pakar menentukan penyakit tanaman kedelai dapat berjalan sebagaimana mestinya dan aplikasi ini dapat menentukan penyakit tanaman kedelai dan memberi cara penanganan terhadapa penyakit tanaman kedelai.
(4)
5.1 Kesimpulan
Secara umum sistem pakar online untuk mengidentifikasi penyakit pada tanaman kedelai ini telah berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Beberapa kesimpulan yang didapatkan dari sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem ini dapat digunakan untuk menentukan penyakit pada tanaman kedelai dengan metode rulebasedsystem dan metode inferensi forward chaining.Berdasarkan hasil pengujian dengan total 24 kali percobaan oleh 3 orang pakar, 22 kali percobaan berhasil mengidentifikasi penyakit kedelai dan 2 kali percobaan tidak teridentifikasi penyakit kedelai.
2. Website ini dapat menentukan apakah tanaman kedelai terserang penyakit berdasarkan gejala yang terdapat pada tanaman kedelai. Laporan dan informasi yang dihasilkan berupa nama penyakit tanaman kedelai, cara penanganan dari setiap penyakit dan informasi berita seputar tanaman kedelai.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam pengembangan rancang bangun aplikasi sistem pakar untuk menentukan penyakit pada tanaman kedelai ini, yaitu:
1. Pokok pembahasan pada sistem ini dapat dikembangkan dengan menambah hal-hal yang mempengaruhi kondisi tanaman kedelai seperti hama, kodisi tanah, dan faktor lain yang mempengaruhi tanaman kedelai.
(5)
79
2. Website ini dapat dikembangkan kedalam mobile aplikasi berbasis android, iOS, windows mobile sehingga lebih user friendly.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Udhoro Kasih. 2013. Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai. Jakarta.
Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta.
Dologite, D. G. 1993. Developing Knowledge-Based System Using VP-Expert. New York: Macmillan Publishing Company.
Gonzales, Avelino I dan Dauglas, D. Dankel. 1993. The Engineering of Knowledge-Based Sistem. Prentice Hall. Engllewood Cliff. New Jersey. Jogiyanto, H. M. 2005. Analisis & DesainEdisi ke-III.Andi Offset. Yogyakarta. Kusrini. 2006.Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Andi Offset. Yogyakarta.
Ladjamuddin, B. Al-Bahra. 2006. Rekayasa Perangkat Lunakcetakan-keII. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Patterson, Dan W. 1990.Introduction To Artificial Intelligence And Expert Sistem. Prentice Hall, Englewood Cliff, New Jersey.
Rahmawati, Reny. 2012. Cepat & Tepat Berantas Hama & Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Suyamto. 2006. Hama, Penyakit, Dan Masalah Hara Pada Tanaman Kedelai. Departemen Pertanian: Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.