Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

70

B. Pembahasan

Hasil penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang profil kepribadian siswa SMK N 1 Seyegan Yogyakarta, ditinjau dari teori 5 besar Big 5 Theory, yang terdiri dari tipe Ekstraversi, Neurotisme, Keterbukaan Skala Kebersetujuan, dan Kenuranian. Data hasil penelitian terdiri dari satu variabel yaitu profil kepribadian siswa SMK N 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta. Profil kepribadian siswa dikelompokkan menjadi beberapa tipe yaitu ekstraversi, neurotisme, terbuka, kebersetujuan dan kenuranian. Berdasarkan data penelitian yang dianalisa, maka dilakukan pembahasan tentang hasil penelitian sebagai berikut.

1. Kepribadian Ekstraversi Siswa SMK N 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta

Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi variabel Kepribadian Ekstraversi pada kategori sangat baik sebanyak 9,9 atau sebanyak 18 siswa, pada ketegori Baik sebanyak 15,3 atau 28 siswa, pada kategori cukup sebanyak 49,8 atau 91 siswa, pada kategori kurang sebanyak 20,3 atau 37 siswa, pada kategori sangat kurang sebanyak 4,9 atau sebanyak 9 siswa, Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Kepribadian Ekstraversi berada pada kategori cukup 49,8. Faktor ekstraversi atau bisa juga disebut faktor dominan-patuh dominance-submissiveness. Faktor ini merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian, dimana ekstraversi ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Menurut penelitian, seseorang yang memiliki faktor ekstraversi yang tinggi, akan mengingat semua interaksi sosial, berinteraksi dengan lebih banyak orang dibandingkan dengan seseorang dengan tingkat eksteversi yang rendah. Dalam berinteraksi, mereka juga akan lebih banyak memegang kontrol dan keintiman. Didalam group mereka juga dianggap sebagai orang-orang yang ramah, fun-loving, affectionate, dan talkative. 71 Ekstraversi dicirikan dengan afek positif seperti memiliki antusiasme yang tinggi, senang bergaul, memiliki emosi yang positif, energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius, workaholic juga ramah terhadap orang lain. Ekstraversi memiliki tingkat motivasi yang tinggi dalam bergaul, menjalin hubungan dengan sesama dan juga dominan dalam lingkungannya ekstraversi dapat memprediksi perkembangan dari hubungan sosial. Seseorang yang memiliki tingkat ekstraversi yang tinggi dapat lebih cepat berteman daripada seseorang yang memiliki tingkat ekstraversi yang rendah. Ekstraversi mudah termotivasi oleh perubahan, variasi dalam hidup, tantangan dan mudah bosan. Sedangkan orang- orang dengan tingkat ekstraversi rendah cenderung bersikap tenang dan menarik diri dari lingkungannya.

2. Kepribadian Neurotisme Siswa SMK N 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta

Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi variabel Kepribadian Neurotisme pada kategori sangat baik sebanyak 9,9 atau sebanyak 18 siswa, pada ketegori baik sebanyak 18,6 atau 38 siswa, pada kategori cukup sebanyak 30,6 atau 56 siswa, pada kategori kurang sebanyak 38,8 atau 71 siswa, pada kategori sangat kurang sebanyak 2,2 atau sebanyak 4 siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Kepribadian Neurotisme berada pada kategori kurang 38,8. Neuroticism menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil, seperti juga teman-temannya yang lain, mereka juga mengubah perhatian menjadi sesuatu yang berlawanan. Seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang rendah cenderung akan lebih gembira dan puas terhadap hidup dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi. Selain memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan dan berkomitmen, mereka juga memiliki tingkat self esteem yang rendah. Individu yang memiliki nilai atau 72 skor yang tinggi di neuroticism adalah kepribadian yang mudah mengalami kecemasan, rasa marah, depresi, dan memiliki kecenderungan emotionally reactive.

3. Kepribadian Terbuka Siswa SMK N 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta

Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi variabel Kepribadian Terbuka pada kategori sangat baik sebanyak 7,1 atau sebanyak 13 siswa, pada ketegori baik sebanyak 18 atau 33 siswa, pada kategori cukup sebanyak 41 atau 75 siswa, pada kategori kurang sebanyak 30,6 atau 56 siswa, pada kategori sangat kurang sebanyak 3,2 atau sebanyak 6 siswa, Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Kepribadian Terbuka berada pada kategori cukup 41. Faktor keribadian terbukaopenness merupakan faktor yang paling sulit untuk dideskripsikan, karena faktor ini tidak sejalan dengan bahasa yang digunakan tidak seperti halnya faktor-faktor yang lain. Openness mengacu pada bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru. Openness mempunyai ciri mudah bertoleransi, kapasitas untuk menyerap informasi, menjadi sangat fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran dan impulsivitas. Seseorang dengan tingkat openness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki nilai imajinasi, broadmindedness, dan a world of beauty. Sedangkan seseorang yang memiliki tingkat openness yang rendah memiliki nilai kebersihan, kepatuhan, dan keamanan bersama, kemudian skor openess yang rendah juga menggambarkan pribadi yang mempunyai pemikiran yang sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan. Openness dapat membangun pertumbuhan pribadi. Pencapaian kreatifitas lebih banyak pada orang yang memiliki tingkat openness yang tinggi 73 dan tingkat agreeableness yang rendah. Seseorang yang kreatif, memiliki rasa ingin tahu, atau terbuka terhadap pengalaman lebih mudah untuk mendapatkan solusi untuk suatu masalah.

4. Kepribadian Kebersetujuan Siswa SMK N 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta

Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi variabel Kepribadian Kebersetujuan pada kategori sangat baik sebanyak 6 atau sebanyak 11 siswa, pada ketegori baik sebanyak 31,7 atau 58 siswa, pada kategori cukup sebanyak 28,5 atau 52 siswa, pada kategori kurang sebanyak 30,6 atau 56 siswa, pada kategori sangat kurang sebanyak 3,2 atau sebanyak 6 siswa, Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Kepribadian Kebersetujuan berada pada kategori baik 31,7. KebersetujuanAgreebleness dapat disebut juga social adaptibility atau likability yang mengindikasikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain. Berdasarkan value survey, seseorang yang memiliki skor agreeableness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki value suka membantu, forgiving, dan penyayang. Namun, ditemukan pula sedikit konflik pada hubungan interpersonal orang yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi, dimana ketika berhadapan dengan konflik, self esteem mereka akan cenderung menurun. Selain itu, menghindar dari usaha langsung dalam menyatakan kekuatan sebagai usaha untuk memutuskan konflik dengan orang lain merupakan salah satu ciri dari seseorang yang memiliki tingkat aggreeableness yang tinggi. Pria yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi dengan penggunaan power yang rendah, akan lebih menunjukan kekuatan jika dibandingkan dengan wanita. Sedangkan orang-orang dengan tingkat agreeableness yang rendah cenderung 74 untuk lebih agresif dan kurang kooperatif. Pelajar yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi memiliki tingkat interaksi yang lebih tinggi dengan keluarga dan jarang memiliki konflik dengan teman yang berjenis kelamin berlawanan.

5. Kepribadian Kenuranian Siswa SMK N 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta

Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi variabel Kepribadian Kenuranian pada kategori sangat baik sebanyak 7,1 atau sebanyak 13 siswa, pada ketegori baik sebanyak 16,3 atau 30 siswa, pada kategori cukup sebanyak 36,6 atau 67 siswa, pada kategori kurang sebanyak 35,5 atau 67 siswa, pada kategori sangat kurang sebanyak 4,3 atau sebanyak 8 siswa, Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Kepribadian Kenuranian berada pada kategori cukup 36,6. Tipe keribadian kenuranianConscientiousness dapat disebut juga dependability, impulse control, dan will to achieve, yang menggambarkan perbedaan keteraturan dan self discipline seseorang. Seseorang yang conscientious memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai seseorang yang well- organize, tepat waktu, dan ambisius. Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Di sisi negatifnya trait kepribadian ini menjadi sangat perfeksionis, kompulsif, workaholic, membosankan. Tingkat conscientiousness yang rendah menunjukan sikap ceroboh, tidak terarah serta mudah teralih perhatiannya. 75

6. Kepribadian Secara Keseluruhan Siswa SMK N 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta

Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi variabel Kepribadian Keseluruhan pada kategori sangat baiki sebanyak 8 atau sebanyak 15 siswa, pada ketegori baik sebanyak 22,8 atau 43 siswa, pada kategori cukup sebanyak 37,7 atau 69 siswa, pada kategori rendah sebanyak 28,2 atau 52 siswa, pada kategori sangat rendah sebanyak 2,6 atau sebanyak 5 siswa, Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Kepribadian Keseluruhan berada pada kategori cukup 37,7. Dari analisa di atas juga diketahui bahwa siswa dengan kepribadian siswa Ekstraversi sebanyak 37,158, dengan kepribadian Neurotisme sebanyak 7,650, siswa dengan kepribadian Terbuka sebanyak 13,661, siswa dengan kepribadian Kebersetujuan sebanyak 23,497, dan siswa dengan kepribadian Kenuranian sebanyak 18,032, Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa SMK N 1 Seyegan cenderung berkepribadian Ekstraversi yaitu sebanyak 37,158. 76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

C. Simpulan

Berdasarkan data penelitian yang dianalisa, maka dilakukan pembahasan tentang hasil penelitian sebagai berikut.

7. Kepribadian Ekstraversi Siswa SMK N 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta

Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi variabel Kepribadian Ekstraversi pada kategori sangat baik sebanyak 9,9 atau sebanyak 18 siswa, pada ketegori Baik sebanyak 15,3 atau 28 siswa, pada kategori cukup sebanyak 49,8 atau 91 siswa, pada kategori kurang sebanyak 20,3 atau 37 siswa, pada kategori sangat kurang sebanyak 4,9 atau sebanyak 9 siswa, Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Kepribadian Ekstraversi berada pada kategori cukup 49,8.

8. Kepribadian Neurotisme Siswa SMK N 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta

Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi variabel Kepribadian Neurotisme pada kategori sangat baik sebanyak 9,9 atau sebanyak 18 siswa, pada ketegori baik sebanyak 18,6 atau 38 siswa, pada kategori cukup sebanyak 30,6 atau 56 siswa, pada kategori kurang sebanyak 38,8 atau 71 siswa, pada kategori sangat kurang sebanyak 2,2 atau sebanyak 4 siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Kepribadian Neurotisme berada pada kategori kurang 38,8.

9. Kepribadian Terbuka Siswa SMK N 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta

Berdasarkan tabel dan pie chart di atas frekuensi variabel Kepribadian Terbuka pada kategori sangat baik sebanyak 7,1 atau sebanyak 13 siswa, pada ketegori baik sebanyak 18 atau 33 siswa, pada kategori cukup sebanyak 41 atau 75 siswa, pada kategori kurang sebanyak 30,6 atau 56 siswa, pada