PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN POT BUNGA DITINJAU DARI ASPEK KEKUATAN BAHAN

(1)

ABSTRAK

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN POT BUNGA DITINJAU DARI ASPEK

KEKUATAN BAHAN

Oleh

YUNI HANDAYANI

Limbah plastik merupakan material buangan yang terbuat dari plastik yang sudah tidak terpakai dan tidak bermanfaat lagi bagi manusia. Limbah plastik dapat menjadi bermanfaat kembali dengan cara daur ulang (recycle). Produk daur ulang plastik perlu untuk diteliti kualitasnya agar menjadi produk yang dapat diandalkan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase sampah plastik jenis HD, HDPE dan PP terhadap kualitas bahan plastik hasil daur ulang.

Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel Mekanisasi Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Januari 2010 sampai Maret 2010. Penelitian ini dilakukan dengan 5 perlakuan perbandingan komposisi campuran yang bervariasi antara plastik jenis HD dengan HDPE dan PP mulai dari (100 g : 0 g: 0 g), (80 g : 10 g : 10 g), (60 g : 20 g : 20 g), (40 g : 30 g : 30 g) dan (20 g : 40 g : 40 g) untuk dicetak menjadi balok plastik dan diuji kekuatan tariknya dengan 3 kali ulangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik balok plastik semakin

menurun seiring dengan bertambahnya jumlah komposisi plastik jenis HDPE dan PP terhadap komposisi plastik jenis HD. Penurunan kekuatan tarik rata-rata balok plastik mulai dari perlakuan 1 sampai perlakuan 5 berturut-turut yaitu 1.112,67 kN/m2, 1.006,54 kN/m2, 828,64 kN/m2, 826,93 kN/m2 dan 805,24 kN/m2. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui seberapa besar pengaruh kekuatan campuran plastik jenis HDPE dan PP terhadap plastik jenis HD sebagai bahan baku produk daur ulang limbah plastik. Pada kenyataannya, kekuatan tarik pot bunga yang dijual di pasaran memang menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian. Pot bunga yang terbuat dari bahan plastik jenis HD memiliki


(2)

ketahanan yang lebih kuat terhadap kerusakan yang disebabkan oleh faktor luar seperti retak dan patah, dibandingkan dengan pot bunga yang terbuat dari plastik jenis HD yang dicampur dengan berbagai zat tambahan atau campuran plastik jenis lain.


(3)

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN

BAKU PEMBUATAN POT BUNGA DITINJAU DARI ASPEK

KEKUATAN BAHAN

(Skripsi)

Oleh

YUNI HANDAYANI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2010


(4)

Judul Skripsi : PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN POT BUNGA DITINJAU DARI ASPEK KEKUATAN BAHAN

Nama Mahasiswa : Yuni Handayani Nomor Pokok Mahasiswa : 0614071060

Jurusan : Teknik Pertanian

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Rofandi Hartanto, M.P. Ir. Budianto Lanya, M.T. NIP. 19650116 199303 1 002 NIP. 19580523 196803 1 002

2. A.n. Ketua Jurusan Teknik Pertanian Sekertaris Jurusan,

Ir. Budianto Lanya, M.T. NIP. 19580523 198603 1 002


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Ir. Rofandi Hartanto, M.P ____________

Sekretaris : Ir. Budianto Lanya, M.T. ____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Tamrin, M.S. ____________

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 19610826 198702 1 001


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 02 Juni 1988 merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Nuraidi dan Ibu Fathiya.

Penulis menuntut ilmu pendidikan di SD Negeri 2 Gedong Air pada tahun 1994 – 2000, SLTP Negeri 7 Bandar Lampung pada tahun 2000 – 2003, SMA Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2003 – 2006 dan diterima di Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung melalui jalur SPMB pada tahun 2006.

Selama menjadi mahasiswa penulis mengikuti Organisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian yaitu sebagai Anggota Bidang Minat dan Bakat periode 2007 – 2008 dan sebagai Sekretaris Bidang Kaderisasi periode 2008 - 2009.

Pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2009, Penulis melaksanakan Praktik Umum dengan judul “Mempelajari Alat dan Mesin Pengayak Sampah di PT Mitratani Mandiri Perdana (MITTRAN) Bekasi”.


(7)

“ Wahai orang

-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan

Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi

kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya

Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya

kepada-Nyalah kamu a

kan dikumpulkan”

( Q.S. Al- Anfal : 24).

“ Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan

senda gurau. Jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan

memberikan pahala kepadamu, dan Dia tidak akan meminta

hartamu” (Q.S. Muhammad : 36).

Tiga hal penting untuk kebahagiaan dalam hidup adalah sesuatu

untuk dikerjakan, sesuatu untuk dicintai dan sesuatu untuk

diharapkan (Anonim).

Jika anda berpikir tentang hari kemarin tanpa penyesalan dan

hari esok tanpa rasa takut, berarti anda sudah berada di jalan

yang benar menuju kesuksesan (Anonim).


(8)

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala berkah dan rahmat

yang senantiasa diberikan kepada ku selama ini,

Terima kasih ya Allah

hanya rasa syukurku yang teramat besar yang mampu ku panjatkan

kepada-Mu.

Amin

Sebagai wujud ungkapan rasa cinta, kasih dan sayang

serta bakti yang tulus,

Kupersembahkan karya kecil ini

teruntuk :

PAPA dan MAMA tercinta

Serta

Adik-adikku tersayang

(yang selalu

berdo’a

menantikan keberhasilanku)

Terima kasih atas segala cinta, kasih sayang, semangat

dan dukungan lahir batin serta pengertian yang telah

kalian berikan kepadaku selama ini. Tiada yang terindah

selain memiliki kalian sebagai keluargaku. Maha Suci

Allah yang telah memberikan kalian sebagai bagian


(9)

Almamaterku Tercinta

Terima kasih karena sebagian perjalanan

hidupku telah aku selesaikan disini

Serta


(10)

SANWACANA

Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi yang berjudul Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Bahan Baku Pembuatan Pot Bunga Ditinjau Dari Aspek Kekuatan Bahan, ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Rofandi Hartanto, M.P., selaku Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu atas

kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, arahan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Ir. Budianto Lanya, M.T., selaku Dosen Pembimbing Kedua atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Tamrin, M.S., selaku Dosen Penguji Utama atau Pembahas pada skripsi ini. Terima kasih atas masukan dan saran yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(11)

4. Bapak Ir. Sugeng Triyono, M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Papa dan Mama tercinta yang telah memberikan kasih sayang, do’a, dukungan dan semangat untuk terus berkembang meraih cita-cita.

7. Adik-adikku Delvi Adrian dan Krisna Sella yang telah memberikan semangat dan dukungan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman angkatan 2006 yang telah memberikan semangat, bantuan, motivasi semasa kuliah hingga proses penyelesaian skripsi ini.

9. Kakak-kakak serta adik-adik tingkatku Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang telah memberikan semangat dan dorongan moril.

Demikianlah, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Mei 2010 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 5

C. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sampah ... 6

B. Plastik ... 11

C. Pot Bunga ... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

B. Alat dan Bahan ... 19

C. Perlakuan ... 19

D. Prosedur Penelitian ... 20

1. Tahap Penyiapan Alat dan Bahan Baku ... 20

2. Tahap Pencampuran Bahan ... 21

3. Tahap Pelelehan Bahan ... 21

4. Tahap Pencetakan Balok Plastik ... 21


(13)

6. Tahap Pengujian ... 22

E. Pengamatan ... 23

F. Analisis Data ... 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Daur Ulang Sampah Plastik ... 25

B. Kekuatan Balok Plastik ... 31

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 37

B. Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 39


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

1. Tingkat degradibilitas komponen bahan sampah ... 9

2. Jenis sampah dan waktu yang diperlukan untuk hancur... 10

3. Klasifikasi jenis plastik berdasarkan simbol ... 13

4. Penentuan perlakuan pembuatan plastik... 20

5. Perbedaan sifat fisik bijih plastik ... 28

6. Hasil pengujian kekuatan tarik balok plastik ... 32

7. Hasil pengujian pot beraneka warna ... 35

Lampiran 8. Hasil pengujian massa beban dengan cara menggantungkan beban pada plastik hingga patah dengan perbandingan antara campuran jenis plastik HD, HDPE dan PP 100 gram : 0 gram : 0 gram ... 41

9. Hasil pengujian massa beban dengan cara menggantungkan beban pada plastik hingga patah dengan perbandingan antara campuran jenis plastik HD, HDPE dan PP 80 gram : 10 gram : 10 gram ... 41

10. Hasil pengujian massa beban dengan cara menggantungkan beban pada plastik hingga patah dengan perbandingan antara campuran jenis plastik HD, HDPE dan PP 60 gram : 20 gram : 20 gram ... 41

11. Hasil pengujian massa beban dengan cara menggantungkan beban pada plastik hingga patah dengan perbandingan antara campuran jenis plastik HD, HDPE dan PP 40 gram : 30 gram : 30 gram ... 41


(15)

12. Hasil pengujian massa beban dengan cara menggantungkan beban pada plastik hingga patah dengan perbandingan antara campuran jenis plastik HD, HDPE dan PP 20 gram : 40 gram : 40 gram ... 42 13. Hasil penghitungan rata-rata kekuatan balok plastik ... 42


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

1. Penimbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Bantar Gebang, Bekasi ... 2

2. Berbagai macam barang hasil daur ulang plastik ... 4

3. Simbol plastik ... 12

4. Pot bunga yang terbuat dari plastik ... 18

5. Bagan alir prosedur penelitian ... 23

6. Bijih plastik jenis HD ... 26

7. Bijih plastik jenis HDPE ... 27

8. Bijih plastik jenis PP ... 27

9. Campuran ketiga jenis plastik untuk dilelehkan ... 29

10. Pelelehan bijih plastik dengan menggunakan kompor ... 29

11. Penuangan lelehan campuran plastik ke dalam cetakan balok plastik ... 30

12. Hasil balok plastik dalam cetakan yang telah dibuat ... 30

13. Diagram hubungan antara kekuatan tarik balok plastik dengan berbagai komposisi campuran tiga jenis plastik ... 33


(17)

Lampiran

15. Sedotan yang merupakan bahan baku untuk plastik jenis PP ... 49

16. Botol shampoo yang merupakan bahan baku plastik jenis HDPE ... 49

17. Kantong asoy yang merupakan bahan baku plastik jenis HD ... 50

18. Mesin pembuat bijih plastik ... 50

19. Bahan plastik mentah yang telah dilelehkan ... 51

20. Bijih plastik yang masih dalam keadaan leleh didinginkan dengan cara direndam dalam air ... 51

21. Bijih plastik yang telah menjadi dingin dan mengeras dalam bentuk tali ... 52

22. Mesin pemotong bijih plastik ... 52

23. Hasil pencetakan balok plastik ... 53

24. Pengujian kekuatan tarik balok plastik ... 53

25. Contoh pot bunga yang terbuat dari plastik jenis HD ... 54

26. Contoh pot bunga yang terbuat dari plastik jenis HD yang dicampur dengan zat pewarna ... 54


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi yaitu padat, cair atau gas. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah) misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira sama dengan jumlah konsumsi.

Sampai saat ini sampah masih dianggap sebagai barang yang tidak dapat lagi dimanfaatkan, sehingga harus dibuang atau disingkirkan jauh-jauh dari lingkungan manusia. Pada saat jumlah manusia masih relatif sedikit dan kebutuhan hidupnya belum meningkat, maka sampah yang dibuang juga masih terbatas, baik jumlah maupun jenisnya. Akan tetapi setelah populasi manusia semakin meningkat dan kebutuhan hidup juga semakin bertambah, kuantitas dan jenis sampah yang dibuang juga semakin meningkat. Selain itu, masalah yang lain yang timbul adalah kapasitas penampungan sampah yang tidak berubah sehingga mengakibatkan penumpukan sampah yang setiap hari semakin


(19)

2

meningkat. Kondisi menumpuknya sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) jika dibiarkan berlangsung terus-menerus akan mengakibatkan menurunnya sanitasi lingkungan dan estetika kota, pencemaran lahan sehingga menimbulkan gangguan bagi warga kota. Selain itu, luas daratan yang terbatas, akan semakin sempit dengan meluasnya timbunan sampah padat yang dihasilkan oleh warga. Bertambah luasnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan mengurangi luas daratan yang dapat dimanfaatkan untuk daerah pemukiman, daerah industri, daerah pertanian dan lain-lainnya. Contoh menumpuknya sampah dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Penimbunan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi

Jika dilihat secara seksama, campuran beragam jenis sampah organik dan anorganik yang terdapat dalam tumpukan sampah akan menyulitkan proses penguraian secara alami. Pemilahan sampah secara asal sering kali menyebabkan


(20)

3

pengolahan yang diterapkan menjadi kurang efektif. Padahal, penanganan setiap jenis sampah berbeda-beda (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2008).

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastik pun tidak terelakkan. Komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan (Marpaung dkk, 2009).

Plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah plastik sangat sulit untuk diurai secara alami. Untuk mengurai sampah plastik, membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia, penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita.

Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan


(21)

4

keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Contoh pemanfaatan limbah plastik menjadi berbagai macam barang daur ulang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Berbagai macam barang hasil daur ulang plastik

Saat ini, pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan aditif untuk meningkatkan kualitas. Dilihat dari segi ekonomi, pemanfaatan limbah plastik di Indonesia lebih menguntungkan bila dibandingkan negara maju. Hal ini karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia.


(22)

5

Melihat potensi tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan limbah plastik untuk dapat menyelesaikan permasalahan limbah plastik pada khususnya dan membantu pengembangan industri daur ulang plastik pada umumnya, dengan cara mendaur-ulang limbah plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna seperti misalnya pot bunga dengan mengamati campuran berbagai jenis limbah plastik ditinjau dari aspek kekuatan terhadap hasil kualitas produk daur ulang.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh persentase sampah plastik jenis HD, HDPE dan PP terhadap kekuatan tarik sebagai bahan baku pembuatan pot bunga.

C. Manfaat Penelitian

1. Mengurangi beban TPA/TPS untuk menampung plastik.

2. Memaksimalkan pemanfaatan barang yang sudah tidak terpakai lagi menjadi barang yang dapat dipakai kembali.

3. Menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bersih dari sampah plastik. 4. Menciptakan barang yang lebih berguna dengan kualitas yang baik.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sampah

Banyak pengertian sampah yang beredar di masyarakat. Menurut Kamus Istilah Lingkungan, sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau cacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berlebihan atau dibuang. Sedangkan menurut Ecolink dalam bukunya yang berjudul Istilah Lingkungan untuk Manajemen, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Menurut Tandjung, sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Sehingga dapat diambil benang merah bahwa sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk sampah bisa berada dalam setiap fase materi yaitu padat, cair, dan gas (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2008).

Jenis-jenis sampah dapat dibedakan berdasarkan sumbernya dan berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, sampah terbagi menjadi enam kelompok yaitu :


(24)

1. Sampah alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

2. Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk di dalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

3. Sampah konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia.

Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.


(25)

4. Sampah nuklir

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang

menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan di tempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat-tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun terkadang masih dilakukan).

5. Sampah industri

Sampah industri ini umumnya dihasilkan dalam skala besar dan merupakan bahan-bahan buangan dari sisa-sisa proses industri.

6. Sampah pertambangan

Sampah pertambangan ini merupakan bahan-bahan buangan yang berasal dari proses pertambangan.

Sedangkan menurut sifatnya, sampah dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Sampah organik atau sampah basah ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur. Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami (degradable).

2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai (undegradable) seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk


(26)

adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton (Wikipedia Indonesia, 2009).

Sampah organik mampu terurai secara alami di alam dengan bantuan mikroba. Selain itu, sampah jenis ini telah lama diolah secara sederhana oleh masyarakat sebagai pakan ternak atau bahan pupuk. Selain sampah organik, beberapa sampah anorganik dapat pula terurai secara alami walaupun dalan kurun waktu yang sangat lama. Hal ini disebabkan oleh tingkat penguraian (degradibilitas) tiap bahan berbeda. Adapun uraian tingkat kemudahan sampah dalam penguraiannya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tingkat degradibilitas komponen bahan sampah

No. Komponen Sampah Degradibilitas (%)

1. Selulosa dari kertas koran 90

2. Hemiselulosa 70

3. Karbohidrat 70

4. Selulosa dari kertas bungkus 50

5. Bambu 50

6. Lemak 50

7. Protein 50

8. Ranting 5

9. Lignin 0

10. Plastik 0

Sumber : Sudrajat dkk., 1987 dalam Sudrajat, R., 2006 (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2008).

Jika ditilik secara seksama, campuran beragam jenis sampah organik dan anorganik yang terdapat dalam tumpukan sampah akan menyulitkan proses penguraian secara alami. Pemilahan sampah secara asal sering kali menyebabkan


(27)

pengolahan yang diterapkan menjadi efektif. Padahal, penanganan setiap jenis berbeda-beda. Sebelum diolah, sampah menyusuri tiga alur pendistribusian yang saling berkaitan yaitu penampungan, pengumpulan dan pembuangan sampah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2004, di daerah perkotaan, baru sekitar 41,28% sampah terangkut petugas; 35,59% dibakar; 7,97% ditimbun; 1,15% diolah menjadi kompos; dan sisanya dibuang sembarangan. Padahal akan jauh lebih baik jika sejak awal pengelolaan, sampah telah dipilah berdasarkan jenisnya. Sehingga memudahkan apabila sampah tersebut, terutama plastik yang dapat didaur ulang (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2008).

Berdasarkan beberapa penelitian, sampah-sampah tertentu memerlukan waktu lama untuk bisa hancur seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis sampah dan waktu yang diperlukan untuk hancur No. Sampah Organik No. Sampah Anorganik

1. Kulit pisang : + 3 - 5 minggu 1. Kaus kaki katun : + 5 - 6 bulan 2. Kulit jeruk : + 6 bulan 2. Kaus kaki wol : + 1 - 5 tahun 3. Kertas : + 2 - 5 bulan 3. Kain nilon : + 30 - 40 tahun

4. Kayu balok : + 10 - 20 tahun 4. Gelas/piring styorofoam : tidak dapat hancur

5. 5. Kotak minuman : + 5 tahun

6. 6. Kaleng minuman : + 200 - 500 tahun

7. 7. Botol plastik : tidak dapat hancur

8. 8. Botol kaca : tidak dapat hancur

9. 9. Kantong plastik : + 1000 tahun

10. 10. Popok bayi/diaper : + 500 - 800 tahun

11. 11. Pembalut wanita : + 500 - 800 tahun

12. 12. Permen karet : + 50 tahun

13. 13. Puntung rokok : + 1 - 12 tahun


(28)

Pada umumnya, prinsip proses daur ulang sangat sederhana. Setelah dicacah dan dilelehkan, material bahan dicetak menjadi bibit-bibit siap pakai. Banyak faktor menjadi bahan pertimbangan berhasilnya produk daur ulang, di antaranya tingginya permintaan pasar akan produk, kemudahan memperoleh sampah daur ulang dengan jumlah dan kualitas yang memadai, adanya teknologi yang terjangkau, seperti teknologi pemilahan ataupun pembuatan produk, serta adanya kesadaran dan keinginan untuk menjaga kelestarian lingkungan (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2008).

B. Plastik

Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermosetting.

Thermoplastic mempunyai arti : thermo artinya panas dan plastic yang artinya lentur. Jadi bisa diartikan lentur bila dipanaskan atau dapat dibentuk dengan panas. Bahan thermoplastic dapat didaur ulang. Hal ini karena molekul

thermoplastic merupakan polymer linier yang tidak dapat diubah secara kimiawi dan pada saat dipanaskan tidak menjadi rantai bersilang. Apabila bahan

thermoplastic menjadi dingin, maka masing-masing ikatan molekulnya tetap tidak bersentuhan. Sehingga dalam praktiknya thermoplastic ini dapat diproses kembali dengan pemanasan dan penekanan menjadi bentuk baru. Biasanya thermoplastic yang didaur ulang digunakan 40% saja dan 60% thermoplastic baru. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas. Sedangkan jenis thermosetting bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Hal ini terjadi karena dalam proses


(29)

pembuatannya polimer dipanaskan dan mengalami perubahan molekul. Ketika panas, rangkaian molekul-molekulnya membuat persilangan kimia sehingga susunan polimernya berbentuk tiga dimensi. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic (Politeknik Manufaktur Bandung).

Ada berbagai macam jenis plastik. Plastik yang digunakan untuk membuat botol air mineral tentu berbeda dengan plastik untuk membuat mangkuk, sedotan, kursi dan pipa. Untuk mengetahui jenis plastik yang digunakan sebagai material dasar sebuah produk dapat dilihat pada simbol yang dicetak pada plastik. Simbol ini berupa sebuah angka (dari 1 - 7) dalam rangkaian tanda panah yang membentuk segitiga, biasanya dicetak di bagian bawah benda plastik seperti pada Gambar 3.

Gambar 3. Simbol plastik

Setiap simbol mewakili jenis plastik yang berbeda dan membantu pengelompokan dalam melakukan proses daur ulang. Tujuan dari pengelompokan dan

pengkodean ini adalah menyediakan sistem nasional yang konsisten untuk memudahkan pengelompokan plastik bekas bagi pendaur ulang plastik. Sampai saat ini dapat ditemukan tujuh jenis plastik dengan simbol berbeda. Tujuh jenis plastik dengan simbol masing-masing dapat dilihat pada Tabel 3.


(30)

Tabel 3. Klasifikasi jenis plastik berdasarkan simbol

SIMBOL KETERANGAN KEGUNAAN SIFAT

1 PETE

Polyethylene Terephthalate

Botol softdrink, botol minyak goreng, botol air mineral, wadah selai kacang Jernih, kuat, tahan panas 2 HDPE High Density Polyethylene

Botol (untuk susu, air, jus, shampoo dan kosmetik), tempat margarin, kantung sampah Kuat, mudah diproses dan dibentuk 3 V atau Vinyl atau PVC

Polyvinyl Chloride Mainan, botol

shampoo, pipa plastik, outdoor furniture, wadah deterjen cair

Serbaguna, mudah dicampur, kuat, tahan minyak/lemak, tahan bahan kimia, jernih 4 LDPE Low Density Polyethylene Kantung makanan beku, kantung dry cleaning, botol yang dapat dipencet (botol madu) Mudah diproses, kuat, fleksibel, mudah ditandai/dicap, menahan kelembaban 5 PP

Polypropylene Sumbat botol, sedotan, botol obat, botol saus Kuat, tahan panas dan bahan kimia, tahan minyak/lemak, menahan kelembaban 6 PS

Polystyrene Wadah CD, karton telur, botol aspirin, cangkir, piring, alas daging

Serbaguna, jernih, mudah dibentuk menjadi ‘foam’ (styrofoam) 7

OTHER

Jenis plastik selain plastik bersimbol 1 - 6

Beberapa jenis wadah makanan, tupperware Beragam, tergantung kombinasi material penyusun (Marpaung dkk., 2009)


(31)

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastik pun tidak terelakkan. Komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan (Hartono, 1998).

Plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangat sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu.

Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia, penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini


(32)

yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle).

Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).

Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (bijih, pelet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan, limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse dkk., 1995).


(33)

Tahapan proses pembuatan bijih plastik dimulai dengan pemisahan bahan baku yang datang untuk membuang material/benda asing yang tidak diinginkan dalam proses. Kemudian untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah proses selanjutnya, plastik dipotong-potong atau dicacah dalam bentuk asalnya. Tahap selanjutnya yaitu pencucian yang bertujuan agar tidak mengganggu proses penggilingan. Tahap pencucian menggunakan mesin friction water dengan menggunakan media air sebagai sarana pencucian agar benda asing yang menempel pada material terpisah. Material dicuci oleh ulir yang menanjak yang berputar dengan putaran tinggi sehingga hasil dari friksi dapat melepaskan benda asing yang masih terdapat pada bahan. Tahap selanjutnya yaitu pengeringan yang secara mekanik bekerja untuk memeras material dengan gerakan memutar sehingga air dapat keluar dan dilanjutkan dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar material benar-benar kering. Setelah itu, dilakukan tahap pelelehan dengan proses pemanasan material pada suhu > 200oC yang dihasilkan oleh heater. Selanjutnya lelehan dialirkan menuju proses penyaringan. Pada tahap penyaringan ini, lelehan plastik akan melewati saringan yang terbuat dari lembaran besi yang dilubangi dengan diameter 2 mm sehingga dihasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang seperti tali yang akan dipotong-potong setelah melewati tahap pendinginan yang menggunakan air dalam bak sebagai media pendingin. Pencetakan bijih plastik dengan ukuran seragam pun dilakukan setelah tahap pendinginan (Anonim, 2010).

Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat


(34)

dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan aditif untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001).

Terdapat empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu Polyethylene (PE), High Density Polyethylene (HDPE), Polypropylene (PP), dan asoy (Hartono, 1998).

C. Pot Bunga

Pot menjadi elemen penting dalam arsitektur pertamanan. Sejak zaman Romawi kuno, tempat tanam pohon bunga itu sudah dikenal. Keindahan istana Romawi ditopang pot-pot besar berukir dengan aneka ragam tanaman bunga. Keberadaan pot bunga menjadi unsur penting dalam mengubah tanaman hias mendekati kesempurnaan. Penggunaan pot sendiri dianggap lebih fleksibel lantaran tanaman jadi mudah untuk dipindah-pindah tempat. Beberapa penjual tanaman hias

mengungkapkan bahwa bentuk dan ukuran pot bunga mampu menambah harga jual tanaman. Dengan menggunakan pot bunga sebagai media tanam, akan membuat rumah kelihatan lebih asri dan dapat membuat bunga atau tanaman hias bernilai tambah. Selain itu, umumnya tanaman hias kebanyakan tidak


(35)

dikehendaki untuk tumbuh besar dan menjulang, sehingga harus ditanam dalam pot (Kartana, 2007).

Penggunaan pot-pot bunga adalah pemecahan yang tepat untuk menanam tanaman di halaman rumah yang kecil dan sempit. Menggunakan pot-pot bunga, tanaman akan lebih mudah untuk ditempatkan di tempat-tempat yang dikehendaki. Bisa di sudut, bersusun, ataupun digantung sesuai keadaan tempat dan keinginan kita (Schmieg, 2008).

Macam-macam pot bunga dapat dibedakan berdasarkan bahan bakunya yaitu pot bunga semen, pot bunga beton, pot bunga keramik, pot bunga tanah liat, pot bunga kayu dan pot bunga plastik. Pot bunga tersebut dapat dibuat dengan berbagai bentuk, ukuran dan warna sehingga peminatnya bisa dengan mudah mendapatkan pot sesuai selera (Schmieg, 2008). Adapun contoh pot bunga yang sudah siap pakai dapat dilihat pada Gambar 4.


(36)

19

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Maret 2010 bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kompor, panci, cetakan balok plastik, timbangan, dan sendok pengaduk. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampah plastik jenis HD (asoy), jenis HDPE (botol shampoo) dan jenis PP (sedotan).

C. Perlakuan

Penelitian ini menggunakan lima perlakuan dengan tiga kali ulangan yang dilakukan berdasarkan penggunaan lelehan sampah plastik jenis HD (asoy), HDPE (botol shampoo), dan PP (sedotan ) sebagai campuran lelehan plastik dan pembuatan balok plastik dengan komposisi yang bervariasi. Untuk lebih rinci, dapat dilihat pada Tabel 4.


(37)

20

Tabel 4. Penentuan perlakuan pembuatan plastik Perlakuan campuran

plastik jenis HD, HDPE dan PP

Komposisi HD (g) Komposisi HDPE (g) Komposisi PP (g)

Perlakuan 1 100 0 0

Perlakuan 2 80 10 10

Perlakuan 3 60 20 20

Perlakuan 4 40 30 30

Perlakuan 5 20 40 40

D. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap untuk

mempermudah dan memperjelas arah penelitian yaitu tahap penyiapan alat dan bahan baku, tahap pencampuran, tahap pelelehan, tahap pencetakan balok plastik, tahap pendinginan dan tahap pengujian. Untuk mengetahui apakah balok plastik yang telah dicetak siap untuk diuji, maka perlu diperhatikan bahwa kondisi balok plastik dalam keadaan baik atau tidak ada yang retak.

1. Tahap Penyiapan Alat dan Bahan Baku

Dalam tahap ini dilakukan pembuatan cetakan balok plastik yang terbuat dari aluminium yang didesain dengan ukuran 10,5 cm x 5 cm x 1 cm. Sedangkan bahan baku yang akan disiapkan adalah sampah plastik jenis HD (asoy), sampah plastik jenis HDPE (botol shampoo) dan sampah plastik jenis PP (sedotan) yang selanjutnya dicuci, dikeringkan, dicacah dan dibentuk menjadi bijih plastik agar lebih mudah pada saat dilelehkan. Sampah plastik dengan berbagai jenis ini didapatkan di Tempat


(38)

21

2. Tahap Pencampuran Bahan

Dalam tahap ini bahan-bahan campuran dari sampah plastik jenis HD (asoy), sampah plastik jenis HDPE (botol shampoo), dan sampah plastik PP (sedotan) yang sebelumnya telah ditimbang kemudian dicampur dan diaduk hingga merata dengan menggunakan sendok pengaduk untuk selanjutnya dilelehkan.

3. Tahap Pencampuran Bahan

Dalam tahap ini bahan-bahan campuran dari sampah plastik jenis HD (asoy), sampah plastik jenis HDPE (botol shampoo), dan sampah plastik PP (sedotan) yang sebelumnya telah ditimbang kemudian dicampur dan diaduk hingga merata dengan menggunakan sendok pengaduk untuk selanjutnya dilelehkan.

4. Tahap Pelelehan Bahan

Dalam tahap ini dilakukan pelelehan pada masing-masing bahan yaitu sampah plastik jenis HD (asoy), sampah plastik jenis HDPE (botol shampoo), dan sampah plastik PP (sedotan) yang telah menjadi bijih plastik untuk kemudian dicampur dan dicetak dengan perbandingan komposisi yang telah ditentukan dalam perlakuan campuran.

5. Tahap Pencetakan Balok Plastik

Setelah pembuatan pasta plastik selesai, plastik dimasukkan ke dalam cetakan yang telah disiapkan lalu dipadatkan. Setelah selesai, permukaan


(39)

22

cetakan diratakan sehingga permukaan balok plastik yang akan dihasilkan benar-benar rata. Plastik yang telah dicetak kemudian didinginkan.

6. Tahap Pendinginan

Setelah balok plastik telah selesai dicetak, selanjutnya balok plastik tersebut lalu didinginkan di tempat yang aman dan terlindungi dari sinar matahari dan hujan sampai pengujian dilakukan. Untuk membuka cetakan balok plastik dilakukan setelah balok plastik menjadi dingin dan keras untuk selanjutnya dilakukan pengujian.

7. Tahap Pengujian

Merupakan tahapan untuk mencoba apakah komposisi perbandingan antara sampah plastik jenis HD (asoy), sampah plastik jenis HDPE (botol shampoo) dan sampah plastik jenis PP (sedotan) dapat menghasilkan balok plastik yang memiliki tingkat kekuatan sesuai dengan harapan yang diinginkan yaitu mampu menahan tegangan dengan beban maksimal sampai balok plastik tersebut patah. Namun sebelumnya harus

dipastikan bahwa kondisi balok plastik yang akan diuji dalam keadaan baik atau tidak ada yang retak. Sehingga data yang diperoleh dapat maksimal. Secara garis besar, prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.


(40)

23

Gambar 5. Bagan alir prosedur penelitian

E. Pengamatan Kekuatan

Untuk mengetahui kekuatan plastik dilakukan pengujian dengan cara menggantungkan beban pada balok plastik secara vertikal hingga balok

Mulai

Analisis Data

Selesai Pengujian

Tahap Pencampuran Bahan Tahap Penyiapan Alat dan Bahan Baku

Tahap Pelelehan Bahan

Tahap Pencetakan Balok Plastik


(41)

24

plastik tersebut patah. Kemudian beban ditimbang massanya dan diukur tegangannya dengan menggunakan rumus (Singer dkk., 1995) yaitu:

Keterangan :

� = Tegangan tarik (N/m2) M = Moment (Nm)

c = 0,5 × tinggi plastik (m) I = Inersia (m4)

F. Analisa Data

Data hasil percobaan dan pengamatan disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan grafik serta dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik

sederhana.


(42)

37

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Semakin banyak komposisi campuran plastik jenis HDPE dan PP pada plastik jenis HD, maka semakin rendah tegangan tarik balok plastik.

2. Hasil pengujian balok plastik dikatahui bahwa tegangan tarik balok plastik yang tertinggi adalah pada perlakuan 1 dengan perbandingan komposisi antara HD, HDPE dan PP 100 gram : 0 gram : 0 gram yaitu sebesar 1.112,67 kN/m2. Sedangkan tegangan tarik balok plastik terendah adalah pada

perlakuan 5 dengan perbandingan komposisi 20 gram : 40 gram : 40 gram yaitu sebesar 805,24 kN/m2.

3. Tegangan tarik balok plastik yang tertinggi dari kelima perlakuan adalah pada perlakuan 1 yaitu campuran HD, HDPE dan PP dengan komposisi 100 gram : 0 gram : 0 gram.

4. Tegangan tarik pot bunga yang tertinggi adalah pot bunga berwarna hitam yang terbuat dari plastik jenis HD murni atau tanpa campuran zat lain.

B. Saran

Saran yang disampaikan penulis yaitu diperlukan adanya penelitian lanjutan mengenai teknologi sederhana pengolahan sampah plastik seperti mesin pembuat


(43)

38

bijih plastik sederhana dan mesin pencetak produk daur ulang plastik (mal) serta mengenai macam-macam jenis plastik yang lain untuk diteliti kemungkinan apabila akan dicampur dan diuji kekuatan bahannya.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Potensi Sampah Kota Sebagai Sumber Bahan Organik. Dikutip dari http://mbojo.wordpress.com. Tgl 20 Januari 2010.

Anonim. 2010. Pabrik 20 % Plastik. Dikutp dari http://www.chemeng.ui.ac.id. Tgl 07 Mei 2010.

Brydson, J.A. 1975. Plastic Materials. 3th. Newnes-Butterworths. London. Christopher, H. 1981. Polymer Materials. Mac Millan Publishers LTD. London. Davidson, A. 1970. Handbook of Precision Engineering. Mc. Graw Hill Book Co.

Great Britain.

Hartono. 1998. Plastik. Dikutip dari http://id.wikipedia.org. Tgl 22 April 2010. Kartana, S. 2007. Pot Unik Mewabah Membuat Tanaman Bernilai Tambah.

Dikutip dari http://www.tabloidrumah.go.id. Tgl 08 Desember 2009. Marpaung, G.S. dan Widiaji. 2009. Raup Rupiah Dari Sampah Plastik. Pustaka

Bina Swadaya. Jakarta.

Nurminah, M. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik Dan Kertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan Yang Dikemas. Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Politeknik Manufaktur Bandung. Tidak Ada Tahun. Pengetahuan Bahan.

Bandung.

Sasse, G. Januar, R. Mardi dan L. Kastri. 1995. Plastik. Dikutip dari http://id.wikipedia.org. Tgl 22 April 2010.

Singer, F. L., A. Pytel dan D. Sebayang. 1995. Seri Mekanika Teknik Ilmu Kekuatan Bahan (Teori Kokoh-Strength of Materials). Erlangga.

Schmieg, S. 2008. Manfaat Pot Bunga. Dikutip dari http://blogatwordpress.com. Tgl 07 Desember 2009.


(45)

Sirait, M. 2009. Sulap Sampah Plastik Keras Jadi Jutaan Rupiah. PT. Bentang Pustaka. Yogyakarta.

Syafitrie. 2001. Plastik. Dikutip dari http://id.wikipedia.org. Tgl 22 April 2010. Tim Penulis Penebar Swadaya. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah.


(1)

Gambar 5. Bagan alir prosedur penelitian

E. Pengamatan

Kekuatan

Untuk mengetahui kekuatan plastik dilakukan pengujian dengan cara menggantungkan beban pada balok plastik secara vertikal hingga balok

Mulai

Analisis Data

Selesai Pengujian

Tahap Pencampuran Bahan Tahap Penyiapan Alat dan Bahan Baku

Tahap Pelelehan Bahan

Tahap Pencetakan Balok Plastik


(2)

24

plastik tersebut patah. Kemudian beban ditimbang massanya dan diukur tegangannya dengan menggunakan rumus (Singer dkk., 1995) yaitu:

Keterangan :

� = Tegangan tarik (N/m2) M = Moment (Nm)

c = 0,5 × tinggi plastik (m) I = Inersia (m4)

F. Analisa Data

Data hasil percobaan dan pengamatan disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan grafik serta dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik

sederhana.


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Semakin banyak komposisi campuran plastik jenis HDPE dan PP pada plastik jenis HD, maka semakin rendah tegangan tarik balok plastik.

2. Hasil pengujian balok plastik dikatahui bahwa tegangan tarik balok plastik yang tertinggi adalah pada perlakuan 1 dengan perbandingan komposisi antara HD, HDPE dan PP 100 gram : 0 gram : 0 gram yaitu sebesar 1.112,67 kN/m2. Sedangkan tegangan tarik balok plastik terendah adalah pada

perlakuan 5 dengan perbandingan komposisi 20 gram : 40 gram : 40 gram yaitu sebesar 805,24 kN/m2.

3. Tegangan tarik balok plastik yang tertinggi dari kelima perlakuan adalah pada perlakuan 1 yaitu campuran HD, HDPE dan PP dengan komposisi 100 gram : 0 gram : 0 gram.

4. Tegangan tarik pot bunga yang tertinggi adalah pot bunga berwarna hitam yang terbuat dari plastik jenis HD murni atau tanpa campuran zat lain.

B. Saran

Saran yang disampaikan penulis yaitu diperlukan adanya penelitian lanjutan mengenai teknologi sederhana pengolahan sampah plastik seperti mesin pembuat


(4)

38

bijih plastik sederhana dan mesin pencetak produk daur ulang plastik (mal) serta mengenai macam-macam jenis plastik yang lain untuk diteliti kemungkinan apabila akan dicampur dan diuji kekuatan bahannya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Potensi Sampah Kota Sebagai Sumber Bahan Organik. Dikutip dari http://mbojo.wordpress.com. Tgl 20 Januari 2010.

Anonim. 2010. Pabrik 20 % Plastik. Dikutp dari http://www.chemeng.ui.ac.id. Tgl 07 Mei 2010.

Brydson, J.A. 1975. Plastic Materials. 3th. Newnes-Butterworths. London. Christopher, H. 1981. Polymer Materials. Mac Millan Publishers LTD. London. Davidson, A. 1970. Handbook of Precision Engineering. Mc. Graw Hill Book Co.

Great Britain.

Hartono. 1998. Plastik. Dikutip dari http://id.wikipedia.org. Tgl 22 April 2010. Kartana, S. 2007. Pot Unik Mewabah Membuat Tanaman Bernilai Tambah.

Dikutip dari http://www.tabloidrumah.go.id. Tgl 08 Desember 2009. Marpaung, G.S. dan Widiaji. 2009. Raup Rupiah Dari Sampah Plastik. Pustaka

Bina Swadaya. Jakarta.

Nurminah, M. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik Dan

Kertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan Yang Dikemas. Jurusan

Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Politeknik Manufaktur Bandung. Tidak Ada Tahun. Pengetahuan Bahan.

Bandung.

Sasse, G. Januar, R. Mardi dan L. Kastri. 1995. Plastik. Dikutip dari http://id.wikipedia.org. Tgl 22 April 2010.

Singer, F. L., A. Pytel dan D. Sebayang. 1995. Seri Mekanika Teknik Ilmu

Kekuatan Bahan (Teori Kokoh-Strength of Materials). Erlangga.

Schmieg, S. 2008. Manfaat Pot Bunga. Dikutip dari http://blogatwordpress.com. Tgl 07 Desember 2009.


(6)

Sirait, M. 2009. Sulap Sampah Plastik Keras Jadi Jutaan Rupiah. PT. Bentang Pustaka. Yogyakarta.

Syafitrie. 2001. Plastik. Dikutip dari http://id.wikipedia.org. Tgl 22 April 2010. Tim Penulis Penebar Swadaya. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah.