TINJAUAN PENETAPAN BIAYA REKENING PASANG BARU PRABAYAR KATEGORI RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) AREA TANJUNG KARANG

Cicilia Devi Idha Lestari

ABSTRAK

TINJAUAN PENETAPAN BIAYA REKENING PASANG BARU
PRABAYAR KATEGORI RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) AREA
TANJUNG KARANG

Oleh
CICILIA DEVI IDHA LESTARI

PT PLN selaku perusahaan yang memberikan layanan ketenagalistrikan dengan
tujuan memberikan kepuasan bagi pelanggan dengan menawarkan beberapa
program yang ada, salah satunya yaitu Layanan Listrik Prabayar (LPB). LPB
merupakan pelayanan PLN dalam menjual listrik dengan cara pelanggan
membayar di awal, seperti halnya pulsa prabayar yang akrab dikenal dikalangan
pengguna handphone. Layanan LPB diluncurkan untuk menjawab keluhan
masyarakat mengenai melonjaknya pemakaian listrik, pembacaan meter yang
tidak benar, serta kedatangan petugas pencatatan meter yang dianggap
mengganggu, juga pemadaman listrik akibat pelanggan telat membayar. Dengan
layanan LPB diharapkan dapat mengatasi semua keluhan pelanggan dan

mengontrol sendiri pemakaian listriknya. Rata-rata jumlah pelanggan prabayar
tahun 2013-2014 selama bulan Januari sampai bulan Juni tercatat sebanyak
169.181 pelanggan dengan rata-rata pertumbuhan pelanggan yang tercatat
sebanyak 4.425 pelanggan. Padahal pada saat ini PT PLN telah mewajibkan
seluruh masyarakat untuk beralih menggunakan listrik prabayar, tetapi masih ada
sebagian anggota masyarakat yang memiliki anggapan bahwa betapa sulitnya
meminta permohonan layanan penyambungan baru. Permasalahan pokok dalam
penelitian ini antara lain: (1) Apakah prosedur pasang baru prabayar searah
dengan biaya penetapan penyambungan baru pada PT PLN (Persero) Area
Tanjung Karang? (2) Apakah penilaian jumlah pelanggan prabayar tahun 20132014 pada PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang dikatakan baik? (3) Apakah
pola penyelesaian yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang
mengatasi terjadinya penurunan penyambungan baru prabayar?
Tujuan dari penulisan laporan
mendapatkan gambaran yuridis
penetapan biaya penyambungan
(Persero) Area Tanjung Karang;

ini antara lain: (1) Untuk mengetahui dan
mengenai prosedur dan pelaksanaan dalam
baru kategori rumah tangga pada PT PLN

(2) Untuk memahami dan memperoleh suatu

Cicilia Devi Idha Lestari

informasi yang terjadi dalam satu periode perusahaan bila terjadi suatu
peningkatan atau penurunan dalam jumlah pelanggan penyambungan baru
prabyar; (3) Untuk memberikan informasi lengkap mengenai penetapan biaya
penyambungan baru tariff rumah tangga PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang;
(4) Untuk menyelesaikan pola permasalahan bila terjadi penurunan jumlah
pelanggan dalam satu periode perusahaan PT PLN (Persero) Area Tanjung
Karang. Tujuan yang dicapai penulis berdasarkan teori yang berpedoman pada
Tarif Tenaga Listrik (TTL) PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang.
Berdasarkan hasil yang dicapai, penulis menyimpulkan (1) Prosedur pasang baru
prabayar searah dengan biaya penetapan penyambungan baru dengan bersumber
dari Biaya Penyambungan (BP) ditambah pulsa listrik/ token/ voucher dan
ditambah materai; untuk jumlah biaya instalasi dan SLO menjadi tanggung jawab
pelanggan. (2) Berdasarkan data yang diolah, jumlah pelanggan prabayar pada
bulan Januari sebesar 160.788 pelanggan. Kemudian pada bulan Februari jumlah
pelanggan mengalami penurunan sebesar 160.308 pelanggan dengan pertumbuhan
pelanggan sebesar -480 dan persentase sebesar -0,30%, hal ini menunjukkan

bahwa layanan listrik prabayar belum sepenuhnya digunakan dan pelanggan
belum beralih dari tarif pasca bayar ke tarif prabayar. Sedangkan pada bulan
Maret sampai Juni terjadi peningkatan jumlah pelanggan prabayar secara kontinyu
sebesar 13,42%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja PLN dalam memperkenalkan
tarif prabayar sudah berjalan dengan baik sesuai prosedur Tarif Tenaga Listrik
(TTL) yang berlaku, dapat dilihat dari realisasi jumlah pelanggan penyambungan
baru prabayar PT PLN (Persero) Area TanjungKarang. (3) Pola Penyelesaian yang
dilakukan oleh PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang mengatasi terjadinya
penurunan penyambungan baru prabayar adalah (a) Meningkatkan kreatifitas
dalam mengembangkan promosi Pasang Baru listrik Prabayar untuk mendapatkan
hasil yang lebih optimal seperti memberikan penghargaan/ undian kepada
pelanggan yang rajin membayar rekening listrik tepat waktu. (b) Mengupayakan
peningkatan kepuasan pelanggan, dengan cara meningkatkan kemampuan SDM
melalui system dan prosedur yang telah diberikan oleh PLN untuk kualitas
pelayanan yang lebih baik. (c) Mempertimbangkan dalam mengeluarkan biaya
promosi supaya lebih efisien, contohnya biaya iklan lewat media cetak dikurangi
dan lebih bersifat iklan layanan masyarakat agar masyarakat lebih merasa
diperhatikan. (d) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai listrik pintar
atau listrik prabayar, supaya masyarakat lebih paham dan mengerti akan manfaat
dan kelebihan listrik prabayar dibandingkan listrik pasca bayar.

Kata Kunci: Penetapan Biaya Penyambungan Baru, Jumlah Pelanggan Pra Bayar
Tahun 2013-2014, Tarif Tenaga Listrik (TTL)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan tepatnya pada tanggal 13 Juni 1992 di desa Bandar Sakti,
Lampung Tengah. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Agustinus
Lestari Bowo dengan Ibu Maria Anna Suwarti.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan antara lain:
1. Taman Kanak-Kanak pada tahun 1999 di TK Xaverius Gunung Batin Baru,
Lampung Tengah;
2. Sekolah Dasar pada tahun 2005 di SD Xaverius Gunung Batin Baru,
Lampung Tengah;
3. Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2008 di SMP Xaverius Gunung Batin
Baru, Lampung Tengah; dan
4. Sekolah Menengah Kejuruan pada tahun 2011 di SMK Negeri 1 Terbanggi
Besar, Lampung Tengah.

Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Ekononi dan Bisnis Jurusan

Manajemen Program Studi D3 Keuangan Perbankan pada tahun 2011, dan
mengikuti Praktek Kerja Lapangan/ Magang di PT PLN (Persero) Area Tanjung
Karang yang bertempat di Jalan Pangeran Diponegoro, No. 14 Bandar Lampung,
pada tanggal 04 Februari sampai dengan 03 April 2014.

MOTO

Anda Tidak Bisa Membangun Kehidupan Yang Penuh Kepastian
Dengan Sikap Yang Penuh Keraguan;
Dan Anda Tidak Bisa Bertindak Pasti, Tanpa Ketegasan.
Tegaslah!!

Jangan Menunggu Mendapatkan Ijin Untuk Mencapai ImpianMu;
Bangkitlah, Berdirilah Tegap, Berjalanlah Dengan Gagah;
Bertindaklah. Ini HidupMu!!

(Penulis)

PERSEMBAHAN


1. Semua yang telah kucapai tak terlepas dari rasa syukur yang
mendalam atas berkat dan karunia Tuhan YME yang telah memberi
ku kehidupan sampai hari ini;

2. Dengan penuh rasa sayang dan cinta kasih ku yang tak terbalas,
karya kecilku kupersembahkan kepada Bapak dan Mama yang telah
membesarkan, mendidik, mendampingi, memberi perhatian dan
support untuk ku sampai detik ini;

3. Sahabat-sahabat ku yang memberikan kenangan terindah;

4. Yang tercinta ku persembahkan untuk Almamater yang aku
banggakan.

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ..............................................................................................

ix


DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................

4

1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................

5

1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................


5

BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Prosedur ...........................................................................

7

2.2 Pengertian Biaya ................................................................................

8

2.3 Penggolongan Biaya ..........................................................................

9

2.3.1

Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan....................................

9


2.3.2

Berdasarkan Periode Akuntansi ...............................................

9

2.3.3

Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya ............... 10

2.3.4

Karakteristik Biaya Dihubungkan Dengan Keluarannya ......... 10

2.3.5

Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya ......... 11

2.3.6


Berdasarkan Objek yang Dibiayainya ...................................... 12

2.4 Fungsi Pelayanan Pelanggan ............................................................. 12
2.5 Jenis Golongan Tarif Rumah Tangga ................................................ 13

ix

2.6 Sumber Penetapan Biaya Penyambungan Baru Pra Bayar PT PLN
(Persero) Area Tanjung Karang ......................................................... 13
2.6.1

Pengertian Uang Jaminan Langganan (UJL) ........................... 13

2.6.2

Tarif Tenaga Listrik (TTL) ...................................................... 14

2.6.3


Pengertian Biaya Penyambungan Baru .................................... 19

2.6.4

Isi Ulang Listrik (Pulsa Listrik/ Token/ Voucher) ................... 19

2.6.5

Biaya Materai ........................................................................... 21

2.7 Listrik Prabayar ................................................................................. 21
2.8 Listrik Pintar ...................................................................................... 22
2.8.1

Pengertian Listrik Pintar........................................................... 23

2.8.2

Keuntungan Listrik Pintar ........................................................ 24

2.8.3

Stroom Listrik Pintar ................................................................ 25

2.8.4

Beli Listrik Isi Ulang ................................................................ 26

2.8.5

Pembelian Pulsa Listrik (Token Isi Ulang) .............................. 26

2.8.6

Pembelian Pulsa Listrik ATM .................................................. 27

2.9 Sertifikat Laik Operasi (SLO) ........................................................... 30
2.9.1

Pengertian Sertifikat Laik Operasi (SLO) ................................ 30

2.9.2

Proses Pengajuan Sertifikat Laik Operasi (SLO) PPILN ......... 31

2.9.3

Dokumen Pengajuan Sertifikat Laik Operasi (SLO)................ 33

2.10.Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) ........................ 33
2.11.Hak dan Kewajiban Pelanggan Listrik Prabayar .............................. 34
2.9.4

Hak Pelanggan.......................................................................... 34

2.9.5

Kewajiban Pelanggan ............................................................... 35

BAB III METODE PENULISAN
3.1 Sumber Data ...................................................................................... 36
3.2 Metode Pengumpulan Data................................................................ 36
3.3 Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 37
3.3.1

Sejarah Berdirinya PT (Persero) PLN ...................................... 37

3.3.2

Internalisasi Perusahaan ........................................................... 38

3.4 Struktur Organisasi Perusahaan ......................................................... 39
3.4.1

Manager Area ........................................................................... 39

x

3.4.2

Asisten Manager Jaringan ........................................................ 41

3.4.3

Asisten Manager Transaksi Energi .......................................... 42

3.4.4

Asisten Manager Pelayanan dan Administrasi ......................... 44

3.5 Kegiatan Usaha .................................................................................. 45
3.6 Penerapan Nilai-Nilai ........................................................................ 49
3.7 Bisnis PLN ......................................................................................... 52

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengajuan Permohonan Penyambungan Baru (PB) .......................... 54
4.1.1 Prosedur Penetapan Biaya Penyambungan Baru (PB) ............. 54
4.1.2 Hal Menjadi Tanggung Jawab PLN ......................................... 55
4.1.3 Hal Diluar Tanggung Jawab PLN ............................................ 56
4.1.4 Perhitungan Biaya Penyambungan Baru Tarif Rumah Tangga 56
4.1.5 Proses Pelayanan Gangguan..................................................... 57
4.1.5.1 Via Contact Center .............................................................. 57
4.1.5.2 Via Email ............................................................................. 58
4.2 Penilaian Jumlah Pelanggam 2013-2014 PT PLN (Persero)
Area Tanjung Karang ........................................................................ 58
4.3 Pola Penyelesaian Terjadinya Penyelesaian Jumlah Pelanggan
Pra Bayar ........................................................................................... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 62
5.2 Saran .................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 1: Realisasi Jumlah Pelanggan Pasang Baru Prabayar bulan Januari
sampai Bulan Mei PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang
tahun 2014 ................................................................................

3

Tabel 2. Biaya Pasang Baru Tarif Rumah Tangga ................................. 57

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik

Halaman

Grafik 1. Tingkat Jumlah Pelanggan PT PLN (Persero)
Area Tanjung Karang.........................................................

xi

60

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah salah satu Badan Usaha Milik
Negara yang memiliki peranan penting dalam pembangunan negara khususnya
dibidang energi yaitu menyediakan pelayanan tenaga listrik kepada
masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang
memadai dalam jumlah yang mencukupi serta dengan tingkat harga yang
terjangkau oleh masyarakat sesuai dengan tujuan bersama yaitu menciptakan
kesejahteraan dan membantu dalam bidang ekonomi masyarakat yang akan
berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan barang dan jasa, sehingga
mengakibatkan terjadinya perkembangan di segala bidang usaha dan
menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.

Selama ini pelanggan hanya mengetahui layanan listrik Pasca Bayar, yaitu
pelanggan menggunakan energi listrik terlebih dahulu dan membayar
belakangan, yaitu pada bulan berikutnya. Sebenarnya listrik Pasca Bayar ini
menyisakan berbagai masalah setiap bulannya karena PLN harus mencatat
meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar oleh

2

pelanggan, melakukan penagihan kepada pelanggan yang terlambat atau tidak
membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak
membayar rekening listrik setelah waktu tertentu.

Mengatasi masalah tersebut, PLN mulai mencari alternatif solusi dan tahun
2009 PLN menawarkan layanan alternatif baru untuk pelanggan, yakni Listrik
Pra Bayar (LPB). Layanan Listrik Pra Bayar merupakan pelayanan PLN
dalam menjual listrik dengan cara pelanggan membayar di awal, seperti
halnya pulsa Pra Bayar yang akrab dikenal dikalangan pengguna handphone.
Pelanggan membeli sejumlah nilai tertentu sebelum menggunakan listrik dari
PLN. Layanan LPB diluncurkan untuk menjawab keluhan masyarakat
mengenai melonjaknya pemakaian listrik, pembacaan meter yang tidak benar,
serta kedatangan petugas pencatatan meter yang dianggap mengganggu, juga
pemadaman listrik akibat pelanggan telat membayar. Dengan layanan LPB
diharapkan dapat mengatasi semua keluhan pelanggan dan mengontrol sendiri
pemakaian listriknya. Hal itu ditandai dengan banyaknya masyarakat yang
datang ke PT PLN (Persero) diseluruh Indonesia, salah satunya adalah PT
PLN

(Persero)

Area

Tanjung

Karang

untuk

permintaan

layanan

Penyambungan Baru (PB).

Banyaknya permintaan LPB dikarenakan faktor kebutuhan dan ada juga
pelanggan yang memiliki kepuasan dalam menggunakan tenaga listrik serta
mereka yang ingin membuka usaha untuk kegiatan bisnis. Namun dilain hal
ada sebagian masyarakat yang memiliki anggapan bahwa betapa sulitnya
meminta permintaan layanan penyambungan baru di PT PLN (Persero) Area

3

Tanjung Karang baik dalam hal prosedur pelaksanaan maupun penetapan
biaya. Padahal, biaya penetapan tenaga listrik sangatlah terjangkau dan
prosedurnya pun mudah, dengan membawa data diri dan rekening terakhir ke
PLN (Persero) Area Tanjung Karang, permintaan layanan penyambungan baru
pun sudah bisa untuk diproses. Selain itu, untuk masalah biaya penetapan
tambah daya tenaga listrik pun dapat di sesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan sesuai kategori rumah tangga.

PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang merupakan badan usaha dalam
mencapai tujuannya untuk memperoleh laba yang maksimum serta
menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen
sebagai upaya untuk mempertahankan pelanggan dalam waktu panjang dan
memberikan dampak keuntungan bagi perusahaan, salah satunya menyediakan
pelayanan akan jumlah pelanggan penyambungan baru Prabayar.
Tabel 1: Realisasi Jumlah Pelanggan Penyambungan Baru PraBayar
Jumlah Pelanggan

jumlah
Pertumbuhan
Bulan
pelanggan
Pelanggan
2013
2014
2013-2014
Januari
51.439
109.349
160.788
Februari
54.974
105.334
160.308
-480
Maret
56.424
108.564
164.988
4.680
April
60.046
109.349
169.395
4.407
Mei
65.628
111.063
176.691
7.296
Juni
69.457
113.456
182.913
6.222
Rata-rata 59.661
109.519
169.181
4.425
Sumber PT. PLN (Persero) Area Tanjung Karang, 2013-2014

Persentase
(%)
-0,30%
2,92%
2,67%
4,31%
3,52%
0

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa realisasi rata-rata jumlah
pelanggan penyambungan baru bulan Januari sampai Juni pada tahun 2013
adalah sebanyak 59.661 pelanggan dan realisasi rata-rata jumlah pelanggan

4

penyambungan baru bulan Januari sampai Juni pada tahun 2014 adalah
sebanyak 109.519 pelanggan dengan selisih penurunan sebesar -13.733%.
Terjadinya penurunan tersebut membuat pihak PLN terus mencari solusi
untuk menekan jumlah pelanggan yang belum beralih ke tarif Pra bayar,
karena ada sebagian masyarakat yang suka dengan listrik Pasca bayar dengan
alasan tidak mau terlalu ribet dengan urusan listrik, ingin tahu beres, dan
sebagainya. Oleh karena itu pihak PLN harus bekerja ekstra untuk
mengenalkan listrik Prabayar kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya
daerah perdesaan.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul yang penulis pilih dan latar belakang yang telah dijelaskan
sebelumnya, dengan demikian penulis menjadi tertarik untuk melakukan
penelitian dengan merumuskan sebagai berikut:
1. Apakah prosedur pasang baru prabayar searah dengan biaya penetapan
penyambungan baru pada PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang?
2. Apakah penilaian jumlah pelanggan prabayar tahun 2013-2014 pada PT
PLN (Persero) Area Tanjung Karang dikatakan baik?
3. Apakah pola penyelesaian yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Area
Tanjung Karang mengatasi terjadinya penurunan penyambungan baru
prabayar?

5

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yuridis mengenai prosedur
dan pelaksanaan dalam penetapan biaya penyambungan baru kategori
rumah tangga pada PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang.
2. Untuk memahami dan memperoleh suatu informasi yang terjadi dalam
satu periode perusahaan bila terjadi suatu peningkatan atau penurunan
dalam jumlah pelanggan penyambungan baru prabyar.
3. Untuk memberikan informasi lengkap bagaimana perhitungan dan biaya
penyambungan baru tarif rumah tangga PT PLN (Persero) Area Tanjung
Karang.
4. Untuk menyelesaikan pola permasalahan bila terjadi penurunan jumlah
pelanggan dalam satu periode perusahaan pada PT PLN (Persero) Area
Tanjung Karang.

1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
a. Mengetahui kualitas layanan penyambungan baru listrik prabayar
kategori rumah tangga PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang.
b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi PT PLN (Persero) dalam
mengatasi kendala dalam prosedur penyambungan baru.
c. Sebagai penambah pengetahuan secara praktis khususnya mengenai
prosedur dan biaya penambahan daya tenaga listrik pada PT. PLN
(Persero) Area Tanjung Karang.

6

2. Bagi Instansi
a. Mengetahui

sejauh

mana

PT. PLN Area Tanjung Karang

mempertimbangkan untuk membuat program listrik prabayar.
b. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang berate bagi PT PLN
(Persero) Area Tanjung Karang dalam hal antisipasi untuk
mengurangi penurunan dalam jumlah pelanggan prabayar.
c. Mengetahui implementasi yang dilakukan PT.PLN Area Tanjung
Karang terhadap program listrik prabayar.
d. Mengevaluasi kegiatan perusahaan, khususnya dalam hal prosedur
biaya pemasangan baru listrik prabayar.

7

BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam pelaksanaan praktek kerja industri ini, bidang yang dikaji adalah bidang
pelayanan pelanggan pada PT. PLN (Persero) Area Tanjung Karang yang
dibimbing dan diarahkan oleh salah satu karyawan yang ditunjuk oleh perusahaan
untuk mendampingi dan mengarahkan penulisan selama melakukan kegiatan
praktek kerja industri di perusahaan tersebut. Berikut ini adalah beberapa teori
yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja praktek.

2.1 Pengertian Prosedur
Prosedur merupakan urutan kegiatan kerikal, biasanya melibatkan beberapa
orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin
penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Pengertian prosedur menurut Susanto (2007:264) dalam buku Sistem
Informasi Akuntansi, Konsep dan Pemhembangan Berbasis Komputer
menyatakan bahwa: “Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan
yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur
penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan
secara seragam ”

8

Kegiatan tersebut meliputi mencatat formulir, jurnal dan buku besar, yaitu
dengan melakukan hal-hal berikut:
a. Menulis
b. Menggandakan
c. Menghitung
d. Memberi kode
e. Mendaftar
f. Memilih
g. Memindah
h. Membandingkan

Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan, yang dimaksud
dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang
tetap yang telah ditentukan.

2.2 Pengertian Biaya
Biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau
dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan.

Pengertian biaya menurut Bustami (2006;4) dalam buku Akuntansi Biaya,
menyatakan bahwa: “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Biaya ini belum habis masa pakainya dan digolongkan sebagai aktiva yang
dimasukkan dalam neraca.”

9

2.3 Penggolongan Biaya
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menggolongkan biaya
diantaranya adalah:

2.3.1 Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan
1. Factory Cost (Biaya Produksi)
a. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
Merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk
memproduksi suatu barang.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
Merupakan biaya yang timbul karena pemakaian tenaga kerja yang
dipergunakan untuk mengelola bahan menjadi barang jadi.

c. Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead)
Merupakan biaya yang timbul karena pemakaian fasilitas untuk
mengelola barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerja dan fasilitas
yang memberikan kemudahan lainnya dalam menjalankan produksi.

2. Operating Expense
a. Marketing and Selling Expense
b. General & Administration Expense

2.3.2 Berdasarkan Periode Akuntansi
1. Capital Expenditure (Pengeluaran Modal).
Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada beberapa periode
akuntansi. Jenis pengeluaran ini dikapitalisir dan dicantumkan sebagai

10

harga perolehan. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai capital
expenditure jika pengeluaran ini memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan pengeluaran ini sifatnya
tidak rutin.

2. Revenue Expenditure (Pengeluaran Penghasilan)
Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada periode akuntansi dimana
pengeluaran ini terjadi. Pengeluaran ini menjadi beban pada periode
tersebut, dan dicantumkan dalam income statement. Suatu pengeluaran
dikelompokkan sebagai revenue expenditure jika pengeluaran tersebut
memberi manfaat pada periode terjadinya pengeluaran tersebut,
jumlahnya relatif kecil, dan umumnya pengeluaran ini sifatnya rutin.

2.3.3 Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya
a. Biaya Terkendali (Controllable Cost)
Adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang
manajer tingkatan tertentu dalam jangka waktu tertentu.

b. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost)
Adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manajer atau
pejabat tingkatan tertentu.

2.3.4 Karakteristik Biaya Dihubungkan Dengan Keluarannya
a. Biaya Engineered
Adalah elemen biaya yang mempunyai hubungan phisik yang eksplisit
dengan output.

11

b. Biaya Discretionary
Biaya ini disebut juga managed cost atau programmed cost adalah
semua biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akurat dengan
output.

c. Biaya Commited atau biaya kapasitas
Adalah

semua

biaya

yang

terjadi

dalam

rangka

untuk

mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam
kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi.

2.3.5 Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya
a. Biaya Tetap
Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah
berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan.

b. Biaya Variabel
Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya aktifitas
tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah
secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar
volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel.

c. Biaya Semi Variabel
Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan
volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding/
proporsional.

12

2.3.6 Berdasarkan Objek Yang Dibiayainya
a. Biaya Langsung
Biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasi kepada objek
atau pusat biaya tertentu.

b. Biaya Tidak Langsung
Biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasi pada
objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati
oleh beberapa objek atau pusat biaya.

2.4 Fungsi Pelayanan Pelanggan
Fungsi pelayanan pelanggan adalah fungsi yang melaksanakan pelayanan
pemberian informasi tentang tatacara perhitungan besarnya biaya, persyaratan
dan informasi lainnya yang berhubungan dengan pemberian penyambungan
tenaga listrik, perubahan daya yang berhubungan dengan pemberian
penyambungan tenaga listrik yang meliputi perencanaan, persiapan,
pelaksanaan dan pengendalian.

Fungsi pelayanan pelanggan selain memberikan informasi tentang pemberian
informasi tenaga listrik secara umum adalah melayani pelanggan/ calon
pelanggan dalam proses permintaan penyambungan baru, perubahan daya
baik penambahan maupun penurunan daya, perubahan tarif, permintaan
berhenti sebagai pelanggan, perubahan nama pelanggan, dan lain sebagainya.

13

2.5 Jenis Golongan Tarif Rumah Tangga
Pelanggan tarif rumah tangga merupakan pelanggan perseorangan atau badan
sosial yang tenaga listriknya digunakan untuk keperluan rumah tangga.
Contoh yang termasuk di dalam golongan rumah tangga di antaranya:
1. Rumah untuk tempat tinggal.
2. Kelompok rumah kontrakan.
3. Rumah susun milik peorangan.
4. Rumah susun milik perumnas.
5. Asrama keluarga pegawai perusahaan swasta.
6. Asrama mahasiswa.

2.6 Sumber Penetapan Biaya Penyambungan Baru Pra Bayar PT PLN
(Persero) Area Tanjung Karang.
Untuk melakukan perhitungan penyambungan baru PT. PLN (Persero) Area
Tanjung Karang yang sesuai dengan permintaan daya yang diinginkan
pelanggan dengan golongan daya yang berbeda-beda, yaitu tarif rumah
tangga. Sumber penetapan biaya penyambungan baru listrik prabayar PT.
PLN (Persero) Area Tanjung Karang berasal dari:

2.6.1 Pengertian Uang Jaminan Langganan (UJL)
Menurut PT. PLN (Persero) dalam bukunya yaitu tata usaha langganan
mengemukakan bahwa uang jaminan merupakan uang yang harus dibayar
oleh pelanggan yang merupakan pembayaran dimuka atas pemakaian daya
dan energi listrik. Uang jaminan langganan pelanggan tersebut ada yaitu
berasal dari pertama kali pelanggan melakukan pemasangan baru/
mempunyai suatu ikatan dengan PT. PLN (Persero).

14

Tujuan uang jaminan langganan tersebut adalah merupakan suatu ikatan
kontrak daya antara PT. PLN (Persero) dengan pelanggan, karena kontrak
daya yang dikenakan diminta oleh pelanggan. Dan uang jaminan
langganan tersebut dapat diambil kembali oleh pihak yang bersangkutan
setelah diperhitungkan dengan rekening listrik dan semua hutang kepada
PT. PLN (Persero) yang belum dilunasi apabila pelanggan tersebut tidak
menjadi pelanggan PT. PLN (Persero). UJL hanya dikenakan untuk
pelanggan Pasca Bayar, untuk listrik pintar, pelanggan tidak dikenakan
UJL. Tarif UJL bias dilihat di www.pln.co.id, menu palanggan-uang
jaminan layanan.

2.6.2 Tarif Tenaga Listrik (TTL)
Pemerintah melalui Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral
Nomor 30 Tahun 2012 telah menetapkan penyesuaian Tarif Tenaga Listrik
2013 yang akan dilaksanakan secara bertahap per tiga bulan, artinya ada
empat kali penyesuaian tarif listrik selama tahun 2013 berlaku mulai
tanggal 1 Januari 2013. Dengan demikian pemakaian listrik per tanggal 1
Januari 2013 sudah menggunakan perhitungan tarif tenaga listrik yang
baru menggantikan Tarif Tenaga Listrik 2010. Perubahan besaran tagihan
akan dirasakan pada tagihan rekening Februari 2013 yang menagih
pemakaian yang dicatat pada Januari 2013.

Bagi pelanggan prabayar, pembelian token listrik isi ulang per 1 Januari
2013 sudah mengalami penyesuaian dengan Tarif Tenaga Listrik 2013.
Tidak semua pelanggan yang mengalami kenaikan tarif listrik. Pelanggan

15

450 VA dan 900 VA dari seluruh golongan tarif tidak mengalami kenaikan
Tarif Tenaga Listrik.

1. Pengertian Tarif Tenaga Listrik (TTL)
Menurut Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia, Nomor 30 Tahun 2012 (PERMEN ESDM) Pasal 1
menyatakan bahwa: “Tarif Tenaga Listrik adalah tarif tenaga listrik
untuk konsumen yang disediakan oleh Perusahan Perseroan (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara.”
2. Golongan Tarif Tenaga Listrik
Dalam Pasal 2, Tarif Tenaga Listrik yang ditetapkan berdasarkan
golongan tarif terdiri dari:
a. Tarif tenaga listrik Regular
Merupakan tarif tenaga listrik yang dibayarkan setelah pemakaian
tenaga listrik oleh konsumen.
b. Tarif tenaga listrik Prabayar (LPB)
Merupakan tarif tenaga listrik yang dibayarkan sebelum pemakaian
tenaga listrik oleh konsumen.

3. Tanggal Pemberlakuan Tarif Tenaga Listrik
Dalam Pasal 3, Tarif tenaga listrik berdasarkan golongan tarif mulai
diberlakukan pada tanggal:
a. 1 Januari 2013 s.d. 31 Maret 2013
b. 1 April 2013 s.d. 30 Juni 2013
c. 1 Juli 2013 s.d. 30 September 2013; dan

16

d. 1 Oktober 2013

4. Tarif Tenaga Listrik menurut golongan tarif
Dalam Pasal 4, golongan tarif di golongkan untuk keperluan sebagai
berikut:

1) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan pelayanan sosial, terdiri atas:
a) Golongan tarif untuk keperluan pemakaian sangat kecil pada
tegangan rendah, dengan daya 220 VA (S1/TR);
b) Golongan tarif untuk keperluan pelayanan sosial kecil sampai
dengan sedang pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d.
200 kVA (S-2/TR);
c) Golongan tarif untuk keperluanpelayanan sosial besar pada
tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (S-3/TM).
Sebagaimana tercantum dalam Lampiran I-A sampai dengan
Lampiran I-D;

2) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Rumah Tangga, terdiri atas:
a) Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga kecil pada
tegangan rendah, dengan daya sampai dengan 2.200 VA (R-1/
TR);
b) Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga menengah pada
tegangan rendah, dengan daya 3.500 VA s.d. 5.500 VA (R-2/
TR);
c) Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga besar pada
tegangan rendah, dengan daya 6.600 VA ke atas (R-3/ TR).

17

Sebagaimana tercantum dalam Lampiran II-A sampai dengan
Lampiran II-D;

3) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Bisnis, terdiri atas:
a) Golongan tarif untuk keperluan bisnis kecil pada tegangan
rendah, dengan daya 450 VA s.d. 5.500 VA (B-1/ TR);
b) Golongan tarif untuk keperluan bisnis menengah pada tegangan
rendah, dengan daya 6.600 VA s.d. 200 kVA (B-2/ TR);
c) Golongan tarif untuk keperluan bisnis besar pada tegangan
menengah, dengan daya di atas 200 kVA (B-3/ TM).
Sebagaimana tercantum dalam Lampiran III-A sampai dengan
Lampiran III-D;

4) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Industri, terdiri atas:
a) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Industri kecil/ industri
rumah tangga pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d.
14 kVA (I-1/ TR);
b) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Industri sedang pada
tegangan rendah, dengan daya 14 kVA s.d. 200 kVA (I-2/ TR);
c) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Industri menengah pada
tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (I-3/ TM);
d) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Industri besar pada
tegangan tinggi, dengan daya 30.000 kVA ke atas (I-4/ TT).
Sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV-A sampai dengan
Lampiran IV-D;

18

5) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Kantor Pemerintah dan
Penerangan Jalan Umum, terdiri atas:
a) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Kantor Pemerintah kecil
dan besar pada tegangan, dengan daya 450 kVA s.d. 200 kVA
(P-1/ TR);
b) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Kantor Pemerintah besar
pada tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (P-2/
TR);
c) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Penerangan Umum pada
tegangan rendah (P-3/ TR),
Sebagaimana tercantum dalam Lampiran V-A sampai dengan
Lampiran V-D;

6) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Traksi pada tegangan
menengah, dengan daya di atas 200 kVA (T/ TM) diperuntukkan
pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kereta Api Indonesia,
sebagimana tercantum dalam lampiran VI-A sampai dengan VI-D;

7) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Curah pada tegangan
menengah dengan daya di atas 200 kVA (C/ TM) diperuntukan
untuk Pemengang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik,
sebagimana tercantum dalam lampiran VII-A sampai dengan VIID;
8) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Layanan Khusus pada
tegangan rendah, tegangan menengah, dan tegangan tinggi (L/ TR,

19

TM, TT) diperuntukan bagi pengguna listrik yang memerlukan
pelayanan dengan kualitas khusus dan yang karena berbagai hal
tidak termasuk dalam ketentuan golongan tarif Sosial, Rumah
Tangga,

Bisnis,

Industri,

Pemerintah,

Traksi,

dan

Curah,

sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII-A sampai dengan
VIII-D;

2.6.3 Pengertian Biaya Penyambungan Baru (PB)
Biaya penyambungan baru adalah biaya yang harus dibayar oleh calon
pelanggan untuk memperoleh penyambungan tenaga listrik atau biaya
yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk penambahan daya. Maksud
dari penjelasan biaya penyambungan diatas adalah setiap pelanggan yang
akan melakukan perubahan daya termasuk tambah daya maupun
pemasangan baru maka dikenakan biaya penyambungan.

2.6.4 Isi Ulang Listrik (Pulsa Listrik/ Token/ Voucher)
1. Pengertian Isi Ulang Listrik
Listrik isi ulang (Pulsa Listrik) adalah 20 angka digit yang
dimasukkian ke meter prabayar saat melakukan isi ulang listrik. Nilai
listrik isi ulang yang dijual di ATM atau Payment Point sebesar:
a) Rp 20.000,b) Rp 50.000,c) Rp 100.000,d) Rp 250.000,e) Rp 500.000,-

20

f) Rp 1.000.000,-

2. Beli Listrik Isi Ulang Listrik
Pulsa listrik isi ulang (token/ voucher) dapat dibeli di:
a. Loket Payment Point Online Banking (Mitra Bank);
b. Bank Bukopin (ATM, SMS Banking, Teller);
c. Bank BPRKS (EDC, ATM, ADM, Internet Banking);
d. Bank Danamon;
e. Bank Danamon Syariah;
f. Bank BNI (ATM);
g. Bank Mandiri (ATM);
h. Bank BRI;
i. Bank NISP (ATM);
j. Bank BCA (ATM).

Jika pembelian pulsa listrik (token/ voucher listrik isi ulang)
dilakukan lewat loket-loket pembayaran listrik online, berikut
caranya:
a. Datang ketempat layanan pembelian token (voucher listrik isi
ulang) di loket pembayaran listrik online.
b. Tunjukan ID meter atau nomor seri meter kepada operator/
petugas yang melayani .
c. Beritahukan nilai nominal jumlah listrik isi ulang yang ingin
dibeli, misalnya RP 100.000,-

21

d. Anda akan menerima 20 digit kode listrik isi ulang yang akan
tercetak pada tanda terima.

2.6.5 Biaya Materai
Selain Biaya Penyambungan (BP) dan Isi Ulang Listrik (token/ voucher)
pelanggan juga harus membayar biaya materai sebesar Rp 3.000,sebanyak satu buah.

2.7 Listrik Pra Bayar
Listrik Pra Bayar adalah cara baru bagi konsumen dalam mengelola konsumsi
listrik melalui Meter Elektronik Prabayar (MPB) yang terpasang dibangunan
konsumen. MPB menyediakan informasi jumlah listrik (kWh) yang masih
bisa dikonsumsi. Persediaan kWh tersebut bisa ditambah beberapa saja dan
kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan.

Dengan demikian, konsumen bisa lebih mudah mengoptimalkan konsumsi
listrik dengan mengatur sendiri jadwal dan jumlah pembelian listrik. Dengan
LPB, konsumen tidak perlu berurusan dengan pencatatan meter setiap bulan,
dan tidak perlu terikat dengan jadwal pembayaran listrik bulanan.

Manfaat yang diperoleh menggunakan listrik prabayar adalah:
1. Pelanggan dengan mudah dapat memantau pemakaian listriknya setiap
saat.
2. Pelanggan dapat mendisiplin diri sendiri untuk mengunakan listrik sesuai
dengan anggaran biaya.

22

3. Pelanggan dengan mudah dapat mengendalikan pemakaian dan biaya
listriknya sehingga terhindar dari pemborosan.
4. Pelanggan dapat melakukan kontrol penggunaan listrik
5. Pelanggan merubah prilaku hemat energi.
6. Pelanggan tidak perlu adanya pencatatan meter per bulan.

2.8 Listrik Pintar
Inilah inovasi terkini dari layanan PLN yang lebih menjanjikan Kemudahan,
Kebebasan dan Kenyamanan bagi pelanggannya: Listrik Pintar–Solusi isi
ulang dari PLN. Dengan listrik pintar, setiap pelanggan bisa mengendalikan
sendiri penggunaan listriknya sesuai kebutuhan dan kemampuannya.

Seperti halnya pulsa isi ulang pada telepon seluler, maka pada sistem listrik
pintar, pelanggan juga terlebih dahulu membeli pulsa (voucher/ token listrik
isi ulang) yang terdiri dari 20 digit nomor yang bisa diperoleh melalui gerai
ATM sejumlah bank atau melalui loket-loket pembayaran tagihan listrik
online.

Lalu, 20 digit nomor token tadi dimasukkan (diinput) ke dalam kWh Meter
khusus yang disebut dengan Meter Prabayar (MPB) dengan bantuan keypad
yang sudah tersedia di MPB.

Nantinya, lewat layar yang ada di MPB akan tersajikan sejumlah informasi
penting yang langsung bisa diketahui dan dibaca oleh pelanggan terkait
dengan penggunaan listriknya, seperti:
1. Informasi jumlah energi listrik (kWH) yang dimasukkan (diinput).

23

2. Jumlah energi listrik (kWH) yang sudah terpakai selama ini
3. Jumlah energi listrik yang sedang terpakai saat ini (real time).
4. Jumlah energi listrik yang masih tersisa.

Jika energi listrik yang tersimpan di MPB sudah hampir habis, maka MPB
akan memberikan sinyal awal agar segera dilakukan pengisian ulang.
Dengan demikian, pelanggan secara real time, setiap saat, kapan saja dapat
mengetahui secara persis penggunaan listrik di rumah.

2.8.1 Pengertian Listrik Pintar
Selama ini pelanggan PLN mendapat layanan listrik Pasca Bayar, yaitu
Pelanggan menggunakan energi listrik dulu dan membayar belakangan,
pada bulan berikutnya. Setiap bulan PLN harus mencatat meter,
menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar Pelanggan,
melakukan penagihan kepada Pelanggan yang terlambat atau tidak
membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak
membayar rekaning listrik setelah waktu tertentu.

Mekanisme tersebut di atas tidak dilaksanakan pada sistem listrik pintar
(Pra Bayar). Pada sistem listrik pintar, pelanggan mengeluarkan uang/
biaya lebih dulu untuk membeli energi listrik yang akan dikonsumsinya.
Besar energi listrik yang telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan ke dalam
Meter Prabayar (MPB) yang terpasang dilokasi Pelanggan melalui sistem
„token‟ (pulsa) atau stroom.

24

MPB menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh) yang masih bisa
dikonsumsi. Persediaan kWh tersebut bisa ditambah berapa saja dan kapan
saja sesuai kebutuhan dan keinginan Pelanggan. Dengan demikian,
Pelanggan bisa lebih mudah mengoptimalkan konsumsi listrik dengan
mengatur sendiri jadwal dan jumlah pembelian listrik. Dengan
menggunakan Listrik Pintar, pelanggan tidak perlu berurusan dengan
pencatatan meter yang biasanya dilakukan setiap bulan, dan tidak perlu
terikat dengan jadual pembayaran listrik bulanan.

2.8.2 Keuntungan Listrik Pintar
1. Pelanggan lebih mudah mengendalikan pemakaian listrik.
Melalui meter elektronik prabayar pelanggan dapat memantau
pemakaian listrik sehari-hari dan setiap saat. Di meter tersebut tertera
angka sisa pemakaian kWh terakhir. Bila dirasa boros, pelanggan
dapat mengerem pemakaian listriknya.

2. Pemakaian listrik dapat disesuaikan dengan anggaran belanja.
Dengan nilai Pulsa Listrik (voucher) bervariasi mulai Rp 20.000,- s.d.
Rp 1.000.000,- memberikan keleluasaan bagi pelanggan dalam
membeli listrik sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan (lebih
terkontrol dalam mengatur anggaran belanja keluarga).

3. Tidak akan terkena biaya keterlambatan
Tidak ada lagi biaya tambahan bayar listrik dikarenakan terbebani
biaya keterlambatan akibat lupa bayar tagihan listrik.

25

4. Privasi lebih terjaga
Untuk pelanggan yang menginginkan kenyamanan lebih, dengan
menggunakan Listrik Pintar tidak perlu menunggu dan membukakan
pintu untuk petugas pencatatan meter karena meter prabayar secara
otomatis mencatat pemakaian listrik anda (akurat dan tidak ada
kesalahan pencatatan meter).

5. Jaringan luas pembelian listrik isi ulang
Saat ini pembelian Pulsa Listrik (voucher) Pintar sudah bisa
didapatkan di lebih dari 30.000 ATM di seluruh Indonesia. Selain itu
bisa juga didapatkan di loket pembayaran listrik online.

6. Tepat digunakan bagi yang memiliki usaha rumah kontrakan atau
kamar sewa (kos).
Sebagai pemilik rumah atau kamar sewa, Anda tidak perlu khawatir
lagi dengan tagihan listrik yang tidak dibayar oleh penghuni rumah
kontrakan karena pemakaian listrik sudah menjadi tanggung jawab
dan sudah disesuaikan dengan kebutuhan penyewa.

2.8.3 Stroom Listrik Pintar
1. Stroom adalah 20 digit angka yang dimasukan ke meter Listrik Pintar
saat melakukan isi ulang listrik;
2. Nilai Stroom Listrik Pintar terdiri dari unsur kWh, PPJ Materai;
3. Nilai Stroom (stroom isi ulang pada ATM atau Payment Point adalah:
Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000, Rp 250.000, Rp 500.000, dan Rp
1.000.000,-

26

4. Stroom Pra bayar tidak ada masa kadaluarsa.

2.8.4 Beli Listrik Isi Ulang
Pulsa listrik isi ulang (token/ voucher) dapat dibeli di :
1. Loket Payment Point Online Banking (Mitra Bank)
2. Bank Bukopin (ATM, SMS Banking, Teller)
3. Bank BPRKS (EDC, ATM, ADM, Internet Banking)
4. Bank Danamon
5. Bank Danamon Syariah
6. Bank BNI (ATM)
7. Bank Mandiri (ATM)
8. Bank BRI
9. Bank NISP (ATM)
10. Bank BCA (ATM)

2.8.5 Pembelian Pulsa Listrik (Token Isi Ulang)
Pelanggan Listrik Pintar dapat dengan mudah membeli pulsa listrik (token/
voucher listrik isi ulang) yang telah tersedia dengan nilai nominal Rp.
20.000 hingga Rp. 1.000.000 melalui beberapa cara pembelian sebagai
berikut :
1.

Loket Payment Point Online Banking (Mitra Bank)

2.

Bank Bukopin (ATM, SMS Banking, Teller)

3.

Bank BPRKS (EDC, ATM, ADM, Internet Banking)

4.

Bank Danamon

5.

Bank Danamon Syariah

27

6.

Bank BNI (ATM)

7.

Bank Mandiri (ATM)

8.

Bank BRI

9.

Bank NISP (ATM)

10.

Bank BCA (ATM)

Jika pembelian pulsa listrik (token/ voucher listrik isi ulang) dilakukan
lewat loket-loket pembayaran listrik Online, berikut caranya:
1. Datang ke tempat layanan pembelian token (voucher listrik isi ulang)
di loket pembayaran listrik online.
2. Tunjukan ID meter atau nomor seri meter kepada operator/ petugas
yang melayani.
3. Beritahukan nilai nominal jumlah listrik isi ulang yang ingin dibeli.
Misal: Rp. 100.000,4. Anda akan menerima 20 digit kode listrik isi ulang yang akan tercetak
pada tanda terima

2.8.6 Pembelian Pulsa Listrik Di ATM
Cara pembelian pulsa listrik isi ulang (token/ voucher)di beberapa Anjungan
Tunai Mandiri (ATM):
I.

ATM MANDIRI
1. Pilih “Pembayaran/ Pembelian”
2. Pilih “Multi Payment”
3. Ketik “30300”
4. Masukkan No Meter (11 nomor)

28

5. Masukkan Nominal Pembelian
6. Ketik “1”
7. Struk akan tercetak

II.

ATM BCA
1. Pilih “Transaksi Lainnya”.
2. Pilih “Voucher isi ulang”.
3. Pilih “Lainnya”.
4. Pilih “PLN Prepaid”.
5. Masukkan Nomor Meter (11 nomor)
6. Pilih “Nominal Voucher”.
7. Tekan “Benar/ Salah”
8. Struk akan tercetak

III.

ATM BNI
1. Pilih “Pembayaran”.
2. PLN
3. Pilih “PLN Pra Bayar”.
4. Pilih “Pembelian Token”.
5. Masukan No Meter (11 nomor, tambahkan “0” di depan no meter)
6. Pilih jenis “0”
7. Pilih “Nominal Pembelian”.
8. Struk akan tercetak

29

IV.

ATM BUKOPIN
1. Pilih “Isi Ulang Pulsa Dan Listrik”.
2. Pilih “Listrik/ PLN”
3. Masukan Nomor Meter (11 nomor)
4. Pilih “Nominal Pembelian”.
5. Struk akan tercetak

V.

VI.

ATM NISP
1.

Pilih “Menu Lainnya”.

2.

Pilih “Pulsa Isi Ulang Dan PLN”.

3.

Pilih “PLN Pra Bayar”.

4.

Masukan Nomor Meter (11 nomor)

5.

Pilih “Nominal Pembelian”.

6.

Struk akan tercetak

ATM BRI
1.

Masukkan Nomor Meter (11 nomor)

2.

Pilih “Transaksi Lainnya”.

3.

Pilih “Pembayaran”.

4.

Pilih “PLN”.

5.

Pilih “Pra Bayar”.

6.

Tekan “Benar/ Salah”

7.

Pilih “Nominal Token/ Voucher”

8.

Tekan “Benar/ Salah”

9.

Struk akan tercetak

30

2.9 Sertifikat Laik Operasi (SLO)
2.9.1 Pengertian Sertifikat Laik Operasi (SLO)
Sertifikat Laik Operasi (SLO) merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh
lembaga inspeksi Teknik yang melakukan pengujian dan pemeriksaan
instalasi listrik seperti PPILN (Perkumpulan Perlindungan Instalasi Listrik
Nasional). Sesuai dengan Undang-Undang No 30 tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan Pasal 44 ayat 4 yang berbunyi: "Setiap instalasi tenaga
listrik yang beroperasi wajib memiliki Sertifikat Laik Operasi" lebih lanjut
lagi dalam Undang-undang dijelaskan sanksi pelanggaran bagi instalasi
listrik yang beroperasi tanpa Sertifikat Laik Operasi.”
Bagi pengoperasian instalasi tenaga listrik yang Tidak Memiliki sertifikat
Laik Operasi, sebagaimana dicantumkan didalam pasal 54 ayat 1
dijelaskan bahwa: "Setiap orang yang mengoperasikan instalasi tenaga
Listrik tanpa SERTIFIKAT LAIK OPERASI sebagaimana dimaksud
dalam pasal 44 ayat 4 maka dipidana dengan penjara paling lama 5 tahun
dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah"

PPILN mengeluarkan Sertifikat Laik Operasi yang dicetak secara online
menggunakan SI OMSIL dan dapat diperiksa status sertifikasinya secara
online. PPILN mengeluarkan Sertifikat Laik Operasi setelah melakukan
pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi listrik.

Sertifikasi Laik Operasi pada pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah
memiliki tujuan sebagai berikut :

31

1) Bagi Pemilik Instalasi: Sertifikat Laik Operasi merupakan bukti
bahwa instalasinya telah memenuhi persyaratan Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL 2000) dan Standar Nasional Indonesia (SNI),
LMK, dan SPLN (Standar Perusahaan PT PLN) sehingga pemilik
mengetahui bahwa instalasi yang terpasang di tempatnya sudah aman.

2) Bagi Pemerintah: Sertifikat Laik Operasi berguna sebagai Media
untuk

pembinaan

pelaksanaan

ketentuan

keselamatan

ketenagalistrikan pada instalasi tenaga listrik, juga sebagai media
untuk mengawasi instalasi tenaga listrik yang beroperasi di wilayah
kerjanya.

Pemasangan instalasi listrik hanya boleh dilakukan oleh pihak instalatur
dari Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (Aklindo) serta
Persatuan Kontraktor Listrik Nasional (Paklina). Listrik akan dialirkan jika
pemilik rumah sudah mengantongi ijin SLO (Standard Layak Operasi),
dan Syarat keluarnya SLO oleh konsuil adalah surat jaminan instalasi (SJI)
dari biro instalatur. Jadi yang memasang instalasi adalah orang-orang
instalatur dari Akli, Aklindo dan Paklina. Karyawan PLN tidak dibenarkan
memasang instalasi.

2.9.2 Proses Pengajuan Sertifikat Laik Operasi (SLO) PPILN
Untuk mendapatkan sertifikat Laik Operasi (SLO) dari PPILN prosedur
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Hubungi PPILN di kota anda (Alamat kantor wilayah dan kantor area
PPILN seluruh Indonesia:

32

a. Ajukan

permintaan

pemeriksaan

instalasi

listrik

dengan

melampirkan gambar pemasangan instalasi yang dibuat oleh
Instalatir (BUJK), ketika melakukan permohonan pemeriksaan,
pelanggan akan mengisi formulir yang berisi : Nama, Alamat, No
SIP/ Tanggal, Tarif, dan Daya kemudian petugas akan memberikan
Nomor Pendaftaran.
b. Setelah formulir diisi silahkan melakukan pembayaran biaya
Pemeriksaan Instalasi (BPI) sesuai tarif yang berlaku.

2. PPILN akan mengirim petugas untuk melakukan pemeriksaan,
melakukan pengujian instalasi dan mencatat hasil pemeriksaan.
kemudian petugas yang berwenang akan melakukan verifikasi apakah
instalasi telah Laik Operasi, Laik Operasi dengan Perbaikan Minor,
atau Perlu Perbaikan Ulang.

3. Jika hasil pemeriksaan menyatakan instalasi telah memenuhi standar
yang berlaku, maka PPILN akan menerbitkan SLO.

4. Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan standar maka PPILN
akan memberi surat pemberitahuan kepada pihak instalatir untuk
bertanggung jawab memperbaiki instalasi tersebut. Setelah instalasi
selesai diperbaiki, PPILN akan melakukan pemeriksaan ulang dan bila
hasilnya baik akan diterbitkan SLO sebagai tanda bahwa instalasi telah
aman dan sesuai dengan standar yang berlaku.

33

2.9.3 Dokumen Pengajuan Sertifikat Laik Operasi (SLO)
Dokumen yang dibutuhkan ketika