ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 – 2014

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN
DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2010 – 2014

(Skripsi)

OLEH

MEIRIAN LIANDO

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN

DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2010 – 2014
Oleh
MEIRIAN LIANDO

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh rasio likuditas (current ratio)
dan aktivitas (inventory turnover ratio dan account receivable turnover ratio)
terhadap profitabilitas (return on assets) pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi penelitian ini adalah 16
perusahaan makanan dan minuman. Purposive sampling digunakan sebagai teknik
pengambilan sampel dan 10 perusahaan terpilih memenuhi kriteria untuk
dijadikan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan
analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio (CR)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on assets (ROA), account
inventory turnover ratio (INTO) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, dan
account receivable turnover ratio (ARTO) tidak berpengaruh signifikan terhadap
ROA. Secara bersama-sama current ratio, inventory turnover ratio, dan account
receivable turnover ratio berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2010-2014. Koefisien determinasi sebesar 71,7%, hal ini berarti variabel
likuiditas dan aktivitas mampu menjelaskan variabel profitabilitas sebesar 71,7%
dan sisanya sebesar 28,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian.

Kata kunci : current ratio, inventory turnover ratio, account receivable turnover
ratio, return on asset.

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN
DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2010 – 2014

Oleh
MEIRIAN LIANDO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Meirian Liando. Lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 23 Mei
1994. Anak pertama dari Bapak Anomali, S.Pd., dan Ibu Yalinda Aprina, S.Pd.,
memiliki satu orang adik perempuan yang bernamaYonadha Villia.

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) selama satu tahun pada
tahun 1999-2000 di TK Dharma Wanita Unila. Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
Tahun 2000-2006 di SDN 1 Raja Basa. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Tahun 2006-2009 di SMP Negeri 29 Bandar Lampung, dilanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Al-Kautsar Bandar lampung
Tahun 2009-2012. Pendidikan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dilanjutkan di
Universitas Lampung pada Tahun 2012-2015.

MOTTO

“Bila kita selalu takut dan malas untuk belajar, maka suatu saat kita akan
merasakan sakit dan pahitnya sebuah kebodohan”
(Anomali)
“Kesalahan adalah guru terbaik, mengetahui apa yang tidak bisa kita lakukan akan
menjadi modal utama untuk menentukan langkah”
(Yalinda Aprina)

“Bila perjalanan anda terasa berat dan sulit maka teruskanlah, suatu saat anda
akan menemukan hasil yang bermakna”
(Meirian Liando)

PERSEMBAHAN


Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah atas Rahmat Allah SWT
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Kedua Orang Tua Tercinta Ayahanda Anomali dan Ibunda Yalinda Aprina
Orang tua yang telah membesarkanku dan merawatku hingga saat ini, telah
mendidik, memberikan ilmu agama dan dunia, memberikan dukungan materil
maupun moril selama menempuh pendidikan hingga sampai sekarang. Terima
kasih atas semua doa dan harapan yang besar padaku, dan terimkasih telah
menjadi pembimbing hidup yang paling setia sampai saat ini.

Saudari Sekandung Yonadha Villia
Saudari yang selalu membantu doa dalam mengerjakan penelitian ini dan jadi
teman penghibur saat suka dan duka.

Teman dan Sahabat Tersayang
Teman dan sahabat yang selalu memberikan warna dalam setiap hari saya, canda
tawa, suka, dan bahagia yang diberikan selama ini. Terima kasih atas dukungan,
saran, dan kritikan yang membangun.

Serta

Alamamaterku Tercinta
Universitas Lampung

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis
Pengaruh Likuiditas dan Aktivitas Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010
– 2014. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan trimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr.Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I
yang telah memberikan bimbingan, saran, motivasi dan
mengerjakan bagaimana menyelesaikan penelitian dengan benar.
3. Ibu R.A. Fiska Huzaimah, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
II yang telah memberikan bimbingan, saran, serta motivasi selama
penyelesaikan penelitian ini.
4. Ibu Ernie Hendrawaty, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Akademik

yang telah membimbing, tempat meminta saran peneliti.

5. Bapak M. Syatibi Ch, S.E. selaku Dosen Penguji Utama atas saran
dan arahan dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.
6. Ibu R.R. Erlina, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajeman
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
7. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Wakil Ketua Jurusan
Manajeman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi
kepada peneliti.
8. Seluruh Dosen pengajar dan staf akademik Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung.
9. Kepada kedua orang tua, Ayahanda Anomali dan Ibunda Yalinda
Aprina beserta Adikku Yonadha Villia, dan Bukde, yang telah
memberikan arahan serta dukungan baik finansial, motivasi
maupun doa kepada peneliti.
10. Kepada kawan-kawan boyband, Agil Prayoga, Albet Dani,
Armansyah, Deri Kurniawan, Dharma Aditya, Ilham Firdaus,
Rohmadhani Tanjung, Warits Ikhsan, Yandi Permadi, Yoga
Riskyawansyah.

11. Kepada kawan-kawan Kombacin, A. Atsil P Sirat, Aldof Widi S,
Agus Pijayana, Dian Saputri, Dzaky Dwi Irfandanu, Edythia Rio

W, Hari Yansyah Akil, Hesta Rina HT, Mahardita Gracitra DHB, ,
Naldo Pramigo, Rama Dewi Fitrianti, Vicky F Sanjaya, dan Wahid
Hidayat terimakasih atas doa, dukungan dan kebersamaannya.
12. Kepada Kawan-kawan Manajemen 2012, Sella, Ayu, Dewi, Dwi,
Liana, Cipta, Rama, Reza, Winy, Kemas, Laras, Mpess, Innes,
Any, Elin, Bella, Muli, Wenika, Zeniko, Merta, Ardi, Takur, Lutfi,
Finko, Bajur, Delta, Alam, Ari, Ichan, Arrod, Anom, Cagam,
Ferniko, Rijal, Iqbal, Siska, Citra, Chris, Adi, Feby, Dirga, Inne,
Uthe, Niken, Husa, Vinie, Keny, Tasya, Alnia, Ika, Cisca, Endah,
Sony, Eka, Herna, Evi, Ita, Ucang, Lele, Pita, Fina, Nissa, Rendy,
Elsa, Nanda, Mita, Diba, Fida, Rika besar, Rika kecil, Mbak Risca,
Susan, Dedi, Muklis, Fitri, Ucy, Monce, Abe dan yang lainnya
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
13. Kepada kawan sepermainan dari SMA, Teky, Candra, Mbah, Dapi,
Ajis, Dimas, Gesa, Isar, Idonk, Alip, Linggar, Ido, Zuhri.
14. Kepada kawan-kawan TK dan SD, Marta, Arum, Nadia, Adi,
Selvi, Dwi, Agung, Gilang, Eko, Pa’i, Ica, Andre.

15. Kepada teman-teman seperjuangan KKN Mesva, Mia, Serly, Amin
16. Semua pihak yang memberikan bantuan dan dukungan kepada
peneliti selama menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan kepada peneliti. Semoga hasil penelitian
skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, 17 Desember 2015

Meirian Liando

i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI.........................................................................................................i
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vii
I. PENDAHULUAN .............................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................12
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................12
1.5 Kerangka Pemikiran ...................................................................................13
1.5.1 Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas ...............................13
1.5.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas ...............................14
1.6 Hipotesis .....................................................................................................17
II. LANDASAN TEORI .......................................................................................18
2.1 Rasio Likuiditas..........................................................................................18
2.2 Rasio Aktivitas ...........................................................................................23
2.3 Rasio Profitabilitas .....................................................................................27
2.4 Penggolongan Rasio ...................................................................................30
2.5 Pengaruh current ratio terhadap ROA .......................................................31

ii

2.6 Pengaruh inventory turnover terhadap ROA ..............................................32

2.7 Pengaruh account receivable turnover terhadap ROA...............................33
2.8 Penelitian Terdahulu...................................................................................34

III. METODE PENELITIAN................................................................................36
3.1 Jenis Penelitian ...........................................................................................36
3.2 Jenis dan Sumber Data ...............................................................................36
3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................................37
3.4 Populasi dan Sampel...................................................................................37
3.5 Alat Analisis ...............................................................................................38
3.5.1 Analsis Statistik Deskriptif........................................................38
3.5.2 Analisis Regresi Berganda .........................................................39
3.5.3 Uji Asumsi Klasik ......................................................................40
3.5.3.1 Uji Normalitas...............................................................40
3.5.3.2 Uji Multikolonieritas.....................................................43
3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas..................................................44
3.5.3.4 Uji Autokorelasi ............................................................46
3.6 Definisi Operasional Variabel ....................................................................47
3.6.1 Variabel terikat............................................................................47
3.6.2 Variabel bebas.............................................................................47
3.7 Pengujian Hipotesis ....................................................................................48
3.7.1 Koefesien Determinasi ................................................................48
3.7.2 Uji F ............................................................................................49
3.7.3 Uji T ............................................................................................49

iii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................51
4.1 Analisis Rasio Lancar.................................................................................51
4.2 Analisis Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)......................55
4.3 Analisis Perputaran Piutang (Receivable Turnover Ratio).........................60
4.4 Analisis Return On Asset (ROA)................................................................65
4.5 Analisis Pengaruh .......................................................................................69
4.5.1 Pengaruh current ratio (X1) .........................................................71
4.5.2 Pengaruh inventory turnover ratio (X2).......................................72
4.5.3 Pengaruh receivable turnover ratio (X3) .....................................72
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian......................................................................74
4.6.1 Pengaruh current ratio terhadap Return On Asset (ROA) ...........74
4.6.2 Pengaruh Inventory Turnover Ratio Terhadap Return On Asset
(ROA) ............................................................................................74
4.6.3 Pengaruh Receivable Turnover Ratio terhadap Return On Assets
(ROA).............................................................................................75
V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................76
5.1 Kesimpulan.................................................................................................76
5.2 Saran ...........................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv

DAFTAR TABEL

Tabel
halaman
1.1. Daftar perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun
2010 – 2014....................................................................................................2
1.2. Data current ratio perusahaan sektor makanan dan minuman
tahun 2013 – 2014..........................................................................................4
1.3. Data aktiva lancar perusahaan sektor makanan dan minuman tahun
2013 – 2014....................................................................................................6
1.4. Data return on asset perusahaan sektor makanan dan minuman tahun
2013 – 2014....................................................................................................10
3.1. Daftar sampel perusahaan makanan dan minuman yang menjadi objek
penelitian periode 2010 – 2014......................................................................38
3.2. Hasil Uji Multikolinearitas.............................................................................44
3.3. Uji Durbin-Watson.........................................................................................46
4.1. Perkembangan current ratio perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 ......................................51
4.2. Perkembangan rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio) pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010-2014 ............................................................................................56
4.3. Rasio perputaran piutang (receivable turnover ratio) pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010-2014............................................................................61
4.4. Return on assets (ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 ......................................65
4.5. Hasil analisis koefesien determinasi ..............................................................69

v

4.6. Hasil analisis regresi berganda uji F ..............................................................70
4.7. Hasil analisis regresi berganda uji t ...............................................................71

DAFTAR GAMBAR

Gambar
halaman
1.1 Kerangka pemikiran ........................................................................................16
3.1 Grafik histogram .............................................................................................41
3.2 Uji normalitas..................................................................................................42
3.3 Uji Heteroskedastisitas....................................................................................45

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Aktiva Lancar Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2010 – 2014
Lampiran 2. Data Kewajiban Lancar Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2010 – 2014
Lampiran 3. Data Current Ratio Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2010 – 2014
Lampiran 4. Data Harga Pokok Penjualan Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2010 –
2014
Lampiran 5. Data Persediaan Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2010 – 2014
Lampiran 6. Data Inventory Turnover Rasio Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2010 –
2014
Lampiran 7. Data Penjualan Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2010 – 2014
Lampiran 8. Data Piutang Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2010 – 2014
Lampiran 9. Data Account Receivable Turnover Ratio Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun
2010 – 2014
Lampiran 10. Data Return On Asset Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2010 – 2014
Lampiran 11. Tabel Hasil Uji Multikolinearitas
Lampiran 12. Tabel Uji Durbin-Watson
Lampiran 13. Tabel Hasil Analisis Koefesien Determinasi
Lampiran 14. Tabel Hasil Analisis Regresi Berganda Uji F
Lampiran 15. Tabel Hasil Analisis Regresi Berganda Uji t

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri
di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempunyai peluang untuk tumbuh dan
berkembang. Industri makanan dan minuman diprediksi akan membaik
kondisinya. Hal ini terlihat semakin menjamurnya industri makanan dan minuman
di negara ini khususnya semenjak memasuki krisis berkepanjangan. Kondisi ini
membuat persaingan semakin ketat sehingga para manajer perusahaan berlombalomba mencari investor untuk menginvestasikan dananya di perusahaan makanan
dan minuman tersebut.

Barang konsumsi menjadi industri yang penting bagi perkembangan
perekonomian bangsa. Hal ini tidak terlepas dari perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam industri barang konsumsi di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri
bahwasanya dalam proses produksi barang konsumsi dibutuhkan banyak sumber
daya termasuk di dalamnya sumber daya manusia. Industri barang konsumsi
mempunyai peranan dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan
pada suatu negara.

2

Perusahaan makanan dan minuman merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pembuatan produk kemudian dijual guna memperoleh keuntungan yang
besar. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan manajemen dengan tingkat
efektifitas yang tinggi. Pengukuran tingkat efektifitas manajemen yang
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan
investasi, dapat dilakukan dengan mengetahui seberapa besar rasio profitabilitas
yang dimiliki (Weston dan Brigham 2010 dalam Afrinda 2013).

Jumlah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
cukup banyak dibandingkan dengan perusahaan dibidang lainnya. Hal ini yang
membuat peneliti tertarik untuk menjadikan perusahaan makanan dan minuman
sebagai objek yang akan diteliti, berikut perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang akan dipaparkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Daftar perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010 – 2014
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kode
ADES
AISA
ALTO
CEKA
DAVO
DLTA
ICBP
INDF
MLBI
MYOR
PSDN
ROTI
SKBM
SKLT
STTP
ULTJ

Nama Emiten
Akasha Wira International Tbk
Tiga Pilar Sejahtera food Tbk
Tri Banyan Tirta Tbk
Cahaya Kalbar Tbk
Davomas Abadi Tbk
Delta Djakarta Tbk
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Multi Bintang Indonesia Tbk
Mayora Indah Tbk
Prashida Aneka Niaga Tbk
Nippon Indosari Corporindo Tbk
Sekar Bumi Tbk
Sekar Laut Tbk
Siantar Top Tbk
Ultrajaya Milk Indsutry and Trading Company Tbk

Sumber : www.sahamok.com

3

Tabel 1.1 menggambarkan perusahaan – perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indenesia (BEI). Jumlah perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 – 2014 adalah
16 perusahaan, akan tetapi hanya 10 perusahaan yang tetap bertahan dan
mempublikasikan laporan keuangannya secara rutin setiap tahunnya yaitu AISA,
CEKA, DLTA, ICBP, INDF, MYOR, PSDN, SKLT, STTP, ULTJ.

Setiap perusahaan di sektor makanan dan minuman harus mampu bertahan dan
bersaing di bursa efek agar tidak tersingkir dikarenakan persaingan yang semakin
meningkat. Perusahaan makanan dan minuman harus terus menigkatkan
profitabilitas mereka agar mampu bersaing. Faktor yang dapat mempengaruhi
profitabilitas perusahaan adalah likuiditas perusahaan.

Likuiditas adalah rasio yang memperhatikan hubungan kas perusahaan dan aktiva
lancar lainnya terhadap kewajiban lancarnya (Weston & Brigham, 2010 dalam
Afrinda 2013). Demikian juga menurut Malkiel & Xu (2004 dalam Afrinda 2013 )
yang menyatakan bahwa likuiditas memainkan peranan penting terhadap harga
suatu aset. Apabila jumlah aktiva lancar terlalu kecil maka akan menimbulkan
tidak likuidnya perusahaan tersebut, sedangkan apabila jumlah aktiva lancar
terlalu besar akan berakibat timbulnya dana yang menganggur (iddle cash), semua
ini berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan. Rasio likuiditas yang
digunakan adalah current ratio (rasio lancar). Current Ratio adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancarnya. Rasio lancar dihitung dengan membagi antara
aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Aktiva lancar umumnya meliputi kas,

4

sekuritas, piutang usaha, dan persediaan. Kewajiban lancar terdiri atas utang
usaha, wesel tagih jangka pendek, utang jatuh tempo yang kurang dari satu tahun,
akrual pajak, dan beban-beban akrual lainnya. Berikut data likuiditas yang diukur
dengan current ratio pada perusahaan makanan dan minuman tahun 2013 – 2014
yang akan dipaparkan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Data current ratio perusahaan sektor makanan dan minuman
tahun 2013 – 2014
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kode Emiten
AISA
CEKA
DLTA
ICBP
INDF
MYOR
PSDN
SKLT
STTP
ULTJ
Rata-rata

2013
1,75
1,63
4,76
2,41
1,68
2,40
1,68
1,23
1,14
2,47
2,12

Current Ratio
2014
2,66
1,47
4,47
2,18
1,81
2,09
1,46
1,18
1,48
3,34
2,21

Sumber : www.idx.co.id (Data diolah)

Tabel 1.2 di atas menggambarkan data current ratio pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dapat dilihat bahwa current
ratio pada setiap perusahaan sangat bervariasi yang menjadikan perusahaan
makanan dan minuman menarik untuk diteliti. Perusahaan DLTA adalah
perusahaan yang memiliki nilai current ratio tertinggi yaitu 4,76 pada tahun 2013
yang menandakan perusahan DLTA sangat likuid. Perusahaan STTP adalah
perusahaan yang memiliki nilai current ratio terendah dibandingkan dengan
perusahaan makanan dan minuman yang lainnya yaitu 1,14 pada tahun 2013.

5

Rasio lancar yang tinggi menunjukkan likuiditas, tetapi hal ini juga bisa dikatakan
menunjukkan penggunaan kas dan aset jangka pendek secara tidak efisien. Nilai
likuiditas yang terlalu tinggi akan berdampak kurang baik terhadap earning power
karena adanya iddle cash atau menunjukkan kelebihan modal kerja yang
dibutuhkan, kelebihan ini akan menurunkan kesempatan memperoleh keuntungan,
dengan demikian sangat dimungkinkan hubungan current ratio dengan ROA
adalah negatif. Semakin tinggi current ratio maka semakin rendah tingkat ROA,
perbandingan terbalik antara profitabilitas dengan likuiditas (Van Horne &
Wachowicz, 1997 dalam Nugroho, 2011).

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan adalah rasio
aktivitas. Rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah
dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan membandingkan rasio aktivitas
dengan standar industri dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam
industri. Rasio aktivitas juga menunjukkan efektivitas pemanfaatan sumber daya
perusahaan dalam kegiatanya yang berhubungan dengan investasi dan penjualan
untuk menghasilkan keuntungan.

Rasio aktivitas merupakan hal yang selalu dikaitkan dengan aktiva lancar. Aktiva
lancar juga sering disebut sebagai modal kerja. Modal kerja merupakan dana yang
selalu berputar yang pada awalnya dikeluarkan untuk membiayai aktivitas
operasional perusahaan sehari-hari agar proses produksi dapat terus berjalan.
Hasil produksi kemudian dijual, dan dari penjualan tersebut perusahaan akan
memperoleh laba yang tentunya diharapkan selalu meningkat. Sebagian dari laba

6

yang telah dihasilkan tersebut akan masuk kembali sebagai modal kerja
perusahaan.

Besarnya aktiva lancar atau modal kerja tidak dapat dijadikan tolak ukur untuk
mendapatkan laba yang besar pada suatu perusahaan, karena pada perusahaan
yang memiliki aktiva lancar atau modal kerjanya besar belum tentu labanya juga
akan besar. Akan tetapi laba sangat bergantung pada modal kerja sedangkan
modal kerja sangat bergantung pada nilai perputaran piutang dan perputaran
persediaan. Modal kerja akan naik dan bernilai positif apabila nilai perputarannya
tinggi. Berikut data aktiva lancar perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2014 yang akan dipaparkan
pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Data aktiva lancar perusahaan sektor makanan dan minuman
tahun 2013 – 2014
No

Nama emiten

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

AISA
CEKA
DLTA
ICBP
INDF
MYOR
PSDN
SKLT
STTP
ULTJ

Aktiva Lancar (jutaan rupiah)
2013
2014
2.445.504
3.977.086
847.045
1.053.321
748.111
854.176
11.321.715
13.603.527
32.772.095
40.995.736
6.430.065
6.508.768
381.085
289.764
154.315
167.419
684.263
799.430
1.565.510
1.642.101

Sumber : www.idx.co.id

Tabel 1.3 menggambarkan nilai aktiva lancar tahun 2013 – 2014 pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dapat dilihat
aktiva lancar setiap perusahaan sangat berbeda. Perusahaan yang memiliki aktiva
lancar atau modal kerja terbesar adalah INDF sebesar 40.995.736, sedangkan yang

7

memiliki modal kerja terkecil adalah perusahaan SKLT yaitu sebesar 154.315.
Akan tetapi aktiva lancar atau modal kerja yang besar tidak menjamin laba yang
diperoleh juga besar begitupun sebaliknya.

Keefektifan perusahaan dalam mengelola aktiva lancarnya dapat dilihat dengan
menggunakan rasio keuangan yaitu rasio aktivitas dengan menghitung serta
menganalisis perputaran persediaan dan perputaran piutangnya. Alat ukur pertama
yang digunakan adalah perputaran piutang. Piutang merupakan aktiva yang timbul
dikarenakan adanya penjualan secara kredit. Perputaran piutang adalah
perbandingan antara penjualan dan rata-rata piutang. Perputaran piutang
menunjukan usaha untuk mengukur seberapa sering piutang menjadi kas dalam
satu periode tertentu. Semakin besarnya jumlah piutang berarti semakin besar pula
keuntungan yang diperoleh, namun bersamaan dengan itu juga memperbesar
resiko yang mungkin akan terjadi atas likuiditasnya.

Perputaran piutang merupakan salah satu bentuk investasi yang dilakukan oleh
pihak perusahaan. Apabila perputaran piutang dikelola secara efektif dan efisien
oleh perusahaan, maka akan menghasilkan laba atau tingkat profitabilitas yang
tinggi bagi perusahaan. Ukuran kelancaran perputaran piutang menggambarkan
sejauh mana kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan piutangnya dan
sejauh mana kelancaran pelunasan yang dilakukan oleh konsumen.

Alat ukur yang kedua yang digunakan untuk mengetahui keefektifan perusahaan
adalah perputaran persediaan. Persediaan menjadi penting karena kesalahan dalam
investasi persediaan akan mengganggu kelancaran operasi perusahaan. Persediaan
yang cukup akan membuat perusahaan memenuhi pesanan dengan cepat, namun

8

apabila persediaan terlalu besar maka akan mengakibatkan perputaran persediaan
yang rendah sehingga profitabilitas perusahaan menurun.

Persediaan merupakan unsur dari aktiva lancar yang merupakan unsur yang aktif
dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah, dan
kemudian dijual kepada konsumen. Untuk mempercepat pengembalian kas
melalui penjualan maka diperlukan suatu perputaran persediaan yang baik. Pada
prinsipnya perputaran persediaan mempermudah atau memperlancar jalannnya
operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk
memproduksi barang-barang serta mendistribusikannnya kepada pelanggan.
Semakin tinggi perputaran persediaan barang, maka semakin tinggi biaya yang
dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba suatu perusahaan.
Sebaliknya, jika semakin lambat perputaran persediaan barang, semakin kecil pula
laba yang diperolehnya (Pebrin dan Rahayu 2014). Usaha yang sering dilakukan
oleh perusahaan untuk meningkatkan Profitabilitas adalah meningkatkan
penjualan persediaan sehingga perputaran persediaan barang juga meningkat.
Perputaran Persediaan merupakan berapa kali persediaan akan berputar dan
kembali lagi.

Banyak hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam mencapai tingkat
perputaran persediaan yang tinggi. Diantaranya pengolahan persediaan secara
teratur dan efisien, meningkatkan kualitas barang, dan memenuhi apa yang
menjadi keinginan konsumen. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan
menyebabkan perusahaan semakin cepat dalam melakukan penjualan barang

9

dagang sehingga akan memperbesar laba operasi dan pada akhirnya juga akan
meningkatkan laba bersih. Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan.

Profitabilitas merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena efisiensi akan
dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal
sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba, dengan
demikian tingkat profitabilitas memegang peranan yang penting dan perputaran
persediaan yang cepat diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang dapat
diukur dalam rasio untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang dimiliki
perusahaan seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang,dan lainnya.

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
mencari keuntungan. Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk menilai
profitabilitas antara lain yaitu net profit margin, gross profit margin, operaratng
profit margin, return on asset (ROA), dan return on equity (ROE). Namun, rasio
yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA). Return on
asset merupakan rasio yang digunalan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang
dimiliki perusahaan. Berikut adalah data profitabilitas yang diukur dengan return
on asset pada perusahaan makanan dan minuman tahun 2013 – 2014.

10

Tabel 1.4 Data return on asset perusahaan sektor makanan dan minuman
tahun 2013 – 2014
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kode Emiten

AISA
CEKA
DLTA
ICBP
INDF
MYOR
PSDN
SKLT
STTP
ULTJ
Rata-rata

ROA (%)
2013

2014

6,91
6,08
30,50
10,50
3,63
10,44
3,12
3,80
7,78
11,56
9,42

5,13
3,19
28,45
10,16
5,12
3,98
4,54
5,00
7,26
9,71
8,24

Sumber : www.idx.co.id (data diolah)

Tabel 1.4 menunjukan bahwa tingkat ROA setiap perusahaan makanan dan
minuman dari tahun 2013 – 2014 sangat bervariasi. Data di atas juga menunjukan
rata-rata return on asset perusahaan makanan dan minuman mengalami penurunan
dari tahun 2013 sebesar 9,42 % menjadi 8,24 % pada tahun 2014, namun tidak
semua penurunan terjadi di setiap perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa
terjadinya penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari
aktiva yang digunakan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014. Penurunan ini juga yang membuat peneliti
tertarik menjadikan perusahaan makanan dan minuman sebagai objek penelitian.

Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian yang lebih lanjut tentang
temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan, khususnya yang menyangkut
likuiditas, aktivitas dan profitabilitas perusahaan dan juga untuk mengetahui
bagaimana pengaruh rasio likuiditas dan aktivitas terhadap profitabilitas
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alat

11

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih
variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval
atau rasio dalam suatu persamaan linear.

Berdasarkan seluruh uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang pengaruh likuiditas dan aktivitas terhadap
profitabilitas perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia,
sehingga apa yang menjadi hasil penelitian nantinya akan mempertegas teori yang
ada mengenai pengaruh likuiditas dan aktivitas terhadap profitabilitas. Oleh
karena itu judul yang menarik untuk diteliti adalah “Analisis Pengaruh
Likuiditas dan Aktivitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan
dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2014 “.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan tabel 1.4, terjadi penurunan rata-rata return on asset pada tahun
2013-2014 yang tentunya menjadi permasalahan dalam penelitian ini yang ingin
diketahui apa yang mempengaruhi turunnya rata-rata profitabilitas industri
perusahaan makanan dan minuman. Berdasarkan latar belakang, maka hal yang
ingin diketahui dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perkembangan rasio likuiditas pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2014.
2. Bagaimana perkembangan rasio aktivitas pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2014.

12

3. Bagaimana perkembangan rasio profitabilitas pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2010 –
2014.
4. Bagaimana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas baik parsial
maupun bersama-sama terhadap profitabilitas perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2014.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh likuiditas
dan aktivitas terhadap profitabilitas di perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi manajemen perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menghasilkan konsep mengenai pengelolaan rasio keuangan terhadap
profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi akademis, penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai
pengelolaan rasio keuangan terhadap profitabilitas pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan bagi pembaca guna

13

memperluas pemahaman mengenai pengaruh likuiditas dan aktivitas
terhadap profitabilitas.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban
finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar
yang tersedia (Syamsuddin, 2004). Rasio likuiditas adalah rasio yang
menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban jangka
pendek. Tingkat likuiditas yang tinggi berarti perusahaan tersebut semakin likuid
dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansial
jangka pendeknya, hal tersebut baik bagi perusahaan agar tidak dilikuidasi akibat
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.

Rasio likuiditas ini diukur dengan menggunakan current ratio. Current ratio
menunjukan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang jangka pendek.
Menurut Syamsuddin (2004) current ratio merupakan alat untuk menghitung
seberapa kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya
dengan aktiva lancar yang tersedia.

Rasio lancar perusahaan yang tinggi menunjukkan likuiditas, tetapi hal ini juga
bisa dikatakan menunjukkan penggunaan kas dan aset jangka pendek secara tidak
efisien (Ross, Westerfield & Jordan, 2008 dalam Afrinda). Nilai likuiditas
perusahaan yang terlalu tinggi berdampak kurang baik terhadap kemampuan
perusahaan memperoleh laba karena adanya dana yang menganggur atau

14

menunjukkan kelebihan modal kerja yang dibutuhkan, kelebihan ini akan
menurunkan kesempatan untuk memperoleh laba atau keuntungan perusahaan
dengan demikian, kemungkinan hubungan current ratio dengan ROA adalah
negatif. Semakin tinggi current ratio maka semakin rendah tingkat ROA.
Penelitian yang dilakukan oleh Raheman dan Nasr (2007) menunjukan bahwa ada
hubungan negatif signifikan antara likuiditas (current ratio) terhadap
profitabilitas.

1.5.2 Pengaruh Aktivitas Terhadap Profitabilitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas
perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya berupa aset. Semakin tinggi
rasio ini semakin efisien penggunaan aset dan semakin cepat pengembalian dana
dalam bentuk kas. Rasio ini diukur dengan membandingkan penjualan dengan
berbagai investasi dalam aktiva. Bedasarkan tingkat aktivitas, modal kerja akan
diketahui komposisi elemen aktiva lancar yang efektif dan efisien.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran persediaan
(inventory turnover) dan perputaran piutang (account receivable turnover) untuk
mengukur rasio aktivitas. Perputaran persediaan merupakan perbandingan antara
harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Rasio ini menunjukan
frekuensi perputaran persediaan barang. Rasio perputaran persediaan menandakan
likuiditas relatif persediaan yang diukur dengan berapa kali penggantian
persediaan perusahaan selama tahun tersebut.

15

Persediaan merupakan aktiva yang harus dikelola dengan sangat baik, karena jika
terjadi kesalahan dalam pengelolaan akan mengakibatkan komponen aktiva lain
menjadi tidak optimal, bahkan bisa mengakibatkan kerugian. Pengelolaan dalam
hal perputaran persediaan bisa sangat menentukan dalam kelanjutan aktivitas
perusahaan. Menurut Munawir (dalam Sufiana dan Purnawati, 2012) menyatakan
bahwa semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan memperkecil resiko
terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena
perubahan selera konsumen. Hal ini juga tentunya akan menghemat ongkos
penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut. Penelitian yang
dilakukan Sufiana dan Purnawati (2012) yang mendukung teori ini membuktikan
secara empiris bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap
profitabilitas.

Rasio aktivitas yang digunakan selanjutnya adalah perputaran piutang. Piutang
sebagai unsur modal kerja dalam kondisi berputar, yaitu dari kas, proses komoditi,
penjualan, piutang, kembali ke kas. Semakin cepat perputaran piutang makin baik
kondisi keuangan perusahaan. Periode perputaran piutang tergantung pada
panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat
pembayaran kredit. Syarat pembayaran kredit juga akan mempengaruhi tingkat
perputaran piutang dimana tingkat perputaran piutang menggambarkan berapa
kali modal yang tertanam dalam piutang berputar dalam satu tahun.

Account receivable turnover dapat ditingkatkan dengan jalan memperketat
kebijaksanaan penjualan kredit, misalnya dengan jalan memperpendek waktu
pembayaran. Hal ini tentunya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

16

Teori yang mendukung penelitian ini adalah Mohamad Tejo Suminar (2015) yang
meneliti tentang “Pengaruh perputaran persediaan, perputaran piutang dan
perputaran kas terhadap profitabilitas”. Hasil penelitian menyatakan bahwa
perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA maupun
ROE). Maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Perusahaan makanan dan
minuman

Rasio keuangan

Perkembangan likuiditas

Perkembangan aktivitas

Profitabilitas

Gambar 1.1 Kerangka pemikiran
Dapat dilihat pada Gambar 1.1 yaitu kerangka pemikiran penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio likuiditas dan aktivitas terhadap
profitabilitas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia tahun 2010 – 2014.

17

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris melalui
pengumpulan data. Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritas
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiris.

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Likuiditas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014.

H2 : Aktivitas berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014.

18

II. LANDASAN TEORI

2.1 Rasio Likuiditas

Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,
(2001) dalam Nugroho (2011) Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan
hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban jangka pendek. Tingkat
likuiditas yang tinggi berarti perusahaan tersebut semakin likuid dan semakin
besar kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansial jangka
pendeknya, hal tersebut baik bagi perusahaan agar tidak dilikuidasi akibat
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.

Likuiditas menurut Riyanto (1995) dalam Nugroho (2011) adalah berhubungan
dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid)
yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan
membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang
mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut
belum tentu memiliki kemampuan membayar. Kemampuan membayar baru

19

terdapat pada perusahaan apabila kekuatan membayarnya adalah demikian
besarnya sehingga dapat memenuhi semua kewajiban finansialnya yang segera
harus dipenuhi. Kemampuan membayar itu dapat diketahui setelah
membandingkan kekuatan membayar-nya di satu pihak dengan kewajibankewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi di lain pihak.

Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya
sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus
dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang
tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid.

Menurut Munawir (2001) dalam Nugroho (2011) likuiditas adalah menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang
harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya
yang segera harus dipenuhi.

Current ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas
suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat megetahui dan
menduga seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk,
apakah perusahaan yang mandapat kredit itu kira-kira akan mampu ataupun tidak
untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada
pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan. Dasar perbandingan itu
menunjukan apakah jumlah aktiva lancar itu cukup melampaui besarnya

20

kewajiban lancar, sehingga dapatlah kiranya diperkirakan bahwa, sekiranya pada
suatu ketika dilakukan likuiditas dari aktiva lancar dan ternyata hasilnya dibawah
nilai dari yang tercantum di neraca, namun masih tetap akan terdapat cukup kas
ataupun yang dapat dikonversikan menjadi uang kas di dalam waktu singkat,
sehingga dapat memenuhi kewajibannya (Tunggal, 1995).

Current ratio yang tinggi maka makin baiklah posisi para kreditor, oleh karena
terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat
dibayar pada waktunya. Hal ini terutama berlaku bila pimpinan perusahaan
menguasai pos-pos modal kerja dengan ketat atau dengan semestinya. Dilain
pihak ditinjau dari sudut pemegang saham suatu current ratio yang tinggi tidak
selalu paling menguntungkan, terutama bila terdapat saldo kas yang kelebihan dan
jumlah piutang dan persediaan adalah terlalu besar.

Suatu current ratio yang rendah lebih banyak mengandung risiko dari pada suatu
current ratio yang tinggi, akan tetapi current ratio yang rendah menunjukkan
pimpinan perusahaan menggunakan aktiva lancar sangat efektif. Yaitu bila saldo
disesuaikan dengan kebutuhan minimum saja dan perputaran piutang dari
persediaan ditingkatkan sampai pada tingkat maksimum. Jumlah kas yang
diperlukan tergantung dari besarnya perusahaan dan terutama dari jumlah uang
yang diperlukan untuk membayar utang lancar, berbagai biaya rutin dan
pengeluaran darurat (Tunggal, 1995).

Munawir (2002) menyatakan current ratio 200% sudah memuaskan bagi suatu
perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada
beberapa faktor, suatu standar atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk

21

seluruh perusahaan. Current ratio 200% hanya merupakan kebiasaan atau rule of
thumb dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau
analisa yang lebih lanjut.

Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor
jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang
tersebut namun, suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi bukan
merupakan jaminan bahwa perusahaan mampu membayar utang yang sudah jatuh
tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak
menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan
taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran
persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan
tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih.

Riyanto (1995) dalam Elfianto (2011) menyatakan bahwa bagi perusahaan bukan
kredit, current ratio kurang dari 2:1 dianggap kurang baik, sebab apabila aktiva
lancar turun misalnya sampai lebih dari 50% maka jumlah aktiva lancarnya tidak
akan cukup lagi menutup utang lancarnya. Pedoman current ratio 2 : 1,
sebenarnya hanya didasarkan pada prinsip “hati-hati”. Pedoman current ratio
200% bukanlah pedoman mutlak. Rasio-rasio likuiditas adalah sebagai berikut:


Rasio Lancar (Current Ratio)

Current ratio merupakan salah satu rasio finansial yang sering digunakan.
Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang jangka
pendek. Rasio ini menunjukan kesanggupan membayar hutang jangka pendek

22

(Sarwoko dan Halim, 1989), Sedangkan menurut Syamsuddin (2004) current
ratio merupakan alat untuk menghitung seberapa kemampuan perusahaan dalam
membayar hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang tersedia. Selain
itu, current ratio menunjukan likuiditas perusahaan yang diukur dengan
membandingkan aktiva lancar terhadap hutang lancar atau hutang jangka pendek.
Current ratio dapa dirumuskan seperti berikut:

=



%

Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini menunjukan bagaimana kemampuan kas perusahaan dalam membiayai
hutang jangka pendeknya. Rumus cash ratio dapat dilihat dibawah ini, yaitu:

=



%

Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid-Test Ratio)

Quick Ratio atau Acid-Test Ratio menunjukan likuiditas perusahaan, seperti yang
diukur dengan membandingkan aktiva lancar kecuali persediaan terhadap
kewajiban jangka pendek atau hutang lancarnya. Rasio ini merupakan rasio
likuiditas yang lebih ketat daripada current ratio. Persediaan dianggap aktiva
lancar kurang likuid, sebab harus melalui dua tahap untuk menjadi kas (persediaan
dijual menjadi piutang, kemudian piutang dikumpulkan baru menjadi kas). Quick

23

Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar (kecuali persediaan) dengan
hutang jangka pendek (Sarwoko dan Halim, 1989).
Rumus quick ratio adalah:

=



%

Net Working Capital to Total Assets

Rasio ini menunjukan seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dalam membiayai
modal kerja bersih yang akan digunakan. Rumus Net Working Capital to Total
Assets dapat dilihat dibawah ini, yaitu:

=

%

2.2 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas
perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya berupa aset. Semakin tinggi
rasio ini semakin efisien penggunaan asset dan semakin cepat pengembalian dana
dalam bentuk kas. Rasio ini diukur dengan membandingkan penjualan dengan
berbagai investasi dalam aktiva. Berdasarkan tingkat aktivitas, modal kerja akan
diketahui komposisi elemen aktiva lancar yang efektif dan efisien. Rasio-rasio
aktivitas adalah sebagai berikut:

24



Perputaran persediaan (Inventory Turnover)

Perputaran per

Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Kerja Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013

33 240 81

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012”

5 79 104

Pengaruh Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2014)

0 16 1

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013.

0 2 34

PENGARUH PENGGUNAAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010.

0 1 22

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Solvabilitas terhadap Return Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 26

Pengaruh Profitabilitas terhadap Modal Kerja pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

PENGARUH LIKUIDITAS, AKTIVITAS DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2017

0 1 10

KATA PENGANTAR - Pengaruh Modal Kerja Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013

0 2 15

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14