PENGARUH PENGGUNAAN MODIFIKASI ALATBERMAIN TERHADAP HASIL PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA KELAS VIII SMP N 4 TULANG BAWANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011-2012
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MODIFIKASI ALATBERMAIN
TERHADAP HASIL PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA
KELAS VIII SMP N 4 TULANG BAWANG BARAT
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Oleh
BENI FEBRIYAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
penggunaan modifikasi alat bermain terhadap hasil pukulan forehand pada siswa
kelas VIII SMP N 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2011-2012.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP N 4 Tulang Bawang Barat,
teknik pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling, jumlah
populasi sebanyak 120 siswa, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 24 siswa
yang terdiri dari 12 laki-laki dan 12 perempuan. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah test back board, tes ini dimaksudkan untuk mengukur
kecakapan bermain tenis meja. Hasil penelitian menunjukkan hasil penghitungan
t-test untuk tes awal kelompok pembelajaran dengan modifikasi alat bermain dan
kelompok kontrol adalah 0,000 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,074 yang berarti
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal hasil pukulan
forehand tenis meja. Hasil tes akhir setelah diadakan perlakuan untuk mengetahui
perbedaan efek dari perlakuan tersebut.
Adapun hasil penghitungan t-test untuk tes akhir pada kelompok pembelajaran
dengan modifikasi alat bermain dan kelompok kontrol sebesar 5,453 lebih besar
dari t tabel sebesar 2,074 yang berarti menolak hipotesis nol (H0).
Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pada tes akhir terdapat
perbedaan yang signifikan hasil pukulan forehand tenis meja pada kelompok
pembelajaran dengan modifikasi alat bermain dan kelompok kontrol.
PENGARUH PENGGUNAAN MODIFIKASI ALAT BERMAIN
TERHADAP HASIL PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA
KELAS VIII SMP N 4 TULANG BAWANG BARAT
TAHUN PELAJARAN 2012-2013
Oleh
BENI FEBRIYAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di pulung kencana, pada tanggal 04 Februari 1988, anak ketiga dari
tiga bersaudara pasangan Bapak Abu Bakar Ismail dan Ibu Rinsamiwati.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) di
SD N 1 Pulung Kencana yang diselesaikan pada tahun 2000, sekolah menengah
pertama ( SMP ) di SMP N 4 Tulang Bawang Barat, diselesaikan pada tahu 2003
dan dilanjutkan di sekolah menengah atas ( SMA ) di SMA N 1 Tumijajar Tulang
Bawang Barat dan diselesaikan pada tahun 2006.
Pada tahun 2007 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
yang ditempuh melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
MOTO
Jangan pernah takut untuk mencoba, karena segala sesuatu hal berawal dari mencoba
sampai akhirnya Anda sendiri yang menilai apakah Anda sudah mampu dalam bidang
tersebut atau belum. Selain itu, dengan banyak mencoba Anda akan semakin tertempa
untuk mampu menyelesaikan segala macam masalah yang Anda hadapi dalam bidang
tersebut.
Selalu tersenyum dan sabar dalam menghadapi masalah, karena setiap maslah pasti ada
jalan keluarnya dengan izin Allah.
Cinta yang sejati dan sempurna adalah cinta ibu pada anaknya.
I love You Mom . . .
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Bissmillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberiku nikmat yang begitu banyak sehingga penulis
bisa mempersembahkan karya terbaik ini
kepada ayah dan bunda yang sangat penulis cintai,
yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan doa
bahkan air mata dalam setiap sujudnya agar penulis berhasil
dan mampu menghadapi setiap persoalan hidup
Istri dan anak yang tercinta yang selalu menemani dan mendukungku.
Saudara-saudara ku yang sangat penulis sayangi,
terima kasih atas segala nasihat dan perhatian kalian
sehingga membuat penulis semakin dewasa
Almamater-ku FKIP Unila, tempat yang telah mendidik penulis,
Kupersenbahkan Karya Ini Untuk Kalian Semua
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat
dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Modifikasi Alat Bermain Terhadap
Hasil Pukulan Forehand Tenis Meja Pada Siswa Kelas VIII SMP N 4 Tulang
Bawang Barat Tahun Ajaran 2012/2013” adalah dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2.
Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) FKIP
Universitas Lampung. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP
Universitas Lampung
3.
Drs. Surisman M.Pd, selaku Penguji utama yang telah memberikan perbaikan dan
pengarahan kepada penulis.
4.
Drs. Akor Sitepu, M.Pd., selaku Pembimbing pertama yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.
5.
Drs. Suranto, M.Kes, selaku Pembimbing kedua yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
6.
Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
7.
Kepala SMP N 4 Tulang Bawang Barat yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan penelitian tahun pelajaran 2012/2013.
8.
Keluarga besar ku, Ayah dan Ibu yang selalu memberiku semangat dan doa’.
9.
Istri tercinta dan buah hati ku Jihan Shafira Afifah tersayang.
10. Terima kasih kepada teman-teman angkatan 2007 dan 2008 (Engga, Sony,
Yandri, Ade, Putu, Dimas, Arif, Taufik, Idruz, Rellya, Badai, Rizky,rio,imung,)
11. Terima kasih kepada teman-teman kost Arfazul
(gandi,edo,evan,soulmet,enji,apri,angga,juni) sebagai pendonor semangat pada
sripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung,
Penulis
Beni Febriyan
2014
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang.................................................................
B. Identifikasi Masalah ........................................................
C. Pembatasan Masalah .......................................................
D. Rumusan Masalah ...........................................................
E. Tujuan Penelitian .............................................................
F. Manfaat Penelitian ..........................................................
G. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................
BAB II
1
7
7
8
8
8
9
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar ............................................................................
B. Pendidikan Jasmani ........................................................
C. Bermain ..........................................................................
D. Modifikasi ......................................................................
E. Alat Bermain ..................................................................
F. Kemampuan Dasar .........................................................
G. Permainan Tenis Meja ..................................................
H. Pukulan Forehand ...........................................................
I. Kerangka Pikir…………………………………………
J. Hipotensis .......................................................................
BAB III
xiv
xv
xvi
10
13
14
15
17
18
19
23
29
29
METODOLOGI
A. Metode Penelitian ..........................................................
B. Variabel Penelitian…………………………………….
C. Populasi Dan Sampel .....................................................
1. Populasi ....................................................................
2. Sampel ......................................................................
D. Instrumen Penelitian .....................................................
xii
31
32
33
33
33
34
1. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................
2. Pelaksanaan Tes ........................................................
E. Teknik Analisis Data ......................................................
1. Uji Normalitas .........................................................
2. Uji Homogenitas .......................................................
3. Uji t Pengaruh ...........................................................
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..............................................................
1. Deskripsi Data ..........................................................
2. Analisis Data .............................................................
B. Pembahasan ....................................................................
BAB V
34
35
37
46
46
47
54
54
45
51
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................
B. Saran ...............................................................................
55
55
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
57
LAMPIRAN ............................................................................................
59
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
Data Hasil Penelitian Pada Kelompok Eksperimen .............................
Data Hasil Penelitian Pada Kelompok Kontrol ....................................
Hasil Analisis Uji Normalitas ..............................................................
Hasil Analisis Uji Homogenitas ...........................................................
Rangkuman Hasil T-Test Pukulan Forehand Tenis Meja pada Taraf
Signifikasi α = 0,05…………………………………………………..
42
43
45
46
47
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Cara Memegang Bed .............................................................................
Sikap Siap .............................................................................................
Gerakan Memukul ................................................................................
Follow Through .....................................................................................
Disain Penelitian ...................................................................................
Alat Tes ................................................................................................
Grafik Perbandingan Data Hasil Kelompok Eksperimen .....................
Grafik Perbandingan Data Hasil Kelompok Kontrol ............................
9. Perbandingan Uji t Tes Awal Kelompok Pembelajaran Dengan
Modifikasi Alat Bermain Dan Kelompok Kontrol ........................
10. Perbandingan Uji t Tes Akhir Kelompok Pembelajaran Dengan
Modifikasi Alat Bermain Dan Kelompok Kontrol ........................
11. Perbandingan Uji t Tes Awal Dan Tes Akhir Kelompok
Eksperimen ........................................................................................
12. Perbandingan Uji t Tes Awal Dan Tes Akhir Kelompok
Kontrol ...............................................................................................
13. Foto - Foto ............................................................................................
Halaman
26
27
28
28
32
36
43
44
48
49
50
51
78
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Data Hasil Tes Awal Pukulan Forehand Tenis Meja ............................
Pembagian Kelompok Penelitian Dengan Ordinal Pairing ..................
Uji Normalitas Tes Awal Kelompok Eksperimen ................................
Uji Normalitas Tes Awal Kelompok Kontrol .......................................
Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok Eksperimen ................................
Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok Kontrol .......................................
Uji Homogenitas Tes Awal ...................................................................
Uji Homogenitas Tes Akhir ...................................................................
9. Uji t Perbedaan Tes Awal Antara Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol ................................................................................
10. Uji t Perbedaan Tes Akhir Antara Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol ................................................................................
11. Uji t Pengaruh Antara Pretest Dan Posttest Kelompok Eksperimen.....
12. Uji t Pengaruh Antara Pretest Dan Posttest Kelompok Kontrol ...........
13. Tabel Z ..................................................................................................
14. Tabel F Untuk Uji Normalitas...............................................................
15. Tabel t-Student .....................................................................................
16. Program Latihan ....................................................................................
17. Dokumentasi Penelitian ........................................................................
Halaman
60
61
62
63
64
65
66
67
68
70
72
73
74
75
76
82
91
I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang sangat besar artinya
bagi pembangunan generasi penerus bangsa, dengan demikian pendidikan
sangat memegang perananan yang sangat penting bagi nasib kehidupan
bangsa, karena berkaitan langsung dengan pembangunan kualitas sumber
daya manusia. Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia,
pendidikan memegang peranan yang teramat penting dalam proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan
dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan
mengadakan pembaharuan kurikulum pendidikan nasional sesuai dengan
perkembangan zaman.
Pada saat ini pemerintah telah menerapkan kebijakan pelaksanaan kurikulum
baru yang disesuaikan dengan tuntutan zaman, kebijakan itu ditandai dengan
pendidikan yang berkarakter bangsa, guru tidak hanya mengajarkan siswa
untuk memahami materi yang diajarkan namun guru juga harus mampu
membentuk karakter siswa menjadi tekun (diligence), tanggung jawab
(responsibility), ketelitian (carefulness), kerja sama (cooperation), toleransi
(tolerance), percaya diri (confidence), keberanian (bravery).
2
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru harus berpedoman pada
kurikulum tersebut, sehingga diharapkan siswa akan dapat mencapai standar
kompetensi pada masing-masing mata pelajaran, dan tujuan dari
pembelajaran serta pendidikan karakter siswa tersebut dapat tercapai. Agar
tercapai tujuan tersebut guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam
kegiatan pembelajaran, baik dalam penggunaan media maupun dalam strategi
dan pendekatan pembelajaran itu sendiri. Dengan strategi dan pendekatan
pembelajaran yang tepat, guru akan dapat menciptakan suasana belajar yang
bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Belajar akan menyenangkan bagi
siswa bila siswa mengahami apa yang dipelajarinya, agar siswa dapat
mengahami apa yang dipelajarinya, diperlukan pendekatan yang tepat.
Pada saat ini telah dikembangkan suatu pendekatan dimana guru dituntut
untuk dapat mengkaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan
demikian maka siswa dapat memahami dan dapat mengikuti semua materi
dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani adalah salah
satu mata pelajaran yang dapat membentuk karakter siswa, misalnya
membentuk karakter sisawa yang disiplin, tanggung jawab, kerja sama,
berani dan percaya diri, karakter tersebut dapat dibentuk dalam mata
pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, sebab dalam pembelajaran
penjaskes memiliki nilai-nilai moral seperti disiplin, tanggung jawab, percaya
diri, dan kejujuran yang dibentuk melalui permainan berkelompok maupun
perseorangan.
3
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhaan bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berpikir kritis, stabilitas
emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui
aktivitas jasmani dan olahraga. Dalam proses pembelajaran Pendidikan
Jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar,
teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai
(sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat memberikan berbagai
pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk mengikuti
pembelajaran, yaitu dengan cara turut serta turun lapangan dengan
memberikan bentuk-bentuk latihan yang bervariasi. Salah satu kegiatan
pelaksanaannya dilakukan dengan latihan, permainan, perlombaan dan
pertandingan. Cabang olahraga yang dipertadingkan adalah olahraga bola
voli, basket, sepak bola dan tenis meja. Tenis meja merupakan cabang
olahraga yang kerap kali dipertandingkan dalam kejuaraan daerah, nasional
maupun internasional.
Permainan tenis meja merupakan suatu olahraga permainan bola kecil, tenis
meja merupakan permainan yang cukup populer di kalangan masyarakat,
selain karena permainan ini mudah untuk dimainkan, permainan ini juga
enak untuk ditonton. Dalam memainkan permainan ini diperlukan bet yang
digunakan untuk memukul bola, dan bola yang merupakan objek yang
dipukul. Pada dasarnya permainan ini sama halnya dengan permainan yang
4
lain dimana dalam memainkannya diawali dengan pelaksanaan servis sebagai
awal dari permainan.
Permainan tenis meja ini dapat dimainkan oleh tunggal putra, tunggal putri,
ganda putra, ganda putri dan ganda campuran. Untuk dapat bermain tenis
meja dengan baik dan benar, salah satunya yaitu siswa mampu melakukan
pukulan forehand yang baik, yaitu proses pembelajaran yang disertai dengan
latihan yang maksimal, sarana olahraga yang memadai, dan latihan yang
terus menerus dilakukan agar dapat mencapai prestasi yang baik dan benar,
salah satunya siswa mampu melakukan pukulan forehand, pukulan forehand
ini merupakan salah satu teknik dasar permainan tenis meja. Pukulan
forehand yang baik dan benar juga membantu pemain tenis meja dalam
melakukan serangan dengan pukulan smash, pukulan smash yang baik dapat
dilakukan oleh pemain apabila pemain sudah melakukan teknik pukulan
forehand dengan benar. Dengan demikian berarti pukulan forehand yang baik
dan benar dapat menunjang pemain untuk melakukan teknik smash agar
memperoleh point dalam pertandingan.
Permainan tenis meja merupakan suatu permainan yang cukup digemari di
SMP Negri 4 Tulang Bawang Barat Kelas VIII, hal ini dapat dengan jelas
terlihat dari antusiasnya mereka mengikuti mata pelajaran penjaskes
khususnya pada materi tenis meja. Namun begitu, rasa antusias mereka dalam
mengikuti materi tenis meja tidak dapat dijadikan suatu jaminan bahwa
mereka dapat bermain tenis meja dengan baik dan benar, terlebih lagi dalam
melakukan teknik pukulan forehand cenderung bola yang mereka pukul
5
mendarat di luar bidang lapangan lawan dari pada mendarat dalam bidang
lapangan lawan. Hal tersebut tentu saja mengindikasikan masih rendahnya
kemampuan pukulan forehand yang mereka miliki salah satunya adalah
kurang waktu belajar di sekolah, sarana dan prasarana yang belum memadai
dengan jumlah siswa, untuk itu modifikasi alat bermain bed/pemukul
sangatlah penting agar siswa yang belum bisa melakukan teknik pukulan
forehand dengan baik dapat menjadi terampil.
Modifikasi adalah mengubah atau menyesuaikan, yang diartikan sebagai
upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam
segi fisik, material (fasilitas dan perlengkapan), maupun dalam tujuan dan
cara (metode, gaya, pendekatan, atau serta nilai modeifikasi merupakan salah
satu cara untuk mempermudah agar materi pembelajaran dapat dicapai
dengan baik. Modifikasi bermaksud untuk menuntun , mengarahkan,
membelajarkan siswa yang tadinya tidak bias, yang tadinya kurang terampil
menjadi lebih terampil. Modifikasi alat bermain dalam permainan tenis meja,
khususnya dalam pukulan forehand sangatlah baik agar guru dapat
mempermudah siswa yang kurang bias menjadi bisa, hingga terbiasa dan
akhirnya dapat melakukan pukulan forehand dengan baik.
Pukulan forehand dalam permainan tenis meja merupakan teknik dasar dalam
permainan tenis meja, penting bagi siswa menguasai teknik pukulan
forehand, baik itu melalui tangan kanan maupun tangan kiri (bagi yang
kidal). Pada dasarnya pukulan forehand ini dapat dijadikan suatu pukulan
utama dalam suatu permainan, hal ini dikarenakan bola yang dihasilakan dari
pukulan forehand ini cenderung lebih keras dan kuat.
6
Kesempurnaan teknik pukulan forehand ini hanya dapat dicapai dengan
latihan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, sistematis, dan
berkesinambungan. Hal ini perlu diperhatikan oleh setiap guru ataupun
instruktur agar nantinya dalam penerapan latihan guru dapat mengoptimalkan
proses pembelajaran yang dilaksanakan, sebaiknya untuk membentuk gerak
dasar pukulan forehand ini dilakukan tanpa menggunakan bola terlebih
dahulu, agar nantimya pemain dapat lebih mengusai gerak dasar pukulan
forehand.
Berdasarkan hasil penelitian awal rendahnya kemampuan pukulan forehand
yang mereka miliki lebih disebabkan oleh kurang mengerti dan
pahamnyasiswa terhadap cara memegang bet dalam melakukan pukulan
forehand yaitu telapak tangan yang memukul menghadap kearah pukulan,
sedangkan punggung telapak tangan berada diatas atau menghadap kearah
kita yang dilakukan dengan bet dipukulkan pada bola, dengan gerakan dari
bawah serong keatas, posisi bet dalam keadaan tertutup.
Bertolak dari latar belakang yang telah dideskripsikan sebelumnya, maka
penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian eksperimen yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Modifikasi Alat Bermain Terhadap Hasil Pukulan
Forehand Tenis Meja Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang
Barat Tahun Pelajaran 2012-2013”.
7
B.
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang
dapat diidentifikasi adalah:
1. Masih kurangnya pemahaman siswa tentang cara memegang bed yang
benar dalam melakukan pukulan forehand tenis meja siswa kelas VIII
SMP Negri 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2012 – 2013.
2. Masih kurangnya cara siswa melakukan pukulan forehand yang baik dan
benar pada siswa kelas VIII SMP Negri 4 Tulang Bawang Barat Tahun
Pelajaran 2012 – 2013.
3. Masih kurangnya media/alat pembelajaran untuk pembelajaran tenis meja
di sekola
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dideskripsikan sebelumnya,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini yakni,
1. Apakah ada pengaruh modifikasi alat bermain terhadap Hasil pukulan
forehand tenis meja siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang
Barat Tahun Pelajaran 2012-2013 ?
2. Apakah ada perbedaan modifikasi alat bermain petehadap hasil pukulan
forehand tenis meja .
8
D.
Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi masalah dalam
penelitian ini hanya pada masalah modifikasi alat bermain bed/pemukul
terhadap kemampuan dasar pukulan forehand tenis meja pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2012-2013”.
E.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk :
1. untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan modifikasi alat
bermain terhadap Hasil pukulan forehand pada siswa kelas VIII
SMP N 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2012-2013”.
2. Untuk mengetahui hasil pukulan forehand tenis meja menggunakan
modifikasi alat bermain .
F.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
- Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi di bidang ilmu
pengetahuannya pada umumnya, dan ilmu keolahragaan pada khususnya,
mengenai penggunaan modifikasi alat terhadap kemampuan dasar pukulan
forehand tenis meja.
9
- Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi kepada guru
pendidikan jasmani dan siswa dapat digunakan sebagai acuan dalam
meningkatkan prestasi belajar penjaskes.
Penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber kepada guru untuk dapat
menggunakan modifikasi alat, apabila sarana dan prasarana kurang
memadai.
Bagi peneliti lainnya menjadi bahan informasi peneliti untuk
kepentingan penelitian berikutnya.
G.
Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:
Obyek penelitian
: Pengaruh Penggunaan Modifikasi Alat Bermain
Terhadap Hasil Pukulan Forehand Tenis Meja Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang
Barat Tahun Pelajaran 2012-2013
Subyek peneliti
: Siswa Kelas SMP Negeri 4 Tulang Bawang Barat
Tempat Penelitian : Tulang Bawang Barat
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Belajar
Motorik merupakan kata bentukan dari motor yang berarti gerak. Gerak
yang terjadi atas koordinasi antara aspek jasmani dan rohani. Koordinasi
gerak adalah berupa kemampuan untuk mengatur keserasian gerak bagianbagian tubuh. Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan kontrol
tubuh. Individu yang koordinasi geraknya baik akan mampu mengendalikan
gerak tubuhnya sesuai dengan kemauannya.
Belajar motorik adalah perubahan secara permanen berupa gerak belajar
yang diwujudkan melalui respon-respon muscular dan diekspresikan dalam
gerakan tubuh (Herman Tarigan 2008:5). Belajar gerak berperan dalam hal
upaya peningkatan kualitas gerak tubuh dalam olahraga.
Kemampuan koordinasi gerak, dinilai berdasarkan kemampuan melakukan
gerakan-gerakan keterampilan. Pada masa anak besar kemampuan ini
berkembang dengan baik. Pertumbuhan fisik yang relative lambat pada masa
tesebut justru menguntung dalam hal peningkatan koordinasi. Masa anak
besar merupakan masa penyempurnaan keterampilan melakukan gerakangerakan dasar. Gerak dasar yang sudah mulai dapat dilakukan pada masa
11
anak kecil, semakin dapat dilakukan dengan baik dan semakin bervariasi
lagi pola geraknya.
Perkembangan koordinasi gerak, tidak terpisahkan dari penguasaan gerak
dasar. Perkembangan penguasaan gerak dasar sendiri terjadi sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan fisik. Pertumbuhan fisik yang semakin
tinggi, dan semakin besar dan semakin berotot, peningkatan penguasaan
gerak dasar dapat diidentifikasi, yang merupakan indikatornya sebagai
berikut :1). mekanisme tubuh dalam melakukan gerakan makin baik, (2).
kontrol dan kelancaran gerak semakin baik, (3). pola atau bentuk gerakan
semakin bervariasi, (4). gerakan semakin bertenaga.
Berbagai macam pola gerak yang dapat dilakukan atau dikuasai pada masa
anak besar, di kala memperoleh kesempatan yang cukup untuk
mempraktekkannya adalah dengan kegiatan-kegiatan seperti : berjalan,
berlari, mendaki memanjat, meloncat, berjengket, mencongklang,
mengguling, lompat tali, menyepak, melempar, menangkap, memukul,
memantul-mantulkan bola, dan berenang.
Lutan (1998:53) mengatakan “belajar adalah sebuah prilaku yang relatif
permanen sebagai akibat latihan atau pengalaman masa yang lampau”.
Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik suatu proses yang berkaitan
dengan latihan atau pengalaman yang relatif permanen dalam reabilitasnya
untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar motorik adalah
“seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang
mengantarkan ke arah perubahan dalam prilaku terampil”.
12
Menurut Siedentop dalam Fajar (2005:9), belajar motorik adalah proses
yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah
perubahan permanen dalam perilaku terampil.
Pada masa akhir anak besar, pada umumnya gerakan-gerakan tersebut sudah
mampu dilakukan dengan bentuk gerakan menyerupai gerakan orang
dewasa. Perbedaannya hanya terletak pada pelaksanaan gerakan yang
kurang bertenaga. Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang
relatif permanen. Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus
terlebih dahulu mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat
dilakukan melalui proses belajar dan berlatih.
Adapun tahap dalam keterampilan motorik adalah tahap koqnitif, tahap
fiksasi dan tahap otomatis.
a. Tahap kognitif
merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini peserta
didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian
harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun
visual.
b .Tahap fiksasi
pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik
melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan prilaku gerak
menjadi permanen, selama latihan peserta didik membutuhkan
13
semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu
benar atau salah.
b. Tahap otomatis
pada tahap otomatis kontrol terhadap gerak semakin tepat dan
penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut girimijoyo dalam
priyono mengatakan “Secara psikologi hal ini dapat diartikan bahwa
pada diri peserta didik telah terjadi suatu kondisi refleks bersyarat yaitu
terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat
efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang benar diperlukan
untuk gerakan yang diinginkan”.
Seperti yang dikemukakan di atas, dapat dinyatakan bahwa belajar motorik
mengacu pada perubahan perilaku atau tingkah laku manusia dengan kata
lain objek dari upaya belajar mengajar adalah perilaku yang nampak
bergerak dan terus berlangsung secara berkelanjutan.
B.
Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan
jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total,
mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu kajian yang
sungguh luas, titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih
khusus lagi, pendidikan jasmani berkaitan dengan antara gerak manusia dan
14
wilayah pendidikan lainnya yaitu hubungan dari perkembangan tubuh-fisik
dengan pikiran dan jiwanya, Muhajir (2007: 8)
Menurut Syarifudin (1997:12) tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan
adalah:
1). Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial, (2).
mengembangkan kepercayaan diri dan kemauan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam
aneka aktivitas jasmani, (3). Mengembangkan sikap sportif, jujur,
disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis
melalui aktivitas jasmani, (4). Mengetahui dan memahami konsep
aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran
dan pola hidup sehat,
(5). Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efesien dan
terkendali.
(6). Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam
aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan tersebut dapat
disimpulkan bahwa pendidikan jasmani suatu proses pembelajaran
melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi
C.
Bermain
Bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja kesenangannya
dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak
sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti hanya
makanan, cinta kasih (Soetjiningsih, 1995:48) sedangkan menurut Hurlock,
(1999:64) menyatakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan
yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
15
Kategori bermain dibagi menjadi dua yaitu bermain aktif dan bermain pasif
(Hurlock, 1999:64):
a) Bermain aktif, anak memperoleh kesenangan dan apa yang
dilakukannya, misalnya berlari atau membuat sesuatu dari lilin.
b) Bermain pasif, kesenangan yang diperoleh anak dalam bermain
egosentris, sedikit demi sedikit anak akan dilatih untuk
mempertimbangkan perasaan orang lain, bekerja sama, saling membagi
dan menghargai, melalui bermain anak dilatih bersabar, menunggu
giliran dan terkadang bisa kecewa karena ini pasif berasal dari kegiatan
yang dilakukan oleh orang lain, misalnya menikmati temannya bermain,
bermain jenis ini membutuhkan sedikit energi dibandingkan bermain
aktif.
D.
Modifikasi
Arti modifikasi secara umum adalah mengubah atau menyesuaikan,
mengenai pengertian modifikasi menuruh Bahagia (2010:13),
mengemukakan bahwa modifikasi dapat diartikan sebagai upaya melakukan
perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam segi fisik material
(fasilitas dan perlengkapan), maupun dalam tujuan dan cara (metode, gaya,
pendekatan, aturan serta penilaian). Dari pernyataan di atas mengenai
pengertian modifikasi, modifikasi merupakan suatu usaha perubahan yang
dilakukan berupa penyesuaian-penyesuaian baik dalam bentuk fasilitas dan
perlengkapan atau dalam metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian.
Apabila modifikasi dikaitkan dengan pembelajaran pendidikan jasmani
16
mempunyai makna yang cukup luas, baik modifikasi dalam bentuk benada
atau kecakapan yang dimiliki siswa. Pelaksanaan modifikasi sangat
diperlukan bagi setiap guru sebagai salah satu alternatif atau solusi
mengatasi permasalah yang terjadi dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani, modifikasi merupakan implementasi sangat berintegrasi dengan
aspek pendidikan lainnya.
Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi
pelajaran dengan cara menentukannya dalam bentuk aktivitas belajar yang
potensial sehingga dapat mempelancar siswa dalam belajarnya, modifikasi
pembelajaran pendidikan jasmani dianggap penting untuk diketahui oleh
para guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka dapat
menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang
dimodifikasi dan bagimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan
menerangkan bebarapa aspek analisis modifikasi.
Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan
siswa yang tadinya tidak bisa, yang tadinya tidak terampil menjadi terampil,
cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercemin dari aktivitas
pembelajaran yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran.
Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja
yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara
memodifikasinya.
Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya
mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu
17
”Developentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya bahwa tugas ajar
yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau
kondisi anak, dan dapat membantu mendorong kearah perubahan tersebut.
Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat
perkembangan dan tingkat anak didik yang diajarnya.
Tujuan modifikasi menurut Lutan (1998:62) yang dikutip Bahagia (2010:5),
bahwa modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan
dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajara,
meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa
dapat melakukan pola gerak secara benar.
E.
Alat Bermain
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:68) pengertian dari alat adalah
”yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu”, alat merupakan bagian dari
fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar,
dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung
tentang materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Dalam proses belajar mengajar, kehadiran alat/media mempunyai arti yang
cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Dikatakan bahwa media pengajaran digunakan dalam rangka upaya
peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar,
selain itu dikatakan juga bahwa, alat/media merupakan sarana yang
membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitaan dengan indera
18
pendengaran dan penglihatan, bahkan adanya alat/media tersebut dapat
mempercepat proses pembelajarab murid karena dapat membuat
pemahaman murid lebih cepat pula. Penggunaan media pengajaran dalam
proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas
pengajaran, sebagai alat bantu media mempunyai fungsi melicinkan jalan
untuk tercapainya tujuan pengajaran. Dapat disimpulkan bahwa alat adalah
media, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan
efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan dan pengajaran sekolah.
F.
Kemampuan Dasar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:86) pengertian dari
kemampuan adalah kesanggupan untuk melakukan sesuatu, di dalam
permainan diperlukan kemampuan untuk melakukan kegiatan yang telah
diberikan atau ditentukan. Faktor pendukung kemampuan dasar dalam
aktivitas olahraga adalah gerak lokomotor, gerak non lokomotor,
manipulatif. Rusli mendefinisikan gerak lokomotor adalah ”gerak yang
digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau
memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”.
Gerak non lokomotor adalah ”keterampilan yang dilakukan tanpa
memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya: membungkukkan badan,
memutar badan, mendorong dan menarik”. Sedangkan gerak manipulatif
adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan
kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain. Gerak manipulatif
19
ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar,
menangkap dan menendang. Setelah kemampuan gerak dasar dikuasai,
dapat dilanjutkan ke tahap kemampuan yang lebih spesifik dengan terlebih
dahulu mengoreksi kekurangan pada kemampuan sebelumnya, berikutnya
mengulangi gerakan, dimaksudkan agar gerakannya lebih otomatis.
G.
Permainan Tenis Meja
Permainan tenis meja merupakan suatu permainan yang dimainkan oleh dua
atau empat orang pemain dengan jalan memukul bola kian kemari melewati
atas net dengan menggunakan bet sebagai alat untuk memukul bola dan bola
sebagai objek yang dipukul. Pemain yang lebih dahulu mencapai angka
(poin) 11 dalam satu set, dialah yang dinyatakan sebagai pemenang dalam
set tersebut. Untuk dapat memenangkan satu partai pertandingan, seorang
pemain harus dapat meraih 3 set kemenangan dari 5 set yang dimainkan.
Menurut Sutarmin (2007:4) tenis meja termasuk salah satu permainan yang
digemari oleh masyarakat dunia umumnya dan masyarakat Indonesia pada
khususnya, di Indonesia tenis meja sudah sangat memasyarakat baik di
sekolah-sekolah, kampung-kampung, instansi-instansi, maupun perusahaanperusahaan dan sebagainya. Dengan bermain tenis meja maka akan
berkembang dengan baik unsur-unsur daya pikir seseorang, kemampuan,
serta perasaannya. Disamping itu juga, kepribadian pun akan berkembang
dengan baik terutama disiplin, rasa kerjasama, serta rasa tanggung jawab
terhadap apa yang dibuatnya. Dalam permainan tenis meja seorang pemain
haruslah memiliki kesegaran jasmani yang tinggi sehingga dapat bermain
20
dengan baik dan seefisien mungkin tanpa menimbulkan kelelahan yang
berarti untuk dapat mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.
Menurut Muhajir (2003:62), tenis meja adalah cabang olahraga yang
dimainkan di dalam gedung (indoor game), oleh dua atau empat pemain
menggunakan bet yang dilapisi karet yang dipukulkan pada bola agar dapat
melewati jaring yang terbentang pada meja. Selanjutnya menurut Suprapto
(2002:5) tenis meja adalah suatu permainan yang menggunakan meja
sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola
kecil terbuat dari celluloid dan permainannya menggunakan pemukul atau
yang disebut bet.
Pada dasarnya permainan tenis meja bukanlah suatu permainan yang mudah
untuk dilakukan, hal ini dikarenakan dalam memainkan bola, sangatlah
dibutuhkan unsur kecepatan dan ketenangan. Apabila unsur kecepatan dan
ketenangan tersebut dapat dikuasai dan diterapkan dengan baik dan benar,
maka peluang untuk memenangkan suatu pertandingan pun akan terbuka
lebar. Begitu juga sebaliknya, apabila unsur kecepatan dan ketenangan ini
dapat diterapkan dengan baik, maka peluang untuk memenangkan suatu
pertandingan pun semakin kecil. Untuk dapat bermain tenis meja dengan
baik dan benar, maka dibutuhkan suatu proses pembelajaran yang dilakukan
secara sistematis yang disebut dengan latihan.
Menurut Guoliang dalam Kertamanah (2003:38), tenis meja adalah olahraga
dengan tubuh sambil bergerak sambil memukul bola, pertama menggerakan
tubuh bagian pinggang kemudian gerak langkah kaki bersamaan dengan
21
gerak tangan memukul bola. Cara pergerakan yang harmonis merupakan
salah satu jaminan yang sangat kuat untuk melancarkan serangan bertubitubi hingga mencetak angka. Muhajir (2003:63), bahwa permainan tenis
meja ini menggunakan peralatan sebagai berikut:
1. Meja:
Meja yang dipergunakan berbentuk segi empat dengan
ukuran panjang meja 2.74 meter dan lebar 1.525 meter,
serta harus datar dengan tinggi meja 76 cm di atas
lantai. Pada setiap sisi bagian samping dan ujung meja
harus diberi garis putih sebagai batas yang lebarnya 3
mm.
2.
Perangkat Net : Net dipasang di tengah-tengah meja, hingga membagi
lapangan atau meja menjadi dua bagian yang sama
besarnya, dengan ukuran panjang net 1.83 m termasuk
talinya, tinggi net 15.25 cm dari meja ke atas serta
jarak antara tiang pengikat dengan meja masingmasing 15.25 cm.
3. Alat-alat:
Alat-alat yang digunakan dalam permainan tenis meja
ini adalah sebagai berikut:
22
a. Kayu pemukul (Bet)
Bet terbuat dari kayu, sisi daun bet yang digunakan untuk memukul
bola harus ditutupi oleh karet.
b. Bola
Bola terbuat dari bahan celuloid atau sejenis bahan plastik serta
harus berwarna putih atau oranye dan pudar (tidak mengkilap). Bola
harus bulat dengan diameter 40 mm serta berat bola 25 gram. Bola
juga harus memenuhi standar yang bila dijatuhkan dari ketinggian 30
cm akan menghasilkan pantulan sekitar 23 cm. Menurut Dinas
Olahraga dan Pemuda (2004:7), tenis meja merupakan permainan
yang dilakukan dengan cara berhadapan dengan lawan, bola yang
datang sangat cepat dan selalu berubah-ubah arahnya, variasi bola
sulit untuk diprediksi dengan tepat kekuatannya. Kemudian ukuran
meja permainan yang relatif kecil serta peraturan hitungan dengan
really point yang dipersingkat. Berdasarkan beberapa pendapat para
ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan tenis
meja merupakan suatu permainan yang dapat dimainkan baik secara
perorangan (tunggal), ganda dan juga ganda campuran dengan
menggunakan bet sebagai alat untuk memukul bola dan bola sebagai
objek yang dipukul.
23
H.
Pukulan Forehand
Dalam permainan tenis meja terdapat beberapa teknik dasar yang mutlak
dikuasai oleh seorang pemain untuk menunjang keberhasilannya dalam
suatu permainan, adapun teknik dasar tersebut yaitu servis, pukulan
forehand, pukulan backhand, chop, spink, dan cmesh. Apabila dalam
pelaksanaan permainan seorang pemain dapat melakukan suatu serangan
dengan menggunakan teknik pukulan yang kuat dan akurat, maka sudah
dapat dipastikan pemain tersebut akan mendominasi serangan dalam
permainan tersebut.
Pukulan forehand merupakan suatu pukulan yang sangat keras yang
dilakukan dari sisi forehand seorang pemain, baik itu melalui tangan kanan,
maupun melalui tangan kiri (bagi yang kidal). Pada dasarnya pukulan
forehand ini dapat dijadikan sebagai suatu pukulan utama dalam suatu
permainan, hal ini dikarenakan bola yang dihasilkan dari pukulan forehand
ini cenderung lebih keras dan akurat. Menurut Hodges (2007:12) Pukulan
forehand adalah setiap pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakan
kearah kanan siku untuk pemain yang menggunakan tangan kanan, dan ke
kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kiri. Kemudian menurut
Sutisna dkk (1997:46) Pukulan forehand adalah telapak tangan yang
memukul menghadap kearah pukulan, sedangkan punggung telapak tangan
berada di atas atau menghadap kearah kita”. Tanpa memiliki sebuah
kekuatan fisik, kelenturan tubuh, kecepatan bergerak, kelincahan tubuh,
24
serta daya tahan tubuh maka tidak mungkin seseorang dapat mencapai
kesempurnaan pukulan.
Kesempurnaan teknik pukulan forehand ini hanya dapat dicapai dengan
latihan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, sistematis dan
berkesinambungan. Hal ini perlu diperhatikan oleh setiap guru ataupun
instrukur agar nantinya dalam penerapan latihan, guru akan dapat
mengoptimalkan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Pelaksanaan
latihan mempermantap pukulan forehand ini dilakukan secara perorangan
dengan cara saling memukul dan mengarahkan bola kearah sisi forehand
pasangan latihannya. Alangkah baiknya untuk membentuk gerak dasar
pukulan forehand ini dilakukan tanpa menggunakan bola, agar nantinya
pemain dapat lebih menguasai gerak dasar pukulan forehand ini.
Menurut Dinas Olahraga dan Pemuda (2004:60), pukulan forehand biasanya
merupakan pukulan yang sangat kuat karena tubuh tidak menghalangi saat
melakukan pukulan, tidak seperti backhand, selain itu otot yang digunakan
biasanya lebih maksimal dari pada pukulan backhand. cmash forehand yang
merupakan pukulan forehand dengan kecepatan penuh akan menjadi
pukulan paling kuat, pukulan ini dilakukan dengan cara yang sama pada
kedua jenis grip. Pukulan forehand adalah pada waktu memukul bola,
telapak tangan yang memegang raket/bed menghadap ke depan. Sutarmin,
(2007:21)
Pukulan forehand (sebuah pukulan topspin yang agresif) dianggap penting
dengan tiga alasan yaitu pertama, anda memerlukan pukulan ini untuk
25
menyerang dengan sisi forehand. kedua, pukulan ini bisa menjadi pukulan
utama. ketiga, pukulan ini merupakan pukulan yang paling sering anda
gunakan untuk melakukan smash. Hodges (2007:33).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pukulan forehand adalah suatu teknik pukulan yang
dapat dijadikan satu senjata utama dalam permainan tenis meja karena bola
yang dihasilkan dari teknik pukulan forehand ini cenderung lebih keras dan
akurat.
1). Forehand Drive
Pukulan forehand drive adalah pukulan forehand yang dilakukan dengan
bed dipukulkan pada bola, dengan gerakan dari bawah serong ke atas.
Posisi bet dalam keadaan tertutup. Forehand drive ini dapat digunakan
sebagai pukulan serangan atau dapat juga kita kontrol sesuai dengan
keinginan.Adapun unsur-unsur pendukung pelaksanaan dari pukulan
forehand tersebut adalah sebagai berikut:
a. Cara memegang bed
Teknik memegang bed ini merupakan faktor yang sangat penting
dalam permainan tenis meja. Secara garis besar pegangan dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1). Pegangan seperti berjabat tangan (Shakehand grip)
Pengangan shakehand sangat populer terutama di negara-negara
Eropa atau dunia barat, dengan pegangan ini, seorang pemain
dapat menggunkan ke dua sisi bet.
26
2). Pengangan seperti memegang tangkai pena (Penhold grip)
Penhold grip atau pengangan tangkai pena dikenal pula dengan
pengangan Asia, walaupun akhirnya kebanyakan pemain Asia
banyak menggunakan pengangan shakehand. Pada pengangan ini
hanya satu sisi bed yang dapat digunakan
Shakehand grip
Penhold grip
Gambar 1. Cara memegang bet
(Larry Hodges 2007:16)
b. Sikap siap
Berdiri menghadap endline (garis ujung meja), kaki sedikit ditekuk,
kaki kanan diletakkan sedikit ke belakang, usahakan tumit tidak
menyentuh lantai. Dalam berdiri, pemain harus dapat menjaga posisi
tubuh agar selalu seimbang walaupun dengan posisi badan yang agak
yang sedikit dicondongkan, semakin tinggi badan, maka semakin
perlu untuk menekuk lutut. ini membuat tubuh memendek dan
memungkinkan untuk memutar kesegala arah dengan cepat.
27
Gambar 2. Sikap siap
(Larry Hodges, 2007:34)
c. Gerakan memukul
Putar tubuh ke arah kanan dengan bertumpu pada pinggang, dengan
tangan yang diayunkan ke arah luar. Jagalah agar siku tetap berada
didekat pinggang. Pindahkan berat badan ke kaki kanan saat
mengayunkan tangan ke belakang, jaga agar bet tetap tegak lurus
dengan lantai. Selanjutnya lakukan ayunan kearah depan dengan
memutar berat badan ke depan kaki kiri. Pada saat yang bersamaan,
putar pinggang dan tangan kearah depan, jaga agar siku tidak berubah.
Kemudian lakukan kontak saat kira-kira bola berada pada bagian
puncak pantulan. Dalam melakukan gerakan memukul hendaknya
dilakukan dengan tidak ragu-ragu agar pukulan yang dihasilkan
nantinya akan optimal terlaksana. Berikut gambar pelaksanaan
gerakan memukul dalam pukulan forehand.
28
Gambar 3. Gerakan memukul
(Larry Hodges, 2007 : 36)
d. Gerakan lanjutan (follow through)
Pada gerakan lanjutan ini, ikuti gerakan bed hingga ke bagian dahi
atau sedikit kearah kiri. Pemain yang lebih tinggi harus mengikuti
gerakan yang lebih rendah, berat badan harus dipindahkan ke kaki kiri
dengan bahu yang diputar ke arah kiri.
Gambar 4. Follow Through
(Larry Hodges, 2007:37)
Untuk memiliki kemampuan pukulan forehand dengan baik dan benar
dalam permainan tenis meja, diperlukan sebuah proses yang disebut
latihan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan berkesinambungan
29
I.
Kerangka Pikir
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa di dalam pembelajar modifikasi
alat dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
kemampuan penguasaan gerak dasar pukulan forehand,
PENGARUH PENGGUNAAN MODIFIKASI ALATBERMAIN
TERHADAP HASIL PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA
KELAS VIII SMP N 4 TULANG BAWANG BARAT
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Oleh
BENI FEBRIYAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
penggunaan modifikasi alat bermain terhadap hasil pukulan forehand pada siswa
kelas VIII SMP N 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2011-2012.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP N 4 Tulang Bawang Barat,
teknik pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling, jumlah
populasi sebanyak 120 siswa, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 24 siswa
yang terdiri dari 12 laki-laki dan 12 perempuan. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah test back board, tes ini dimaksudkan untuk mengukur
kecakapan bermain tenis meja. Hasil penelitian menunjukkan hasil penghitungan
t-test untuk tes awal kelompok pembelajaran dengan modifikasi alat bermain dan
kelompok kontrol adalah 0,000 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,074 yang berarti
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal hasil pukulan
forehand tenis meja. Hasil tes akhir setelah diadakan perlakuan untuk mengetahui
perbedaan efek dari perlakuan tersebut.
Adapun hasil penghitungan t-test untuk tes akhir pada kelompok pembelajaran
dengan modifikasi alat bermain dan kelompok kontrol sebesar 5,453 lebih besar
dari t tabel sebesar 2,074 yang berarti menolak hipotesis nol (H0).
Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pada tes akhir terdapat
perbedaan yang signifikan hasil pukulan forehand tenis meja pada kelompok
pembelajaran dengan modifikasi alat bermain dan kelompok kontrol.
PENGARUH PENGGUNAAN MODIFIKASI ALAT BERMAIN
TERHADAP HASIL PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA
KELAS VIII SMP N 4 TULANG BAWANG BARAT
TAHUN PELAJARAN 2012-2013
Oleh
BENI FEBRIYAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di pulung kencana, pada tanggal 04 Februari 1988, anak ketiga dari
tiga bersaudara pasangan Bapak Abu Bakar Ismail dan Ibu Rinsamiwati.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) di
SD N 1 Pulung Kencana yang diselesaikan pada tahun 2000, sekolah menengah
pertama ( SMP ) di SMP N 4 Tulang Bawang Barat, diselesaikan pada tahu 2003
dan dilanjutkan di sekolah menengah atas ( SMA ) di SMA N 1 Tumijajar Tulang
Bawang Barat dan diselesaikan pada tahun 2006.
Pada tahun 2007 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
yang ditempuh melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
MOTO
Jangan pernah takut untuk mencoba, karena segala sesuatu hal berawal dari mencoba
sampai akhirnya Anda sendiri yang menilai apakah Anda sudah mampu dalam bidang
tersebut atau belum. Selain itu, dengan banyak mencoba Anda akan semakin tertempa
untuk mampu menyelesaikan segala macam masalah yang Anda hadapi dalam bidang
tersebut.
Selalu tersenyum dan sabar dalam menghadapi masalah, karena setiap maslah pasti ada
jalan keluarnya dengan izin Allah.
Cinta yang sejati dan sempurna adalah cinta ibu pada anaknya.
I love You Mom . . .
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Bissmillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberiku nikmat yang begitu banyak sehingga penulis
bisa mempersembahkan karya terbaik ini
kepada ayah dan bunda yang sangat penulis cintai,
yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan doa
bahkan air mata dalam setiap sujudnya agar penulis berhasil
dan mampu menghadapi setiap persoalan hidup
Istri dan anak yang tercinta yang selalu menemani dan mendukungku.
Saudara-saudara ku yang sangat penulis sayangi,
terima kasih atas segala nasihat dan perhatian kalian
sehingga membuat penulis semakin dewasa
Almamater-ku FKIP Unila, tempat yang telah mendidik penulis,
Kupersenbahkan Karya Ini Untuk Kalian Semua
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat
dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Modifikasi Alat Bermain Terhadap
Hasil Pukulan Forehand Tenis Meja Pada Siswa Kelas VIII SMP N 4 Tulang
Bawang Barat Tahun Ajaran 2012/2013” adalah dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2.
Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) FKIP
Universitas Lampung. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP
Universitas Lampung
3.
Drs. Surisman M.Pd, selaku Penguji utama yang telah memberikan perbaikan dan
pengarahan kepada penulis.
4.
Drs. Akor Sitepu, M.Pd., selaku Pembimbing pertama yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.
5.
Drs. Suranto, M.Kes, selaku Pembimbing kedua yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
6.
Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
7.
Kepala SMP N 4 Tulang Bawang Barat yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan penelitian tahun pelajaran 2012/2013.
8.
Keluarga besar ku, Ayah dan Ibu yang selalu memberiku semangat dan doa’.
9.
Istri tercinta dan buah hati ku Jihan Shafira Afifah tersayang.
10. Terima kasih kepada teman-teman angkatan 2007 dan 2008 (Engga, Sony,
Yandri, Ade, Putu, Dimas, Arif, Taufik, Idruz, Rellya, Badai, Rizky,rio,imung,)
11. Terima kasih kepada teman-teman kost Arfazul
(gandi,edo,evan,soulmet,enji,apri,angga,juni) sebagai pendonor semangat pada
sripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung,
Penulis
Beni Febriyan
2014
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang.................................................................
B. Identifikasi Masalah ........................................................
C. Pembatasan Masalah .......................................................
D. Rumusan Masalah ...........................................................
E. Tujuan Penelitian .............................................................
F. Manfaat Penelitian ..........................................................
G. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................
BAB II
1
7
7
8
8
8
9
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar ............................................................................
B. Pendidikan Jasmani ........................................................
C. Bermain ..........................................................................
D. Modifikasi ......................................................................
E. Alat Bermain ..................................................................
F. Kemampuan Dasar .........................................................
G. Permainan Tenis Meja ..................................................
H. Pukulan Forehand ...........................................................
I. Kerangka Pikir…………………………………………
J. Hipotensis .......................................................................
BAB III
xiv
xv
xvi
10
13
14
15
17
18
19
23
29
29
METODOLOGI
A. Metode Penelitian ..........................................................
B. Variabel Penelitian…………………………………….
C. Populasi Dan Sampel .....................................................
1. Populasi ....................................................................
2. Sampel ......................................................................
D. Instrumen Penelitian .....................................................
xii
31
32
33
33
33
34
1. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................
2. Pelaksanaan Tes ........................................................
E. Teknik Analisis Data ......................................................
1. Uji Normalitas .........................................................
2. Uji Homogenitas .......................................................
3. Uji t Pengaruh ...........................................................
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..............................................................
1. Deskripsi Data ..........................................................
2. Analisis Data .............................................................
B. Pembahasan ....................................................................
BAB V
34
35
37
46
46
47
54
54
45
51
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................
B. Saran ...............................................................................
55
55
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
57
LAMPIRAN ............................................................................................
59
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
Data Hasil Penelitian Pada Kelompok Eksperimen .............................
Data Hasil Penelitian Pada Kelompok Kontrol ....................................
Hasil Analisis Uji Normalitas ..............................................................
Hasil Analisis Uji Homogenitas ...........................................................
Rangkuman Hasil T-Test Pukulan Forehand Tenis Meja pada Taraf
Signifikasi α = 0,05…………………………………………………..
42
43
45
46
47
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Cara Memegang Bed .............................................................................
Sikap Siap .............................................................................................
Gerakan Memukul ................................................................................
Follow Through .....................................................................................
Disain Penelitian ...................................................................................
Alat Tes ................................................................................................
Grafik Perbandingan Data Hasil Kelompok Eksperimen .....................
Grafik Perbandingan Data Hasil Kelompok Kontrol ............................
9. Perbandingan Uji t Tes Awal Kelompok Pembelajaran Dengan
Modifikasi Alat Bermain Dan Kelompok Kontrol ........................
10. Perbandingan Uji t Tes Akhir Kelompok Pembelajaran Dengan
Modifikasi Alat Bermain Dan Kelompok Kontrol ........................
11. Perbandingan Uji t Tes Awal Dan Tes Akhir Kelompok
Eksperimen ........................................................................................
12. Perbandingan Uji t Tes Awal Dan Tes Akhir Kelompok
Kontrol ...............................................................................................
13. Foto - Foto ............................................................................................
Halaman
26
27
28
28
32
36
43
44
48
49
50
51
78
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Data Hasil Tes Awal Pukulan Forehand Tenis Meja ............................
Pembagian Kelompok Penelitian Dengan Ordinal Pairing ..................
Uji Normalitas Tes Awal Kelompok Eksperimen ................................
Uji Normalitas Tes Awal Kelompok Kontrol .......................................
Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok Eksperimen ................................
Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok Kontrol .......................................
Uji Homogenitas Tes Awal ...................................................................
Uji Homogenitas Tes Akhir ...................................................................
9. Uji t Perbedaan Tes Awal Antara Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol ................................................................................
10. Uji t Perbedaan Tes Akhir Antara Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol ................................................................................
11. Uji t Pengaruh Antara Pretest Dan Posttest Kelompok Eksperimen.....
12. Uji t Pengaruh Antara Pretest Dan Posttest Kelompok Kontrol ...........
13. Tabel Z ..................................................................................................
14. Tabel F Untuk Uji Normalitas...............................................................
15. Tabel t-Student .....................................................................................
16. Program Latihan ....................................................................................
17. Dokumentasi Penelitian ........................................................................
Halaman
60
61
62
63
64
65
66
67
68
70
72
73
74
75
76
82
91
I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang sangat besar artinya
bagi pembangunan generasi penerus bangsa, dengan demikian pendidikan
sangat memegang perananan yang sangat penting bagi nasib kehidupan
bangsa, karena berkaitan langsung dengan pembangunan kualitas sumber
daya manusia. Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia,
pendidikan memegang peranan yang teramat penting dalam proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan
dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan
mengadakan pembaharuan kurikulum pendidikan nasional sesuai dengan
perkembangan zaman.
Pada saat ini pemerintah telah menerapkan kebijakan pelaksanaan kurikulum
baru yang disesuaikan dengan tuntutan zaman, kebijakan itu ditandai dengan
pendidikan yang berkarakter bangsa, guru tidak hanya mengajarkan siswa
untuk memahami materi yang diajarkan namun guru juga harus mampu
membentuk karakter siswa menjadi tekun (diligence), tanggung jawab
(responsibility), ketelitian (carefulness), kerja sama (cooperation), toleransi
(tolerance), percaya diri (confidence), keberanian (bravery).
2
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru harus berpedoman pada
kurikulum tersebut, sehingga diharapkan siswa akan dapat mencapai standar
kompetensi pada masing-masing mata pelajaran, dan tujuan dari
pembelajaran serta pendidikan karakter siswa tersebut dapat tercapai. Agar
tercapai tujuan tersebut guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam
kegiatan pembelajaran, baik dalam penggunaan media maupun dalam strategi
dan pendekatan pembelajaran itu sendiri. Dengan strategi dan pendekatan
pembelajaran yang tepat, guru akan dapat menciptakan suasana belajar yang
bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Belajar akan menyenangkan bagi
siswa bila siswa mengahami apa yang dipelajarinya, agar siswa dapat
mengahami apa yang dipelajarinya, diperlukan pendekatan yang tepat.
Pada saat ini telah dikembangkan suatu pendekatan dimana guru dituntut
untuk dapat mengkaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan
demikian maka siswa dapat memahami dan dapat mengikuti semua materi
dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani adalah salah
satu mata pelajaran yang dapat membentuk karakter siswa, misalnya
membentuk karakter sisawa yang disiplin, tanggung jawab, kerja sama,
berani dan percaya diri, karakter tersebut dapat dibentuk dalam mata
pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, sebab dalam pembelajaran
penjaskes memiliki nilai-nilai moral seperti disiplin, tanggung jawab, percaya
diri, dan kejujuran yang dibentuk melalui permainan berkelompok maupun
perseorangan.
3
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhaan bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berpikir kritis, stabilitas
emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui
aktivitas jasmani dan olahraga. Dalam proses pembelajaran Pendidikan
Jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar,
teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai
(sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat memberikan berbagai
pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk mengikuti
pembelajaran, yaitu dengan cara turut serta turun lapangan dengan
memberikan bentuk-bentuk latihan yang bervariasi. Salah satu kegiatan
pelaksanaannya dilakukan dengan latihan, permainan, perlombaan dan
pertandingan. Cabang olahraga yang dipertadingkan adalah olahraga bola
voli, basket, sepak bola dan tenis meja. Tenis meja merupakan cabang
olahraga yang kerap kali dipertandingkan dalam kejuaraan daerah, nasional
maupun internasional.
Permainan tenis meja merupakan suatu olahraga permainan bola kecil, tenis
meja merupakan permainan yang cukup populer di kalangan masyarakat,
selain karena permainan ini mudah untuk dimainkan, permainan ini juga
enak untuk ditonton. Dalam memainkan permainan ini diperlukan bet yang
digunakan untuk memukul bola, dan bola yang merupakan objek yang
dipukul. Pada dasarnya permainan ini sama halnya dengan permainan yang
4
lain dimana dalam memainkannya diawali dengan pelaksanaan servis sebagai
awal dari permainan.
Permainan tenis meja ini dapat dimainkan oleh tunggal putra, tunggal putri,
ganda putra, ganda putri dan ganda campuran. Untuk dapat bermain tenis
meja dengan baik dan benar, salah satunya yaitu siswa mampu melakukan
pukulan forehand yang baik, yaitu proses pembelajaran yang disertai dengan
latihan yang maksimal, sarana olahraga yang memadai, dan latihan yang
terus menerus dilakukan agar dapat mencapai prestasi yang baik dan benar,
salah satunya siswa mampu melakukan pukulan forehand, pukulan forehand
ini merupakan salah satu teknik dasar permainan tenis meja. Pukulan
forehand yang baik dan benar juga membantu pemain tenis meja dalam
melakukan serangan dengan pukulan smash, pukulan smash yang baik dapat
dilakukan oleh pemain apabila pemain sudah melakukan teknik pukulan
forehand dengan benar. Dengan demikian berarti pukulan forehand yang baik
dan benar dapat menunjang pemain untuk melakukan teknik smash agar
memperoleh point dalam pertandingan.
Permainan tenis meja merupakan suatu permainan yang cukup digemari di
SMP Negri 4 Tulang Bawang Barat Kelas VIII, hal ini dapat dengan jelas
terlihat dari antusiasnya mereka mengikuti mata pelajaran penjaskes
khususnya pada materi tenis meja. Namun begitu, rasa antusias mereka dalam
mengikuti materi tenis meja tidak dapat dijadikan suatu jaminan bahwa
mereka dapat bermain tenis meja dengan baik dan benar, terlebih lagi dalam
melakukan teknik pukulan forehand cenderung bola yang mereka pukul
5
mendarat di luar bidang lapangan lawan dari pada mendarat dalam bidang
lapangan lawan. Hal tersebut tentu saja mengindikasikan masih rendahnya
kemampuan pukulan forehand yang mereka miliki salah satunya adalah
kurang waktu belajar di sekolah, sarana dan prasarana yang belum memadai
dengan jumlah siswa, untuk itu modifikasi alat bermain bed/pemukul
sangatlah penting agar siswa yang belum bisa melakukan teknik pukulan
forehand dengan baik dapat menjadi terampil.
Modifikasi adalah mengubah atau menyesuaikan, yang diartikan sebagai
upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam
segi fisik, material (fasilitas dan perlengkapan), maupun dalam tujuan dan
cara (metode, gaya, pendekatan, atau serta nilai modeifikasi merupakan salah
satu cara untuk mempermudah agar materi pembelajaran dapat dicapai
dengan baik. Modifikasi bermaksud untuk menuntun , mengarahkan,
membelajarkan siswa yang tadinya tidak bias, yang tadinya kurang terampil
menjadi lebih terampil. Modifikasi alat bermain dalam permainan tenis meja,
khususnya dalam pukulan forehand sangatlah baik agar guru dapat
mempermudah siswa yang kurang bias menjadi bisa, hingga terbiasa dan
akhirnya dapat melakukan pukulan forehand dengan baik.
Pukulan forehand dalam permainan tenis meja merupakan teknik dasar dalam
permainan tenis meja, penting bagi siswa menguasai teknik pukulan
forehand, baik itu melalui tangan kanan maupun tangan kiri (bagi yang
kidal). Pada dasarnya pukulan forehand ini dapat dijadikan suatu pukulan
utama dalam suatu permainan, hal ini dikarenakan bola yang dihasilakan dari
pukulan forehand ini cenderung lebih keras dan kuat.
6
Kesempurnaan teknik pukulan forehand ini hanya dapat dicapai dengan
latihan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, sistematis, dan
berkesinambungan. Hal ini perlu diperhatikan oleh setiap guru ataupun
instruktur agar nantinya dalam penerapan latihan guru dapat mengoptimalkan
proses pembelajaran yang dilaksanakan, sebaiknya untuk membentuk gerak
dasar pukulan forehand ini dilakukan tanpa menggunakan bola terlebih
dahulu, agar nantimya pemain dapat lebih mengusai gerak dasar pukulan
forehand.
Berdasarkan hasil penelitian awal rendahnya kemampuan pukulan forehand
yang mereka miliki lebih disebabkan oleh kurang mengerti dan
pahamnyasiswa terhadap cara memegang bet dalam melakukan pukulan
forehand yaitu telapak tangan yang memukul menghadap kearah pukulan,
sedangkan punggung telapak tangan berada diatas atau menghadap kearah
kita yang dilakukan dengan bet dipukulkan pada bola, dengan gerakan dari
bawah serong keatas, posisi bet dalam keadaan tertutup.
Bertolak dari latar belakang yang telah dideskripsikan sebelumnya, maka
penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian eksperimen yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Modifikasi Alat Bermain Terhadap Hasil Pukulan
Forehand Tenis Meja Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang
Barat Tahun Pelajaran 2012-2013”.
7
B.
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang
dapat diidentifikasi adalah:
1. Masih kurangnya pemahaman siswa tentang cara memegang bed yang
benar dalam melakukan pukulan forehand tenis meja siswa kelas VIII
SMP Negri 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2012 – 2013.
2. Masih kurangnya cara siswa melakukan pukulan forehand yang baik dan
benar pada siswa kelas VIII SMP Negri 4 Tulang Bawang Barat Tahun
Pelajaran 2012 – 2013.
3. Masih kurangnya media/alat pembelajaran untuk pembelajaran tenis meja
di sekola
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dideskripsikan sebelumnya,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini yakni,
1. Apakah ada pengaruh modifikasi alat bermain terhadap Hasil pukulan
forehand tenis meja siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang
Barat Tahun Pelajaran 2012-2013 ?
2. Apakah ada perbedaan modifikasi alat bermain petehadap hasil pukulan
forehand tenis meja .
8
D.
Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi masalah dalam
penelitian ini hanya pada masalah modifikasi alat bermain bed/pemukul
terhadap kemampuan dasar pukulan forehand tenis meja pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2012-2013”.
E.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk :
1. untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan modifikasi alat
bermain terhadap Hasil pukulan forehand pada siswa kelas VIII
SMP N 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2012-2013”.
2. Untuk mengetahui hasil pukulan forehand tenis meja menggunakan
modifikasi alat bermain .
F.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
- Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi di bidang ilmu
pengetahuannya pada umumnya, dan ilmu keolahragaan pada khususnya,
mengenai penggunaan modifikasi alat terhadap kemampuan dasar pukulan
forehand tenis meja.
9
- Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi kepada guru
pendidikan jasmani dan siswa dapat digunakan sebagai acuan dalam
meningkatkan prestasi belajar penjaskes.
Penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber kepada guru untuk dapat
menggunakan modifikasi alat, apabila sarana dan prasarana kurang
memadai.
Bagi peneliti lainnya menjadi bahan informasi peneliti untuk
kepentingan penelitian berikutnya.
G.
Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:
Obyek penelitian
: Pengaruh Penggunaan Modifikasi Alat Bermain
Terhadap Hasil Pukulan Forehand Tenis Meja Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang
Barat Tahun Pelajaran 2012-2013
Subyek peneliti
: Siswa Kelas SMP Negeri 4 Tulang Bawang Barat
Tempat Penelitian : Tulang Bawang Barat
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Belajar
Motorik merupakan kata bentukan dari motor yang berarti gerak. Gerak
yang terjadi atas koordinasi antara aspek jasmani dan rohani. Koordinasi
gerak adalah berupa kemampuan untuk mengatur keserasian gerak bagianbagian tubuh. Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan kontrol
tubuh. Individu yang koordinasi geraknya baik akan mampu mengendalikan
gerak tubuhnya sesuai dengan kemauannya.
Belajar motorik adalah perubahan secara permanen berupa gerak belajar
yang diwujudkan melalui respon-respon muscular dan diekspresikan dalam
gerakan tubuh (Herman Tarigan 2008:5). Belajar gerak berperan dalam hal
upaya peningkatan kualitas gerak tubuh dalam olahraga.
Kemampuan koordinasi gerak, dinilai berdasarkan kemampuan melakukan
gerakan-gerakan keterampilan. Pada masa anak besar kemampuan ini
berkembang dengan baik. Pertumbuhan fisik yang relative lambat pada masa
tesebut justru menguntung dalam hal peningkatan koordinasi. Masa anak
besar merupakan masa penyempurnaan keterampilan melakukan gerakangerakan dasar. Gerak dasar yang sudah mulai dapat dilakukan pada masa
11
anak kecil, semakin dapat dilakukan dengan baik dan semakin bervariasi
lagi pola geraknya.
Perkembangan koordinasi gerak, tidak terpisahkan dari penguasaan gerak
dasar. Perkembangan penguasaan gerak dasar sendiri terjadi sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan fisik. Pertumbuhan fisik yang semakin
tinggi, dan semakin besar dan semakin berotot, peningkatan penguasaan
gerak dasar dapat diidentifikasi, yang merupakan indikatornya sebagai
berikut :1). mekanisme tubuh dalam melakukan gerakan makin baik, (2).
kontrol dan kelancaran gerak semakin baik, (3). pola atau bentuk gerakan
semakin bervariasi, (4). gerakan semakin bertenaga.
Berbagai macam pola gerak yang dapat dilakukan atau dikuasai pada masa
anak besar, di kala memperoleh kesempatan yang cukup untuk
mempraktekkannya adalah dengan kegiatan-kegiatan seperti : berjalan,
berlari, mendaki memanjat, meloncat, berjengket, mencongklang,
mengguling, lompat tali, menyepak, melempar, menangkap, memukul,
memantul-mantulkan bola, dan berenang.
Lutan (1998:53) mengatakan “belajar adalah sebuah prilaku yang relatif
permanen sebagai akibat latihan atau pengalaman masa yang lampau”.
Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik suatu proses yang berkaitan
dengan latihan atau pengalaman yang relatif permanen dalam reabilitasnya
untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar motorik adalah
“seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang
mengantarkan ke arah perubahan dalam prilaku terampil”.
12
Menurut Siedentop dalam Fajar (2005:9), belajar motorik adalah proses
yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah
perubahan permanen dalam perilaku terampil.
Pada masa akhir anak besar, pada umumnya gerakan-gerakan tersebut sudah
mampu dilakukan dengan bentuk gerakan menyerupai gerakan orang
dewasa. Perbedaannya hanya terletak pada pelaksanaan gerakan yang
kurang bertenaga. Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang
relatif permanen. Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus
terlebih dahulu mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat
dilakukan melalui proses belajar dan berlatih.
Adapun tahap dalam keterampilan motorik adalah tahap koqnitif, tahap
fiksasi dan tahap otomatis.
a. Tahap kognitif
merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini peserta
didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian
harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun
visual.
b .Tahap fiksasi
pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik
melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan prilaku gerak
menjadi permanen, selama latihan peserta didik membutuhkan
13
semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu
benar atau salah.
b. Tahap otomatis
pada tahap otomatis kontrol terhadap gerak semakin tepat dan
penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut girimijoyo dalam
priyono mengatakan “Secara psikologi hal ini dapat diartikan bahwa
pada diri peserta didik telah terjadi suatu kondisi refleks bersyarat yaitu
terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat
efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang benar diperlukan
untuk gerakan yang diinginkan”.
Seperti yang dikemukakan di atas, dapat dinyatakan bahwa belajar motorik
mengacu pada perubahan perilaku atau tingkah laku manusia dengan kata
lain objek dari upaya belajar mengajar adalah perilaku yang nampak
bergerak dan terus berlangsung secara berkelanjutan.
B.
Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan
jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total,
mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu kajian yang
sungguh luas, titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih
khusus lagi, pendidikan jasmani berkaitan dengan antara gerak manusia dan
14
wilayah pendidikan lainnya yaitu hubungan dari perkembangan tubuh-fisik
dengan pikiran dan jiwanya, Muhajir (2007: 8)
Menurut Syarifudin (1997:12) tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan
adalah:
1). Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial, (2).
mengembangkan kepercayaan diri dan kemauan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam
aneka aktivitas jasmani, (3). Mengembangkan sikap sportif, jujur,
disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis
melalui aktivitas jasmani, (4). Mengetahui dan memahami konsep
aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran
dan pola hidup sehat,
(5). Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efesien dan
terkendali.
(6). Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam
aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan tersebut dapat
disimpulkan bahwa pendidikan jasmani suatu proses pembelajaran
melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi
C.
Bermain
Bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja kesenangannya
dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak
sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti hanya
makanan, cinta kasih (Soetjiningsih, 1995:48) sedangkan menurut Hurlock,
(1999:64) menyatakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan
yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
15
Kategori bermain dibagi menjadi dua yaitu bermain aktif dan bermain pasif
(Hurlock, 1999:64):
a) Bermain aktif, anak memperoleh kesenangan dan apa yang
dilakukannya, misalnya berlari atau membuat sesuatu dari lilin.
b) Bermain pasif, kesenangan yang diperoleh anak dalam bermain
egosentris, sedikit demi sedikit anak akan dilatih untuk
mempertimbangkan perasaan orang lain, bekerja sama, saling membagi
dan menghargai, melalui bermain anak dilatih bersabar, menunggu
giliran dan terkadang bisa kecewa karena ini pasif berasal dari kegiatan
yang dilakukan oleh orang lain, misalnya menikmati temannya bermain,
bermain jenis ini membutuhkan sedikit energi dibandingkan bermain
aktif.
D.
Modifikasi
Arti modifikasi secara umum adalah mengubah atau menyesuaikan,
mengenai pengertian modifikasi menuruh Bahagia (2010:13),
mengemukakan bahwa modifikasi dapat diartikan sebagai upaya melakukan
perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam segi fisik material
(fasilitas dan perlengkapan), maupun dalam tujuan dan cara (metode, gaya,
pendekatan, aturan serta penilaian). Dari pernyataan di atas mengenai
pengertian modifikasi, modifikasi merupakan suatu usaha perubahan yang
dilakukan berupa penyesuaian-penyesuaian baik dalam bentuk fasilitas dan
perlengkapan atau dalam metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian.
Apabila modifikasi dikaitkan dengan pembelajaran pendidikan jasmani
16
mempunyai makna yang cukup luas, baik modifikasi dalam bentuk benada
atau kecakapan yang dimiliki siswa. Pelaksanaan modifikasi sangat
diperlukan bagi setiap guru sebagai salah satu alternatif atau solusi
mengatasi permasalah yang terjadi dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani, modifikasi merupakan implementasi sangat berintegrasi dengan
aspek pendidikan lainnya.
Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi
pelajaran dengan cara menentukannya dalam bentuk aktivitas belajar yang
potensial sehingga dapat mempelancar siswa dalam belajarnya, modifikasi
pembelajaran pendidikan jasmani dianggap penting untuk diketahui oleh
para guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka dapat
menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang
dimodifikasi dan bagimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan
menerangkan bebarapa aspek analisis modifikasi.
Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan
siswa yang tadinya tidak bisa, yang tadinya tidak terampil menjadi terampil,
cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercemin dari aktivitas
pembelajaran yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran.
Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja
yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara
memodifikasinya.
Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya
mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu
17
”Developentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya bahwa tugas ajar
yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau
kondisi anak, dan dapat membantu mendorong kearah perubahan tersebut.
Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat
perkembangan dan tingkat anak didik yang diajarnya.
Tujuan modifikasi menurut Lutan (1998:62) yang dikutip Bahagia (2010:5),
bahwa modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan
dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajara,
meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa
dapat melakukan pola gerak secara benar.
E.
Alat Bermain
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:68) pengertian dari alat adalah
”yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu”, alat merupakan bagian dari
fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar,
dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung
tentang materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Dalam proses belajar mengajar, kehadiran alat/media mempunyai arti yang
cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Dikatakan bahwa media pengajaran digunakan dalam rangka upaya
peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar,
selain itu dikatakan juga bahwa, alat/media merupakan sarana yang
membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitaan dengan indera
18
pendengaran dan penglihatan, bahkan adanya alat/media tersebut dapat
mempercepat proses pembelajarab murid karena dapat membuat
pemahaman murid lebih cepat pula. Penggunaan media pengajaran dalam
proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas
pengajaran, sebagai alat bantu media mempunyai fungsi melicinkan jalan
untuk tercapainya tujuan pengajaran. Dapat disimpulkan bahwa alat adalah
media, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan
efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan dan pengajaran sekolah.
F.
Kemampuan Dasar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:86) pengertian dari
kemampuan adalah kesanggupan untuk melakukan sesuatu, di dalam
permainan diperlukan kemampuan untuk melakukan kegiatan yang telah
diberikan atau ditentukan. Faktor pendukung kemampuan dasar dalam
aktivitas olahraga adalah gerak lokomotor, gerak non lokomotor,
manipulatif. Rusli mendefinisikan gerak lokomotor adalah ”gerak yang
digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau
memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”.
Gerak non lokomotor adalah ”keterampilan yang dilakukan tanpa
memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya: membungkukkan badan,
memutar badan, mendorong dan menarik”. Sedangkan gerak manipulatif
adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan
kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain. Gerak manipulatif
19
ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar,
menangkap dan menendang. Setelah kemampuan gerak dasar dikuasai,
dapat dilanjutkan ke tahap kemampuan yang lebih spesifik dengan terlebih
dahulu mengoreksi kekurangan pada kemampuan sebelumnya, berikutnya
mengulangi gerakan, dimaksudkan agar gerakannya lebih otomatis.
G.
Permainan Tenis Meja
Permainan tenis meja merupakan suatu permainan yang dimainkan oleh dua
atau empat orang pemain dengan jalan memukul bola kian kemari melewati
atas net dengan menggunakan bet sebagai alat untuk memukul bola dan bola
sebagai objek yang dipukul. Pemain yang lebih dahulu mencapai angka
(poin) 11 dalam satu set, dialah yang dinyatakan sebagai pemenang dalam
set tersebut. Untuk dapat memenangkan satu partai pertandingan, seorang
pemain harus dapat meraih 3 set kemenangan dari 5 set yang dimainkan.
Menurut Sutarmin (2007:4) tenis meja termasuk salah satu permainan yang
digemari oleh masyarakat dunia umumnya dan masyarakat Indonesia pada
khususnya, di Indonesia tenis meja sudah sangat memasyarakat baik di
sekolah-sekolah, kampung-kampung, instansi-instansi, maupun perusahaanperusahaan dan sebagainya. Dengan bermain tenis meja maka akan
berkembang dengan baik unsur-unsur daya pikir seseorang, kemampuan,
serta perasaannya. Disamping itu juga, kepribadian pun akan berkembang
dengan baik terutama disiplin, rasa kerjasama, serta rasa tanggung jawab
terhadap apa yang dibuatnya. Dalam permainan tenis meja seorang pemain
haruslah memiliki kesegaran jasmani yang tinggi sehingga dapat bermain
20
dengan baik dan seefisien mungkin tanpa menimbulkan kelelahan yang
berarti untuk dapat mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.
Menurut Muhajir (2003:62), tenis meja adalah cabang olahraga yang
dimainkan di dalam gedung (indoor game), oleh dua atau empat pemain
menggunakan bet yang dilapisi karet yang dipukulkan pada bola agar dapat
melewati jaring yang terbentang pada meja. Selanjutnya menurut Suprapto
(2002:5) tenis meja adalah suatu permainan yang menggunakan meja
sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola
kecil terbuat dari celluloid dan permainannya menggunakan pemukul atau
yang disebut bet.
Pada dasarnya permainan tenis meja bukanlah suatu permainan yang mudah
untuk dilakukan, hal ini dikarenakan dalam memainkan bola, sangatlah
dibutuhkan unsur kecepatan dan ketenangan. Apabila unsur kecepatan dan
ketenangan tersebut dapat dikuasai dan diterapkan dengan baik dan benar,
maka peluang untuk memenangkan suatu pertandingan pun akan terbuka
lebar. Begitu juga sebaliknya, apabila unsur kecepatan dan ketenangan ini
dapat diterapkan dengan baik, maka peluang untuk memenangkan suatu
pertandingan pun semakin kecil. Untuk dapat bermain tenis meja dengan
baik dan benar, maka dibutuhkan suatu proses pembelajaran yang dilakukan
secara sistematis yang disebut dengan latihan.
Menurut Guoliang dalam Kertamanah (2003:38), tenis meja adalah olahraga
dengan tubuh sambil bergerak sambil memukul bola, pertama menggerakan
tubuh bagian pinggang kemudian gerak langkah kaki bersamaan dengan
21
gerak tangan memukul bola. Cara pergerakan yang harmonis merupakan
salah satu jaminan yang sangat kuat untuk melancarkan serangan bertubitubi hingga mencetak angka. Muhajir (2003:63), bahwa permainan tenis
meja ini menggunakan peralatan sebagai berikut:
1. Meja:
Meja yang dipergunakan berbentuk segi empat dengan
ukuran panjang meja 2.74 meter dan lebar 1.525 meter,
serta harus datar dengan tinggi meja 76 cm di atas
lantai. Pada setiap sisi bagian samping dan ujung meja
harus diberi garis putih sebagai batas yang lebarnya 3
mm.
2.
Perangkat Net : Net dipasang di tengah-tengah meja, hingga membagi
lapangan atau meja menjadi dua bagian yang sama
besarnya, dengan ukuran panjang net 1.83 m termasuk
talinya, tinggi net 15.25 cm dari meja ke atas serta
jarak antara tiang pengikat dengan meja masingmasing 15.25 cm.
3. Alat-alat:
Alat-alat yang digunakan dalam permainan tenis meja
ini adalah sebagai berikut:
22
a. Kayu pemukul (Bet)
Bet terbuat dari kayu, sisi daun bet yang digunakan untuk memukul
bola harus ditutupi oleh karet.
b. Bola
Bola terbuat dari bahan celuloid atau sejenis bahan plastik serta
harus berwarna putih atau oranye dan pudar (tidak mengkilap). Bola
harus bulat dengan diameter 40 mm serta berat bola 25 gram. Bola
juga harus memenuhi standar yang bila dijatuhkan dari ketinggian 30
cm akan menghasilkan pantulan sekitar 23 cm. Menurut Dinas
Olahraga dan Pemuda (2004:7), tenis meja merupakan permainan
yang dilakukan dengan cara berhadapan dengan lawan, bola yang
datang sangat cepat dan selalu berubah-ubah arahnya, variasi bola
sulit untuk diprediksi dengan tepat kekuatannya. Kemudian ukuran
meja permainan yang relatif kecil serta peraturan hitungan dengan
really point yang dipersingkat. Berdasarkan beberapa pendapat para
ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan tenis
meja merupakan suatu permainan yang dapat dimainkan baik secara
perorangan (tunggal), ganda dan juga ganda campuran dengan
menggunakan bet sebagai alat untuk memukul bola dan bola sebagai
objek yang dipukul.
23
H.
Pukulan Forehand
Dalam permainan tenis meja terdapat beberapa teknik dasar yang mutlak
dikuasai oleh seorang pemain untuk menunjang keberhasilannya dalam
suatu permainan, adapun teknik dasar tersebut yaitu servis, pukulan
forehand, pukulan backhand, chop, spink, dan cmesh. Apabila dalam
pelaksanaan permainan seorang pemain dapat melakukan suatu serangan
dengan menggunakan teknik pukulan yang kuat dan akurat, maka sudah
dapat dipastikan pemain tersebut akan mendominasi serangan dalam
permainan tersebut.
Pukulan forehand merupakan suatu pukulan yang sangat keras yang
dilakukan dari sisi forehand seorang pemain, baik itu melalui tangan kanan,
maupun melalui tangan kiri (bagi yang kidal). Pada dasarnya pukulan
forehand ini dapat dijadikan sebagai suatu pukulan utama dalam suatu
permainan, hal ini dikarenakan bola yang dihasilkan dari pukulan forehand
ini cenderung lebih keras dan akurat. Menurut Hodges (2007:12) Pukulan
forehand adalah setiap pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakan
kearah kanan siku untuk pemain yang menggunakan tangan kanan, dan ke
kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kiri. Kemudian menurut
Sutisna dkk (1997:46) Pukulan forehand adalah telapak tangan yang
memukul menghadap kearah pukulan, sedangkan punggung telapak tangan
berada di atas atau menghadap kearah kita”. Tanpa memiliki sebuah
kekuatan fisik, kelenturan tubuh, kecepatan bergerak, kelincahan tubuh,
24
serta daya tahan tubuh maka tidak mungkin seseorang dapat mencapai
kesempurnaan pukulan.
Kesempurnaan teknik pukulan forehand ini hanya dapat dicapai dengan
latihan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, sistematis dan
berkesinambungan. Hal ini perlu diperhatikan oleh setiap guru ataupun
instrukur agar nantinya dalam penerapan latihan, guru akan dapat
mengoptimalkan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Pelaksanaan
latihan mempermantap pukulan forehand ini dilakukan secara perorangan
dengan cara saling memukul dan mengarahkan bola kearah sisi forehand
pasangan latihannya. Alangkah baiknya untuk membentuk gerak dasar
pukulan forehand ini dilakukan tanpa menggunakan bola, agar nantinya
pemain dapat lebih menguasai gerak dasar pukulan forehand ini.
Menurut Dinas Olahraga dan Pemuda (2004:60), pukulan forehand biasanya
merupakan pukulan yang sangat kuat karena tubuh tidak menghalangi saat
melakukan pukulan, tidak seperti backhand, selain itu otot yang digunakan
biasanya lebih maksimal dari pada pukulan backhand. cmash forehand yang
merupakan pukulan forehand dengan kecepatan penuh akan menjadi
pukulan paling kuat, pukulan ini dilakukan dengan cara yang sama pada
kedua jenis grip. Pukulan forehand adalah pada waktu memukul bola,
telapak tangan yang memegang raket/bed menghadap ke depan. Sutarmin,
(2007:21)
Pukulan forehand (sebuah pukulan topspin yang agresif) dianggap penting
dengan tiga alasan yaitu pertama, anda memerlukan pukulan ini untuk
25
menyerang dengan sisi forehand. kedua, pukulan ini bisa menjadi pukulan
utama. ketiga, pukulan ini merupakan pukulan yang paling sering anda
gunakan untuk melakukan smash. Hodges (2007:33).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pukulan forehand adalah suatu teknik pukulan yang
dapat dijadikan satu senjata utama dalam permainan tenis meja karena bola
yang dihasilkan dari teknik pukulan forehand ini cenderung lebih keras dan
akurat.
1). Forehand Drive
Pukulan forehand drive adalah pukulan forehand yang dilakukan dengan
bed dipukulkan pada bola, dengan gerakan dari bawah serong ke atas.
Posisi bet dalam keadaan tertutup. Forehand drive ini dapat digunakan
sebagai pukulan serangan atau dapat juga kita kontrol sesuai dengan
keinginan.Adapun unsur-unsur pendukung pelaksanaan dari pukulan
forehand tersebut adalah sebagai berikut:
a. Cara memegang bed
Teknik memegang bed ini merupakan faktor yang sangat penting
dalam permainan tenis meja. Secara garis besar pegangan dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1). Pegangan seperti berjabat tangan (Shakehand grip)
Pengangan shakehand sangat populer terutama di negara-negara
Eropa atau dunia barat, dengan pegangan ini, seorang pemain
dapat menggunkan ke dua sisi bet.
26
2). Pengangan seperti memegang tangkai pena (Penhold grip)
Penhold grip atau pengangan tangkai pena dikenal pula dengan
pengangan Asia, walaupun akhirnya kebanyakan pemain Asia
banyak menggunakan pengangan shakehand. Pada pengangan ini
hanya satu sisi bed yang dapat digunakan
Shakehand grip
Penhold grip
Gambar 1. Cara memegang bet
(Larry Hodges 2007:16)
b. Sikap siap
Berdiri menghadap endline (garis ujung meja), kaki sedikit ditekuk,
kaki kanan diletakkan sedikit ke belakang, usahakan tumit tidak
menyentuh lantai. Dalam berdiri, pemain harus dapat menjaga posisi
tubuh agar selalu seimbang walaupun dengan posisi badan yang agak
yang sedikit dicondongkan, semakin tinggi badan, maka semakin
perlu untuk menekuk lutut. ini membuat tubuh memendek dan
memungkinkan untuk memutar kesegala arah dengan cepat.
27
Gambar 2. Sikap siap
(Larry Hodges, 2007:34)
c. Gerakan memukul
Putar tubuh ke arah kanan dengan bertumpu pada pinggang, dengan
tangan yang diayunkan ke arah luar. Jagalah agar siku tetap berada
didekat pinggang. Pindahkan berat badan ke kaki kanan saat
mengayunkan tangan ke belakang, jaga agar bet tetap tegak lurus
dengan lantai. Selanjutnya lakukan ayunan kearah depan dengan
memutar berat badan ke depan kaki kiri. Pada saat yang bersamaan,
putar pinggang dan tangan kearah depan, jaga agar siku tidak berubah.
Kemudian lakukan kontak saat kira-kira bola berada pada bagian
puncak pantulan. Dalam melakukan gerakan memukul hendaknya
dilakukan dengan tidak ragu-ragu agar pukulan yang dihasilkan
nantinya akan optimal terlaksana. Berikut gambar pelaksanaan
gerakan memukul dalam pukulan forehand.
28
Gambar 3. Gerakan memukul
(Larry Hodges, 2007 : 36)
d. Gerakan lanjutan (follow through)
Pada gerakan lanjutan ini, ikuti gerakan bed hingga ke bagian dahi
atau sedikit kearah kiri. Pemain yang lebih tinggi harus mengikuti
gerakan yang lebih rendah, berat badan harus dipindahkan ke kaki kiri
dengan bahu yang diputar ke arah kiri.
Gambar 4. Follow Through
(Larry Hodges, 2007:37)
Untuk memiliki kemampuan pukulan forehand dengan baik dan benar
dalam permainan tenis meja, diperlukan sebuah proses yang disebut
latihan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan berkesinambungan
29
I.
Kerangka Pikir
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa di dalam pembelajar modifikasi
alat dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
kemampuan penguasaan gerak dasar pukulan forehand,