45 penjodohan, dan isian. Evaluasi hasil biasanya setelah dua atau tiga tema selesai
dibahas. Materi evaluasi tidak meliputi keseluruhan komponen pembelajarab seperti
komponen kebahasaan, komponenn penggunaan, dan komponen sastra, hanya meliputi satu komponen, misalnya hanya meliputi komponen kebahasaan saja.
3. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Guru dalam Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa Indonesia dan Cara Mengatasinya
Guru-guru wali kelas tinggi yang mengajarkan mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengalami beberapa hambatan dalam melaksanakan pembelajaran
keterampilan berbahasa Indonesia. Hambatan itu pada umumnya disebabkan oleh kondisi guru, kondisi siswa, dan kondisi sekolah.
a. Kondisi Guru
Sebagian besar guru wali kelas tinggi mengalami hambatan dalam melaksanakan pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia. Berdasarkan data
yang diperoleh peneliti, guru kurang memiliki pengetahuan yang cukup tentang penerapan pendekatan komunikatif. Hal itu disebabkan oleh mereka tidak pernah
mengikuti penataran-penataran tentang pendekatan komunikatif. Pengetahuan tentang pendekatan komunikatif yang kurang ini mengakibatkan
mereka tidak dapat memvariasikan materi, media, dan metode pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah. Guru yang tidak mengikuti penataran tidak
mau bertanya kepada guru yang mengikuti penataran. Begitu juga sebaliknya, guru yang mengikuti penataran tidak membagikan pengetahuannya kepada rekan guru
yang tidak mengikuti penataran.
46 Seharusnya,
guru yang
mengikuti penataran
berkenan membagai
pengetahuannya tentang pendekatan komunikatif kepada rekan guru yang tidak mengikuti penataran.
b. Kondisi Siswa
Siswa kelas tinggi SD Negeri Serang Penagasih Kulon Progo dalam mengikuti pembelajaran masih ada yang tidak konsentrasi, misalnya selalu ramai saat guru
menerangkan materi, siswa mengerjakan tugas mata pelajaran yang lain, mengantuk, dan bercerita dengan teman. Upaya yang dilakukan guru mengatasi
masalah tersebut dengan cara melakukan pendekatan pribadi, emberikan masukan tentang untung rugi bila siswa tidak antusias dalam pembelajaran.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan yang mengganggu pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia, seharusnya guru lebih
memperhatikan siswa yang ramai, dan tidak monoton di depan kelas, guru harus selalu bergerak ke arah siswa. Selain itu, seharusnya guru pandai memanfaatkan
peluang untuk memperlihatkan kekreatifan dalam memvariasikan materi, metode, dan media pembelajaran, mengalokasikan waktu, dan mengorganisasika kelas
dengan baik. Keantusiasan siswa pada pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia akan
muncul jika guru terampil menyajikan materi pelajaran yang variatif, menggunakan media pembelajaran yang kreatif, pandai memadukan berbagai
metode yang tepat dalam setiap pembalajaran, serta pandai memilih strategi yang tepat.
47
c. Kondisi Sekolah