IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR BERLANGGANAN DI KOTA PASURUAN (Studi Kebijakan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2000 tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR BERLANGGANAN DI
KOTA PASURUAN (Studi Kebijakan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 3
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 5
Tahun 2000 tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum)
Oleh: FARIDH KURNIAWAN ( 06230042 )
Goverment Science
Dibuat: 2011-01-26 , dengan 6 file(s).

Keywords: KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR BERLANGGANAN
ABSTRAKSI

Berawal dari keprihatinan Pemerintah Daerah Kota Pasuruan dalam melihat kondisi perparkiran
yang kurang terkendali, dengan adanya ”preman parkir” yang memungut setoran kepada juru
parkir, maka pada tahun 2000 Pemerintah Kota Pasuruan mengeluarkan Peraturan Daerah
(perda) nomor 5 Tahun 2000 tentang retribusi parkir di tepi jalan umum. Kebijakan ini dibuat
bertujuan untuk mengendalikan dan melancarkan serta memberantas jaringan-jaringan preman
parkir yang seringkali meresahkan masyarakat, sehingga bisa tertib dan terkendali. Akan tetapi,
setelah tiga tahun berjalan ternyata peraturan ini dinilai kurang baik. Sehingga pada tahun 2003
Perda ini mengalami perubahan menjadi Perda nomor 7 tahun 2003 tentang perubahan atas Perda
nomor 5 tahun 2000 tentang retribusi parkir di tepi jalan umum. Dan pada tahun 2008 Perda ini
kembali mengalami perubahan kedua yakni nomor 3 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas

perda no.5 tahun 2000 tentang retribusi parkir di tepi jalan umum.
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kulitatif jenis deskriptif.
Tujuannya yaitu untuk menggambarkan uraian-uraian berdasarkan data yang ada pada objek
penelitian. Lokasi penelitian yang diambil meliputi Dinas-Dinas terkait, petugas parkir atau juru
parkir serta masyarakat yang ada di Kota Pasuruan. Untuk teknik pengumpulan data, peneliti
menggunakan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi. Sedangkan untuk teknik analisis
data, peneliti menggunakan analisis data model interaksi. Tahapan-tahapan analisis data model
interaksi, diantaranya (1) mereduksi data, merupakan langkah untuk menyeleksi data lapangan;
(2) display data, penyederhanaan data yang komplek kedalam narasi yang pendek berdasarkan
rumusan masalah; (3) menarik kesimpulan, menetapkan hasil penelitian dari data-data yang telah
diperoleh.
Dari pengamatan yang telah dilakukan selama penelitian ini berlangsung, implementasi
kebijakan retribusi berlangganan di Kota Pasuruan dirasa belum mencapai hasil yang maksimal.
Ditandai dengan pemasukan kas daerah (parkir berlangganan) yang belum memenuhi target serta
sosialisasi yang tidak merata sehingga pada pelaksanaannya di lapangan masih ditemui banyak
sekali kecurangan. Selain itu, Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 sendiri belum banyak
mengatur tentang hak-hak maupun kewajiban yang seharusnya dijalankan para aktor pembuat
kebijakan dan pelaksana. Terhenti dengan kewajiban bagaimana seharusnya masyarakat
menggunakan fasilitas parkir berlangganan serta jukir yang tetap harus menjalankan tugasnya
tanpa ada pungutan liar. Inilah yang membuat kebijakan ini seolah-olah pincang karena hukumhukum perlindungan bagi kedua belah pihak pun belum jelas.

Ada beberapa aktor yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan retribusi parkir berlangganan.
Akan tetapi, aktor yang paling utama dalam pelaksanaan kebijakan retribusi parkir berlangganan

yaitu Walikota Pasuruan. Kemudian adanya dukungan dari beberapa aktor lainnya dalam
pembuatan kebijakan ini, yaitu Dispenda tingkat I Jawa timur, Gubernur, serta persetujuan dari
pihak kepolisian Jawa Timur dan Kota. Pada kenyataannya pelaksanaan kebijakan retribusi
parkir berlangganan selama di lapangan tidak berjalan secara efektif dan optimal. Faktor-faktor
penghambat diantaranya kenakalan para jukir yang memberi pungutan liar kepada pengguna
retribusi parkir berlangganan, kurangnya pro aktif dan antusias dari masyarakat pengguna parkir
berlangganan untuk lebih taat kepada peraturan yang sudah tertulis tentang pelaksanaan retribusi
parkir berlangganan di Kota Pasuruan, dan tidak disebutkannya perlindungan hukum dan hak
yang tertulis di dalam Peraturan Daerah nomor 3 tahun 2008 untuk para jukir. Sehingga
kenyataannya, peraturan Daerah nomor 3 tahun 2008 yang mengatur tentang retribusi parkir
berlangganan di Kota Pasuruan belum berjalan secara efektif dan optimal selama pelaksanaannya
di lapangan. Diharapkan kedepannya, masing-masing pihak dapat saling memahami peranan dan
tugasnya masing. Bagaimana aktor-aktor pembuat kebijakan bisa membenahi kebijakankebijakan yang telah ada, dan sebagai pelaksana di lapangan jukir dan masyarakat dapat
mendukung kebijakan tersebut dengan mentaati peraturan yang telah ditetapkan.

ABSTRACT


Starting from the concern of the Local Government City of Pasuruan in viewing condition are
less controlled parking area, in the presence of “thugs parking” which picked up the deposit to
the park interpreter, then in 2000 the City of Pasuruan issued Local Regulation (Perda) No. 5 of
2000 regarding parking on the edge of retribution public roads. This policy was created aiming to
control and launch and combat networks of thugs who often disturbing public parking, so be
orderly and controlled. However, after three years of running this rule was considered less good.
So in 2003 this law has been changed into Perda No. 7 of 2003 concerning amendments to the
law No. 5 of 2000 on parking charges at the edge of public roads. And in 2008, this regulation
re-experience the second change that No. 3 of 2008 regarding the second amendment of
regulation No. 5 of 2000 on parking charges at the edge of public roads.
This type of research used in this research is qualitative research descriptive. The goal is to
illustrate the descriptions on the basis of exiting data on the object of research. Location of study
taken include relevant line agencies, the parking attendant or interpreter parking and
communities that exist in the city of Pasuruan. For data colletion techniques, researchers used
interview techniques, documentation and observation. As for the techniques of data analysis,
researchers used data analysis model of interaction. The stages of data analysis model of
interaction, including (1) reduce the data, a step for selecting field data, (2) display data,
simplification of complex data into a short narrative based on the formulation of the problem, (3)
draw conclusions, determine the results of research data have been obtained.
From the observations that have been conducted during this study, the implementation of policy

in Pasuruan subscription fees have not felt to achieve maximum results. Marked with local cash
income (parking subscribe) which do not meet the target, and socialization that are not evenly
distributed so that the implementation in the field still found a lot of cheating. In condition, Local
Rule No. 3 of 2008 itself has not been set on the rights and obligations of the actors should run
policy makers and implementers. Stopped by the liability how should the public use parking
facilities and “jukir” a fixed subscription must carry out their duties without any illegal

payments. This what makes this policy as if crippled by the laws of protection for both parties
was not yet clear.
There are several actors involved in implementation of parking charges to subcribe. However,
the main actors in the implementation of parking charges is mayor of Pasuruan subscribe. Then
the support of several other actors in this policy, the revenue level of East Java, the Governor, as
well as approval from the police and the City of Eas Java. In reality the implementation of
parking charges to subscribe for in the field does not run effectively and optimally. Inhibiting
factors such as delinquency of jukir who gave illegal fees to users subscribes to levy parking,
lack of pro-active and enthusiastic community of users parking subscribe to more obedient to the
rules that have been written about the implementation of parking charges in Pasuruan
subscription, and no mention of legal protection and rights which are written in the regional
Regulation No. 3 of 2008 for the “jukir”. So in fact, rule No. 3 of 2008 Local governing parking
levies in the city of Pasuruan subscription has not run an effective and optimized for

implementation in the field. Expected future, each party can understand each other roles and
duties, respectively. How do actors policymakers can fix policies that already exist, and as
implementers in the field “jukir” and society can support these policies comply with rules set.