Eksodus petani Deli Empat Tahap

semakin tidak mampunya desa mengakomodir kehidupan rakyat. Pertanian seba`~ai penyerap lapangan kerja ternyata tidak mampu memberi kesejahteraan. Masalah lain adalah fragmentasi lahan semakin sempit akibat pembagian warisan oranR tua sehingga tidak layak sebagai usaha tani. Alih fungsi lahan dari agararis ke non pertanian termasuk penyebab yang penting. Di Indonesia HKTI melaporkan pengalihan fungsi lahan dari sawah ke non pertanian sebesar 1.280.000 ha dalam sepuluh tahun terakhir, atau rata-rata 128.000 ha setiap tahun. 4 Kondisi Indonesia berbanding terbalik dengan Malaysia yang mampu menekan jumlah penduduk kota yang berjumlah 11 juta di tahun 1996 ke angka 2 juta pada tahun 2020. Itu berarti sektor informal atau kemiskinan kota berkurang hingga SO. Kebijakan pembangunan SDM Malaysia yang menekan sektor perkotaan tentu tidak terlepas dari kepesatan pembangunan perdesaan luar banda, bahkan pembangunan tersebut telah menjadi penarik orang-orang Indonesia untuk merantau ke Malaysia sebagai tenaga kerja baik legal ataupun illegal. Apakah penyebab Malaysia mampu melakukan penekanan kemiskinan kota sekaligus meningkatkan kemakmuran sektor desa? Apakah Desentralisasi otonomi federal telah menciptakan pembangunan Malaysia lebih merata? Apa keputusan politik yang akan berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi clan sosial di Indonesia yang diperlukan di Indonesia, untuk menumbuhkan serapan tenaga kerja di sektor pertanian?

II. Eksodus petani Deli Empat Tahap

Bagaimana kondisi desa pertanian clan sumber daya manusianya, beberapa kasus pada level desa dapat dipakai sebagai gambaran. Gerakan masuk Belanda di Pantai Timur Sumatera, mengakhiri kedaulatan kerajaan-kerajaan kesultanan-kesultar.an di muara-muara sungai. Beberapa lintasan sejarah digambarkan sebagai berikut; 1613 Sebahagian pantai timur Sumatra merupakan daerah taklukan kesultanan Aceh. 1780 Kesultanan Siak mengusir Aceh. 1814 Raja Deli yang bergelar panglima oleh Sultan Siak diangkat jadi Sultan. 1854 Aceh berhasil menegakkan kembali kedaulatan atas Deli. 1858 Sultan Siak mengikat perjanjian dengan Belanda. 1862 Sultan Deli menyatakan diri takluk kepada Belanda dan menyatakan diri setaraf dengan sultan Siak. 1865 Kesultanan Serdang diserang oleh Belanda. 1872 Belanda menyerang kedudukan Datuk Sunggal di pedalaman Deli tapi terpukul mundur perlawanan orang batak Karo Sepanjang lintasan sejarah itu Belanda teiah mendirikan Deli Maatschapij yang membuka Tanah Deli, yang diserahkan oleh sultan Deli sebagai konsesi untuk perkebunan tembakau tahun 1869. Pada tahun 1883 daerah perkebunan Belanda sudah begitu meluas sehingga dibangunlah jalan kereta api Deli Spoorweg Maatschapij DSM sepanjang 213 km. Meskipun pada saat itu belum ada akses 4 BPN 2003 Prosiding Seminar Ketahanan Pangan HKTI 11-12 November 2003 di Jakarta. e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara 2 dari pantai timur kepedalaman Danau Toba, namun perlakuan orang-orang Belanda kepada kaum pribumi kuli kontrak telah sampai ketelinga mereka.~ Apa kaitan lintasan sejarah diatas dengan ketersediaan tenaaa kerja di desa-desa Sumatera timur? Hampir dapat dipastikan bahwa masukn - va suku jawa sebagai kuli kontrak adalah disekitar tahun itu. Kemudian bagi suku jawa yang tidak memperpanjang kontrak, memilih keluar dari perkebunan clan membuka hutan untuk dijadikan persawahan. Pada awal abad 19 sekitar tahun 1902 clan 1904 migrasi spontan orang-orang jawa ke Deli sudah dilakukan secara mandiri, bukan sebagai kuli kontrak. Sawah pada saat itu masih sistem pindah-pindah. Belum ada irigasi. Di Deli orang melayu mendiami pesisir pantai, selain sebagai nelasan juga bertanam tanaman keras. Bersamaan dengan dibuka kebun tembakau orang banten, cina dan tamil masuk sebagai tenaga perkebunan denRan spesialisasi cocok tanam orang jawa, bangunan bangsal banten, penaaturan drainase cina, clan pengangkutan tamil. Fase ini adalah dimulainya exodus orang jawa dari perkebunan tembakau, dan ka_ret ke sektor tanaman pangan padi sawah. Exodus tahap dua pada tahun 50-an, adanya PP 10 banyak orang Cina pulang dari Aceh ke Sumatera timur. Sudah ada transmigrasi spontan dari Jawa ke Lampung. Petani yang berhasil mengusahakan padi sawah biasanya kembali ke pulau Jawa dan menjemput saudaranya untuk kemudian membuka savvah baru. Di Sumatera Timur exodus orang-orang Toba ke Sumatera Timur membuka saw - ah-sawh baru, sementara orang-orang jawa exodus ke wilayah Aceh. Daerah persavvahan pinggir jalan raya Deli Serdang yang semula dimiliki oranQ Jaw-a akhirnv - a dijual kepada orang toba. Kebanyakan orang jawa pindah ke desa-desa _vang aaak jauh dari jalan raya. Exodus ketiga ketika terjadi explosi hama wereng pada tahun 1975 banv - ak petani padi sawah yang meninggalkan desa merantau dari Deli serdang ke Labuhan Batu clan sebahaaian lagi ke Aceh. Pada awal delapan puluhan baru mereka kembali mengusahakan sawah yang telah ditinggalkan. Selama exodus ketika ini luasan hamparan sawah yang tetap telah diurai menjadi bagian-baaian lebih kecil fragmentasi. Masuknya industri telah merubah sawah menjadi bangunan, perumahan dan lain-lain. Tahun 1990-an terjadi lagi exodus tahap Empat, terutama ketika peristiwa Aceh meletus tahun 1999. Petani jawa dari Aceh kembali ke Sumatera timur, sementara sebahagian lagi mener uskan merantau ke Labuhan Batu, R.iau dan Jambi. Bagi petani padi sawah di Deli Serdang kesempatan itu dipakai sebagai momen untuk menjual sawah yang relatif sempit dan membuka lahan baru di wilavah Riau. Pola bertani berubah dari tanaman pangan padi sawah ke tanaman perkebunan kelapa sawit atau karet. Banyak yang berhasil merubah nasib kearah lebih baik. Akan tetapi tidak sedikit pula yang tertipu diperantauan akibat membeli tanah dengan surat ganda. Akhirnya mereka yang gagal kembaii pulang kedaerah asal dengan posisi tidak lagi memiliki tanah, kemudian menumpang ditanah famili atau tetangga dan menempuh mata pencaharian sebagai pekerja mocok-mocok dan kondisi kehidupan semakin memperihatinkan. 5 Sitor Situmorang, 1993. Guru Somalaing dan Modigliani utusan Raja Rom - , penerbit Gratindo, Vtukti, Jakarta. e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara 3 Dari kejadian diatas, dapat disimpulkan bahwa pola ketenaga kerjaan didesa pertanian khususnva Deli Serdang terjadi pergeseran baik dalam hal komoditi dari tanaman pangan ke tanaman keras, dan juga alih lokasi dari Deli Serdang ke daerah lain. Akan tetapi dalam hal etnik yang paling dominan sebagai aktor usaha tani van- melakukan exodus adalah suku Jawa dan Batak Toba.

III. Pergeseran Angkatan Kerja Pertanian ke Non Pertanian