ANALISIS DEFENSE MECHANISM PADA NARAPIDANA WANITA PELAKU TINDAK KEKERASAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya
dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain. Hal tersebut dapat dibuktikan dari
sisi fisiologis, afeksi maupun intelektualitas, oleh karena itu manusia memerlukan
suatu penyesuaian diri terhadap lingkungannya dan pemenuhan terhadap segala
kepuasan yang terbentuk dalam diri manusia itu. Ketika adanya penyesuaian diri,
maka manusia tidak terlepas dari kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi.
Seiring dengan bertambahnya angka pertumbuhan manusia, maka semakin
banyak pula penyesuaian dan kebutuhan-kebutuhan manusia yang harus dipenuhi
baik dari fisik maupun psikis. Berbagai kebutuhan yang sangat banyak tersebut
akan menimbulkan keinginan seseorang untuk memenuhi kebutuhan itu.
Kehidupan seseorang biasanya akan berlangsung baik jika bisa memenuhi
semua kebutuhannya, tetapi jika kebutuhan itu tidak terpenuhi maka seseorang
tersebut akan mengalami kecemasan dan mereka akan berusaha mencari jalan
keluar sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya, sampai
seseorang tersebut

akan merasakan kepuasan terhadap apa yang menjadi


kebutuhannya.
Usaha manusia untuk memuaskan keinginannya kadang-kadang harus
ditempuh dengan melewati cara melanggar norma hukum. Tidak hanya laki-laki,
bahkan wanita. Menariknya dalam perkembangan kejahatan akhir-akhir ini adalah
bahwa tidak sedikit wanita yang terlibat dalam tindak kejahatan yang sebelumnya
hanya lazim dilakukan oleh laki-laki, misalnya ikut serta dalam pembunuhan,
korupsi, narkoba, penjualan anak, perampasan, penipuan atau pencurian. Hal ini
juga didukung dengan pemberitaan-pemberitaan yang sering ditayangkan di
program-program berita kriminal di televisi nasional. Bertambahnya pelaku
kriminal wanita maka menambah jumlah narapidana wanita di Lembaga

1

2

Pemasyarakatan yang sudah ada sebelumnya, selain itu citra wanita yang seolaholah lebih bertahan terhadap kejahatan mulai pudar.
Hal tersebut bertolak belakang dengan citra seorang wanita yang pada
dasarnya memiliki atribut sebagai sosok yang dekat dengan kelembutan dan
membutuhkan perlindungan ditambah dengan peran wanita sebagai seorang

pendidik yang dalam sifatnya terdapat kasih sayang terhadap lingkungan sekitar,
memberikan rasa aman, dan mengayomi. Hal tersebut tidak berlaku terhadap para
narapidana wanita, maka persoalan yang terjadi adalah bagaimana bisa seorang
wanita melakukan tindakan kekerasan yang mungkin sebelumnya tidak pernah
terpikirkan oleh masyarakat.
Tidak sedikit pula wanita melakukan tindakan kekerasan atau agresi untuk
menyakiti orang lain, di Jakarta angka kekerasan terhadap anak di wilayah
Jabodetabek sepanjang 2010 terus naik seiring dengan tingkat kesadisannya.
Komisi Nasional Perlindungan Anak bahkan mencatat pelaku kekerasan terhadap
anak sebesar 70 persen dilakukan ibu. Berdasarkan data Komnas PA, tercatat
hingga pertengahan pekan ketiga September 2010 sebanyak 2.044 kasus. Angka
ini meningkat hingga 30 persen dari 2009 lalu yang tercatat 1.998 kasus. Pada
2008 tercatat 1.826 kasus dan 1.510 kasus pada 2007. Menurut Ketua Komnas PA
sebesar 70 persen dari kasus tersebut dilakukan oleh ibu. Baik ibu kandung, ibu
tiri, ibu guru, ibu angkat, dan tante atau perempuan lainnya (tvOne news, 2010).
Tindakan agresi lainnya adalah kasus pembunuhan oleh istri terhadap
suaminya di Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo. Sang istri telah menyiapkan
sepucuk senapan angin, aksi kejahatan dilakukan di kamar tersangka dengan cara
menembak korban dan tembakannya mengenai belakang kuping sebelah kiri
sebanyak satu kali. Selama tiga hari itu suami disiksa dan berbagai pukul dan

mengunakan benda keras, setelah suaminya meninggal lalu mayat diletakkan
diparit pinggir jalan. Menurut pengakuan tersangka dirinya tega membunuh
suaminya sendiri, karena sakit hati yang dialami oleh ulah suaminya selama ini
yang berlaku kasar (Hukrim, 2010)
Kasus yang lainnya adalah pembunuhan bayi yang baru berusia dua pekan
yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri di Pejaten Barat Jakarta. Dugaan

3

sementara penyebab kalapnya Sunari (39) hingga tega menggorok bayinya sendiri
yang baru berusia dua pekan diduga kuat karena kesal anaknya rewel ujar Kanit
Reskrim Polsek Pasar Minggu Ipda Johan Rofi di Jakarta. Selain itu polisi juga
menduga, tindakan brutal Sunari itu akibat ketidaksiapan mental karena pada
dasarnya ia sudah menggunakan alat kontrasepsi namun tetap kebobolan sehingga
tersangka tidak bisa menerima kehadiran anak bungsunya dan

usia bayinya

terpaut jauh dengan dua anak sebelumnya, ujar Kasatreskrim lagi. Menurut
pengakuan Sugino, istrinya menyatakan tak sanggup merawat Aulia. Bahkan

Sunari sempat meminta izin agar Aulia dirawat oleh adik iparnya tapi Sugino
tidak mengizinkan (Saifullah & Arie Firdaus, 2010).
Kasus pembunuhan lain yaitu pembunuhan terhadap Agnes Kharisma pada
tanggal 7 Februari 2011 di Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang dilakukan oleh ibu
kandungnya sendiri dengan bantuan anak angkat dan temannya. Menurut
Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Polisi Gatot Eddy Pramono, penyebab
terjadinya peristiwa pembunuhan itu karena tersangka sakit hati dengan sikap
anaknya yang mengusirnya dari kontrakan korban dan tersangka diperlakukan
seperti orang lain bukan seperti seorang anak terhadap ibunya ( Umi, 2011).
Ruyati binti Satubi 54 tahun terbukti bersalah membunuh wanita Saudi,
Khairiya binti Hamid Mijlid, yang tidak lain adalah istri majikannya. Menurut
penuturan Een Nuraeni yang merupakan putri kandung Ruyati, ini adalah ketiga
kalinya ibunya berangkat ke Arab Saudi pada 2008. Selama bekerja di Arab
Saudi, ibunya tak pernah mengeluh, tapi dia mendapat cerita dari seorang teman
ibunya bahwa majikan ibunya sangat kasar. Ibunya sering dilempar sandal oleh
majikannya. Selain dilempar sandal, dia juga kadang dipukul dan pernah 7 bulan
tidak dibayar gajinya. Terakhir, menurut Een, dia didorong majikannya dari
tangga hingga kakinya patah dan selain mendapat perlakuan kasar, Ruyati juga
sering kelaparan, kejadian itu terjadi tiga bulan sebelum pembunuhan. Ruyatipun
akhirnya dihukum pancung di Arab Saudi (Abi, 2011).

Semua kasus-kasus tentang kekerasan yang dilakukan oleh perempuan
memiliki kesamaan sebelum mereka melakukan tindakan kekerasan, yaitu tentang
kejadian-kejadian yang membuat

kondisi psikologis mereka terusik sehingga

menimbulkan ketidaknyamanan atau yang disebut dengan kecemasan. Kejadian-

4

kejadian yang membuat ketidaknyamanan itu berupa kondisi eksternal yang
mengancam bahkan menyakiti secara fisik pada perempuan-perempuan tersebut
dan diterima secara berulang-ulang dengan selang waktu yang lama. Kondisi yang
mengancam dan berulang-ulang itulah yang membuat perempuan-perempuan
tersebut melakukan tindakan kekerasan.
Di setiap kondisi yang mengancam, para perempuan tersebut berusaha
untuk tetap mempertahankan kondisi mereka agar stabil yaitu dengan ego
mengeluarkan

defense mechanismnya di setiap kondisi yang mengancam


stabilitas ego, karena defense mechanism berperan penting dalam pembangunan
kepribadian, adaptasi lingkungan dan melindungi diri dari konflik internal dan
emosional. Seperti yang dikatakan oleh Freud ( dalam Alwisol, 2007) bahwa
defense mechanism merupakan strategi yang dipakai individu untuk bertahan
melawan ekspresi impuls id serta menentang tekanan superego. Ego yang
mereaksi bahaya munculnya impuls id dengan melakukan sebuah pembentengan
impuls sehingga tidak muncul menjadi tingkahlaku sadar dan membelokkan
impuls itu sehingga intensitas aslinya dapat dilemahkan dan diubah. Ditambahkan
lagi menurut Freud tentang defese mechanism yang merupakan fungsi mental
untuk melindungi individu dari kecemasan yang berlebihan. Defense mechanism
ini mengerahkan fungsi perlindungan terhadap distorsi atau penghapusan dari
gangguan pikiran, perasaan dan persepsi. Pada saat situasi dimana kecemasan itu
datang dan seseorang mengalami emosi yang negatif, maka mereka cenderung
untuk mencari alternatif lain untuk menginterpretasikan peristiwa itu dalam
rangka mereduksi emosinya dengan defense mechanism seperti penolakan,
penyangkalan dan fantasi (Baihaqi & dkk., 2005). Defense mechanism bekerja
dalam taraf unconsciousness, jika ada stimulus yang membuat cemas maka hanya
pertahanan ego yang merepress stimulus-stimulus ke dalam ketidaksadaran, tetapi
jika terlalu lama maka hal tersebut akan bertumpuk-tumpuk yang akhirnya ketika

ada stimulus lagi (locus of weekness) yang kecil maupun besar maka defense
mechanism yang dipakai dulu tidak efektif sehingga timbul perilaku agresi.
Menurut Lazarus & Lazarus (1984) menyerang ditimbulkan dari dorongan
emosi marah. Emosi marah ini dapat ditimbulkan karena adanya penghinaan
terhadap diri sendiri serta hal-hal yang dimiliki oleh diri, namun keadaan yang

5

dianggap sebagai penghinaan tidak selalu merupakan kejadian yang dialami
sendiri oleh individu. Emosi marah, menurut Frijda, Kuipers, dkk (1989)
merupakan suatu emosi yang didominasi kesiapan untuk beraksi. Dari penelitian
yang mereka lakukan, disimpulkan bahwa ada dua unsur dalam emosi marah,
yaitu unsur bergerak melawan atau moving against (kecenderungan untuk
antagonis seperti menyerang atau beroposisi) dan boiling inwardly (mendidih di
dalam).
Selain itu situasi frustasi atau konflik pada diri seseorang, menurut DollarMiller (dalam Koeswara, 1988) frustasi merupakan situasi di mana individu
terhambat atau gagal dalam usaha untuk mencapai tujuan tertentu yang
diinginkannya, atau mengalami hambatan untuk bebas bertindak dalam rangka
mencapai tujuan. Situasi-situasi tersebut memunculkan aversi atau reaksi negatif
internal seseorang yang ditunjukkan dengan berbagai cara, salah satunya

kemarahan. Ditambah lagi menurut Berkowitz (dalam Koeswara, 1988), ada dua
faktor yang menjadi persyaratan bagi kemunculan agresi, yakni kesiapan untuk
bertindak agresi yang biasanya terbentuk oleh pengalaman frustasi dan isyaratisyarat atau stimulus-stimulus eksternal yang memicu pengungkapan agresi.
Berkowitz (dalam Koeswara, 1988) juga menekankan bahwa frustasi
sebaiknya dilihat sabagai suatu kasus khusus yang berkaitan dengan stimulus
aversi dan agresi, artinya frustasi dapat mengarahkan individu bertindak agresif
karena frustasi bagi individu merupakan situasi yang tidak menyenangkan dan
individu ingin mengatasi atau menghindarinya dengan berbagai cara, termasuk
agresi.
Dalam teori sosial-kognitif menyertakan peran dari ekspektasi dan
kompetensi dalam menjelaskan perilaku agresif. Orang yang berharap perilaku
agresif akan menghasilkan implikasi positif akan lebih mungkin melakukan
tindakan tersebut. Orang yang kurang memiliki kompetensi untuk menyelesaikan
masalah-masalah interpersonalnya tanpa lari pada agresi akan lebih mungkin
bertindak agresif dalam situasi-situasi konflik (Nevid,Ratus & Greene, 2003).
Menurut psikoanalisis, tindakan agresif didasari oleh insting kematian
yang pada dasarnya memiliki tujuan yang bersifat self destructive karena tujuan
akhirnya mengembalikkan seseorang pada kondisi bebas ketegangan. Impuls

6


agresif yang dilepas dengan istilah katarsis merupakan langkah yang aman dan
dapat diterima. Sedangkan agresi nyata timbul apabila impuls-impuls agresif
meningkat sedangkan ego tidak mampu menampung impuls destructive ini atau
ego lemah (Nevid,Ratus & Greene, 2003).
Seseorang yang dikatakan mampu mengatasi masalah yang dihadapinya
dengan baik jika dia mampu mengatasi masalahnya tanpa menimbulkan
kerusakan pada lingkungan sekitarnya, tetapi bila dia mengatasi masalahnya
dengan menimbulkan banyak kerusakan di lingkungannya dan terlebih lagi
melakukan tindak agresi yang melanggar norma maka ada kondisi psikologis yang
membuatnya berperilaku jahat seperti itu. Pada dasarnya seseorang bisa
melakukan tindak kejahatan yang dilakukannya dengan sadar ataupun tidak sadar.
Kejahatan yang dilakukan dengan sadar berarti seseorang akan memikirkannya,
merencanakan pada satu maksud secara sadar, tetapi bila dilakukan secara
setengah sadar bahkan tidak sadar berarti seseorang tersebut didorong oleh
impuls-impuls yang hebat, dorongan paksaan yang sangat kuat dan obsesi-obsesi.
Semua dorongan itu akan menumpuk apabila seseorang terjebak dalam situasi
yang menurutnya sangat mengancam sehingga akan terjadi penyerangan bahkan
peristiwa pembunuhan karena berusaha untuk mempertahankan hidupnya (Kartini
Kartono, 1999).

Sebagaimana pada pendapat dalam penelitian yang berhubungan dengan
agresi dan defense mechanism pada laki-laki dan wanita di universitas Messina,
Italia bagian psikiatri telah diperoleh bahwa Turning Against Object (TAO) telah
mendominasi dari klaster-klaster yang ada. Salah satu defense mechanismnya
yaitu displacement, displacement sering digunakan dalam memodulasi ekspresi
dan pengalaman kemarahan. Hal tersebut dilatarbelakangi dengan adanya faktor
sifat kemarahan (T-A), reaksi (T/A-R) dan ekspresi kemarahan (AX/EX) yang
ditunjukkan dengan penyerangan yang nyata serta frustasi.
Pada penelitian lain yang dilakukan Setyoashih dkk. (2003) tentang
pengambilan keputusan membunuh suami oleh narapida di lapas wanita II Malang
mendapatkan bahwa keseluruhan subjek penelitian ketika dihadapkan dengan
konflik cenderung menggunakan supresi sebagai bentuk mekanisme pertahanan
diri. Sehingga sesuatu yang di supresi secara sadar akan muncul lagi dalam

7

bentuk yang lebih kuat. Predisposisi yang terdapat pada setiap subjek adalah
subjek dengan sikap introvert dan impulsif, sehingga dapat berpengaruh pada
kontrol diri yang rendah. Toleransi subjek terhadap konflik berperan dalam
pengambilan keputusan membunuh suami. Setiap subjek memiliki toleransi yang

cenderung rendah dalam menghadapi konflik, sehingga subjek mudah menyerah,
putus asa untuk mencari pilihan yang lebih rasional dan sesuai dengan norma.
Dengan demikian maka tidak menutup kemungkinan defense mechanism
yang digunakan oleh setiap napi berbeda tergantung kondisi internal dan
eksternal, sehingga dari defense mechanism yang berbeda itu terdapat kekhasan
yang dimiliki. Maka dari itu peneliti akan mencari kekhasan defense mechanism
dan dinamika defense mechanism yang terjadi pada narapidana yang melakukan
kekerasan.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan pokok yang diajukan oleh peneliti adalah
“bagaimana defense mechanism pada napi wanita pelaku kekerasan terhadap
orang lain”.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui defense mechanism pada napi wanita pelaku kekerasan
terhadap orang lain.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
a) Napi
Para napi lebih mengenal karakter yang dimiliki dan sebagai bahan
untuk mengelola sikap menjadi lebih baik setelah napi kembali di
tengah masyarakat.
b) Lembaga Pemasyarakatan
a. Selain memiliki data yang bersifat hukum, LP juga memiliki data
narapidana yang bersifat psikologis.

8

b.

LP bisa membuat program rehabilitasi untuk narapidana dengan
kejahatan-kejahatan tertentu. Dengan proses rehabilitasi, napi
memiliki cara untuk melindungi diri (mengelola defense
mechanism, jika pengelolaan dalam diri napi bagus maka napi
mampu menyelesaikan masalahnya dengan baik).

2. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi untuk pengembangan
ilmu psikologi, khususnya psikologi klinis dan psikologi sosial.

ANALISIS DEFENSE MECHANISM PADA NARAPIDANA WANITA
PELAKU TINDAK KEKERASAN

SKRIPSI

Oleh :
Intri Surya Jayanti
07810146

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahim,
Segala syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan kasih sayang dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Analisis Defense Mechanism pada Narapidana Wanita Pelaku
Tindak Kekerasan”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
2. Dra. Tri Dayakisni, M.Si dan M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan
memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM Jawa Timur yang telah
memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian
5. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wanita kelas IIA Malang yang telah
memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian
6. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan berupa doa dan kasih
sayangnya sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi
ini. Serta adik dan kakakku terima kasih atas doanya.

7. Teman-temanku Elfina, Ifa, Novi, Ratna, Amah Ity, Mbak Yo, Tia, temanteman Diva Roetji Indonesia dan teman-teman KAMMI UMM Raya yang
memberi motivasi serta doa.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupan karya menusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski
demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 1 Mei 2012
Penulis

Intri Surya Jayanti

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................

i

Kata Pengantar ......................................................................................................

v

Intisari ...................................................................................................................

vii

Daftar Isi ..............................................................................................................

viii

Daftar tabel ...........................................................................................................

x

Daftar Lampiran ....................................................................................................

xi

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................

1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................

7

C. Tinjauan Penelitian .......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Defense Mechanism
1. Pengertian ................................................................................. 9
2. Ciri-Ciri ..................................................................................... 10
3. Bentuk Defense Mechanism ..................................................... 14
B. Kekerasan
1. Pengertian ................................................................................. 36
2. Faktor-Faktor Penyebab ........................................................... 40
3. Bentuk-Bentuk Kekerasan ....................................................... 42
4. Kontrol Terhadap Kekerasan .................................................... 42
C. Wanita
1. Pengertian ................................................................................. 43
2. Peran Dan Tugas Wanita .......................................................... 44
D. Defense Mechanism Dengan Tindakan Kekerasan ........................ 45
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...................................................................

47

B. Batasan Istilah ..............................................................................

47

C. Subyek Penelitian .........................................................................

47

D. Jenis Data, Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data. 48
E. Prosedur Penelitian ....................................................................... 49
F. Analisis Data ................................................................................. 51
G. Keabsahan Data ........................................................................... 52
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Subjek dan informan penelitian ............................ 53
2. Deskripsi Data ....................................................................... 53
B. Hasil Analisis Data ...................................................................... 63
C. Pembahasan ................................................................................. 78
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 81
B. Saran- Saran ................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

83

LAMPIRAN......................................................................................................... 84

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat keterangan penelitian dari fakultas............................................ 85
Lampiran 2. Surat keterangan penelitian dari LPW II A Malang............................ 86
Lampiran 3. Surat keterangan penelitian dari Kantor Wilayah Hukum dan HAM
Jawa Timur.......................................................................................... 87
Lampiran 4. Guide Interview................................................................................

88

Lampiran 5. Informed consent................................................................................ 90
Lampiran 6. Hasil Verbatim.................................................................................... 93
Lampiran 7. Jadwal Penelitian................................................................................ 121
Lampiran 8. Hasil tes TAT......................................................................................122

DAFTAR PUSTAKA

Abi. (2011, 22 Juni). Motif pembunuhan oleh Ruyati. Diakses 27 September 2011
dari
http://www.wartanews.com/read/Nasional/b95eb675-18b3-5c336648-2ab7ad4e8326/Motif-Pembunuhan-Oleh-Ruyati.
Arif, S.I., (2006). Dinamika kepribadian : gangguan dan terapinya. Bandung : PT
Refika Aditama.
Alwisol. (2007). Psikologi kepribadian (Ed. revisi). Malang : UMM Press.
Baihaqi, MIF., dkk. (2005). Psikiatri konsep dasar dan gangguan-gangguan.
Bandung : PT Refika Aditama.
Dayakisni & Hudaniah. (2006). Psikologi sosial. Malang : UMM Press.
Davison, C., Neale, M., & Kring, M. (2004). Psikologi abnormal. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Feist & Feis. (2010). Teori kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.
Firdaus, A. (2010, 2 Agustus ). Kasus ibu gorok bayi, polisi belum temukan bukti
pembunuhan
berencana.
Diakses
21
Juli
2011
dari
http://www.tempointeraktif.com/hg/kriminal/2010/08/01/brk,20100801267962,id.html.
Hukhrim. (2011, 7 Januari). Pembunuhan suami diancam 20 tahun. Diakses 28 Juni
2011 dari http://www.metrojambi.com/hukrim/2964-pembunuh-suamidiancam-20-tahun-.html.
Kartono, Kartini. (1999). Patologi sosial julid I. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Kekerasan mendominasi kasus kekerasan di tahun 2010. (2010, 22 Desember).
TVOne.

Diakses

26

Desember

2010

dari

http://sosialbudaya.tvonenews.tv/berita/view/46583/2010/12/22/kekerasan
_anak_mendominasi_kasus_kekkerasan_di_2010_tvOne.
Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia. Bandung : PT Eresco.
Moleong, L.J. (2007). Metodelogi penelitian kualitatif (Ed. Revisi). Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.

Nevid, S.J., Rathus, A.,S., Greene, B. (2003). Psikologi abnormal jilid II (Ed.
Kelima). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Notosoedirdjo, M., & Latipun. (2007). Kesehatan mental : konsep dan penerapan
(cetakan keempat). Malang : UMM Press.
Saifullah, M. (2010, 1 Agustus). Sunari mengaku gorok bayinya karena rewel.
Diakses
13
Juli
2011
dari
http://news.okezone.com/read/2010/08/01/338/358564/sunari-mengakugorok-bayinya-karena-rewel.
Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental I. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Setyoashih, DP,B., Karyono, Indrawati, S.E., (2003). Pengambilan keputusan
membunuh suami pada narapidana di lapas wanita II-A Malang. Diakses
tanggal 13 April 2011dari http://eprints.undip.ac.id/24796/1/ 2003l.pdf.
Sugiyono. (2009). Metodelogi penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Alfabeta :
Bandung.
Umi. (2011, 24 Maret). Pembunuh Agnes ternyata ibu kandungnya . Diakses 27
September 2011 dari http://www.ptclegit.com/berita/pembunuh-agnesternyata-ibu-kandungnya.
Yusuf, LN & Nurihsan. (2007). Teori kepribadian. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Zoccali, R., Muscatello, Maria R.A., Bruno,A., Cedro, C., Campolo, D., Pandolfo,
G., Meduri, M. (2007). The role of defense mechanisms in the modulation
of anger experience and expression: Gender differences and influence on
self-report measures. DOI: 10.1016/j.paid. 2007.04.019.