14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Kajian Usaha Guru
a. Pengertian Usaha Guru
Secara umum usaha adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan penghasilan berupa uang atau barang yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari dan mencapai kemakmuran hidup.
1
Namun jika di hubungkan dengan belajar mengajar, usaha bisa di artikan sebagai pola umum kegiatan guru murid dalam perwujudan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di gariskan.
2
Jadi, dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa usaha yang kaitannya
disini dalam konteks pendidikan, adalah kegiatan yang dilakukan guru dan murid untuk memperoleh atau menghasilkan sesuatu yang diinginkan.
Dari segi bahasa, seperti yang dikutip Abudin Nata dari W.J.S. Poerwadarminta, pengertian pendidik adalah orang yang mendidik.
Pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik.
3
Istilah “Guru” dalam
1
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta, 1997, hal. 5
2
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar Bandung: Pustaka Setia, 1997, hal. 11
3
A.Fatah Yasin, Dimensi-dimensi pendidikan Islam, Malang: UIN-Malang Press, 2008, hal.68
khazanah pemikiran islam memiliki beberapa istilah, seperti
ustadz,
muallim, muaddib, murabbi’. Beberapa istilah untuk sebutan guru itu terkait dengan beberapa istilah untuk pendidikan, yaitu
ta’lim, ta’dib, dan
tarbiyah.
Istilah
muallim
lebih menekankan guru sebagai pengajar dan penyampai pengetahuan
knowledge
dan ilmu
science.
Istilah
muaddib
lebih menekankan guru sebagai Pembina moralitas dan akhlak peserta didik
dengan keteladanan. Sedangkan
murabbi
lebih menekankan pengembangan dan pemeliharaan baik aspek jasmaniah maupun ruhaniah. Sedangkan
istilah yang umum dipakai dan memiliki cakupan makna yang luas dan netral adalah
ustadz
yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai guru.
4
Menurut Akhyak dalam bukunya Profil Pendidik Sukses menjelaskan bahwa guru adalah orang dewasa yang menjadi tenaga
kependidikan untuk membimbing dan mendidik peserta didik menuju kedewasaan, agar memiliki kemandirian dan kemampuan dalam
menghadapi kehidupan dunia dan akhirat.
5
Sedangkan dalam Undang- Undang Guru dan Dosen menegaskan bahwa:
Guru adalah “Pendidik Profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
4
Marno M. Idris, Strategi Metode Pengajaran, Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2009, hal.15.
5
Akhyak, Profil Pendidik Sukses, Surabaya: Elkaf, 2005, hal.1.
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.
6
Guru Merupakan Jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang
tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat
disebut sebagai seorang guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus apalagi sebagai guru yang professional yang harus menguasai betul
seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan
tertentu atau pendidikan pra jabatan.
7
dari berbagai pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab untuk memberikan
bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmaniah dan rohaniah agar mencapai kedewasaan maupun untuk melaksanakan
tugasnya sebagai makhluk Allah, pembina moralitas dan akhlak yang baik. Dalam Islampun guru merupakan profesi yang amat mulia, karena
pendidikan adalah salah satu tema sentral Islam. Nabi Muhammad sendiri sering disebut sebagai “pendidik kemanusiaan”. Seseorang guru haruslah
bukan hanya sekedar tenaga pengajar, tetapi sekaligus adalah pendidik. Karena itu, dalam Islam, seseorang dapat menjadi guru bukan hanya karena
6
Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI NO. 14 Th. 2005, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal.3.
7
Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002, hal. 6.
ia telah memenuhi kualifikasi keilmuan dan akademis saja, tetapi lebih penting lagi ia harus terpuji akhlaknya. Dengan demikian, seseorang guru
bukan hanya mengajar ilmu-ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih penting lagi membentuk watak dan pribadi anak didiknya dengan akhlak dan ajaran-
ajaran Islam. Guru bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, menjadi manusia yang berkepribadian mulia.
b. Peran Guru