PENDAHULUAN ppm pendampingan mgmp

2

A. PENDAHULUAN

Mutu pendidikan ditentukan oleh berbagai faktor, salah satu di antaranya adalah guru. Meskipun dalam era komunikasi global, untuk Indonesia, guru masih tetap merupakan faktor dominan dalam proses pembelajaran. Karena gurulah yang berperan secara terprogram dan senantiasa berinteraksi dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Namun kenyataan menunjukkan bahwa sejak lebih dari empat dasa warsa terakhir, pekerjaan guru tidak menarik lagi, sehingga pekerjaan guru hanya dipilih oleh mereka yang tidak mempunyai pilihan lain. Meskipun demikian, harus diakui pula bahwa tidak semua guru seperti itu. Masih banyak pula gurudosen yang memiliki dedikasi tinggi dalam menunaikan tugasnya, karena mereka menyadari pentingnya pendidikan dan pentingnya peranan guru dalam membina generasi penerus yang akan menentukan nasib bangsa di masa yang akan datang. Namun, kenyataan masih tak terbantahkan bahwa yang menjadi guru bukan merupakan pilihan utama dari putra-putri terbaik bangsa ini. Guru merupakan pelaku utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebagai tenaga profesional pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis pendidikan tertentu. Hal ini sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam pasal 7 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang berisi; profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip, antara lain: memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya dan memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. Sedangkan pasal 9 menyatakan bahwa kualifikasi sebagaimana dimaksud, diperoleh melalui pendidikan tinggi sarjana atau program diploma empat. Hal tersebut lebih tegas dinyatakan dalam pasal 29 Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang intinya berisi: Pendidik pada pendidikan anak usia dini, SDMI, SMPMTs, SMAMA, SDLB SMPLBSMALB dan SMKMAK masing-masing memiliki : a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat D IV atau sarjana S1, 3 b. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan c. sertifikat profesi guru sesuai dengan jenis dan tingkat sekolah instansi tempat kerjanya. Di samping itu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan pasal 1 ayat 2 menyatakan Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan yang selanjutnya disebut program Pendidikan Profesi Guru PPG adalah program pendidikan yang diselnggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1DIV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sejauh ini sertifikat pendidik diberikan kepada guru melalui dua jalur, yaitu jalur penilaian portofolio dan jalur pendidikan dalam jabatan. Sedangkan pendidikan profesi guru pra jabatan belum dilaksanakan. Permasalahan pendidikan profesi guru pra jabatan cukup serius, karena kondisi riil di lapangan belum pernah diselenggarakan. Untuk memecahkan masalah tersebut, selain pembiayaan, muncul permasalahan berikutnya, yaitu lembaga mana yang harus menangani pemecahan masalah tersebut? Salah satu lembaga yang paling relevan untuk menanganinya adalah LPTK. Untuk dapat menyelenggarakan PPG maka LPTK harus bekerjasama dengan sekolah mitra yang memenuhi kriteria. Untuk itu UNY berusaha mencari sekolah- sekolah mitra yang siap untuk bersama-sama menyelenggarakan program tersebut. Oleh sebab itulah kegiatan PPM ini dalam rangka menjajagi penyiapan PPG tersebut. Upaya untuk meningkatkan mutu keprofessionalan guru telah banyak dilakukan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta, seperti penyetaraan guru, pelatihan dalam berbagai hal yang berhubungan dengan penguasaan materi ajar dan ketrampilan dalam pembelajaran. Pelatihan-pelatihan yang dilakukan banyak melibatkan dosen dan narasumber. Sedangkan kemampuan organisasi guru dalam menyelenggarakan pelatihan sangat terbatas. Oleh sebab itu perlu adanya kerjasama sinergis antara sekolah atau kelompok guru dengan perguruan tinggi dalam berbagai kegiatan pelatihan dan 4 penyegaran guru. Untuk itulah kegiatan PPM ini sangat diperlukan dalam mendukung progran dan tujuan tersebut. PPM merupakan sarana bagi perguruan tinggi dalam meningkatkan pengabdiannya kepada masyarakat. Dengan terjadinya gempa bumi maka kita dapat memberikan bantuan melalui aktivitas akademik. Oleh sebab itu kami dalam kelompok dosen, melalui kegiatan PPM ini ingin memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan pembelajaran kimia dan praktikum Kimia di MGMP Kimia Kabupaten Bantul. Sebagaimana kita ketahui, kegiatan belajar-mengajar kimia di SMU tidak terlepas dari metode pendekatan proses. Menurut Van Dalen ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, diantaranya siswa, guru lingkungan, sarana dan prasarana buku, media dan lain-lain. Faktor media merupakan hal yang penting, sebagaimana yang dikemukakan oleh Brown 1972 bahwa media merupakan alat yang menarik minat anak untuk belajar dan dengan media memungkinkan anak dapat lebih memahami materi yang diberikan. Ada beberapa media yang dapat dipakai dalam pengajaran ilmu kimia. Diantara media yang dipakai dalam pengajaran ilmu kimia antara lain: alat dan bahan kimia untuk praktikum kimia, media slides dan foto, media transparansi, media chart dan yang sejenis, model-model, media radio dan casette, media televisi dan film, media komputer dan sistem multimedia. Moh. Amin 1984 menegaskan bahwa suatu cara yang paling tepat untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang suatu konsep sains adalah melalui pengamatan langsung. Tanpa pengamatan langsung atau pendekatan proses sain, yang termasuk didalamnya ilmu kimia, merupakan kumpulan-kumpulan sains yang akan hanya menjadi bahan angan-angan dan memunculkan beberapa pertanyaan dalam diri siswa. Senada dengan pendapat tersebut Prawoto menyatakan bahwa belajar sain tanpa pengalaman langsung atau pendekatan proses misalnya hanya dengan cara menerima konsep-konsep yang sudah ada, bukan belajar sain, melainkan belajar sejarah sain. Mengingat pentingnya metode pendekatan proses yang melibatkan bentuk praktikum, eksperimen maupun demonstrasi dengan menggunakan media pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung tercapainya hasil belajar yang baik. Namun demikian 5 kebanyakan guru-guru kimia tidak mempunyai kemampuan untuk menggunakan berbagai media dalam mengajarkan ilmu kimia maka dalam kegiatan ini akan dilakukan pelatihan penggunaan media untuk pengajaran ilmu kimia. Sebagaimana yang terungkap dalam Laporan Task Team JICA Ijang Rohman, 1999 terungkap bahwa pada umumnya guru- guru klas 1 dan 2 tidak memiliki kemampuan dalam menggunakanmerancang alat bantu pembelajaran. Guru-guru mengalami kesulitas dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran di laboratorium karena mereka tidak memiliki waktu yang cukup serta keterbatasan fasilitas laboratorium. Bedasarkan keadaan di atas maka dipandang perlu untuk diadakan kegiatan pengabdian ini untuk membantu guru-guru di MGMP dan sekolah-sekolah dalam menyiapkan, melaksanakan pengajaran denga menggunakan media yang baik dan murah.

B. METODE PELAKSANAAN PPM