TA : Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router Berbasis Web (Studi Kasus: Labkom Stikom Surabaya).
ROUTER BERBASIS WEB
(STUDI KASUS:LABKOM STIKOM SURABAYA)
TUGAS AKHIR
Nama : Yermias Alvandy Oktario Wun
Nim : 08.41010.0164
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
(2)
ix
Halaman
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
BAB I.PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 2
1.3. Pembatasan Masalah ... 2
1.4. Tujuan ... 3
1.5. Sistematika Penulisan ... 3
BAB II.LANDASAN TEORI ... 6
2.1. Jaringan Komputer LABKOM STIKOM Surabaya ... 6
2.2. Network Monitoring Concept and Protocols ... 6
2.2.1 Monitoring ... 6
2.2.2 Monitoring Jaringan ... 7
2.2.3 Simple Network Management Protocol ... 7
2.2.3.1 Protocol Data Unit(PDU) SNMP ... 10
2.3 Network Monitoring Tool ... 11
2.4. Network Management Concept ... 12
2.4.1 Bandwith ... 13
2.5 Network Management Tools ... 14
(3)
x
2.6 Web Application Development ... 16
2.6.1 Personal Home Page ... 16
2.6.2 Web Server ... 17
2.6.2.1 Web Server Apache ... 18
2.7. Database Configuration And Concept ... 18
2.7.1 MySQL ... 20
2.8. PC Router ... 21
2.9 VMware ... 21
2.10 Pengujian Sistem ... 23
2.11 Object Oriented Design (OOD) ... 23
2.12 UML (Unified Modeling Language) ... 24
2.13 System Development Life Cycle ... 29
2.14 Metode Prototyping ... 29
BAB III. METODE PENELITIAN... 31
3.1. Desain Penelitian ... 31
3.2. Tahapan Penelitian ... 39
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN RANCANGAN ... 40
4.1. Hasil ... 40
4.1.1 Rancangan Topology Jaringan ... 40
4.1.2 Rancangan Sistem Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router ... 40
(4)
xi
4.1.5 Penggujian Kepada Pengguna ... 93
4.1.6 Penggujian Pada LABKOM ... 94
4.2. Pembahasan ... 99
4.2.1 Kesesuaian Rancangan Dengan Hasil Black Box ... 99
4.2.2 Hasil Uji Coba Pengguna ... 101
4.2.3 Kesesuaian Rancangan Dengan Permasalahan ... 103
BAB V.PENUTUP ... 104
5.1. Kesimpulan ... 104
5.2. Saran ... 104
DAFTAR PUSTAKA ... 105
Biodata Penulis ... 107
(5)
vi
ABSTRAK
Laboratorium komputer(LABKOM) Surabaya merupakan fasilitas pendukung perkuliahan untuk meningkatkan kemampuan secara praktis dan sebagai sarana dalam riset. LABKOM memiliki terminal untuk kegiatan praktikum 400 unit PC. Manajemen dan moniotoring jaringan dilakukan oleh
administrator agar LABKOM bisa berjalan stabil untuk keberlangsungan proses
praktikum, sedangkan selama ini saat proses terjadinya praktikum yang menyebabkan banyak akses ke server maupun ke internet, admin mengalami kendala untuk memanajemen trafik jaringan dan membatasi penggunaan bandwith
serta pemblokiran website yang tidak di perkenankan.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka diperlukan sebuah aplikasi yang dapat memberikan informasi tentang kegiatan yang terjadi pada jaringan lokal untuk menjaga performa jaringan pada LABKOM dan juga memberikan informasi visualiasi kondisi trafik jaringan pada LABKOM serta dapat memfasilitasi administrator jaringan untuk membatasi penggunaan bandwith serta pemblokiran website yang tidak diperkenankan pada saat praktikum berlangsung.
Berdasarkan hasil survey dan blackbox testing, didapatkan bahwa sistem mampu memenuhi kebutuhan informasi dari trafik kondisi terkini jaringan LABKOM berdasarkan hari, minggu, dan bulan. Dan bisa memfasilitasi admin jaringan pada LABKOM agar dapat memanajemen akses port, bandwith, dan blok
website dengan memiliki kelemahan sistem yang masi tergantung pada aplikasi
(6)
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Laboratorium merupakan sarana untuk melakukan berbagai macam riset atau percobaan salah satunya jaringan komputer termasuk laboratorium komputer(LABKOM) STIKOM Surabaya, berbagai macam riset tentang teknologi informasi dan juga pelaksanaan praktikum dilakukan pada LABKOM STIKOM Surabaya termasuk riset tentang jaringan komputer.
Seorang administrator jaringan pada LABKOM bertugas untuk memanajemen dan memonitoring jaringan dari manajemen bandwidth, VLAN,
gateway dan security agar bisa berjalan stabil untuk keberlangsungan proses
praktikum sedangkan selama ini saat proses terjadinya praktikum yang menyebabkan banyak akses ke server maupun ke internet, admin mengalami kendala untuk memanajemen trafik jaringan dan membatasi penggunaan bandwith
serta pemblokiran website yang tidak di perkenankan.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka diperlukan sebuah aplikasi yang dapat memberikan informasi tentang kegiatan yang terjadi pada jaringan lokal untuk menjaga performa jaringan pada LABKOM dan juga memberikan informasi visualiasi kondisi trafik jaringan pada LABKOM serta dapat memfasilitasi administrator jaringan untuk membatasi penggunaan bandwith serta pemblokiran website yang tidak diperkenankan pada saat praktikum berlangsung.
Diharapkan dengan adanya sistem Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router Berbasis Web dapat memberikan informasi dan fasilitas
(7)
sistem yang di butuhkan oleh admistrator jaringan LABKOM sehingga memudahkan dalam memonitor dan mengendalikan akses internet pada jaringan LABKOM dan meminimaliskan adanya pengeluaran dari segi financial yang berlebihan seperti penggantian jadwal praktikum dan biaya listrik yang dikarenakan adanya gangguan pada jaringan LABKOM pada saat proses terjadinya praktikum.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat sistem monitoring trafik yang mampu memvisualisasikan kondisi trafik jaringan lokal pada LABKOM.
2. Bagaimana membuat sistem yang mampu memfasilitasi administrator jaringan LABKOM dalam membatasi penggunaan bandwith dan pembatasan akses gateway untuk port yang tidak diperkenankan.
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:
1. Monitoring hanya untuk client yang tersambung oleh PC router atau client
yang menggunakan PC router sebagai default gateway.
2. Untuk pengumpulan data yang dibutuhkan untuk informasi PC router diperlukan SNMP dan untuk membangun sistem ini menggunakan bahasa
(8)
pemrograman PHP dengan database MySQL untuk kemudahan support penyimpanan data.
3. Pembuatan aplikasi untuk konfigurasi menutup port aplikasi 80 dan 443(HTTP dan HTTPS).
4. Model visualisasi sistem menggunakan dashboard.
5. Sistem monitoring berjalan berdasarkan komunikasi data berbasis TCP/IP.Untuk membangun aplikasi ini mengunakan bahasa pemrograman PHP, database MySQL.
1.4 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka didapatkan tujuan dari tugas akhir ini, yaitu:
1. Menghasilkan sistem monitoring trafik yang dapat memvisualisasikan kondisi trafik jaringan lokal pada LABKOM.
2. Menghasilkan sistem yang mampu memfasilitasi administrator jaringan LABKOM dalam membatasi penggunaan bandwith dan pembatasan akses gateway untuk port yang tidak diperkenankan.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang permasalahan yang saat ini sedang dihadapi, pembatasan masalah, tujuan pembuatan aplikasi, serta sistematika penulisan tugas akhir sebagai ringkasan materi dari tiap-tiap bab.
(9)
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan teori ini berisi tentang penjabaran teori-teori yang menjadi dasar penelitian dan yang akan dijadikan sebagai acuan analisa dan pemecahan permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini. Teori yang diterangkan meliputi: jaringan LABKOM STIKOM Surabaya, Monitoring jaringan, Metode pengaturan trafik, SNMP, PC Router, PHP, Web server, MySQL.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dibahas tentang tahap penelitian dan metode yang digunakan untuk membangung sistem Monitoring Trafik Dan Pengaturan PC Router. Metode yang digunakan adalah dengan
Prototyping-based.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang evaluasi dari aplikasi yang dibuat, proses implementasi dari perangkat lunak yang telah melalui tahap evaluasi, serta pemecahan masalah dalam Tugas Akhir yang diajukan oleh penulis agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini ada dua sub bab yakni kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan rangkuman singkat dari hasil seluruh
(10)
pembahasan masalah dan saran berisi mengenai harapan dan kemungkinan lebih lanjut dari hasil pembahasan masalah.
(11)
6
2.1 Jaringan Komputer LABKOM STIKOM Surabaya
LABKOM adalah sebuah fasilitas yang digunakan untuk keperluan praktek ataupun riset. LABKOM memiliki terminal untuk kegiatan praktikum 400 unit PC yang digunakan setiap hari. Terdapat beberapa server yang diakses oleh praktikan dari terminal tersebut. Pada kondisi tertentu jika diperlukan akses internet dari masing-masing terminal bisa dilakukan karena LABKOM terhubung dengan jaringan internet.
2.2 Konsep Monitoring Jaringan Dan Protokol
Untuk membangun sebuah sistem monitoring, ada beberapa protocol yang digunakan. Dan terlebih dahulu perlu diketuhui konsep dari network monitoring.
Berikut adalah konsep dari network monitoring dan protocol yang digunakan.
2.2.1 Monitoring
Monitoring(pemantauan) merupakan sebuah proses penaksiran atau penilaian kualitas kinerja sistem dari waktu ke waktu. Pemantauan ini dilakukan secara berkelanjutan sejalan dengan kegiatan usaha yang mencakup kegiatan sehari hari (Tampubolon, 2005). Pengawasan adalah pengendalian yang dilakukan dengan melaksanakan pemeriksaan, penilaian kemampuan, meningkatkan dan menyempurnakan, baik manajemen maupun bidang operasionalnya (Rusyani, 1997). Penggunaan sistem monitoring bertujuan untuk dapat mengontrol,
(12)
mengawasi serta mengecek sejumlah aktivitas yang telah dilakukan (Tan, 2010). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah proses pengumpulan informasi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk dapat mengawasi kegiatan yang telah dilakukan guna meningkatkan dan menyempurnakan tujuan yang akan dicapai.
2.2.2 Monitoring Jaringan
Monitoring jaringan adalah salah satu fungsi dari management yang berguna untuk menganalisa apakah jaringan masih cukup layak untuk digunakan atau perlu tambahan kapasitas. Hasil monitoring juga dapat membantu jika admin ingin mendesain ulang jaringan yang telah ada. Banyak hal dalam jaringan yang bisa dimonitoring, salah satu diantaranya load traffic jaringan yang lewat pada sebuah router atau interface komputer. Monitoring dapat dilakukan dengan standar simple
network management protocol(SNMP), selain load traffic jaringan, kondisi
jaringan pun harus dimonitoring, misalnya status up atau down dari sebuah peralatan jaringan. Hal ini dapat dilakukan dengan utilitas ping (Fawaidus, 2012:1).
2.2.3 Simple Network Management Protocol
SNMP adalah sebuah protokol apikasi pada jaringan TCP/IP yang menangani manajemen jaringan. Protokol ini didesain sehingga pengguna dapat dengan mudah memantau kondisi jaringan komputer. Pemantauan kondisi jaringan dapat dilakukan dengan cara pengumpulan nilai-nilai informasi dari kondisi jaringan secara jarak jauh atau menggunkan satu pusat pengamatan.
(13)
SNMP menjadi protokol yang terus dikembangkan karena banyak perangkat jaringan yang mendukung dan tersedia layanan SNMP seperti router, switch, server, workstation, dan printer. Protokol SNMP pada jaringan TCP/IP menggunakan transport UDP oleh karena itu dalam penggunaannya tidak akan membebani trafik jaringan (Pradikta, Affandi, & Setijadi, 2013). Struktur SNMP dari manajer, agen, dan MIB dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Manajer, Agen, Dan MIB. Sumber (Pradikta, Affandi, & Setijadi, 2013)
Pada sistem pemantauan jaringan dengan menggunakan layanan SNMP, terdapat tiga komponen dasar antara lain (Pradikta, Affandi, & Setijadi, 2013) :
1. Manajer SNMP
Manajer adalah perangkat yang menjalankan dan dapat menangani tugas-tugas manajemen jaringan.
2. Agen SNMP
Agen SNMP adalah perangkat pada jaringan yang akan diamati dan dikelola. Setiap agen akan merespon dan menjawab permintaan manajer SNMP.
3. Management Information Base (MIB)
MIB pada SNMP dapat dikatakan sebagai tempat penyimpanan informasi yang dimiliki agen. MIB yang terdapat pada SNMP didefinisikan secara hirarki
(14)
dan setiap bagian mempunyai identifikasi objek (OID). Diagram pohon MIB dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Diagram Pohon MIB. Sumber (Pradikta, Affandi, & Setijadi, 2013)
Berikut adalah beberapa objek yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang sistem network interface (Mauro & Schmidt, 2005):
1. ifDescr
Deskripsi yang diberikan kepada pengguna tentang interface.
2. ifType
Jenis dari interface (token ring, Ethernet,etc.).
3. ifOperStatus
Informasi apakah interface dalam kondisi up, down, atau dalam beberapa jenis mode testing.
(15)
4. ifMtu
ukuran dari besar paket yang dapat dikirim melalui interface.
5. ifSpeed
Maximum bandwith dari sebuah interface.
6. ifPhysAddress
Alamat tingkat rendah(hardware) dari sebuah interface.
7. ifInOctets
Angka dari oktet yang diterima oleh interface.
8. ifOutOctets
Angka dari oktet yang dikirim oleh interface.
2.2.3.1Protocol Data Unit (PDU) SNMP
PDU merupakan unit data yang terdiri atas sebuah header dan beberapa data yang ditempelkan. Analogi dari PDU seperti sebuah benda yang mengandung variable-variabel. Variabel ini memiliki nama dan nilai. Protokol SNMP menggunakanan operasi yang relatif sederhana dan PDU dalam jumlah terbatas untuk menjalankan fungsinya. Lima PDU yang telah didefinisikan dalam standart
adalah Get Request, Get-Next Request, Get Response, Set Request, Set Response,
(16)
Gambar 2.3 Skema PDU Manajer SNMP Agen SNMP. Sumber (Sajati, 2013)
2.3 Network Monitoring Tools
Beberapa tools yang digunakan untuk melakukan monitoring jaringan adalah sebagai berikut:
1. SNMPWALK
SNMPWALK adalahs sebuah aplikasi yang menggunakan SNMP GETNEXT untuk mengambil data informasi. Object identifier (OID) bisa didapatkan dengan perintah SNMPWALK (Mauro & Schmidt, 2005).
2. TCPDump
Untuk mendukung pengumpulan informasi Log website yang di akses oleh
client maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat melakukan capture log web
transaksi. Untuk itu dibutuhkan aplikasi pre-instaled dari ubuntu yakni TCPDump untuk mendukung pembangungan aplikasi.
TCPDump adalah command-line network traffic-monitoring tool yang dapat mengumpulkan informasi packets di network interface dan memungkinkan
(17)
administrator untuk menganalisa hasilnya informasi yang dikumpulkan (Stanger & Lane, 2001).
Opsi-opsi untuk sistem aplikasi TCPDump dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 TCPDump Option. Sumber (Stanger & Lane, 2001)
Option Description
-a Display data in ASCII
-b Capture packets using the Data Link Layer specified. These include the following protocols(see RFC 1340 if you want to list these protocols as decimal values):
IP IPv6 802.2 802.3 Arp Rarp Dec Lat Atalk Aarp X25 Ipx
-c Quit TCPDump after specific number(count) of packets have been capture -e List the link-level header for each packet that is captured
-F Instead of listing option and expressions, you can use a file as the input for your filter expression. If a file is used, any expressions you list on the command line will be ignored
-i Specify the interface you want TCPDump to listen. If the interface is not specified, it searches for the lowest interface number, excluding the loopback, and prints the packets for that interface
-n Do not list hostname, only list host address as number(such as IP Addresses). This avoids Domain Name Syste(DNS) lookups.
-nn Do not list port number as a service names. The /etc/services file is used for the service names -p Do not enable promiscuous mode for the interface
-q Quick output to reduce the amount of protocol information displayed by TCPDump on each line -r Read packet data from a saved file instead of capturing data on an interface
-t Do not list the timestamp
-v Print out verbose output from the capture. Includes even more data, such as time-to-live(TTL) and type of service data. The –vv option will list the additional data
-w Write the TCPDump packet capture to a file instead of displaying it -x Display the packet information in hexadecimal format
2.4 Konsep Network Manajemen
Manajemen jaringan adalah sebuah konsep umum yang mempekerjakan penggunaan berbagai alat, teknik, dan sistem untuk membantu manusia dalam mengelola berbagai perangkat, sistem, atau jaringan (Mauro & Schmidt, 2005).
(18)
2.4.1 Bandwith
Istilah bandwidth dapat didefinisikan sebagai kapasitas atau daya tampung suatu kanal komunikasi untuk dapat dilewati trafik dalam satuan waktu tertentu. Pengalokasian bandwidth yang tepat dapat menjadi salah satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan jaringan (QoS = Quality Of Services). Sedangkan istilah trafik dapat didefinisikan sebagai banyaknya informasi yang melewati suatu kanal komunikasi (Riza, Eryzebuan, & Ahmad, 2011). Berikut adalah perhitungan bandwith utilization menggunakan SNMP:
1. Half Duplex
∆� � � + ∆� � � x 8 x 100
in ∆ x � �
2. Full Duplex
max ∆� � � + ∆� � � x 8 x 100
in ∆ x � �
3. Input/Output Utilization
Input Utilization = ∆� � � x 8 x 100
in ∆ x � �
Output Utilization = ∆� � � x 8 x 100
(19)
2.5 Network Management Tools
Ada beberapa tools yang digunakan untuk mengatur sistem jaringan yang dapat di integrasikan dengan sistem yang akan dibuat, tools manajemen jaringan tersebut adalah:
2.5.1 IPTables
Untuk melakukan pengaturan keluar masuk atau tidak diijinkannya user untuk mengakses sebuah website maupun jaringan tertentu maka IPTables sangat diperlukan. IPTables adalah aplikasi pre-instaled di ubuntu.
IPTables merupakan firewall bawaan Linux. IPTables mampu melakukan
filtering dari layer transport sampai layer physical. Sebagai contoh rule dalam
sebuah firewall akan menutup semua koneksi kecuali ke port 80 protokol TCP, atau sebuah rule firewall mendefiniskan bahwa yang dapat melakukan koneksi hanya paket data yang berasal dari MAC address 00-80-48-24-3b-e5. Variabel-variabel dalam IPTables Firewall meliputi (Hartono, 2006):
1. Protokol 2. Port asal 3. Port tujuan
4. IP asal/Jaringan asal 5. IP tujuan/Jaringan tujuan
6. Chain (aliran)
7. Code bit (flag).
Berikut akan diberikan gambaran secara singkat tentang teknik paket dari IPTables (Purdy, 2004).
(20)
1. Packet filtering
Packet filtering adalah tipe paling dasar dari network packet processing.
Packet filtering melibatkan pemeriksaan paket diberbagai titik ketika mereka
bergerak melalui kode kernel jaringan dan membuat keputusan tentang bagaimana paket harus ditangani.
2. Accouting
Accounting melibatkan menggunakan byte dan/atau packet counter terkait
dengan kriteria yang sesuai paket untuk memantau volume trafik jaringan.
3. Connection Tracking
Connection tracking menyediakan informasi tambahan yang dapat
mencocokan paket terkait cara-cara yang tidak memungkinkan.
4. Packet Mangling
Packet mangling melibatkan pembuat perubahan untuk header packet(seperti
alamat jaringan dan port number ) atau payloads.
5. Network Address Translation(NAT)
NAT adalah jenis paket mangling yang melibatkan penggantian sumber dan alamat tujuan dan nomor port.
6. Port Forwarding
Port forwarding adalah tipe dari DNAT dimana salah satu komputer (seperti
firewall) berperan sebagai proxy untuk satu atau lebih dari jumlah komputer.
7. Load Balancing
Load balancing mendistribusikan koneksi pada kelompok server sehingga
(21)
2.5.2 HTB-Tools
HTB-Tools Bandwith Management Software adalah software yang membantu menyederhanakan proses alokasi bandwith baik upload maupun
download traffic dengan menggunakan Linux kernel (BALAN & POTORAC,
2009).
2.6 Web Application Development
Dari sistem yang akan dibangun, digunakan aplikasi berbasis web. Berikut adalah penjelasan dari tools yang digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi berbasis web:
2.6.1 Personal Home Page
Personal Home Page (PHP) adalah skrip bersifat server-side yang
ditambahkan ke dalam HyperText Markup Language (HTML). Skrip ini akan membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan ke dalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis. Sifat
server-side berarti pengerjaan skrip akan dilakukan di server, baru kemudian
hasilnya dikirim ke browser (Kurniawan, 2002).
Keunggulan dari sifatnya yang server-side tersebut antara lain :
1. Tidak diperlukan kompatibilitas browser atau harus menggunakan browser tertentu, karena serverlah yang akan mengerjakan skrip PHP. Hasil yang dikirimkan kembali ke browser umumnya bersifat teks atau gambar saja sehingga pasti dikenal oleh bowser apa pun.
(22)
2. Dapat memanfaatkan sumber-sumber aplikasi yang dimiliki oleh server, misalnya koneksi ke database.
3. Skrip tidak dapat “diintip” dengan menggunakan fasilitas view HTML
sourcode.
Kelebihan PHP dapat melakukan semua aplikasi program Common
Gateway Interface(CGI), seperti mengambil nilai form, menghasilkan halaman
web yang dinamis, serta mengirim dan menerima cookie. PHP juga dapat berkomunikasi dengan layanan-layanan yang mengunakan protokol IMAP, SNMP, NNTP POP3, HTTP, dan lain-lain. Namun kelebihan yang paling signifikan adalah kemampuannya untuk dapat melakukan koneksi yang baik dengan berbagai macam database.
2.6.2 Web Server
Web server, untuk berkomunikasi dengan client-nya (web browser) mempunyai protokol sendiri, yaitu hypertext tarnsfer protocol(HTTP). Dengan protokol ini, komunikasi antar web server dengan client-nya dapat saling dimengerti dan lebih mudah (Azmi, 2012).
Web server bisa di deskripsikan dengan formula”Web Server = Platform +
Software + Information”. Web server haruslah komputer dengan koneksi ke
internet, dengan sistem software untuk menjalankan komputer dan untuk dapat terhubung dengan sistem lain di internet (Yeager & McGrath, 1996).
(23)
2.6.2.1Web Server Apache
Apache merupakan web server yang paling banyak dipergunakan di Internet. Program ini pertama kali didesain untuk sistem operasi lingkungan UNIX. Namun demikian, pada beberapa versi berikutnya Apache mengeluarkan programnya yang dapat dijalankan di Windows NT (Azmi, 2012).
2.7 Konsep Dan Konfigurasi Database
Database management system(DBMS) adalah kumpulan program yang
memungkinkan pengguna untuk membuat dan memelihara sebuah database
(Robbins, 1995). Pada Gambar 2.4 akan digambar DBMS sebagai sistem multy-layered.
(24)
DBMS juga memiliki beberapa komponen utama, komponen utama DMBS dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Komponen Utama DBMS (Hellerstein, Stonebraker, & Hamilton, 2007)
2.7.1 MySQL
MySQL ada beberapa jenis yaitu free license dan license, untuk mendukung aplikasi ini berjalan cukup menggunakan MySQL versi free license dikarenakan kemudahan akses database dan support yang memudahkan maintenance aplikasi.
MySQL adalah Relational Database Management Sistem (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial (Prasetyo & Didik, 2003).
Berikut ini beberapa keistimewaan yang dimiliki oleh MySQL (Prasetyo & Didik, 2003) :
1. Portability
(25)
3. Multiuser
4. Performance Tuning
5. Column Types
6. Command dan Functions
7. Security
8. Scalability dan Limits
9. Connectivity
10. Localisation
11. Interface
12. Lients dan Tools
2.8 PC Router
Router adalah perangkat yang akan melewatkan paket IP dari suatu jaringan ke jaringan yang lain, menggunakan metode addressing dan protocol tertentu untuk melewatkan paket data tersebut. Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari sistem ke sistem lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan (Handriyanto, 2009).
(26)
2.9 VMware
VMware adalah sebuah komputer vitual yang berjalan diatas komputer dengan prosesor dan memory fisik atau sesungguhnya (Ward, 2002). Pada Gambar 2.6 akan ditunjukan map abstrak dari VMware Workstation PC.
Gambar 2.6 Map Abstrak Dari VMware Workstation PC. Sumber (Ward, 2002)
Berikut adalah beberapa hardware yang tersedia dalam VMware (Ward, 2002):
1. IDE Disk and CD-ROM Drive
2. SCSI Disk
3. Floppy Drives
4. Ethernet Interface
5. Serial Ports
6. Parallel Ports
(27)
8. Graphics
9. Mouse
10. Sound Card
11. PC Bios
2.10 Pengujian Sistem
Pengujian sistem untuk sistem ini menggunakan metode black box. Black
box testing adalah strategi testing berbasis hanya pada spesifikasi dan kebutuhan.
Black box testing tidak membutuhkan pengetahuan dari jalur internal, struktur
ataupun implementasi dari software yang akan diuji (Koirala & Sbeikh, 2008). Pada Gambar 2.7 akan dijelaskan bagaimana white box dan black box
testing bekerja.
Gambar 2.7 White Box Dan Black Box Testing Bekerja. Sumber (Koirala & Sbeikh, 2008)
2.11 Object Oriented Design (OOD)
Object Oriented Design(OOD) adalah metode desain meliputi proses
(28)
baik secara fisik dan logis serta statis dan dinamis dari sebuah sistem pada desain (Booch, 1994).
2.12 UML (Unified Modeling Language)
Unified modelling language (UML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menjelaskan dan memvisualisasikan artifak dari proses analisis dan disain berorientasi objek. UML menyediakan standar pada notasi dan diagram yang bisa digunakan untuk memodelkan suatu sistem. Ada beberapa diagram yang disediakan dalam UML (Sholiq, 2006), antara lain:
a. Diagram use case (use case diagram)
b. Diagram aktivitas (activity diagram)
c. Diagram sekuensial (sequence diagram)
d. Diagram kolaborasi (collaboration diagram)
e. Diagram kelas (class diagram)
f. Diagram statechart (statechart diagram)
g. Diagram komponen (component diagram)
h. Diagram deployment (deployement diagram)
Terdapat notasi pada UML, antara lain :
A. Actor
Actor adalah segala sesuatu yang berinteraksi dengan sistem aplikasi
komputer. Jadi actor ini bisa berupa orang, perangkat keras, atau mungkin juga objek lain dalam sistem yang sama. Biasanya yang dilakukan oleh actor adalah
(29)
memberikan informasi pada sistem dan memerintahkan sistem untuk melakukan sesuatu. Pada Gambar 2.8 akan ditunjukan notasi aktor.
Gambar 2.8 Notasi Actor
B. Class
Class merupakan pembentuk utama dari sistem berorientasi objek karena
class menunjukan kumpulan objek yang memiliki atribut dan operasi yang sama.
Class digunakan untuk mengimplementasikan interface. Pada Gambar 2.9 akan
ditunjukan notasi class.
Gambar 2.9 Notasi Class
C. Interface
Interface merupakan kumpulan operasi tanpa implementasi dari suatu class.
Implementasi operasi dalam interface dijabarkan oleh operasi dalam class. Oleh karena itu keberadaan interface selalu disertai oleh class yang mengimplementasikan operasinya. Interface ini merupakan salah satu cara mewujudkan prinsip enkapsulasi dalam objek. Pada Gambar 2.10 akan ditunjukan notasi interface.
(30)
Gambar 2.10 Notasi Interface
D. Use case
Use case menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan actor dan sitem untuk
mencapai suatau tujuan tertentu. Walaupun menjelaskan kegiatan namun use case
hanya menjelaskan apa yang dilakukan oleh actor dan sistem, bukan bagaimana
actor dan sistem melakukan kegiatan tersebut. Pada Gambar 2.11 akan ditunjukan
notasi use case.
Gambar 2.11 Notasi Use Case
E. Interaction
Interaction digunakan unutk menunjukan baik aliran pesan atau informasi
antar objek. Biasanya interaction ini dilengkapi juga dengan teks bernama
operation signature yang tersusun dari nama operasi, parameter yang dikirim dan
tipe parameter yang dikembalikan. Pada Gambar 2.12 akan ditunjukan notasi
interaction.
(31)
F. Package
Package adalah kontainer atau wadah konseptual yang digunakan untuk
mengelompokkan elemen-elemen dari sistem yang sedang dibangun, sehingga bisa dibuat model yang lebih sederhana. Tujuannya adalah untuk mempermudah penglihatan (visibility) dari model yang sedang dibangun. Pada Gambar 2.13 akan ditunjukan notasi package.
Gambar 2.13 Notasi Package
G. Note
Note digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar tambahan dari suatu elemen sehigga bisa langsung terlampir dalam model. Note ini bisa ditempelkan ke semua elemen notasi yang lain. Pada Gambar 2.14 akan ditunjukan notasi note.
Gambar 2.14 Notasi Note
H. Dependency
Dependency merupakan relasi yang menunjukkan bahwa perubahan pada
(32)
bagian tanda panah adalah elemen yang tergantung pada elemen yang ada di bagian tanpa tanda panah. Pada Gambar 2.15 akan ditunjukan notasi dependency.
Gambar 2.15 Notasi Dependency
I. Association
Association menggambarkan navigasi antar class (Navigation), beberapa
banyak objek lain yang bisa berhubungan dengan satu objek (Multiplicity antar
class), dan apakah suatau class menjadi bagian dari class lainnya (Aggregation).
Pada Gambar 2.16 akan ditunjukan notasi association.
Gambar 2.16 Notasi Association
J. Generalization
Generalization menunjukkan hubungan antara elemen yang lebih umum ke
elemen yang lebih spesifik. Dengan generalization, class yang lebih spesifik
(subclass) akan menurunkan atribut dan operasi dari class yang lebih umum
(superclass), atau “subclass is a superclass”. Dengan menggunakan notasi
generalization ini konsep inheritance dari prinsip hirarki dimodelkan. Pada
Gambar 2.17 akan ditunjukan notasi Generalization.
(33)
K. Realization
Realization menunjukkan hubungan bahwa elemen yang ada di bagian tanpa
panah akan merealisasikan apa yang dinyatakan oleh elemen yang ada di bagian dengan panah. Misalnya merealisasikan package, component merealisasikan class
atau interface. Pada Gambar 2.18 akan ditunjukan Notasi realization.
Gambar 2.18 Notasi Realization
2.13 System Development Life Cycle
System development life Cycle (SDLC) adalah proses untuk memahami
bagaimana sistem informasi (SI) dapat mendukung kebutuhan bisnis dengan merancang sebuah sistem, membangun, dan mengimplementasikan pada pengguna (Tegarden, Dennis, & Wixom, 2013). Ada beberapa tahap dalam SDLC:
1. Planning
Tahap planning adalah proses mendasar dari pengertian kenapa sistem informasi harus dibuat dan menentukan bagaimana team proyek membuat sistem tersebut.
2. Analysis
Tahap analysis adalah jawaban untuk pertanyaan siapa yang menggunakan sistem, apa yang akan sistem lakukan, dan dimana dan kapan sistem digunakan.
(34)
Tahap design adalah tahapan untuk memutuskan bagaimana sistem akan beroperasi, dalam hal perangkat keras, software, dan infrastruktur jaringan juga dari user interface, forms, laporan dan spesifikasi program, database, dan file yang akan dibutuhkan.
4. Implementation
Tahap akhir dari SDLC adalah implementation, selama sistem yang sebenarnya dibangun(atau dibeli, dalam hal desain paket perangkat lunak).
Dalam SLDC terdapat juga beberapa metodologi yang digunakan untuk pengembangan sebuah sistem, diantaranya:
1. Metode Waterfall
2. Metode Parallel
3. Metode Raid Application Development(RAD) 4. Metode Phased
5. Metode Prototyping
6. Metode Throwaway Prototyping
7. Metode Agile
2.14 Metode Prototyping
Metodologi berbasis prototyping melakukan fase analisis, desain, dan implementasi secara bersamaan, dan ketiga fase dilakukan secara berulang sampai sistem sempurna (Tegarden, Dennis, & Wixom, 2013). Berikut akan ditunjukan pada Gambar 2.19 prototyping-based methology.
(35)
Gambar 2.19 A Prototyping-Based Methodology
Keunggulan prototyping adalah :
1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
3. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem. 4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
Sedangkan kelemahan prototyping adalah :
1. Pelanggan tidak melihat bahwa perangkat lunak belum mencerminkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan belum memikirkan peneliharaan dalam jangka waktu yang lama.
2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana.
3. Hubungan pelanggan dengan komputer mungkin tidak menggambarkan teknik perancangan yang baik.
(36)
31
3.1 Desain Penelitian
Dalam pengembangan Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router Berbasis Web, Penulis menerapkan konsep pengembangan Software
Development Life Cycle (SDLC) dengan metode Prototyping-based. Berikut
adalah langkah-langkah yang ditentukan untuk membangung aplikasi:
Jadwal Praktikum
Kontrol Jaringan
Plug/Unplug Cable
Disconnect/Connected Client
Jadwal Lab. Yang digunakan
Gambar 3.1 Blok Diagram Kondisi Terkini Manajemen Jaringan LABKOM
Dapat dilihat pada Gambar 3.1 tentang blok diagram kondisi manajemen jaringan LABKOM saat ini masi menggunakan cara manual dimana admin atau staff yang bertugas untuk mengatur kegiatan harus memasang ataupun mencopot kabel jaringan pada ruang LABKOM yang bermasalah ataupun yang tidak sedang digunakan untuk kegiatan praktikum maupun riset. Kegunaan hal tersebut adalah untuk memberikan kesempatan untuk ruang LABKOM yang memiliki keperluan seperti upgrade software, download antivirus, download tools yang digunakan untuk praktikum.
(37)
Berikut adalah rencana untuk solusi dari kebutuhan sistem yang akan diterapkan pada LABKOM. Pada Gambar 3.2 dapat dilihat Blok Diagram secara umum dari Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router berbasis Web.
text Monitoring Host Up
Client
Cek koneksi
host IP Address Client
Informasi host up client
Monitoring aktivitas jaringan Capture trafik network Capture log website SNMP Website link Informasi trafik jaringan
Informasi web transaksi
Blok website address Open/close gateway Manage bandwith network Manajemen jaringan
Informasi gateway up/down
Limit speed jaringan Limit akses website
Gambar 3.2 Blok Diagram Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router Berbasis Web
Dari Blok Diagram pada Gambar 3.3 dapat dilihat ada tiga proses, berikut adalah rincian dari proses-proses tersebut:
(38)
1. Monitoring Host Up Client
Monitoring host up client dilakukan untuk mengetahui status koneksi antara
monitoring station dan device target yang terhubung dalam satu jaringan local
area network (LAN) yang didalamnya terdapat sebuah proses pengecekan koneksi
hostdengan utilitas “PING”.
Pada sistem ini akan dilakukan juga tes koneksi untuk gateway yang diberikan oleh server dan pada masing-masing client yang sudah didaftarkan oleh admin. Hasil dari tes koneksi akan ditampilkan secara visual di dashboard
aplikasi.
ICMP echo request
ICMP echo reply
IP Address
Informasi Koneksi
Gambar 3.3 Proses Cek Koneksi Host Up Client
Pada proses Gambar 3.3 dilakukan pengujian koneksi dengan utilitas
“PING” yang dilakukan dari server aplikasi atau server router. Tes koneksi
“PING” ini bekerja pada layer aplikasi yang menggunakan internet control
message protocol (ICMP) yang mengirimkan pesan ICMP echo request dan
(39)
berapa lama paket yang dikirimkan dibalas oleh device tujuan. Pada sistem ini membutuhkan informasi koneksi dari device tujuan pada perhitungan ICMP per satu detik menggunakan opsi “ping –c count –w deadline IPADDRESS”.
Penggunaan opsi –c count adalah untuk menghentikan tes koneksi setelah mengirim jumlah paket echo request dan penggunaan opsi –w deadline adalah mengatur waktu untuk menunggu respon dari device tujuan. Contoh penggunaan
utilitas “PING” adalah”ping –c 1 –w 1 192.168.0.1”, contoh tersebut digunakan
untuk melakukan tes koneksi “PING ” untuk device yang mempunyai IP address
192.168.0.1 dengan interval waktu 1 detik.
2. Monitoring Aktivitas Jaringan
Sistem monitoring ini didalamnya berisi tentang informasi trafik jaringan terkini dalam bentuk log atau visualisasi dari data-data yang dikumpulkan dari sebuah sistem pendukung. Dalam sistem ini menggunakan aplikasi layer 7 yaitu SNMP. Kemudian dalam monitoring aktivitas jaringan dilakukan juga pengumpulan data log web transaksi yang dilakukan oleh user dengan menggunakan aplikasi TCPDump.
Untuk mendapatkan data dari kondisi jaringan terkini dibutuhkan SNMP untuk mengoleksi data dari jaringan tersbut. SNMP adalah sebuah protokol apikasi pada jaringan TCP/IP yang menangani manajemen jaringan. Protokol ini didesain sehingga pengguna dapat dengan mudah memantau kondisi jaringan komputer. Pemantauan kondisi jaringan dapat dilakukan dengan cara pengumpulan nilai-nilai informasi dari kondisi jaringan secara jarak jauh atau menggunkan satu pusat pengamatan. Pada sistem ini, beberapa data yang
(40)
dikumpulkan adalah CPU info, hostname komputer, input dan output dari
interface yang akan disimpan dalam sebuah database. Dalam menggumpulkan
data-data yang dibutuhkan tersebut menggunakan tools “snmpwalk”. Penggunaan
“snmpwalk” dilakukan pada server yang sudah tersedia aplikasi snmp. Berikut adalah contoh penggumpulan data dengan “snmpwalk” dengan opsi “snmpwalk –
v SNMP_version –c SNMP_password IP_address”. Untuk lebih jelasnya
penggunaan snmpwalk adalah sebagai berikut “snmpwalk –v 1 –c public
localhost”, contoh tersebut bertujuan untuk mengunmpulkan data dari localhost
yang sudah tertanami agent SNMP. Blok Diagram pengumpulan data dari agent
snmp dari sistem dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Request ifInOctets
Request ifOutOctets MIB
Temporary File Information Request IfSpeed
Count of ifInOctets
Count of ifOutOctets
IfSpeed Information
Gambar 3.4 Blok Diagram Pengumpulan Data agent SNMP
Untuk mengamati atau memantau log transaksi website yang di akses oleh dibutuhkan aplikasi TCPDump dimana TCPDump adalah aplikasi
(41)
Sistem ini membutuhkan hanya daftar IP address dan fungsi seperti DNS lookup
maka pada TCPDump digunakan fungsi “-n”. Data yang diambil dari TCPDump akan dimasukan pada sebuah temporary text agar tidak memperberat kinerja server. Penyimpanan terletak pada directory “/tmp” dimana “/tmp” adalah tempat penyimpanan temporary pada server yang menggunakan platform Ubuntu atau kernel linux. Penggunaan TCPDump untuk melakukan capture log adalah
“tcpdump –n > /tmp/sniff.txt” dengan maksud untuk melakukan capture log yang
disimpan pada file sementara bernama “sniff.txt” dan akan ditampilkan pada
dashboard aplikasi. Untuk pengaplikasian TCPDump dalam melakukan capture
log bisa dirubah sesuai kebutuhan informasi yang akan dimonitoring oleh admin LABKOM. Blok Diagram capture log website dapat dilihat pada Gambar 3.5.
HTTP Request TCPDump Temporary Record Data Log Web Information
Gambar 3.5 Blok Diagram Capture Log Website
3. Manajemen Jaringan
Dalam sistem yang akan dibangun ini, dilengkapi dengan fasilitas manajemen jaringan diantaranya blok website dan open/close gateway dan juga sistem untuk melakukan limitasi bandwith.
Dari modul blok website dan open/close gateway menggunakan sabuah aplikasi pre-instaled pada Ubuntu yaitu “iptables”. Untuk modul limit bandwith
(42)
dalam memanajemen bandwith dan banyaknya support dan tutorial penggunaan HTB-Tools untuk membantu maintenance jika ada permasalahan pada limitasi
bandwith.
Untuk pemblokiran dan penutupan akses gateway adalah dengan menutup protocol tertentu. Berikut adalah beberapa port yang dapat di manajemen dengan menggunakan IPTables:
1. HTTP (80) 2. HTTPS (443) 3. SMTP (25) 4. SSH (22) 5. POP3 (110) 6. IMAP (143) 7. DNS (53) 8. TELNET (23) 9. FTP (21) 10. TFTP(69)
Untuk melakukan penutupan gateway secara total dapat menggunakan
konfigurasi pada iptables “iptables -A INPUT -s IP_Address -j DROP” dimana
konfigurasi ini bertujuan memblokir semua incomingrequest dari IP address yang
dituju, kemudian “iptables -A OUTPUT -p tcp -d IP_Address -j DROP” yang
digunakan untuk memblokir semua paket menuju keluar dari IP address yang dituju.
(43)
Dari seluruh konfigurasi yang dilakukan didalam sistem dapat dilihat
hasil konfigurasi dengan menggunakan “iptables –L -n” dimana hasil konfigurasi
ini akan ditampilkan juga dalam dashboard aplikasi. Gambar 3.6 akan ditunjukan Blok Diagram Blok website dan port.
Port
Website Address
Gateway Address
IPTables Drop Address Lost Connection
Gambar 3.6 Blok Diagram Blok Website dan Port
Penggunaan HTB-Tools memudahkan developer aplikasi mengintegrasikan sistem yang dibangun dengan HTB-Tools. Konfigurasi untuk manajemen
bandwith pada HTB-Tools dapat diakkses di “/etc/htb/eth0-qos.cfg” dan yang
utama dalam memanejemn bandwith adalah total bandwith, minimum limit,
gateway, IP address, dan subnet dari jaringan LABKOM. Gambar 3.7
menunjukan Blok Diagram Bandwith Management.
Gateway Address
IP Address
Nominal Bandwith
Bandwith Management Bandwith Limit
(44)
3.2 Tahapan Penelitian
Untuk membangun sistem dengan hasil output yang diharapkan berjalan dengan baik maka akan dilakukan lima tahap penelitian. Tahap penelitian untuk sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Tahapan Penelitian Pengumpulan
Data
•Interview
•Observasi
Analisis Permasalahan
•Kebutuhan sistem
•Hasil yang diharapkan
Rancangan Bagan Sistem
•Rancangan Infrastruktur
•Rancangan Bagan Aplikasi
•Pengujian Sistem
Implementasi
•Prosedur dan Skenario Implementasi
•Tahapan-tahapan Implementasi
Evaluasi
•Pengujian Kesesuaian Dengan Blackbox
(45)
40
4.1 Hasil
Berikut akan dibahas hasil dari rancangan aplikasi Monitoring Trafik dan Pengaturan PC Router Berbasis web:
4.1.6 Rancangan Topology Jaringan
Aplikasi ini menggunakan topologi star dimana instalasi aplikasi dan kebutuhan perangkat lunak lainya yang mendukung aplikasi ini akan dilakukan pada server PC router LABKOM yang bertugas secara penuh untuk mengontrol jaringan LABKOM. Pada Gambar 4.1 akan dijelaskan topologi aplikasi.
PC Router + Aplikasi Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router
Switch LABKOM
LAB A. LAB B. LAB C. LAB D. LAB E. LAB F. LAB G. LAB H.
Gambar 4.1 Topologi Aplikasi Monitoring Trafik Jaringan Dan Pengaturan PC Router Berbasis Web.
(46)
4.1.2 Rancangan Sistem Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC
Router
Rancangan sistem monitoring dan pengaturan menggunakan use case
diagram karena pengumpulan data dan pengambilan informasi berorientasi objek
tidak terstruktur. Berikut adalah use case apliakasi Monitoring Trafik dan Pengaturan PC Router Berbasis Web dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Use Case Diagram Monitoring Trafik dan Pengaturan PC
Router Berbasis Web
Network Administrator
monitoring jaringan
konfigurasi open close gateway monitoring client
monitoring trafik
monitoring web transaksi
<<extend>> <<extend>>
<<extend>>
kepala bagian
login
konfigurasi open close gateway persubnet
konfigurasi open close gateway per IP konfigurasi open close gateway total
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<include>>
<<include>>
konfigurasi open close gateway perprotokol
(47)
Dari rancangan sistem pada Gambar 4.2 dapat dilihat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan. Berikut penjelasan dari use case:
1. Monitoring Client
Sistem menyediakan fasilitas untuk mengetahui status koneksi dari client
yang sedang menggunakan PC pada LABKOM, dimana pengecekan status
koneksi dilakukan dengan utilitas “PING”. Pengujian koneksi dilakukan dari
network management station(NMS) keseluruh PC yang sudah didaftarkan dalam
sistem aplikasi monitoring. Berikut akan dijelaskan melalui flowchart pada Gambar 4.3.
Start
Echo request Data Gateway
dan IP Address
Echo reply
Status koneksi
end
(48)
2. Monitoring Trafik
Pemantauan kondisi trafik jaringan real-time sagat dibutuhkan untuk sistem monitoring, pengambilan data dan informasi yang dibutuhkan menggunakan protokol SNMP dimana manajer mengambil data dari agent yang dibutuhkan dan diolah menjadi informasi berbentuk grafik. Berikut adalah flowchart monitoring
trafik ditunjukan pada Gambar 4.4.
Start Input data Interface Kalkulasi Data ifInOctets dan IfOutOctets SNMP
If waktu = hari Proses Pembagian Data Berdasarkan waktu(Hari, Minggu, Bulan) Grafik Data Perhari
If waktu = minggu Grafik data Perminggu Grafik Data Perbulan End Y N Y N Database Trafik
(49)
3. Monitoring Web Transaksi
Banyak website yang dituju oleh client, dengan berbagai macam protokol didalamnya. Perlu adanya informasi dari paket yang lewat dan diakses oleh client
agar pihak LABKOM dapat memutuskan untuk pemblokiran website dan port
yang tidak boleh diakses pada saat kegiatan praktikum berlangsung. Berikut dijelaskan dengan menggunakan flowchart monitoring web transaksi pada Gambar 4.5.
Start
Paket data
Sniffing dengan TCPDump
Temporary save data
Informasi paket data
yang di akses
end
Gambar 4.5 Flowchart Monitoring Web Transaksi
4. Kontrol Gateway
Sistem aplikasi juga menyediakan fasilitas untuk membuka dan menutup
(50)
diakses pada jam praktikum, maka website tersebut dapat diblokir. Berikut akan ditunjukan flowchart kontrol gateway pada Gambar 4.6.
Start
Insert protokol dan alamat website
Drop port
Drop alamat website
End
Gambar 4.6 Flowchart Kontrol Gateway
5. Manajemen Bandwith
Menggunakan bantuan aplikasi HTB-tools untuk mempermudah alokasi
bandwith antar gateway maupun salah satu dari PC client. Berikut akan dijelaskan
dengan menggunakan flowchart untuk melakukan manajemen bandwith pada Gambar 4.7.
(51)
Start
HTB-tools Bandwith manajemen
Alamat gateway
Start HTB-Tools
End
Gambar 4.7 Flowchart Manajemen Bandwith dengan HTB-Tools
Untuk menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan waktu maka diperlukanlah sequence diagram. Ada beberapa sequence diagram dalam sistem ini, antara lain:
1. Sequence diagram input data host
Untuk awal monitoring host up, admin harus mengisi terlebih dahulu data
host client yang dibutuhkan. Beberapa data yang dibutuhkan adalah IP Address,
Gateway, MAC Address, Hostname. Sequence diagram input data host dapat
(52)
Gambar 4.8 Sequence Diagram Input Data Host
2. Sequence Diagram monitoring host up
Setelah melakukan input data host, maka sistem dapat melakukan test
koneksi untuk gateway dan host yang sudah didaftarkan pada sistem. Sequence
diagram monitoring host up dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Administrator jaringan Dashboard Form Host Proses Penambahan Host Data Host
1 : Pilih data host()
2 : tampilkan form data host()
3 : masukan IP Address()
4 : masukan Gateway()
5 : masukan MAC Address()
6 : masukan Host Name()
7 : input data host()
8 : set IP Adress()
9 : set Gateway()
10 : set MAC Address() 11 : set Host Name()
(53)
Gambar 4.9 Sequence Diagram Monitoring Host Up/Down
3. Sequence Diagram Monitoring Trafik
Untuk mengetahui padatnya jaringan LABKOM admin melihat trafik jaringan yang divisualisasikan dari data yang dikumpulkan dengan SNMP.
Sequence diagram monitoring trafik dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Administrator Jaringan Dashboard Sistem Cek Koneksi
1 : Pilih gateway()
2 : menampilkan report cek koneksi() 3 : melihat report cek koneksi()
(54)
Gambar 4.10 Sequence Diagram Monitoring Trafik Jaringan
4. Sequence Diagram Limit Bandwith
Untuk menjaga agar jaringan tidak overload maka admin harus membagi
bandwith dengan ketentuan yang kondisional sesuai kebutuhan praktikum.
Sequence diagramlimitbandwith dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Administrator Jaringan Dashboard Proses pengumpulan data SNMP Visual Trafik
1 : Open()
2 : Memilih Interface()
3 : Menampilkan visual trafik()
(55)
Gambar 4.11 Sequence Diagram Limit Bandwith Jaringan
5. Sequence Diagram Monitoring Log Website
Untuk mengetahui transaksi website yang diakses oleh client, data log web transaksi yang dibutuhkan admin yang dikumpulkan dengan TCPDump. Sequence
diagram monitoring logwebsite dapat dilihat pada Gambar 4.12.
Administrator Jaringan Form limit bandwith Sistem Limit Bandwith HTB-Tools Client
1 : masukan gateway()
2 : masukan maximum bandwith()
3 : masukan minimum bandwith()
4 : Input data bandwith()
5 : set gateway()
6 : set maximum bandwith()
(56)
Gambar 4.12 Sequence Diagram Monitoring Log website
6. Sequence Diagram Blok Situs
Setelah memonitoring website yang diakses oleh client, maka admin mendapatkan situs yang tidak layak diakses pada waktu praktikum berlangsung, maka admin harus memblokir situs berdasarkan port tertentu tersebut. Sequence
diagram blok situs dapat dilihat pada Gambar 4.13. Administrator Jaringan Dashboard
Pengumpulan Log Website dengan TCPDUMP Log website box
1 : Open()
2 : Mencari log website()
3 : melihat log website()
(57)
Gambar 4.13 Sequence Diagram Blok Situs
7. Sequence Diagram Open/CloseGateway
Agar tidak menggangu LAB yang sedang menjalankan praktikum maka LAB yang sedang tidak digunakan dan tidak berkepentingan dalam praktikum akan ditutup aksesnya oleh admin. Sequence diagram Open/Close gateway dapat dilihat pada Gambar 4.14.
Gambar 4.14 Sequence Diagram Open/Close Gateway
Administrator Jaringan Log Website Box Sistem Pemblokiran website dengan IPTables Client
1 : mencari situs yang tidak diperkenankan()
2 : melihat log situs()
3 : input alamat situs yang tidak diperkanankan()
4 : Alamat situs tidak bisa di akses()
Administrator jaringan Dashboard Form Manage Gateway Proses Open/Close Gateway IPTables IPTables
1 : pilih manage gateway()
2 : tampilkan manage gateway()
3 : masukan gateway()
4 : masukan rule()
5 : input rule gateway()
6 : set gateway()
(58)
Pada tahap berikutnya penulis membuat sketsa antar muka dari aplikasi. Sketsa yang dibuat didasarkan pada use case yang telah dibuat. Sketsa yang dibuat diperuntukkan kepada administrator jaringan dan kepala bagian.
a. Sketsa Halaman Login
Halaman login menampikan sebuah tombol yang bertuliskan “Login”
dimana username menggunakan type input text dengan jumlah maximal 25
character dan type input password adalah password. Sketsa halaman login
ditunjukkan pada Gambar 4.15.
username password Login Input Field Username type varchar(25) Input type text
Input field Password Type varchar(25) Input type password Login button Label username Label password
Gambar 4.15 Sketsa Halaman Login
b. Sketsa Halaman Home Level Admin
Pada halaman Home level admin terdapat Traffic Monitor, Menu yang di dalamnya berisi managementuser, management data host, managementbandwith, dan kemudian ada CPU Information yang digunakan untuk mengetahui spesifikasi dari PC router, Connection info digunakan untuk mengetahui PC client
(59)
yang sedang up dan webtransaction untuk mengetahui keluar masuknya transaksi
website yang di tunjukan pada gambar 4.16.
CPU Information
Traffic Monitor Menu
Stikom Logo Modul Web Transaction User(Log Out) Home Management Bandwith Modul Add/Remove User Add/Remove Data Host
Navigasi menu Visualisasi trafik Informasi PC router Log transaksi website Modul untuk Opsi-opsi konfigurasi dan input data
Gambar 4.16 Sketsa Halaman Home Level Admin
c. Sketsa Navigasi Level Admin Menu
Beberapa menu yang hanya dapat digunakan oleh level admin yaitu
Add/remove user untuk menambah, mengubah dan menghapus user dan level
admin juga dapat menambah, menghapus dan mengubah host untuk daftar IP yang akan dimonitoring. Navigasi menu admin dapat dilihat pada Gambar 4.17.
(60)
Menu
User(Log Out) Home
Management Bandwith Add/Remove User Add/Remove Data Host
Nama dari username dan logout menu
Kembali ke menu utama
Menu untuk menambah user
Menu untuk menambah gateway dan host
Menu untuk mengatur Open/Close gateway dan limit bandwith
Gambar 4.17 Sketsa Navigasi Menu Level Admin
d. Sketsa Halaman Admin Modul
Beberapa modul admin yang sudah di sediakan adalah Add/Remove user, fungsi utama modul ini adalah untuk menambah, menghapus dan mengedit fungsi dari user apakah user tersebut memiliki level admin ataupun hanya user biasa. Modul Add/Removeuser dapat dilihat pada Gambar 4.18.
User
Username level Action
Add
admin admin Edit/remove
Nama user name Level user yang di tentukan Opsi untuk mengubah dan menghapus
Add button untuk menambah user
Gambar 4.18 Sketsa halaman Add/Remove user
Pada modul terdapat Button Add, dimana jika button tersebut di tekan maka akan muncul sebuah jendela baru untuk form pengisian user, untuk pengisian user
(61)
text input berisi 25 character huruf maupun angka. Form pengisian user dapat dilihat pada Gambar 4.19.
admin Admin/User ***** Username Password Level Add Input Username Input Password
User level combo box
Button Add untuk menambah user Gambar 4.19 Sketsa Halaman Form Add user
Modul Add/Remove user juga memiliki fungsi Edit, untuk mengubah hak akses user. Halaman form edit user dapat dilihat pada Gambar 4.20.
admin Admin/User ***** Username Password Level Edit Edit Username Edit Password
User level combo box
Button Edit untuk mengubah user Gambar 4.20 Sketsa Halaman Form Edit User
Pada halaman home, admin maupun user biasa dapat melihat gateway dan
host yang sedang up/down, sketsa halaman modul host up dapat dilihat pada Gambar 4.21.
(62)
gateway status action
192.168.xxx.xxx view
192.168.xxx.xxx view
192.168.xxx.xxx view
Action view untuk melihat IP address yang terdaftar dengan
gateway yang dipilih
Status untuk mengetahui gateway sedang up/down Alamat gateway yang
sudah terdaftar
Gambar 4.21 Sketsa Gateway Status
Pada action view, akan muncul sebuah halaman dimana halaman tersebut memuat IP address yang sudah didaftarkan oleh admin sesuai dengan gateway
yang digunakan. Sketsa halaman monitoring IP address client dapat dilihat pada Gambar 4.21.
IP Address Gateway MAC Address Hostname Status
192.168.xxx.xxx 192.168.xxx.xxx Xx:xx:xx:xx PC1 Alamat host
Alamat gateway MAC address client Nama PC host Status untuk mengetahui host up/down Gambar 4.22 Sketsa Host Status
Berikut adalah sketsa halaman modul input host dan gateway. Sketsa modul input host dan gateway dapat dilihat pada Gambar 4.23.
(63)
Host
Add
IP Address Gateway
192.168.xxx.xxx 192.168.xxx.xxx Alamat IP adrress yang
sudah di inputkan
Button Add untuk menambah daftar alamat host Alamat gateway tiap-tap IP
yang sudah didaftarkan
Action
Edit/Remove
Menu untuk ubah atau hapus host
Gambar 4.23 Sketsa Modul Add/Remove Host
Setelah masuk pada halaman Add/removeHost, maka akan muncul tombol
add dimana jika ditekan maka akan muncul sebuah form berisikan input data dan edit data pada modul Add/Removehost dan input type dari input IP Address adalah
15 character, untuk input type gateway juga 15 character dan untuk MAC
Address adalah maximal input sedangkan Hostname adalah 10 character. Sketsa
form add dan edit host dapat dilihat pada Gambar 4.24 dan Gambar 4.25.
192
IP Address Gateway MAC Address
Add
Hostname PC 1
. 168 . 0 . 0 192 . 168 . 0 . 254
xx : xx : xx : xx : xx
Input field network ID
Input field host ID
Input field network ID = int(3)/field Input field host ID = int(3)/field
Input field MAC Address = varchar(2)/field
Input field MAC address
Input field Host Name PC
Add Button untuk tambah data
(64)
192
IP Address Gateway MAC Address
Edit
Hostname PC 1
. 168 . 0 . 0 192 . 168 . 0 . 254
xx : xx : xx : xx : xx
Edit field network ID
Edit field host ID
Edit field network ID = int(3)/field Edit field host ID = int(3)/field
Edit field MAC Address = varchar(2)/field
Edit field MAC address
Edit field Host Name PC
Edit Button untuk ubah data
Gambar 4.25 Sketsa Form Edit Data Host
e. Sketsa halaman ManagementBandwith
Halaman Management Bandwith bisa di akses pada level user maupun admin, halaman ini berfungsi mengatur bandwith dan membatasi akses gateway
keluar masuk jaringan. Sketsa halaman management bandwith di tunjukan pada Gambar 4.26.
Management Bandwith
Manage
gateway
Bandwith Manage Button untuk manajemen bandwith
Button untuk manajemen gateway
Gambar 4.26 Sketsa Halaman Management Bandwith
Pada bandwith ada button manage untuk memamajemen bandiwth, akan muncul sebuh windows baru untuk pengisian form manajemen badwith. Untuk
(65)
pengisian Max dan Min/KB adalah input type integer. Sketsa form manajemen
bandwith dapat dilihat pada Gambar 4.27.
Gateway
Min /KB
Go
Max /KB
Input alamat gateway yang ingin di manajemen Input minimum koneksi
Input maximum koneksi
Tombol action untuk limit bandwith
192 . 168 . 0 .254
Gambar 4.27 Sketsa Form Manage Bandwith
pada bagian gateway juga ada tombol untuk manajemen open/close
gateway, akan muncul windows untuk form pengisian gateway yang akan ditutup
dan disambung pada port protocol oleh admin. Sketsa form pengisian open/close
gateway dapat dilihat pada Gambar 4.28.
192
IP Address
Port
Submit
. 168 . 0 . 254
80 .
Input field network ID Input field host ID
Action Accept/Drop
Input field port protocol
Combo box option action untuk protocol
Submit button action protocol
(66)
f. Sketsa Halaman Home LevelUser
Halaman Homeleveluser ada halaman utama dari level user, pada halaman ini menu Add/Removeuser dan Add/Remove data host tidak bisa di akses. Sketsa halaman tabel menu minuman di tunjukan pada Gambar 4.29 pada.
CPU Information
Traffic Monitor Menu
Stikom Logo Modul Web Transaction User(Log Out) Home Management Bandwith Modul Navigasi menu Visualisasi trafik Informasi PC router Log transaksi website Modul untuk Opsi-opsi konfigurasi dan input data
Gambar 4.29 Sketsa Halaman Home Level User
Pada tahap ini penulis memulai melakukan pemodelan yang telah ditentukan sebelumnya. Tahap yang penulis lakukan adalah membuat flow-of-event dari sistem. Flow-of-event yang di buat yaitu:
1. Flow Of Event Monitoring Jaringan
Flow of event untuk monitoring jaringan pada LABKOM dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Flow Of Event Monitoring Jaringan
Diskripsi
Use case monitoring host up memungkinkan untuk admin dan kepala bagian LABKOM memonitoring jumlah client yang terhubung dengan router, trafik jaringan, dan transaksi website yang di akses.
Kondisi Awal Transaksi data pada saat praktikum.
Kondisi Akhir Admin dan kepala bagian LABKOM mendapatkan informasi client yang sedang up, informasi trafik jaringan, dan transaksi web yang di akses.
(67)
Aliran Kejadian Utama
Aksi Pemakai Respon Sistem
1
admin dan kepala bagian
LABKOM memilih
monitoring jaringan.
Sistem menampilkan informasi IP
address client yang sedang up, informasi trafik jaringan, dan informasi transaksi web yang di akses.
2. Flow Of Event Konfigurasi Open Close Gateway
Flow of event untuk konfigurasi open close gateway dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Flow Of Event Konfigurasi Open Close Gateway
Diskripsi Use case control open close gateway memungkinkan admin untuk memblokir akses internet pada client yang dituju.
Kondisi Awal Data IP address atau subnet yang akan di blokir untuk akses jaringan internet. Kondisi Akhir IP address dan subnet tertentu tidak bisa mengakses jaringan internet.
Aliran Kejadian Utama
Aksi Pemakai Respon Sistem
1
admin memutuskan untuk memblokir sejumlah IP
address dan subnet yang di tentukan.
Client tidak bisa mengakses jaringan
internet hingga admin membuka kembali akses jaringan client tersebut.
3. Flow Of Event Bandwith Management
Flow of event untuk bandwithmanagement dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4. 3 Flow Of Event Bandwith Management
Diskripsi control Bandwith Management memungkinkan admin untuk membatasi penggunaan bandiwth akses internet pada client.
Kondisi Awal Data gateway yang akan di batasi bandwithnya untuk akses jaringan internet. Kondisi Akhir Penggunaan bandwith sesuai dengan ketentuan.
Aliran Kejadian Utama
Aksi Pemakai Respon Sistem
1
Admin membatasi bandwith
pemakaian tiap-tiap gateway
sesuai ketentuan
Masing masing gateway mendapatkan limit bandwith sesuai ketentuan.
(68)
Berikut akan dibahas implementasi dari aplikasi Monitoring Trafik dan Pengaturan PC Router Berbasis Web.
1. Halaman Login
Gambar 4.30 Halaman Login Aplikasi Monitoring Trafik dan Pengaturan
PC Router
Pada Gambar 4.30 dapat dilihat halaman login dari aplikasi Monitoring Trafik dan Pengaturan PC Router berbasis Web. Teradapat 2 kolom text berisikan
username dan password, pada kolom password beriskan input type password
sehingga password tidak terbaca. 2. Halaman Home
Halaman Home dibagi menjadi 2 yaitu halaman Home untuk admin ditunjukan pada Gambar 4.31 dan halaman Home untuk user ditunjukan pada Gambar 4.32. Dimana letak perbedaan halaman Home pada leveluser dan admin adalah pada bagian menu ditunjukan pada Gambar 4.33. Berikut akan dijelaskan beberapa menu dari aplikasi Monitoring Trafik dan Pengaturan PC Router
(69)
a. Add/remove user
Menu Add/remove user akan mengarahkan halaman pada manajemen user
dimana pada halaman manajemen user yang ditunjukan pada Gambar 4.34 hanya dapat diakses oleh pengguna level admin. Pada halaman ini admin dapat membuat
user baru dengan level pengguna admin atau user, mengubah level pengguna, menghapus data pengguna.
b. Add/remove Data Host
Menu add/remove data host yang mengarahkan pada halaman manajemen data host ditunjukan pada Gambar 4.35 dapat memfasilitasi admin untuk mengisi, mengubah, menghapus data dari masing-masing host dan gateway yang akan dimonitoring pada aplikasi.
c. Manajemen Bandwith
Menu manajemen host yang mengarahakan pada halaman manajemen jaringan untuk pembatasan bandwith dan pemblokiran website ditunjukan pada Gambar 4.36
(70)
Gambar 4.32 Halaman HomeLevel User
Gambar 4.33 Navigasi Menu Level Admin dan User
(71)
Gambar 4.35 Halaman Add/remove Data Host
Gambar 4.36 Halaman Management Network
3. CPU Information
Pada widget bagian kiri dari halaman utama/dashboard dapat dilihat informasi tentang CPU dan informasi tambah lainya ditunjukan pada Gambar 4.37 seperti computer hostname dan network interface card. Pengambilan data menggunakan protokol SNMP oleh network station management kepada agent. Data dari MIB diambil dan disalin pada temporary file bernama result.txt pada direktori /tmp yang tunjukan pada Gambar 4.38. beberapa objek yang disalin adalah:
(72)
a. hrDeviceDescr
objek untuk melihat informasi type CPU ditunjukan pada Gambar 4.39.
b. sysName
objek untuk melihat informasi nama dari computer (hostname) ditunjukan pada Gambar 4.40.
c. hrProcessorLoad
objek untuk melihat penggunaan CPU ditunjukan pada Gambar 4.41. d. ifDescr
objek untuk mengetahui deskripsi dari NIC yang digunakan oleh agent
ditunjukan pada Gambar 4.42. e. ifInOctets
Objek yang digunakan untuk mengetahui akumulasi receive packet yang masuk pada sebuah interface dalam bentuk byte yang pada aplikasi ini akan di
convert menjadi kilobyte ditunjukan pada Gambar 4.43.
f. ifOutOctets
Objek yang digunakan untuk mengetahui akumulasi transmit packet yang keluar pada sebuah interface dalam bentuk byte yang pada aplikasi ini akan di
convert menjadi kilobyte ditunjukan pada Gambar 4.44.
g. ifSpeed
Maximumbandwith dari sebuah interface ditunjukan pada Gambar 4.45 dan
(73)
Gambar 4.37 CPU Information
(74)
Gambar 4.39 Informasi Type CPU
Gambar 4.40 Nama Komputer (hostname)
(75)
Gambar 4.42 Informasi Interface Card
Gambar 4.43 Informasi Akumulasi Paket Data Masuk
Gambar 4.44 Informasi Akumulasi Paket Data Keluar
(76)
4. Traffic Monitoring
Pada halam home tersedia modul Traffic monitoring ditunjukan pada Gambar 4.46 menggambarkan secara visual graphic dalam hitungan permenit, perhari, perminggu, perbulan. Dengan perhitungan � ��� − ∆� ��� /
��� dan � � � − ∆� � � / ���. Informasi yang diambil untuk dijadikan bahan perhitungan nilai tertinggi trafik jaringan perhari sampai perbulan diambil dari nilai maximum ifInOctets dan ifOutOctets dari agent yang dimonitoring.
Gambar 4.46 Traffic Monitoring
Pada Gambar 4.47 akan ditunjukan bagaimana membaca trafik tersebut. Trafik yang sudah divisualisasikan adalah hasil dari penyimpanan pada CPU info yang kebutuhan untuk ifInOctets dan ifOutOctets disimpan dalam sebuah basis data dan diolah menjadi sebuah graphic.
(77)
Gambar 4.47 tooltip hasil perhitungan akumulasi paket data dalam kilobyte
Hal yang sama dilakukan juga pada perhitungan perhari, perminggu dan perbulan. Pada Gambar 4.48 menunjukan akumulasi paket data permenit adalah 21KB/s untuk paket masuk. Pada aplikasi ini menampilkan 2 ethernet card yaitu eth0 akses internet dan eth1 lokal area ditunjukan pada Gambar 4.48.
Gambar 4.48 Trafik Monitoring Ethernet Card
5. Packet Information
Masih pada halaman Home dimana kita dapat melihat packet information ditunjukan pada Gambar 4.47 adalah informasi paket data transaksi in/out dan data yang diambil didapatkan dari aplikasi TCPDUMP yang disalin dalam file
temporary bernama sniff.txt dapat dilihat pada Gambar 4.48 yang disimpan pada
direktori /tmp. Berikut akan dijelaskan untuk membaca output dari hasil capture
packet dengan TCPDUMP.
a. 22:04:45.133121 > baris ini terletak pada awal capture, yang dimaksud dari baris ini adalah waktu request terhadap destination dan source address. b. IP > adalah IP(protokol) pengaturan yang terkait.
(78)
c. tos 0×0 > jenis bidang layanan
d. ttl 64 > adalah suatu nilai waktu yang disematkan dalam paket data yang dikirimkan melalui jaringan TCP/IP untuk menyatakan berapa lama paket tersebut bisa beredar/berjalan di dalam jaringan. Nilai tersebut akan memberitahukan kepada router apakah paket tersebut harus diteruskan ke
router selajutnya (next hop router) atau di-discard.
e. id 33646 > ini adalah sebuah id paket, jadi pada permasalahan ini, ini adalah
SYN request, hasil replay akan menjadi ACK jika host sedang online dan id
paket akan sama.
f. [DF] > berarti paket tidak terpecah-pecah[F].
g. Proto TCP > adalah type dari sebuah protokol(UDP, ICMP). h. Length 60 > panjang dari sebuah paket.
i. 192.168.1.4.33922 > maksud dari informasi ini adalah alamat ip address
192.168.1.4 dan port yang digunakan client adalah 33922.
j. alkes.canonical.com.http > adalah destination address yang dikunjungi oleh
client.
k. Flags [S] > adalah sebuah TCP SYN, pada permasalahan ini adalah ACK dari server, [R] adalah reset, [F] transfer sudah selesai, [P] berarti data harus di kirim.
l. cksum 0x83ae (correct) > ini adalah sebuah TCP header – check sum paket(untuk memeriksa integritas paket).
m. seq 4011514848 > ini adalah TCP sequence number.
n. win 5840 > jumlah yang dikirimkan sebelum membutuhkan paket ACK kembali dari server.
(1)
101
Tabe 4.18 Hasil Uji Coba Fungsi LimitBandwith
Test Case Id
Tujuan Input Output Status
6 Membatasi Penggunaan akses
internet(berhasil)
Ip address atau gateway, bandwith, limit maksimal
Pembatasan bandwith Sesuai pada Gambar 4.73
5. Hasil Uji Coba Packet Information
Uji coba ini bertujuan untuk dapat menguji kemampuan aplikasi untuk mengetahui hasil transaksi website yang dilakukan oleh server maupun client
yang memanfaatkan fasilitas jaringan pada LABKOM. Hasil uji coba dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabe 4.19 Hasil Uji Coba Fungsi Packet Information
Test Case Id
Tujuan Input Output Status
6 Capture Log Transaksi Website(berhasil)
Alamat Website Informasi Capture Log Website
Sesuai pada Gambar 4.76
4.2.2 Hasil Uji Coba Pengguna
Hasil penggujian dari wawancara sesuai pada lampiran oleh dua orang pengguna aplikasi pada LABKOM dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Hasil Wawancara Pihak Pengguna
No. Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana menurut anda fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi Monitoring Trafik Jaringan dan Pengatura PC Router berbasis Web?
Cukup baik, perlu penambagan monitoring per LAB
Cukup baik, perlu gateway per LABKOM
(2)
102
sudah memenuhi kebutuhan? Cukup baik, bentuk pelaporan sudah disediakan
Cukup baik 3 Apakah visualisasi yang ada pada aplikasi
Monitoring Trafik Jaringan dan pengaturan PC Router berbasis Web bisa dipahami dengan mudah?
Perlu penambahan keterangan supaya bisa lebih mudah dipahami
Perlu Penambahan Icon
4 Saran dari pengguna untuk pengembangan aplikasi Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router berbasis Web
Pengembangan lebih ringan untuk aplikasi supaya tidak membebani server
Cukup untuk skala LABKOM
Hasil rekapitulasi kuesioner yang telah diisi oleh 10 orang pengguna dapat dilihat pada tabel 4.21. pada tabel tersebut, menjelaskan tentang hasil perhitungan pernyataan pengguna terhadap Aplikasi Monitoring Trafik Jaringan Dan Pengaturan PC Router Berbasis Web.
Tabel 4.21 Tabel Rekapitulasi Kuesioner
Pertanyaan No. Penilaian ∑ Nilai
Ahir
1 2 3 4 5
Tampilan
A 1 0 0 6 20 15 41 79
2 0 0 6 32 0 38
Navigasi
B 1 0 0 3 36 0 39 75
2 0 0 12 24 0 36
Manfaat
C 1 0 0 9 28 0 37 67
(3)
103
4.2.3 Kesesuaian Rancangan Dengan Permasalahan
Dari permasalahan yang sudah dibahas pada BAB I mmaka akan disimpulkan kesesuaian dengan sistem yang telah dibuat agar sesuai dengan tujuan utama dari pembuatan system:
1. Aplikasi mampu menghasilkan visualisasi kondisi jaringan terkini. Sistem mempunyai trafik monitoring yang di visualisasikan berdasarkan menit, hari tahun dan juga mampu memberikan informasi tentang transaksi website
yang dikunjungi oleh client.
2. Aplikasai mamput memberikan fasilitas untuk pembagian bandwith dan pembatasan akses untuk port dan alamat website yang tidak diperkenankan.
(4)
104
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan aplikasi Monitoring Trafik Jaringan Dan Pengaturan PC Router Berbasis Web adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan dengan black box dan survey. Aplikasi mampu memberikan visualisasi trafik kondisi jaringan pada LABKOM dengan memnggunakan SNMP sebagai protocol untuk pengumpulan informasi dari PC router sebagai akses gateway jaringan internet
2. Aplikasi mampu memfasilitasi admin jaringan pada LABKOM dalam membatasi penggunaan bandwith dengan memanfaatkan HTB-tools sebagai aplikasi pendukung dalam memanajemen bandwith dan pembatasan akses
gateway untuk port tertentu dan blokir website dengan fasilitas dari IPTables dari sistem operasi ubuntu.
5.2 Saran
Berikut ini diberikan beberapa saran untuk pengembangan sistem:
1. Modul dari sistem dapat ditambahkan dengan kebutuhan router lainya seperti dial-up dan konfigurasi router basic.
2. Sistem dibuat secara otomasi scaning jaringan supaya dapat menimalisasi penyimpanan data yang membuat router bekerja lebih.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, F. (2012, December 21). Web Server. Retrieved May 20, 2013, from Azmi Fauzan: http://blog.azmifauzan.net/wp-content/uploads/2007/10/web-server.pdf
BALAN, D. G., & POTORAC, D. A. (2009, 12 29). Retrieved 2 24, 2014, from www.istudies.ne:
http://www.istudies.net/ojs/index.php/journal/article/viewFile/92/71
Booch, G. (1994). OBJECT-ORIENTED. California: Addison Wesley Longman, Inc.
Hartono, P. (2006, June 5). Sistem Pencegahan Penyusupan pada Jaringan.
Retrieved May 20, 2013, from Budi Insan:
http://budi.insan.co.id/courses/security/2006/puji_report.pdf
Hellerstein, J. M., Stonebraker, M., & Hamilton, J. (2007). Architecture Of Database Systems. Hanover: now Publisher Inc.
Koirala, S., & Sbeikh, S. (2008). Software Testing Interview Question. Canada: Jones and Bartlett.
Kurniawan, Y. (2002). Aplikasi Web Database dengan PHP dan MySQL. Jakarta: Gramedia.
Mauro, D., & Schmidt, K. (2005). Essential SNMP. Sebastopol: O'Reilly Media, Inc.
Pradikta, R., Affandi, A., & Setijadi, E. (2013, 03 16). Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Jaringan dengan Menggunakan Simple Network Management Protocol. Retrieved 12 09, 2013, from ejurnal.its.ac.id: http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/2265/909
Prasetyo, D., & Didik. (2003). Belajar Sendiri Administrasi Database Server MySQL. Jakarta: Gramedia.
Purdy, G. N. (2004). Linux iptables Pocket Reference. Sebastopol: O'Reilly Media, Inc.
Riza, T. A., Eryzebuan, Y. S., & Ahmad, U. A. (2011, 01 25). Implementasi Manajemen Trafik dan Bandwidth Internet. Retrieved 12 09, 2013, from jurnal.informatika.lipi.go.id:
(6)
Robbins, R. J. (1995). Database Fundamental. Database Fundamental , 3. Rusyani, R. T. (1997). Manajemen Pendidikan. Bandung: Media Pustaka.
Sajati, H. (2013, January 17). Memonitor Server Dengan Cacti. Retrieved May
20, 2013, from STISITELKOM:
http://hilfan.blog.stisitelkom.ac.id/files/2012/12/Memonitor-Server-Dengan-Cacti.pdf
Stanger, J., & Lane, P. T. (2001). Hack Proofing Linux: A Guide To Open Source Security. Rockland: Syngress Publishing, Inc.
Tampubolon, R. (2005). Risk and System-Based Internal Audit. Jakarta: PT. Elex Media.
Tan, A. (2010). Becoming The Best Salespeople. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Tegarden, D., Dennis, A., & Wixom, B. H. (2013). System Analysis and Desaign with UML 4th Edition. Singapore: John Wiley & Sons, Inc.
Ward, B. (2002). The Book of VMware: The Complete Guide to VMware Workstation. Berkeley: William Pollock.
Yeager, N. J., & McGrath, R. E. (1996). Web Server Technology. San Francisco: Morgan Kaufmann Publisher, Inc.