Kontribusi Gaya Belajar Siswa terhadap K

  

Kontribusi Gaya Belajar Siswa terhadap Kompetensi

Biologi Siswa Kelas XI IPA

SMA Negeri 8 Padang

  2

  3

  1 Suci Aulia Putri , Ernie Novriyanti , Ramadhan Sumarmin

  1 Mahasiswa Jurusan Biologi, Universitas Negeri Padang 2,3

  Staf Pengajar Jurusan Biologi, Universitas Negeri Padang

Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang,

Indonesia

  1 ernienovriantii@yahoo.com

Abstract The background of this research is the students have different learning styles as the visual, auditory and kinesthetic.

  The teachers are generally teach only two learning styles. The students have different learning styles with teaching styles of teachers; students consequently have difficulty in absorbing information. This is leads to low learning outcomes of biology. This study aims to determine whether there is a significant contribution between students' learning styles of students concering competencies of biology in class XI Science SMAN 8 Padang. This research is a descriptive study. The data analysis used Pearson Product Moment Correlation formula and Determinant Coefficient formula. To see the percentage contribution to the students' learning styles influence the biology student competency analysis using the coefficient determinant. Data collection techniques use achievement test, questionnaire, observation and documentation. The results showed that the magnitude of the correlation coefficient (t count) learning styles of students with competencies biology in the amount of 4.50 is greater than t table at the level of 95% and db = 40 degrees of freedom in the amount of 1.68. And the result showed that the magnitude of the determinant coefficient learning styles of students concering competencies biology in the amount of 34 percent. This means that there is a significant contribution between students 'learning styles concering students' biology competency. Thus, it can be concluded that the hypothesis is accepted. It is known that there is a positive and significant relationship between students' learning styles with competencies of biology in class XI Science SMAN 8 Padang.

  

Keywords — lerning style, visual learning style, auditory and kinesthetic, contribution, students' biology competency, Pearson

  Product Moment Correlation formula PENDAHULUAN dan karena itu tidak ada dua individu yang sama. Satu sama lainnya berbeda”. Bila keunikan ini dihargai, dalam arti setiap

  Pengertian pendidikan yang tertera dalam Undang-undang individu itu diterima kekurangannya namun juga [2] Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003 dikembangkan kelebihannya, maka individu itu pun akan

  Bab 1 Pasal 1 menggariskan pengertian pendidikan sebagai dapat mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan berikut : kemampuan yang dimilikinya, termasuk kesesuaian dengan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk gaya belajarnya. [3] mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar De Porter dan Hernacki ,, mendefinisikan gaya belajar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sebagai kombinasi dari menyerap, mengatur dan mengolah untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian informasi. Mereka juga mengemukakan tiga jenis gaya belajar diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. memproses informasi yakni gaya belajar visual, gaya belajar

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa auditorial dan gaya belajar kinestetik. [3] pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antar De Porter dan Hernacki , menyatakan bahwa orang visual pendidik (guru) dengan peserta didik untuk mencapai tujuan belajar melalui apa yang mereka dilihat, pelajar auditorial pendidikan. Komponen pendidikan, diantaranya tujuan melakukannya melalui apa yang mereka dengar dan pelajar pendidikan, pendidik (guru), peserta didik, alat pendidikan kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Berdasarkan dan lingkungan pendidikan. Kelima unsur ini saling berkaitan pengalaman penulis disekolah saat menjalani Program serta saling menunjang satu sama lainnya. Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK), ditemui adanya Salah satu komponen dalam dunia pendidikan ialah peserta gaya belajar siswa yang bervariasi. [5] didik. Menurut Ghufron , “Peserta didik adalah suatu Saat proses pembelajaran, ditemukan beberapa siswa yang kesatuan yang masing-masing memiliki kelebihan dan cukup melihat dan memperhatikan guru menerangkan diberikan tanpa perlu mencatatnya. Ini yang disebut gaya belajar auditorial. Selain itu, ada siswa yang mampu mengingat materi pelajaran, tidak hanya cukup melihat guru menyampaikan materi di depan kelas saja tetapi juga perlu mencatat informasi-informasi penting yang disampaikan oleh guru, yang dikenal dengan gaya belajar visual. Dan ada siswa yang lebih menyukai kegiatan diskusi pada saat proses pembelajaran, ataupun lebih menyukai penggunaan alat peraga untuk menunjang penyerapan informasi. Ini yang disebut gaya belajar kinestetik.

  Komponen pendidikan lainnya yang memegang peranan penting adalah pendidik (guru). Sama halnya siswa, guru juga mempunyai gaya mengajar yang bervariasi. Ini sejalan dengan pernyataan Nasution [7] bahwa “Guru mempunyai gaya mengajar masing-masing”. Ini berarti guru memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan informasi kepada muridnya. Seperti adanya guru yang menyampaikan materi dengan cara berceramah panjang lebar, memberikan catatan materi, memberikan tugas diskusi dan lain-lain.

  2 XI IPA 2

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014, yang terkelompok dalam 5 kelas dengan jumlah populasi 161 siswa.

  Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan teknik Proportional Random Sampling atau sampel imbangan. Arikunto [1] menyebutkan bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

  Dalam penelitian jumlah populasi secara keseluruhan adalah 161 siswa. Penulis mengambil proporsi sampel sebesar 25% dari masing-masing jumlah siswa dalam satu kelas, sehingga jumlah sampel adalah 42 siswa. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah sampel dapat dilihat pada Tabel 3.

  Tabel 3. Jumlah Sampel Penelitian.

  No. Kelas Sampel

  1 XI IPA 1

  9

  9

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka terlihat gambaran atau informasi tentang kontribusi gaya belajar siswa terhadap kompetensinya. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 8 Padang.

  3 XI IPA 3

  9

  4 XI IPA 4

  9

  5 XI IPA 5

  6 Total

  42 C. Variabel bebas dan terikat

  B. Populasi dan Sampel

  A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

  Bobbi DePorter [4] menyatakan bahwa, “Guru memiliki kecenderungan modalitas mengajar yang biasanya sama dengan gaya belajar”. Ini berarti guru yang memiliki gaya belajar visual, maka ia cenderung menjadi guru yang visual pula.

  3 XI IPA 3 62,6

  Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di SMA Negeri 8 Padang, diketahui bahwa Guru biologi SMA Negeri

  8 Padang, umumnya menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan powerpoint yang berisi rangkaian materi pelajaran, gambar- gambar pendukung, dll. Sehingga hanya siswa dengan gaya belajar visual dan auditorial yang mampu menyerap materi pelajaran. Ini berarti guru menggunakan metode mengajar yang disertai media pembelajaran tanpa mengetahui dan memahami bagaimana gaya masing-masing individu dalam kelas tersebut yang dinamakan juga gaya belajar siswa atau learning style.

  Bobbi DePorter [4] menyatakan bahwa, “Bagi mereka yang modalitasnya tidak sama dengan anda, kemungkinan tidak akan dapat menangkap semua yang diajarkan atau mendapat tantangan lebih besar dalam mempelajari bahan”. Ini berarti siswa memiliki gaya belajar yang berbeda dengan gaya mengajar guru, maka siswa akan kesulitan dalam menyerap informasi yang disampaikan guru dan mereka cenderung menunjukkan sikap ataupun keterampilan belajar yang bersifat pasif dan terkadang melakukan aktivitas lain saat pembelajaran biologi.

  Ini berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa yang tampak dari nilai biologi siswa dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 76. Rata-rata nilai ulangan harian I biologi siswa kelas XI IPA dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata nilai ulangan harian I biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Padang.

  No. Kelas Nilai

  1 XI IPA 1 55,1

  2 XI IPA 2 66,3

  4 XI IPA 4

  METODE PENELITIAN

  44.8

  5 XI IPA 5

  80 Guru biologi biasanya melakukan evaluasi terhadap hasil

  belajar siswa yang bertitik tolak dari nilai ulangan harian ataupun tes lainnya. Namun guru jarang menilai bagaimana aktivitas siswa saat proses pembelajaran sedang berlangsung, seperti apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan guru menerangkan pelajaran di depan kelas. Guru juga jarang menilai keterampilan siswa, misalnya saat guru memberikan latihan di kelas, maka guru cenderung mengabaikan keterampilan siswa saat mengerjakan tugas tersebut.

  Oleh sebab itu, sudah seharusnya guru menilai kompetensi biologi siswa yang mencakup aspek kognitif yang dilihat dari nilai tes hasil belajar biologi, aspek afektif yang dilihat dari kebiasaan dan sikap siswa saat belajar biologi di kelas dan aspek psikomotor yang dilihat dari keterampilan siswa selama proses pembelajaran biologi di dalam kelas.

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka peneliti mengkaji gaya belajar siswa yang dapat diharapkan menjadi solusi. Oleh karena itu, dilakukan penelitian “Kontribusi

  Gaya Belajar Siswa terhadap Kompetensi Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Padang”.

  Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya belajar yang terdiri dari gaya visual, auditori dan kinestetik. Variabel ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Padang.

  D. Data

  5

  NP= R SM

  × 100

  Keterangan : NP = Nilai afektif siswa R = Skor total siswa SM = Skor maksimum

  Lembar observasi penilaian ranah psikomotor terdiri dari 8 pernyataan yang menggambarkan ketercapaian ranah psikomotor siswa. Penjabaran indikator-indikator ke dalam butir-butir pernyataan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kisi-kisi Aspek Psikomotor Siswa

  No .

  Tingkatan Indikator Nomor butir

  1 Gerakan reflex Mengacungkan tangan 1 dan 2

  2 Gerakan dasar Maju ke depan kelas

  3

  3 Gerakan persepsi Menulis catatan

  4

  4 Gerakan terampil Rapi membuat catatan

  5 Terampil mengerjakan latihan yang diberikan

  10

  6

  6 Gerakan indah dan kreatif Membuat gambar dengan benar dan indah

  7 dan 8

  (Sumber: Dimyati [8] ) Skor total yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan rumus yang terdapat dalam Purwanto [9] yaitu:

  S= R N × 100

  Keterangan : S = nilai yang diharapkan R = jumlah skor dari item N = skor maksimum

  Kisi-kisi angket gaya belajar, masing-masing indikator terdiri dari 11 pernyataan. Jadi, angket terdiri dari 33 pernyataan yang menggambarkan gaya belajar siswa yang lebih dominan. nklkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

  ooooo

  G. Teknik Analisis Data

  Sekumpulan data yang berbentuk linier dengan variabel X 1 dan variabel Y, untuk mengetahui kontribusi antara variabel digunakan rumus koefisien korelasi Product

  Moment dari Pearson yang dinyatakan oleh Sudjana [10]

  berikut ini :

  (Sumber: Anas Sudijono [10] ) Skor total yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan rumus yang terdapat dalam Purwanto [9] yaitu:

  9 Karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai Disiplin

  1. Jenis data Jenis data dalam penelitian ini ada 2 yaitu :

  No .

  a. Data primer terdiri dari data gaya belajar langsung dari siswa.

  b. Data sekunder terdiri dari data jumlah siswa kelas

  XI dan rata-rata nilai biologi siswa kelas XI IPA saat ujian Ulangan Harian Materi Sistem Peredaran Darah pada bulan desember 2013.

  2. Sumber data

  a. Data gaya belajar siswa diperoleh dengan jalan menyebarkan angket kepada siswa kelas XI IPA yang diambil sebagai sampel.

  b. Data kompetensi biologi siswa pada ranah kognitif adalah data hasil Ulangan Harian III Materi Sistem Peredaran Darah pada siswa kelas XI IPA dan pada ranah afektif dan psikomotor didapatkan langsung dari Quesioner di Lembar Observasi Penialian Ranah Afektif dan Psikomotor dengan melibatkan dua orang observer untuk setiap kali pertemuan di kelas.

  E. Teknik Pengumpulan Data

  Pengumpulan data dalam penelitian ini langsung dari sampel dengan memberikan angket tentang gaya belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Padang dan langsung dari observer dengan menilai sikap dan keterampilan siswa saat belajar biologi.

  F. Instrumentasi

  Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi dan angket gaya belajar. Untuk mendapatkan validitas instrumen yaitu validitas logis (validitas isi dan konstruk) adalah dengan menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi. Apabila pada waktu menyusun instrumen, penulis sudah melewati prosedur membuat kisi-kisi dan instrumen dibuat berdasarkan kisi-kisi tersebut, maka instrumen yang dibuat sudah dapat dianggap mempunyai validitas (Lufri [6] ).

  1. Penyusunan angket dan lembar observasi Lembar observasi penilaian ranah afektif siswa terdiri dari 10 pernyataan yang menggambarkan ketercapaian ranah afektif siswa. Penjabaran indikator-indikator ke dalam butir- butir pernyataan dapat dilihat pada Tabel 4.

  Tabel 4. Kisi-kisi Aspek Afektif Siswa

  Tingkatan Indikator Nomor butir

  9

  1 Menerima/memperh atikan Mendengarkan

  1

  2 Memperhatikan guru menerangkan pelajaran

  2

  3 Menanggapi Mengerjakan tugas biologi

  3

  4

  5 Aktif menjawab

  5

  6 Menilai Menghargai orang lain 6 dan 7

  7 Mengatur/ Mengorganisasikan Tepat waktu

  8

  8 Mandiri

4 Aktif bertanya

  r xy= n

  Dalam penelitian ini, diketahui bahwa terdapat kontribusi yang kuat antara gaya belajar visual terhadap kompetensi biologi, dengan kontribusi yang diberikan sebesar 52%. Ini berarti gaya belajar visual sebagai gaya belajar dominan memiliki kontribusi yang kuat dan kontribusi yang terbesar dibandingkan gaya belajar auditorial dan kinestetik.

  Visual Auditorial Kinestetik Kognitif 34% 52% 41% 22,3% Afektif

  Psikomotor

  Tabel 12. Analisis parsial persentase kontribusi yang diberikan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik terhadap kompetensi siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor menggunakan rumus koefisien penentu

  Kompetensi siswa Gaya belajar siswa Visual Auditorial Kinestetik

  Kognitif 74,8% 65,61% 31,80% Afektif 41% 37,2% 18,49% Psikomotor 5,3% 6,25% 9,61%

  B. Pembahasan

  Melalui penelitian ini ditemukan gambaran tentang gaya belajar siswa serta kontribusinya terhadap kompetensi biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Padang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya belajar yang paling dominan dimiliki siswa adalah gaya belajar visual.

  Hasil analisis kontribusi dengan rumus koefisien determinasi menunjukkan kontribusi yang kuat antara gaya belajar terhadap kompetensi biologi pada ranah kognitif. Ini disebabkan pada setiap materi biologi selalu didukung oleh gambar-gambar, baik gambar morfologi, anatomi maupun gambar yang berkaitan dengan proses. Sehingga siswa yang memiliki gaya belajar visual dalam proses pembelajaran cenderung memperhatikan penjelasan guru di depan kelas yang juga didukung oleh gambar, charta, slide power point, sehingga mampu menyerap informasi dengan baik.

  Tabel 11. Analisis persentase kontribusi yang diberikan gaya belajar siswa terhadap kompetensi siswa menggunakan rumus koefisien penentu

  Hasil temuan ini sejalan dengan pendapat Ghufron [5] yang diadaptasi dari Brain Compatible Learning for the Block, yang menyatakan bahwa “Belajar dapat dicapai secara lebih efisien bila informasi dibagi-bagi menjadi unit-unit dan memerlukan pehubung diantaranya”. Maka inilah yang menjadi kunci bagi siswa dengan gaya belajar visual untuk mampu mengolah informasi secara runut dan detail.

  Pada gaya belajar auditorial terdapat kontribusi yang kuat antara gaya belajar terhadap kompetensi biologi. Hasil analisis kontribusi dengan rumus koefisien determinasi menunjukkan kontribusi yang kuat antara gaya belajar terhadap kompetensi biologi pada ranah kognitif. Ini disebabkan karena siswa yang memiliki gaya belajar auditorial, saat proses pembelajaran cenderung mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran, bahkan mereka jarang mencatat materi pelajaran secara runut. Saat proses pembelajaran, guru yang menggunakan multimedia seperti powerpoint mampu mengoptimalkan kompetensi biologi pada ranah kognitif, karena siswa akan mendengarkan penyampaian materi oleh guru.

  Hasil analisis dengan koefisien determinan menunjukkan terdapat kontribusi yang signifikan antara gaya belajar

  auditorial terhadap kompetensi biologi. Namun jika dianalisis

  secara parsial, terdapat kontribusi yang cukup berarti antara gaya belajar auditorial terhadap kompetensi biologi pada ranah psikomotor. Sama halnya dengan siswa visual, siswa

  auditorial cenderung tenang dan fokus saat belajar. Kecuali

  jika mereka mengalami kesulitan dalam menguasai suatu konsep, maka siswa auditorial terkadang berbicara dengan diri sendiri untuk menguatkan konsep yang disampaikan oleh guru. Penyebab lainnya ialah guru jarang melaksanakan kegiatan praktikum, sehingga keterampilan siswa tidak mampu teroptimalkan saat pembelajaran biologi.

  Pada gaya belajar kinestetik terdapat kontribusi yang cukup kuat antara gaya belajar terhadap kompetensi biologi, dengan kontribusi sebesar 22,3%. Hasil analisis menunjukkan kontribusi yang diberikan sebesar 31,80%; 18,49% dan 9,61% antara gaya belajar kinestetik terhadap kompetensi biologi pada ranah kognitif, afektif dan psikimotor. Ini berarti kontribusi yang diberikan gaya belajar kinestetik terhadap kompetensi biologi pada ranah kognitif memberikan kontribusi yang besar dibandingkan pada ranah afektif dan psikomotor.

  Kompetensi siswa Gaya Belajar siswa Gaya belajar siswa

  Untuk mengetahui persentase kontribusi yang diberikan gaya belajar terhadap kompetensi siswa, menggunakan rumus koefisien penentu/determinan dapat dilihat pada Tabel 11 dan 12.

  ( ∑

  X ) 2 }

  XY )

  − ( ∑

  X )( ∑

  Y )

  √ { n ∙

  ∑

  X 2

  ( ∑

   { n ∙

  IPA SMA Negeri 8 Padang, diperoleh data primer berupa gaya belajar dan data sekunder berupa kompetensi siswa, baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotor. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 siswa.

  ∑

  Y 2

  ( ∑ Y

  ) 2 }

  Keterangan: r xy = koefisien korelasi yang dicari X = nilai variabel 1 Y = nilai variabel 2 N = banyak subjek pemilik nilai

  Kemudian untuk melihat persentase kontribusi atau sejauh mana pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, maka digunakan koefisien determinasi (KP) dapat dinyatakan dengan rumus KP = r 2 x100% (Sudjana [10] ). HASIL DAN PEMBAHASAN

  A. Hasil Penelitian

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas XI

  Hasil analisis menunjukkan terdapat kontribusi yang cukup signifikan antara gaya belajar kinestetik terhadap memiliki gaya belajar kinestetik ini mengalami kesulitan

  III. Validasi Lembar Observasi Aspek Psikomotor dalam menyerap informasi yang disampaikan oleh guru. Ini [4] sejalan dengan Bobbi DePorter yang menyatakan bahwa,

  Penilaian

  “Bagi mereka yang modalitasnya tidak sama dengan anda, Nilai

  Nomor Validator Jumlah Total Validit Kriteria

  kemungkinan tidak akan dapat menangkap semua yang

  Item as

  diajarkan atau mendapat tantangan lebih besar dalam

  I II

  mempelajari bahan”. Ini berarti, siswa yang memiliki gaya

  1

  4

  4

  8

  8

  1 Sangat valid belajar kinestetik dan berbeda dengan gaya mengajar guru.

  2

  4

  4

  8

  8

  1 Sangat valid

  Saat proses pembelajaran biologi, guru umumnya

  3

  4

  3

  7

  8

  0.88 Sangat valid

  menggunakan media pembelajaran seperti powerpoint. Ini hanya mampu mengoptimalkan kompetensi siswa yang

  4

  4

  3

  7

  8

  0.88 Sangat valid

  memiliki gaya belajar visual dan auditorial. Akibatnya siswa KESIMPULAN DAN SARAN yang memiliki gaya belajar kinestetik mengalami kesulitan

  A. Kesimpulan

  dalam menyerap informasi dan menunjukkan sikap bahkan keterampialn belajar yang cenderung pasif dan tidak antusias Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan: saat belajar. Ini menyebabkan siswa dengan gaya belajar

  1. Persentase kontribusi gaya belajar siswa kelas XI IPA

  kinestetik kesulitan dalam menyerap informasi yang SMA Negeri 8 Padang tahun ajaran 2013/2014 disampaikan guru. terhadap kompetensi biologi adalah gaya belajar visual

  Jadi, baik secara keseluruhan maupun parsial terlihat dengan persentase 52%. Diikuti oleh gaya belajar bahwa gaya belajar memberikan kontribusi yang berarti

  auditorial dengan persentase 41% dan gaya belajar

  terhadap kompetensi siswa, baik pada ranah kognitif, afektif kinestetik dengan persentase 22,33%. dan psikomotor. Namun tidak halnya untuk gaya belajar

  2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara gaya belajar

  kinestetik yang memberikan kontribusi yang tidak berarti terhadap kompetensi biologi siswa kelas XI IPA SMA terhadap kompetensi biologi siswa, terutama kompetensi Negeri 8 Padang. siswa pada ranah psikomotor.

  B. Saran 1). Validitas Angket Gaya Belajar Siswa dan Lembar

  Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka Observasi Pada Ranah Afektif dan Psikomotor. peneliti menyarankan beberapa hal:

  I. Validasi Angket Gaya Belajar

  1. Guru mata pelajaran biologi khususnya untuk

  Penilaian Komponen No. Jum- Nilai

  mengoptimalkan gaya belajar siswa agar kompetensi

  Validator Total Kriteria Penilaian Item lah Validitas

  I II

  biologi siswa terus meningkat dengan melaksanakan

  Sangat

  1

  4

  3

  7 8 0.875 proses pembelajaran yang bervariasi. valid Sangat

  2. Guru umumnya untuk dapat merubah paradigma

  2

  4

  4

  8

  8

  1 valid

  bahwa bukan gaya belajar siswa yang harus

  Sangat

  3

  4

  3

  7 8 0.875

  mengikuti gaya mengajar guru, melainkan gaya

  valid Kebahasaan Sangat

  mengajar guru yang harus mengikuti gaya belajar

  4

  4

  4

  8

  8

  1 valid

  siswa. Ini artinya guru harus mengetahui dan

  Sangat

  5

  4

  3

  7 8 0.875 valid memahami gaya belajar siswa yang bervariasi.

  Sangat

  3. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk dapat

  6

  4

  3

  7 8 0.875 valid

  meneliti bagaimana cara mengoptimalkan

  Sangat

  1

  4

  4

  8

  8

  1 valid

  kompetensi siswa melalui gaya belajarnya.

  Sangat

  2

  4

  3

  7 8 0.875 valid Konstruksi Sangat

  3

  4

  3

  7 8 0.875 valid

  UCAPAN TERIMA KASIH

  Sangat

  4

  4

  4

  8

  8

  1 Dalam penelitian ini, peneliti banyak mendapat bantuan valid

  dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada Bapak , Ibu

  II. Validasi Lembar Observasi Aspek Afektif Linda Advinda, M.Kes . dan Ibu Fitri Arsih,S.Si, M.Pd.

  Penilaian

  yang telah memberikan saran dan kritikan demi kesempurnaan

  Nomor Validator Nilai

  penelitian ini. Selanjutnya kepada Ibu Rahmawati D, M.Pd.,

  Jumlah Total Kriteria Item Validitas

  I II

  selaku validator angket gaya belajar siswa dan lembar observasi kompetensi siswa pada ranah afektif dan

  1

  4

  4

  8

  8

  1 Sangat valid psikomotor.

  2

  4

  4

  8

  8

  1 Sangat valid

  3

  4

  3

  7

  8

0.88 Sangat valid

  REFERENSI

  [1] Arikunto. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.

  Jakarta: Bumi Aksara. [2] BNSP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang

Pendidkan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

  [3] DePorter, B. dan M. Hernacki. 2013. Quantum

  Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. (Terjemahan: Alwiyah Abdurrahman).

  Bandung : Kaifa. [4] dan M. Reardon. 2009. Quantum Tearning :

  Mempraktikkan Quantum Learning di ruang-ruang

kelas. (Terjemahan: Ary Nilandari). Bandung : Kaifa.

  [5] Ghufron, M. Nur. 2012. Gaya Belajar Kajian Teoritik.

  Yogyakarta : Pustaka Pelajar. [6] Lufri. 2007. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang : UNP Press.

  [7] Nasution, M.A. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

  [8] Mudjiono, Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran.

  Jakarta : Rineka Cipta. [9] Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip- prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosakarya.

  [10] Sudjana. 2005. Metode statistik. Jakarta : Tarsito.