ia telah memenuhi kualifikasi keilmuan dan akademis saja, tetapi lebih penting lagi ia harus terpuji akhlaknya. Dengan demikian, seseorang guru
bukan hanya mengajar ilmu-ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih penting lagi membentuk watak dan pribadi anak didiknya dengan akhlak dan ajaran-
ajaran Islam. Guru bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, menjadi manusia yang berkepribadian mulia.
b. Peran Guru
Dalam pelaksanaan pengajaran, seorang guru memegang peranan yang sangat penting, berhasil tidaknya suatu pengajaran tergantung pada
peran seorang guru. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi: 1.
Guru sebagai Demonstrator Guru merupakan salah satu kunci keberhasilan seseorang dalam
meraih berbagai prestasi, dan dalam menggapai cita-cita.
8
Melalui peran demonstrator atau pengajar, seorang guru harus senantiasa menguasai
bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal
ilmu yang dimilikinya, karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2. Guru sebagai pengelola kelas
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar
dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan
8
Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta : PT. Bina Ilmu, 2004, hal. 34
khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Sebagai manajer, guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar mengarahkan
atau membimbing proses-proses intelektual dan sosial di dalam kelasnya. 3.
Guru sebagai mediator dan fasilitator Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian
merupakan pross penetapan kualitas hasil belajar, atau proses yang menentukan tingkat kecapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.
9
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media
pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian, media pendidikan
merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, dan kemampuan
siswa. Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber
belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan
9
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Roesdakarya, 2007, hal. 61
proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku, teks, majalah, ataupun surat kabar.
4. Guru sebagai evaluator
Dalam satu kali proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan
tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi dan penilaian. Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian
tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau kefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian diantaranya ialah
untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya. Dengan penilaian guru dapat mengklasifikasikan apakah seorang siswa
termasuk kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik dikelasnya jika dibandingkan dengan teman-temannya.
10
c. Komponen-komponen Pengetahuan Guru