perputaran persediaan dalam siklus persediaan normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.
2.1.11 Total Asset Turnover
Total Aset Turnover merupakan salah satu rasio aktivitas. Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aset. Rasio ini merupakan
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini semakin baik
karena perusahaan tersebut dianggap efektif dalam mengelolah asetnya Setia, 2002:416.
2.1.12 Working Capital Turnover
Working Capital Turnover merupakan salah satu rasio aktivitas. Munawir 2007:80 mendefinisikan Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur
kemampuan modal kerja netto yang berputar pada suatu periode siklus kas cash cycle yang terdapat diperusahaan.
2.1.13 Gross profit margin
Munawir 2007:99 menerangkan Gross profit margin atau margin laba kotor digunakan untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan yang berasal
dari penjualan setiap produknya. Rasio ini sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka Gross profit margin
akan menurun begitu pula sebaliknya. Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksi, mengindikasi kemampuan perusahaan untuk
berproduksi secara efisien.
2.1.14 Operating Ratio
Operating Ratio merupakan salah satu rasio profitabilitas. Munawir 2007:100 menjelaskan Operating Ratio digunakan untuk mengukur biaya
operasi per rupiah penjualan, semakin kecil angka rasio menunjukan kinerja yang
semakin baik, namun sebaliknya semakin besar angka ratio menunjukan kinerja yang semakin buruk.
2.1.15 Net Profit Margin
Menurut Setia 2002:418 Net Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas. Net Profit Margin merupakan perbandingan antara keuntungan
sesudah pajak EAT dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan hasil penjualan setiap rupiah yang tertinggal pada perusahaan setelah dikeluarkan semua biaya
dan pajak pendapatan.
2.1.16 Return on Asset ROA