1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan yang timbul akibat meningkatnya aktivitas manusia adalah sampah. Apabila dilihat dari nilai ekonomi, sampah dapat dikatakan tidak
memiliki nilai sama sekali, bahkan bisa bernilai negatif. Penelitian mengenai daur ulang sampah atau pengolahan sampah menjadi material baru yang berkualitas,
sangatlah menarik untuk dikaji. Dengan pemanfaatan sampah kota sebagai material pengisi
filler
diharapkan mampu mewujudkan hal tersebut. Komposit dapat dibuat dari berbagai macam serat pertanian, sampah kertas
dan sampah plastik. Komposit ini memiliki jangkauan yang luas sifatnya dan dapat digunakan pada berbagai macam kebutuhan dan produk unggulan, contohnya produk
komposit yang dibuat dengan tangan sebagai panel interior, pelapis tembok, penyekat, pintu, lantai, kontruksi dan material kotak pengemas, karton serta palet
Krzysik dan Youngest, 1991. Menurut Katz dan Milewski, 1978
filler
secara umum tidak digunakan untuk meningkatkan sifat-sifat mekanik material tetapi lebih pada meningkatkan
aspek kelakuan komposit yang lain, seperti mengurangi berat, mengurangi biaya dan perlindungan terhadap radiasi ultraviolet.
Filler
memberikan kemudahanfleksibilitas dalam desain dimensi komposit yang diinginkan, dan selain sebagai material pengisi,
material serbuk atau serpih juga digunakan sebagai material penguat komposit tetapi tidak seefektif fiber Gibson, 1994.
Han, dkk, 2003, mengungkapkan bahwa komposit polypropylene-serbuk sekam padi dengan fraksi berat serat 10, 20, 30, dan 40 mempunyai kekuatan
tarik dan impak yang menurun seiring dengan pertambahan fraksi berat serbuk sekam padi. Sedangkan modulus tariknya meningkat seiring dengan pertambahan fraksi
berat serbuk sekam padi. Bentuk dan ukuran
filler
juga berpengaruh besar terhadap komposit yang dihasilkan.
Filler
dengan bentuk yang tidak beraturan
irregular
, kekuatan kompositnya menurun disebabkan oleh ketidakmampuan
filler
mendukung tegangan yang disalurkan dari matrik polimer Ismail, dkk, 2002.
2
Biswas, dkk, 2001 membandingkan diantara komposit
thermoset
, komposit dengan matrik
phenol formaldehyde
PF menunjukkan kekuatan dan modulus paling tinggi daripada komposit epoxy dan diikuti komposit polyester, karena kekuatan
ikatan antar muka serat-matrik
interfacial bond
meningkat dengan urutan PF epoxypolyester.
Meninjau masalah sampah, selama ini sebagian besar usaha yang dilakukan dalam penanganan sampah di Indonesia adalah menimbun langsung
open dumping
di lahan terbuka atau tempat pembuangan akhir TPA. Cara ini banyak diterapkan karena murah dan mudah dilakukan. Namun demikian, cara ini juga belum dapat 100
mengurangi jumlah sampah, sehingga akan muncul masalah baru ketika kemampuan TPA sudah tidak seimbang lagi dengan sampah yang dihasilkan.
Potensi sampah kota di Indonesia pada tahun 2000 adalah sebesar 100.000 ton per hari, sedangkan untuk kondisi sampah kota yang dihasilkan oleh beberapa
kota di Jawa Tengah sebagai berikut Surakarta menghasilkan sampah kota sebesar 267 ton per hari Semarang menghasilkan 727 ton per hari dan Magelang
menghasilkan 63 ton per hari Sudrajat, 2004. Dari sekian banyak sampah kota yang dihasilkan tersebut sampah plastik yang menjadi permasalahan utama mempunyai
sumbangan sebesar 2 sehingga dalam satu hari dapat menghasilkan 2000 ton, sedangkan kondisi potensi sampah plastik di Surakarta sebesar 5,34 ton per hari
Sudrajat, 2004. Penanganan sampah di Surakarta juga menerapkan cara menimbun langsung
open dumping
. TPA Putri Cempo merupakan tempat pembuangan akhir sampah kota yang terletak di daerah kelurahan Mojosongo kota Surakarta. Adapun fungsi
dari TPA ini sebagai tempat penimbunanan sampah kota yang terkumpul dari daerah Surakarta dan sekitarnya, lahan yang dimiliki TPA Putri Cempo ±14 hektar, dengan
produksi sampah di Surakarta yang mencapai kurang lebih 270 ton per hari, diperkirakan TPA ini dapat menampung sampah dalam jangka waktu ±5 tahun
kedepan. Oleh karena itu, penelitian ini diajukan sebagai harapan untuk dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif penyelesaian masalah lingkungan akibat sampah kota dan sebagai bentuk usaha untuk pengembangan material baru yang murah dan ramah
lingkungan.
3
1.2. Perumusan Masalah