Sanitasi dan higiene Produksi obat Produksi di LAFIAU dilakukan berdasarkan adanya Surat Perintah

kualitas produk yang dihasilkan, maka dibutuhkan pengujian yang dilakukan mulai bahan baku diterima sampai obat jadi yang siap untuk di distribusikan.

3.4.3.4 Sanitasi dan higiene

LAFIAU memiliki sarana pengolahan limbah, baik untuk limbah padat berupa debu-debu yang tersebar di daerah produksi maupun limbah cair dari pencucian peralatan. a. Pengolahan Limbah Padat Pembersihan untuk debu-debu yang tersebar di ruang produksi menggunakan dust collector yang ditempatkan di atas ruangan, vacum cleaner untuk debu-debu yang berserakan pada peralatan dan lantai. Pengolahan limbah padat untuk yang berbahaya ditampung dan dikirim ke instansi yang memiliki incenerator, sedangkan untuk yang tidak berbahaya dibakar dan ditanam di dalam tanah, di tempat khusus. b. Pengolahan Limbah Cair Pengolahan limbah cair terdiri dari proses destruksi, penetralan, pengendapan dan aerasi di dalam beberapa kolam yang saling berhubungan satu sama lain berdasarkan proses pengolahan. Proses pengolahan limbah beta dan non beta laktam yaitu: 1. Limbah dari produksi obat beta laktam dialirkan ke bak pertama, kemudian ditambahkan asam basa kuat untuk memecah cincin beta laktam dan air sebagai netralisator. Dari kolam pertama dialirkan ke kolam kedua untuk diendapkan. Universitas Sumatera Utara 2. Cairan dari limbah bak kedua diendapkan secara gravitasi dan kemudian dialirkan ke bak ketiga. Limbah dari produksi obat non beta laktam masuk ke bak ketiga sehingga terjadi pencampuran. Kemudian dilakukan penetralan pH=7, namun jika terlalu asam ditambahkan NaOH dan jika terlalu basa ditambahkan HCl dan pengenceran dengan penambahan air. 3. Limbah dari bak ketiga dialirkan ke bak keempat untuk proses pengendapan kedua. 4. Cairan dari limbah bak keempat dialirkan ke bak kelima dimana terjadi proses aerasi, yaitu pengaliran udara ke air untuk meningkatkan Oxygen Dissolved dan menurunkan Biologycal Oxygen Demand BOD serta Chemical Oxygen Demand COD dari limbah tersebut. Air bak kemudian diuji di laboratorium untuk penentuan nilai BOD, COD dan TSS. Persyaratan kualitas limbah yang diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan: COD 100 mgl, BOD 75 mgl, Total Suspended Solid 60 mgl. 5. Limbah dari bak kelima dialirkan ke bak keenam yang merupakan bak kontrol. Sebagai kontrol digunakan ikan mas sebagai bio indicator, apabila air pada kolam memenuhi persyaratan, maka akan dialirkan ke pembuangan umum. Denah bak pengolahan air bak dapat dilihat pada bagian lampiran. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN